“Rainie cerdiknya luar biasa, apa yang keluar dari mulut dia nggak ada yang bisa dipastikan benar, jadi untuk apa percaya sama dia. Tapi, apa yang dia bilang tadi nggak sepenuhnya bohong …. Tapi, aku kenal seseorang yang bisa tahu dia bohong atau nggak.”“Siapa?” ***Di hari itu juga tepatnya di jam makan siang, Chermiko sudah diantar pulang oleh orang-orang dari Departemen X. Selama di sana Chermiko sangat sibuk melakukan penelitian dengan Liman dari siang sampai malam. Baru beberapa hari saja mereka tidak bertemu, Chermiko sudah terlihat jauh lebih kurus, di matanya juga muncul lingkaran hitam seperti orang kurang tidur, tetapi anehnya semangat Chermiko masih begitu tinggi. Chermiko terlihat begitu bahagia dan percaya diri.“Sudah makan?” Brandon langsung menghampirinya begitu Chermiko baru turun dari mobil.“Be-belum ….”“Kalau begitu ayo kita makan. Aku juga lapar!”“Bukannya kita mau ketemu Rainie dulu? Coba lihat yang ada di tangannya itu benar racun atau bukan,” tanya Shane yan
“Kalian berdua … apa nggak merasa sebaiknya kita cepat-cepat?”Chermiko sungguh tak habis pikir bagaimana caranya dua orang itu masih bisa tenang di tengah situasi genting seperti sekarang. Kalau dia pasti sudah panik bukan main. Dengan asumsi apa yang Rainie katakan benar, mungkin mereka memang sebaiknya menyerahkan Rainie kepada organisasi sebagai pertukaran. Kalaupun upaya mereka hanya sekadar coba-coba, setidaknya itu bisa membuka jalan baru bagi mereka.Sejak dua hari terakhir Shane terus memutar otak mencari jalan keluar yang terbaik, tetapi dia tidak menemukan solusi apa-apa. Brandon mengatakan kalau dia punya jalan keluarnya, dan meminta Chermiko diantar pulang. Tetapi sudah sampai di sini, mereka berdua malah santai-santai. Shane sungguh tidak tahu lagi bagaimana cara berpikir mereka.“Ada beberapa hal yang nggak perlu kita lakukan terburu-buru. Kadang kita memang harus menunggu,” tutur Brandon sembari menepuk bahu Shane. “Tenang saja dulu.”“.…”Bagaimana bisa tenang! Chermik
Untuk sesaat raut wajah Chermiko sempat berubah, tetapi dia bisa kembali tenang seperti biasa.“Sudah lama kita nggak ketemu, tapi mulutmu masih pedas saja, ya. Kelihatannya racun yang ada di dalam badan kamu makin kuat juga!”Chermiko sudah tak lagi seperti dulu yang hanya bisa pasrah kepada belas kasihannya. Sekarang kedudukan telah berubah. Kini Rainie adalah tahanna mereka, jadi Chermiko tidak perlu terlalu menganggap serius ucapan Rainie.“Hmph!” Rainie mendengus, tetapi kemudian dia langsung menoleh dan menyipitkan matanya ke arah Chermiko. “Kamu datang ke sini untuk ….”“Oh, kayaknya racunnya masih belum masuk sampai ke otakmu.”“Minggir. Aku nggak butuh diperiksa sama kamu.”Mulanya Rainie masih tidak mengerti apa yang akan mereka lakukan, tetapi ketika Chermiko mengatakannya, Rainie baru tahu kalau ternyata Brandon meminta bantuan Chermiko untuk memeriksa apakah Rainie benar-benar melakukan eksperimen terhadap tubuhnya sendiri. Brandon dan Shane bukan tenaga profesional di bid
Rainie itu bagaikan seorang pembunuh berdarah dingin yang tidak akan segan mengeksekusi makhluk hidup lain menggunakan metode sesadis apa pun.Chermiko menarik pergelangan tangan Rainie dan menahan satu tangan supaya dia bisa memeriksa nadinya.“Lepasin aku!”Rainie langsung memberontak, tetapi Chermiko menahan tangannya dengan kuat sehingga dia tidak bisa melepaskan diri. Meski begitu, Rainie tetap tidak menyerah dan terus meronta. Rainie tidak mau Chermiko memeriksa nadinya. Dan Chermiko juga tentu tidak bisa fokus selama Rainie masih terus bergerak.Di saat itu juga, Shane yang tadi berjaga di luar langsung masuk dan menahan kedua bahu Rainie.“Jangan bergerak!”“Shane?! Ternyata memang kamu yang kasih tahu semuanya ke Brandon! Dasar pengecut! Kamu nggak berani menghadapi organisasi sendirian dan berlindung di balik Brandon. Anakmu pasti malu punya papa seperti kamu! Lebih baik dia mati daripada tahu betapa sampahnya kamu.”“Apa kamu bilang?!”Terserah apa kata orang terhadapnya, te
“Apa masih perlu dipastikan sekali lagi?” Brandon beranya.Chermiko menundukkan kepalanya mengamati Rainie yang tengah pingsan. Dia menggeleng dan berkata, “Nggak perlu. Aku yakin.”Berhubung Chermiko sudah bilang begitu, urusan mereka di sini sudah selesai. Brandon langsung saja keluar dari kamar itu diikuti oleh Chermiko dan Shane. Begitu mereka kembali ke ruang tengah, apa yang baru saja terjadi bagaikan sebuah mimpi yang tidak pernah terjadi. Shane merasa sangat kecewa dan lesu seakan jiwanya baru aja disedot keluar. Selama ini dia sudah berusaha untuk tidak memikirkan anaknya, tetapi begitu Rainie mengungkitnya kembali bahkana sampai mengutuk anaknya untuk mati, Shane langsung kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Nathan adalah segalanya bagi Shane, dan main hari Shane makin kehilangan percaya diri bahwa anaknya masih bisa diselamatkan.“Apa kamu tahu jenis racun apa yang ada di dalam badannya?” Brandon bertanya, sembari dia menuangkan segelas air untuk Shane.“Racun-racun yang
“Hmm, bukan begitu juga. Racun yang ada di dalam badan dia itu lebih mirip dengan yang ada di badanku dulu, tapi ada sedikit perbedaan.”Baik Brandon atau Shane tidak ada yang memberi komentar. Shane masih memegang gelas yang berisikan air dingin seakan-akan itu bisa membuatnya sedikit lebih tenang dalam mencerna informasi yang Chermiko berikan. Mereka berdua masi menunggu tanggapan berikutnya dari Chermiko.“Sederhananya, racun yang ada di dalam badannya itu adalah semacam katalisator yang bisa mempercepat proses pertumbuhan dan pembelahan sel, membuat proses metabolisme tubuhnya jadi makin cepat.”“Jadi … badannya juga bakal membengkak seperti kamu dulu?” tanya shane.Saat Chermiko masih berada di bawah pengaruh racun itu dulu, sebagian besar waktunya dia tak sadarkan diri. Setelah melihat rekaman milik kakeknya, dia baru memahami bahwa hari-harinya itu lebih tepat disebut sebagai penghinaan alih-alih penyiksaan. Chermiko merasa malu mengingatkan dia sering telanjang dada berlarian d
Wadah?! Tak pernah sekali pun mereka terpikir untuk menggunakan tubuh manusia sebagai wadah. Seorang yang masih hidup dibuang begitu saja kesadarannya, dan tubuhnya dijadikan wadah untuk dimasuki oleh orang lain? Brandon tidak pernah mengatakannya kepada siapa pun, tetapi bahkan dia yang begitu dingin sempat mengalami mimpi buruk beberapa kali.Di dalam mimpinya itu, dia melihat seorang wanita yang penampilannya sama persis seperti Yuna, tetapi ketika memanggil namanya, wanita itu mengabaikannya. Kemudian wanita itu berbali dan tersenyum kepadanya. Senyuman itu membuat Brandon gemetar ketakutan. Wanita dengan wajah sama seperti Yuna itu menarik tangan Brandon dan berkata, “Aku ini istrimu, apa kamu sudah nggak mengenaliku lagi?”“Nggak, kamu bukan Yuna. Kamu bukan istriku! Di mana Yuna? Di mana dia?! Kembalikan dia padaku!”Setelah itu Brandon langsung terbangun dari mimpi buruknya dengan keringat dingin yang sudah membasahi punggungnya.Langit yang tampak dari jendela masih gelap, dan
Oleh karena itu, meski dirasa tidak masuk akal, Chermiko masih percaya dengan hipotesis itu.“Jadi, apa kita harus percaya sama dia dan membawa dia ke organisasi sebagai pertukaran dengan Yuna?” tanya Shane. Dia sudah mulai bisa berpikir lebih jernih, tetapi Brandon masih belum bisa memberikan jawaban karena dia juga masih memikirkan itu dengan serius.Sekarang mereka sudah tahu pasti kalau Rainie sungguh menggunakan racun ke dalam tubuhnya sendiri, tetapi yang tidak mereka tahu adalah seberapa jauh efeknya. Mereka masih tidak bisa memastikan apakah nantinya akan ada gejala bawaan atau komplikasi lain.Setelah dipikir-pikir, Brandon memutuskan untuk menyembunyikan hal ini dari siapa pun. “Kita jangan bahas soal ini dulu ke mereka.”“Kamu nggak percaya sama dia?”Chermiko mengira Brandon masih meragukan Rainie, tapi wajar saja, Rainie memang tidak pernah berbicara apa adanya. Tak heran jika Brandon tak akan semudah itu percaya.“Bukannya nggak percaya sama Rainie, tapi sama organisasi.
“Oh, sudah pasti nggak akan ada yang menyalahkan aku, karena aku tahu siapa orang yang lebih pas daripada aku!”“Siapa itu?” tanya Fred. Melihat senyuman yang mencurigakan dari Ross membuat Fred merasa tidak nyaman, dia lantas melanjutkan, “Tapi siapa pun itu, nggak ada yang lebih pas dari Pangeran! Karena Pangeran ….”Namun sayang sekali, sebelum Fred selesai berbicara, atau lebih tepatnya Ross emmang tidak memberikan kesempatan bagi Fred untuk berbicara, dia disela.“Fred!”“Eh …? Ada apa, Pangeran?”“Kamu orangnya!” kata Ross tersenyum seraya perlahan mendekatinya. “Kamu orang yang paling dipercaya sama mamaku, jadi cuma ucapanmu yang bisa membujuknya. Kamu juga yang paling mengerti dia, jadi kurasa nggak ada orang lain yang paling cocok selain kamu! Nggak ada yang berharap jadi seperti ini, dan aku yakin kamu pasti sangat mengkhawatirkan dia. Bukankah begitu, Fred?”Seketika itu Fred langsung tak bisa berkata-kata dan syok ketika ditanya balik oleh Ross. Sebenarnya Ross hanya mengg
“Kalau begitu coba kamu kasih tahu gimana caranya aku bisa cari mamaku?”“Seperti yang saya bilang tadi, lebih baik kita cari beberapa orang saja yang memang bisa dipercaya untuk melakukan pencarian secara diam-diam. Sebaiknya orang yang punya hubungan dekat yang bisa membujuk beliau. Kalau nggak, meskipun ketemu, belum tentu Yang Mulia mau pulang.”Ross mengangguk sembari mendengarkan Fred. “Oke, kita ikuti apa saranmu. Tapi kayaknya orang yang cocok dengan kriteria tadi cuma aku saja, ya?”“Pangeran? Benar juga! Memang cuma Pangeran Ross yang paling cocok untuk itu. Tapi Pangeran bilang di sini cuma beberapa hari saja. Sekarang waktunya sudah nggak banyak. Kalau kita umumkan Pangeran sudah pulang ke Yuraria, mereka pasti nggak akan tahu. Dengan begitu Pangeran bisa mencari Yang Mulia secara diam-diam dengan lebih leluasa. Dan andaikan Yang Mulia sudah ketemu, pastinya cuma Pangeran yang bisa membujuk. Kalau nggak bisa juga, mau nggak mau Pangeran membawa Yang Mulia pulang dengan paks
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co
“Sebenarnya, saya ada kabar tentang sang Ratu.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat Ross tersentak dan langsung duduk tegak. Lantas, dengan raut wajah serius dia menatap Fred dan bertanya padanya, “Kamu menerima kabar tentang mamaku?”“Ya. Yang Mulia sempat datang ke sini, dan sebelum beliau pergi, beliau pernah bilang tempat yang mau dia tuju. Tapi ….”“Kamu tahu di mana dia? Fred, kamu benar-benar berani, ya. Tadi kamu bilang nggak tahu, dan sekarang kamu bilang kamu tahu?”“Maafkan saya, Pangeran, tapi saya terpaksa. Yang Mulia sendiri yang meminta saya untuk jangan bilang ke orang lain.”“Jadi maksudmu, mamaku menyuruh kamu untuk jangan kasih tahu aku di mana dia berada?”Seketika mendengar itu, Ross terlihat lebih rileks dan bersandar ke belakang. Namun dia tetap memperhatikan gelagat Fred dengan saksama seakan sedang menimbang-nimbang apakah Fred lagi-lagi membohonginya atau tidak.“Ya,” jawab Fred. “Sebelum pergi, beliau bilang nggak mau ada siapa pun yang tahu. Dan sejak belia
Fred keluar dari kamar Yuna dengan suasana hati yang kacau. Sambil marah-marah, dia pun meluncur ke kamar sang Ratu. Namun saat sudah hampir sampai, dia berubah pikiran dan membalikkan badan. Dia sudah mengutus anak buahnya untuk mengawasi Ross, tetapi dia masih tidak tenang. Dia pikir akan lebih baik tahan dulu sampai Ross pergi, atau dia yang dalam masalah kalau sampai ketahuan telah mengurung sang Ratu di sini.Jujur saja, Fred akan menang jika dia menghadapi Ross secara langsung, tetapi itu hanya akan membuat lebih banyak masalah yang tidak perlu. Maka itu Fred langsung pergi menghampiri Ross. Fred mula-mula berkomunikasi dengan anak buah yang dia tugaskan untuk memantau Ross. Dari situ dia mengetahui dari tadi Ross terus berada di dalam sepanjang waktu.Fred mengetuk pintu, tetapi dia sedikit panik ketika tidak mendapat jawaban. Itu membuatnya teringat dengan apa yang terjadi pada Yuna barusan.“Yang Mulia Pangeran Ross, ini Fred. Ada yang mau saya bicarakan.”Namun masih juga tid
“Aku nggak peduli. Pokoknya apa pun caranya. Dia nggak boleh sampai mati. Terserah kamu mau pakai cara apa, aku mau dia bisa hidup lagi. Kalau gagal, kalian semua yang ikut mati!”Fred tidak sedang bercanda atau mengancam. Dia benar-benar akan membunuh mereka semua jika Yuna mati. Mereka sudah tidak ada gunanya lagi jika Yuna tiada. Sejak awal mereka memang ditugaskan untuk memastikan kesehatan sang Ratu dan Yuna, menjamin agar tubuh kedua orang ini terus berada di kondisi prima.Fred ingin yang terbaik. Karena hanya dengan kondisi terbaik yang bisa melahirkan hasil yang paling baik, dan juga menghasilkan referensi yang paling baik pula. Kesuksesan sudah di depan mata, tetapi sekarang dokter malah mengatakan Yuna akan mati sebentar lagi? Fred tentu saja tidak bisa menerimanya. Yuna yang kemarin masih baik-baik saja dan terus berada di bawah pengawasan yang sangat ketat kenapa bisa tiba-tiba sekarat?“Kemarin apa yang dia makan?” tanya Fred kepada orang yang berjaga.“Dia nggak ada maka
Namun, apa pun yang terjadi tidak ada balasan dari Yuna. Bahkan ketika Fred mendorongnya dengan tongkat pun dia tetap tidak bergerak. Fred sengaja menusuk permukaan kulit Yuna dengan ujung tongkatnya yang runcing. Itu akan memberikan rasa sakit tetapi tidak sampai melukainya. Fred sengaja melakukan itu untuk melihat apakah Yuna masih akan terus berpura-pura atau tidak. Namun Yuna masih tidak bergerak dan membuat Fred panik bukan main.“Yuna! Yuna?!”Merasa ini bukan lagi pura-pura tetapi benar-benar pingsan, Fred langsung memanggil dokter.“Cepat periksa, gimana kondisinya? Apa dia sudah mati?” kata Fred dengan panik seraya menunjuk Yuna yang tengah berbaring di kasurnya.Fred bukannya taut Yuna mati. Dia ingin Yuna mati, tapi tidak sekarang karena Yuna masih memiliki banyak kegunaan yang bisa dia manfaatkan. Dengan kata lain, meski tubuh Yuna tidak bisa dipakai lagi, setidaknya Fred bisa memastikan apakah R10 benar-benar berhasil atau tidak. Kalaupun gagal, minimal ada pengalaman yang
“Bukan itu maksudku. Aku pasti bakal membuktikan kalau aku bisa!” kata Rainie. Dia tidak hanya berjanji kepada Fred, tetapi juga menetapkan target untuk dirinya sendiri kalau dia pasti bisa melakukan apa yang Fred minta agar dia diterima.Fred, yang sudah habis kesabarannya untuk mendengarkan janji manis Rianie, langsung pergi begitu saja meninggalkannya. Dia ingin melihat ada perubahan apa saja yang terjadi dengan Yuna dan sang Ratu secara data dan memastikan apakah semuanya masih berjalan dengan lancar. Selama Ross masih ada di sini, Fred tidak akan bisa dengan leluasa melaksanakan langkah terakhir R10. Mau tidak mau dia harus menunggu sampai Ross pergi.Yang jadi masalah adalah Fred tidak tahu kapan pangerannya itu pergi. Katanya perjalanan ini akan memakan waktu sekitar tiga hari. Sekarang sudah satu setengah hari berlalu, tetapi dia masih tidak terlihat bersiap-siap untuk pergi. Lebih parahnya lagi, selama Ross ada di sini, dia tidak pernah beranjak keluar. Padahal Fred sudah men
“Pak Fred jangan khawatir, aku percaya benda apa pun di dunia ini bisa dibuat selama kita bisa membayangkannya. Kalau Pak Liman bilang dia menemukan partikel obat itu, berarti memang benar-benar ada.”“Kamu sudah tahu cara buatnya?”Fred cukup terhibur menyaksikan ekspresi wajah Rainie yang seperti sedang sibuk membuat perhitungannya sendiri. Dia suka orang yang penuh ambisi dan punya rencana yang matang. Orang seperti itulah yang memang layak untuk digunakan.“Ya. Pak Fred cukup percayakan saja padaku! Dan tolong kasih aku waktu sedikit saja. Biar aku buktikan kalau aku lebih hebat dari Yuna!”“Yuna?”Seharian ini Fred tidak sempat mengunjungi Yuna. Bukan karena lupa, tetapi karena Ross sedang ada di sini memantau setiap pergerakannya. Ross selalu memanggil Fred setiap kali ada perlu sekecil apa pun itu. Sebentar dia meminta Fred untuk melakukan negosiasi, tak lama lagi meminta dia untuk membuat janji dengan pejabat lain, lalu meminta dia untuk menghadiri pertemuan. Pokoknya ada saja