“Oh, datang juga,” sambut si pemilik toko.Sebelum datang kemari, Yuna sudah menyiapkan selembar sketsa barang yang dia inginkan, tapi dia tidak menyerahkan sketsa itu kepada si pemilik toko dan hanya bertanya, “Anak itu ke mana?”“Oh, dia. Dua hari ini dia nggak datang. Aku nggak tahu kenapa. Dihubungi juga nggak bisa. Kalau sampai besok dia masih nggak datang, mau aku pecat saja dia. Anak muda zaman sekarang memang nggak bisa diandalkan.”Sudah dua hari tidak datang? Spontan hal ini membuat Yuna bertanya-tanya, “Bukannya dia sudah lama kerja disini?”“Mana ada! Belum juga sebulan. Aku cuma kebetulan lihat kerjaan dia lumayan bagus, dan pas aku juga lagi sibuk jadi di toko kekurangan orang, jadi aku suruh dia kerja di sini. Tapi ternyata dia nggak bisa diandalkan. Baru juga beberapa hari sudah bolos kerja tanpa kasih kabar apa-apa. Oh, tapi Non tenang saja. Orderan Non pasti dikerjain nggak pakai lama. Nanti aku cariin pengrajin yang lebih jago. Pokoknya dijamin hasilnya pasti bagus!”
“Edith pasti belum cerita ke kamu, ya. Jadi begini, perusahaan kita dapat undangan untuk ikut serta di kompetisi Fragrance Competition. Pihak perusahaan merekomendasikan kamu buat tampil sebagai perwakilan,” jelas Samuel seraya menyerahkan undangannya.“Fragrance Competition?” tanya Yuna.Kompetisi tersebut diadakan dua tahun sekali, yang bertujuan untuk mencari peracik parfum bertalenta. Sesuai dengan tujuannya untuk mencari bibit-bibit muda yang berbakat, peracik parfum yang sudah kawakan di bidangnya tidak diperbolehkan untuk ikut serta. Kompetisi ini juga terbuka untuk peracik parfum amatir, tapi ditubuhkan rekomendasi dari instansi terkait. Kebanyakan orang yang ikut serta di kompetisi ini adalah peracik parfum kelas menengah yang ingin menarik perhatian dari para peracik parfum senior.“Tapi, kenapa aku?”Yuna belum lama bekerja di New Life, dan New Life masih punya banyak peracik parfum lainnya. Bukankah ini tidak adil bagi mereka?“Karena kamu yang paling layak,” jawab Samuel.
Yuna pergi ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan seketika urusannya di kantor selesai. Kulkas yang ada di dapur rumahnya sudah kosong selama berhari-hari, dan berhubung dia sedang tidak ada kesibukan, sekalian saja dia berbelanja. Setelah itu Yuna pergi ke toko kue yang paling terkenal untuk membeli beberapa kudapan sebelum akhirnya memanggil taksi untuk pulang.Jalan yang ditempuh oleh taksi sebenarnya agak memutar, tapi karena itu Yuna jadi menyadari ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Kebiasaan yang terbentuk dari berlatih bela diri, serta kepekaannya yang memang sudah tajam dari lahir membuat Yuna dengan mudah menyadari hal tersebut. Awalnya dia tidak begitu peduli, tapi setelah melewati beberapa tikungan dan mobil itu masih terus menguntit, Yuna jadi curiga. Mengenai siapa dan apa tujuannya, Yuna masih belum tahu, tapi yang pasti dia tidak suka diuntit oleh orang lain.Yuna memberikan alamat rumah Stella begitu dia naik ke mobil. Dia ingin memberitahukan S
“Kamu, ’kan, yang ketemu sama Logan dan maksa dia putus sama aku?”Yuna, ”???”“Nggak usah pura-pura bego! Sudah berbuat, masih sok suci pula. Aku benar-benar nggak nyangka kamu serendah itu,” cibir Valerie.Valerie ingat Yuna jago bela diri, jadi dia tetap menjaga jarak aman dengannya.“Kamu sudah gila, ya? Kalau sakit yang berobat saja, jangan malah kambuh di depanku begini. Kamu kira aku dokter? Nggak usah bawa-bawa hubungan kamu sama Logan! Pergi sana jauh-jauh, bikin aku jijik saja!” ujar Yuna sambil melambaikan tangannya seperti sedang mencium sesuatu yang tidak sedap baunya.Alhasil wajah Valerie memerah karena merasa dihina, "Nggak usah munafik kamu, Yuna! Kamu pikir Logan mau balik sama kamu? Aku kasih tahu saja, mustahil!” balas Valerie sambil perlahan-lahan mendekati Yuna. “Kalaupun dia terhasut sama kamu, hatinya tetap jadi milikku. Kamu pasti nggak tahu, ‘kan, selama ini aku sama dia sudah ngapain saja selama kamu sibuk di lab? Dia bilang dia nggak nafsu lihat kamu, bisany
“Kayaknya mau keguguran. Aku sudah panggil ambulans, mungkin … tiga puluh menit lagi baru sampai,” kata Yuna.“Terus, ini ….”“Dia yang play victim.”“Oh ….”Stella tentu saja lebih percaya kepada omongan Yuna daripada Valerie. Kalau memang Yuna sejahat itu, Valerie pasti sudah dicelakai dari dulu. Sejak dulu Yuna tidak pernah sekali pun menyakiti Valerie, jadi tidak mungkin sekarang dia yang membuat Valerie keguguran. Apalagi di tempat seperti ini.Valerie yang mendengar pengakuan Yuna segera menentangnya.“Yuna, kondisiku sudah kayak begini, tapi kamu masih tega fitnah aku?! Kalau bukan gara-gara kamu, aku nggak bakal kesandung batu dan keguguran …. Aaah! Sakit ….”Melihat ekspresi Valerie yang begitu menderita, orang-orang yang ada di sana tentu saja lebih mengasihani orang yang posisinya lebih lemah.“Fitnah? Justru kamu yang fitnah aku!” balas Yuna.Tak lama ambulans pun datang, dan staf medis menggotong Valerie masuk ke mobil. Yuna awalnya sudah tidak mau ikut campur lagi dengan
Yuna mengeluarkan ponselnya, tapi dia baru ingat semua kontak Logan sudah dihapus, jadi dia hanya bisa berharap kepada Stella. Hubungan kerja sama yang begitu lama membuat Stella paham apa yang diinginkan oleh Yuna hanya dengan tatapan matanya. Setelah menemukan nomor telepon Logan, dia pun menghubunginya.Tak lama berdering, panggilan pun terjawab.“Kenapa, Stella? Kamu sudah menyesal dan mau balik ke VL?”Stella, “….”Sampai di situ, Yuna langsung mengambil alih pembicaraan, “Logan.”“Yuna?!” ujar Logan terkejut, “Kenapa … kamu hubungi aku?”Logan memastikan lagi kalau yang menghubunginya itu nomor Stella. Sepertinya mereka berdua sedang bersama.“Rumah sakit Caroles, spesialis obgyn. Logan, cepat bayar tagihan rumah sakit pacarmu!” ucap Yuna singkat, padat, jelas, dan langsung memutus panggilan.Logan masih terbayang-bayang dengan ucapan Yuna tadi. Bayar biaya rumah sakit pacarnya? Siapa? Biaya rumah sakit apa? Terlepas dari semua itu, Yuna masih mau menghubungi Logan duluan adalah
Logan teringat dengan kata-kata ibunya sebelumnya. Dia pun menatap Yuna dan semakin merasa kalau perempuan itu memiliki aura keluarga Tanoto yang misterius dan bermartabat.“Yu-Yuna ....” Setelah sampai di depan Yuna, Logan mendongakkan kepalanya untuk menatap perempuan itu. Suaranya terasa agak tercekat ketika dia memanggil Yuna.Yuna, “....”“Wanitamu masih di dalam.” Yuna menunjuk ke arah ruang operasi dengan mulutnya dan berkata, “Tahan dulu emosimu. Nanti dia keluar kamu baru akting lagi.”Logan, “....”Stella, “....”Stella tidak menyadari kalau ternyata Yuna bisa bermulut pedas juga. Benar-benar sangat lucu sampai membuat Stella hampir tidak bisa menahan tawa. Apalagi ketika dia melihat Logan yang tidak bisa mengatakan apa pun, hanya bisa menahan ekspresi di wajahnya. Sungguh sangat lucu.“Apa yang terjadi pada Valerie?” Logan menghela napas, lalu bertanya.“Dia menguntitku.” Yuna berkata dengan serta-merta, “Dia bahkan ingin tarik aku, tapi dia kehilangan keseimbangan dan jatuh
Logan terkejut ketika merasakan aura Yuna. Dia pun mengangguk berulang kali dan berkata, “Iya, aku benar-benar percaya kamu nggak melakukan apa pun. Kalau kamu melakukan sesuatu padanya, dia nggak akan hanya keguguran. Bagaimanapun, kamu ....”Tenggorokan Logan tercekat ketika matanya bertemu dengan mata Yuna, “Bagaimanapun, aku juga pernah merasakannya. Aku tahu kemampuanmu.”Yuna memutar bola matanya, malas meladeni pria itu, “Logan, aku nggak peduli trik apa yang kalian berdua lakukan. Aku juga nggak peduli apa yang kalian ributkan. Tapi, apa pun yang kalian lakukan, semua itu nggak ada hubungannya denganku. Hari ini aku bawa dia ke rumah sakit dan suruh kamu datang bayar biaya rumah sakitnya, hanya untuk memperjelas masalah ini secara langsung. Kalau kalian ganggu aku terus, jangan salahkan aku nggak segan-segan lagi.”“Ayo pergi.” Sejak awal, tujuan Yuna hanya ingin mengatakan semuanya dengan jelas. Sekarang dia hanya merasa jijik terhadap kedua orang itu.“Jangan pergi, Yuna.” Lo