Logan teringat dengan kata-kata ibunya sebelumnya. Dia pun menatap Yuna dan semakin merasa kalau perempuan itu memiliki aura keluarga Tanoto yang misterius dan bermartabat.“Yu-Yuna ....” Setelah sampai di depan Yuna, Logan mendongakkan kepalanya untuk menatap perempuan itu. Suaranya terasa agak tercekat ketika dia memanggil Yuna.Yuna, “....”“Wanitamu masih di dalam.” Yuna menunjuk ke arah ruang operasi dengan mulutnya dan berkata, “Tahan dulu emosimu. Nanti dia keluar kamu baru akting lagi.”Logan, “....”Stella, “....”Stella tidak menyadari kalau ternyata Yuna bisa bermulut pedas juga. Benar-benar sangat lucu sampai membuat Stella hampir tidak bisa menahan tawa. Apalagi ketika dia melihat Logan yang tidak bisa mengatakan apa pun, hanya bisa menahan ekspresi di wajahnya. Sungguh sangat lucu.“Apa yang terjadi pada Valerie?” Logan menghela napas, lalu bertanya.“Dia menguntitku.” Yuna berkata dengan serta-merta, “Dia bahkan ingin tarik aku, tapi dia kehilangan keseimbangan dan jatuh
Logan terkejut ketika merasakan aura Yuna. Dia pun mengangguk berulang kali dan berkata, “Iya, aku benar-benar percaya kamu nggak melakukan apa pun. Kalau kamu melakukan sesuatu padanya, dia nggak akan hanya keguguran. Bagaimanapun, kamu ....”Tenggorokan Logan tercekat ketika matanya bertemu dengan mata Yuna, “Bagaimanapun, aku juga pernah merasakannya. Aku tahu kemampuanmu.”Yuna memutar bola matanya, malas meladeni pria itu, “Logan, aku nggak peduli trik apa yang kalian berdua lakukan. Aku juga nggak peduli apa yang kalian ributkan. Tapi, apa pun yang kalian lakukan, semua itu nggak ada hubungannya denganku. Hari ini aku bawa dia ke rumah sakit dan suruh kamu datang bayar biaya rumah sakitnya, hanya untuk memperjelas masalah ini secara langsung. Kalau kalian ganggu aku terus, jangan salahkan aku nggak segan-segan lagi.”“Ayo pergi.” Sejak awal, tujuan Yuna hanya ingin mengatakan semuanya dengan jelas. Sekarang dia hanya merasa jijik terhadap kedua orang itu.“Jangan pergi, Yuna.” Lo
“Kamu berpikir terlalu jauh.” Sambil menghela napas, Yuna merasa tidak ada artinya bicara apa pun dengan pria seperti itu. Oleh karena itu, dia memilih pergi. Saat melewati Logan, Yuna mengangkat tangannya dan menepuk pundak pria itu, “Aku rasa kamu bisa jalani hidupmu dengan baik bersama Valerie. Kalian berdua lumayan serasi, sungguh.”B*jingan dengan perempuan jalang, sungguh pasangan yang cocok. Biarkan saja mereka berdua tetap bersama, supaya tidak mencelakakan orang lain.“Kamu nggak percaya?” Logan memutar kursi rodanya, lalu menatap punggung Yuna. Dia mengira Yuna tidak memercayainya.Logan juga tidak memahami maksud Yuna, bahkan dia merasa Yuna masih cemburu dan marah karena Logan telah mengkhianatinya.Namun, Logan tidak mendapat jawaban apa pun dari perempuan itu. Dia hanya melihat punggung Yuna yang semakin lama semakin menjauh.Setelah duduk diam dengan wajah murung sejenak, Logan memikirkan kata-kata Yuna barusan. Dia selalu merasa kalau dia masih memiliki kesempatan.Yuna
Usai berkata, Logan langsung membuang bagian tengah apel di tangannya ke tempat sampah.Valerie memperhatikan ekspresi wajah itu yang penuh dengan ketidakpedulian. Sorot mata pria itu bukan lagi sorot mata yang mencintai dan menyayanginya seperti dulu. Pria itu serius, benar-benar tidak memiliki perasaan padanya lagi.Logan bahkan sudah berkata seperti itu. Valerie sungguh tidak perlu berakting lagi. Dia pun menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Benar, aku yang jebak dia. Lalu kenapa?”“Tapi kalau dia nggak mengelak, aku nggak akan menabrak batu. Aku juga nggak akan kehilangan anakku.” Valerie memegang perutnya dan berkata, “Sekalipun aku banyak salah, tapi anakku nggak bersalah. Dia anakmu, Logan!”Logan menggelengkan kepala, lalu berkata, “Aku nggak peduli anak itu punya siapa. Anak itu memang nggak bersalah. Tapi sejak awal kamu nggak berencana untuk melahirkannya, bukan?”Valerie seketika terdiam, sambil menatap pria di depannya dengan raut wajah penuh tanda tanya.Logan yang men
Logan sama sekali tidak bisa merasa kasihan pada Valerie sekarang. Semua berawal dari Logan yang merasa kehamilan Valerie mencurigakan, lalu teringat perempuan itu berulang kali menguji Logan apakah ingin menyingkirkan anak itu. Kemudian, Logan mengutus seseorang khusus untuk menyelidiki hal ini. Kalau bukan karena begitu, Logan tidak akan tahu kalau dari awal Valerie ingin mengaborsi janin dalam kandungannya.Padahal Logan serius memikirkan masa depan mereka, dia bahkan ingin menjalani kehidupan dengan baik bersama perempuan itu. Namun, Valerie ternyata hanya setengah hati. Logan pun merasa semua yang dia lakukan sangat tidak sepadan.“Aku sudah cukup baik sama kamu, nggak suruh kamu pergi dari VL. VL tentu saja akan berpartisipasi dalam kompetisi tahunan, tapi atas nama perusahaan, bukan kamu sebagai perwakilan. Kamu bisa mewakili perusahaan menerima penghargaan. Valerie, ini kebaikan terbesar yang bisa aku berikan ke kamu.”“Nggak, nggak!” Bagaimana mungkin Valerie bisa menerima hal
“Mengingat kamu baru selesai operasi dan masih lemah, aku nggak akan perhitungan sama kamu.” Logan memutar kursi rodanya, lalu berkata lagi, “Aku juga harus kembali untuk istirahat. Aku akan suruh orang jaga kamu di sini. Kalau soal kamu pergi atau tetap tinggal, tunggu kamu keluar dari rumah sakit baru kita bicarakan lagi.”Semua sudah jadi seperti ini, tidak ada lagi yang tidak bisa dikatakan. Selain Yuna, Logan juga perlu mempertimbangkan cara memaksimalkan kepentingan perusahaan. Memang tidak pantas membiarkan Valerie menempati posisi ini terlalu lama.Di sisi lain, Yuna yang baru sampai di rumah segera membersihkan diri. Dia merasa hari ini dia terlalu membawa banyak hawa sial dari luar.Tentu saja Valerie tidak bisa mengancamnya. Namun, semua itu sudah cukup menjengkelkan. Yuna sungguh tidak menyangka kalau Valerie akan menggunakan anak di perutnya untuk menjebak orang lain. Perempuan itu ternyata jauh lebih kejam dari yang Yuna bayangkan.Begitu keluar dari kamar mandi, Yuna mel
Edith yang masih berdiri di depan pintu merasa sangat cemas. Dia pun menelepon Stella, “Stella, Yuna pernah bilang sama kamu nggak kalau dia mau buat produk baru?”“Nggak, memangnya kenapa?” Setelah kembali dari rumah sakit, Stella langsung sibuk belanja sayur dan merapikan rumah. Suara gemuruh dari vacuum cleaner membuatnya tidak bisa mendengar kata-kata Edith dengan jelas.“Dia kembali ke lab dan mengunci diri di dalam sana. Aku bicara sama dia, tapi dia nggak jawab. Aku rasa dia agak aneh hari ini. Aku agak khawatir.”Setelah mendengar kata-kata Edith, Stella langsung tercengang. Dia pun cepat-cepat mematikan vacuum cleaner-nya, lalu tanpa sadar berkata, “Jangan-jangan karena masalah hari ini? Tapi aku lihat dia baik-baik saja saat pergi.”Edith menangkap sesuatu, “Masalah hari ini?”“Bicara di telepon kurang jelas. Dia lagi di lab, kan? Aku akan pergi ke sana.” Setelah menutup telepon, Stella segera meletakkan barang di tangannya. Kemudian, dia melepas celemeknya dan mencuci tangan
“Kamu ... serius?”Bukan karena Edith meragukan kemampuan Yuna, tapi karena bau saat ini terlalu kuat. Benar-benar bau yang menusuk hidung dan menembus hingga ke bagian belakang kepala. Bahkan terasa hingga ke ubun-ubun.Aroma tahap awal saja sudah menusuk seperti ini. Sulit dibayangkan akan jadi seperti apa aromanya di tahap tengah dan akhir.Namun, kentara sekali kalau Yuna sedang dalam suasana hati yang buruk saat ini. Edith pun tidak ingin melawannya. Karena itu, dia berkata, “Ya, sudah. Kalau sudah selesai, cepat beres-beres dan pulang, sudah malam.”“Aku akan antar dia pulang,” ujar Stella mengajukan diri.Tetap saja mereka akan naik taksi. Hanya saja, begitu mereka masuk ke dalam mobil, sopir taksi secara refleks berbalik, “Wah, Mbak, kalian pakai parfum banyak banget.”Stella spontan tersenyum malu. Sebenarnya, sebagai seorang pembuat parfum, tidak heran kalau tubuhnya sering mengeluarkan bau aneh. Tidak selalu berbau harum. Bagaimanapun, bahan parfum sangat kompleks, apalagi m
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta