Wadah?! Tak pernah sekali pun mereka terpikir untuk menggunakan tubuh manusia sebagai wadah. Seorang yang masih hidup dibuang begitu saja kesadarannya, dan tubuhnya dijadikan wadah untuk dimasuki oleh orang lain? Brandon tidak pernah mengatakannya kepada siapa pun, tetapi bahkan dia yang begitu dingin sempat mengalami mimpi buruk beberapa kali.Di dalam mimpinya itu, dia melihat seorang wanita yang penampilannya sama persis seperti Yuna, tetapi ketika memanggil namanya, wanita itu mengabaikannya. Kemudian wanita itu berbali dan tersenyum kepadanya. Senyuman itu membuat Brandon gemetar ketakutan. Wanita dengan wajah sama seperti Yuna itu menarik tangan Brandon dan berkata, “Aku ini istrimu, apa kamu sudah nggak mengenaliku lagi?”“Nggak, kamu bukan Yuna. Kamu bukan istriku! Di mana Yuna? Di mana dia?! Kembalikan dia padaku!”Setelah itu Brandon langsung terbangun dari mimpi buruknya dengan keringat dingin yang sudah membasahi punggungnya.Langit yang tampak dari jendela masih gelap, dan
Oleh karena itu, meski dirasa tidak masuk akal, Chermiko masih percaya dengan hipotesis itu.“Jadi, apa kita harus percaya sama dia dan membawa dia ke organisasi sebagai pertukaran dengan Yuna?” tanya Shane. Dia sudah mulai bisa berpikir lebih jernih, tetapi Brandon masih belum bisa memberikan jawaban karena dia juga masih memikirkan itu dengan serius.Sekarang mereka sudah tahu pasti kalau Rainie sungguh menggunakan racun ke dalam tubuhnya sendiri, tetapi yang tidak mereka tahu adalah seberapa jauh efeknya. Mereka masih tidak bisa memastikan apakah nantinya akan ada gejala bawaan atau komplikasi lain.Setelah dipikir-pikir, Brandon memutuskan untuk menyembunyikan hal ini dari siapa pun. “Kita jangan bahas soal ini dulu ke mereka.”“Kamu nggak percaya sama dia?”Chermiko mengira Brandon masih meragukan Rainie, tapi wajar saja, Rainie memang tidak pernah berbicara apa adanya. Tak heran jika Brandon tak akan semudah itu percaya.“Bukannya nggak percaya sama Rainie, tapi sama organisasi.
“Waktu aku masih kerja di lab itu, aku pernah diam-diam menyembunyikan dua botol obat.”“Obat apa?” tanya Brandon.“Aku juga nggak tahu apa, yang jelas itu obat yang mereka teliti. Aku pikir mungkin suatu saat bisa berguna, entah itu sebagai alat transaksi atau untuk kita kasih ke mereka. Selama ini aku nggak pernah kasih tahu ke kalian karena aku juga punya rencanaku sendiri. Seperti yang aku bilang tadi, bisa saja aku pakai untuk keperluan lain. Tapi sekarang kurasa waktu yang tepat untuk pakai itu.”“Lalu kamu mau ngapain sekarang?” Brandon merasakan sedikit firasat buruk.“Aku bakal pakai obat itu ke badanku sendiri.”“Kamu gila! Kamu saja nggak tahu obat apa itu. Bisa saja beracun atau punya efek samping yang lain.”“Aku nggak tahu, tapi Chermiko pasti tahu!” kata Shane seraya mengarahkan dagunya ke Chermiko. “Selama aku nggak langsung mati di tempat, aku nggak eberatan. Yang terpenting kita bisa mengelabui mereka.”“Jadi kamu mau menipu mereka dengan cara menjadikan diri sendiri
Shane berpikir untuk menyelamatkan anaknya kemungkinannya sangat kecil. Keadaan mereka sekarang juga sangat tidak menguntungkan. Andai kata Nathan sudah tiada, maka tidak ada artinya lagi Shane terus hidup. Dia sudah tidak punya harapan dan tujuan hidup, tetapi apabila anaknya masih hidup, Shane bisa tenang selama masih ada Brandon yang merawatnya.“Nggak! Anakmu kamu sendiri yang rawat! Nggak usah aneh-aneh! Aku nggak terima permintaanmu itu. Kamu harus tetap menjalani hidup yang benar. Kamu lihat Chermiko, setelah apa yang selama ini dia lalui, dia masih bisa terus hidup dengan baik.”Chermiko kaget, dia tidak menyangka Brandon menjadikannya sebagai contoh. Dia mengangkat bahunya dan menunjukkan senyum canggung seraya berkata, “Yaaah, hidup tetap harus dijalani. Sebaiknya kita jangan terlalu pesimis dulu. Kita masih punya kemungkinan kecil untu menang. Sekarang mereka masih belum menjalankan langah terakhirnya. Tahu kenapa?”“Kenapa?” tanya Shane.“Karena masih belum waktunya,” jawab
Yuna tidak punya banyak waktu untuk berduaan saja dengan sang Ratu. Tak lama setelah perbincangan mereka berakhir, Fred datang ke amar mereka. Fred yang biasanya tunduk dan segan kepada sang Ratu sekarang tampak berbeda. Begitu masuk, dia langsung melihat sekelilingnya dan masuk ke area ruang tidur.“Fred?! Diam di situ, jangan masuk!” seru sang Ratu yang kaget melihat Fred langsung masuk seenaknya ke kamar tidur tanpa seizinnya. Tetapi Fred tidak menghiraukannya.“Ternyata benar kamu ada di sini,” kata Fred tersenyum. Dia mendekati Yuna dan hendak mengulurkan tangannya, tetapi dia ingat dengan pengalamannya sewaktu dia ingin mengancam Yuna dan mengurungkan niat itu. “Kamu pikir dengan bersembunyi di sini, kamu bisa kabur?”“Kabur? Kenapa aku harus kabur?” balas Yuna.“Baguslah kalau kamu nggak berniat kabur! Karena kamu juga nggak akan bisa! Ikut aku!”“Untuk apa?”“Kamu sudah nggak mau kedua anakmu lagi? Apa kamu sudah nggak peduli sama nasib mereka?”“Kamu juga kelihatannya sudah ng
“Baru sekarang aku sadar ternyata mulutmu itu pintar juga,” kata sang Ratu.“Masih banyak Yang Mulia nggak tahu tentang saya. Saya masih punya banyak kelebihan lain.”Yuna pun lantas mengikuti Fred keluar, tetapi begitu sampai didepan, dia tidak melihat kedua anaknya. Yang ada hanya dua orang penjaga pintu yang memegang alat perekam suara. Rupanya suara tangisan yang tadi dia dengar berasal dari alat perekam tersebut.“Di mana anakku?!”“Bukannya kamu sudah nggak peduli lagi sama nasib mereka? Mereka sudah nggak ada gunanya lagi, jadi aku jadikan makanan anjing saja! Lumayan aku bisa menghemat biaya makanan,” kata Fred dengan ekspresi wajahnya yang benar-benar membuat orang lain muak melihatnya.“Kalau kamu berani menyakiti mereka sedikit saja, aku bakal bikin kamu menyesal sudah dilahirkan di dunia ni!”“Hahaha, mau kabur dari sini saja nggak bisa, sudah berani mengancamku?”Fred mengurung Yuna di tempat yang terpisah dari Ratu. Walau begitu bukan berarti Fred bisa bersantai. Tempat i
Tembakan cahaya terang yang mengarah langsung ke wajah membuat pria tersebut menyipitkan matanya dan merintih kesakitan di saat yang bersamaan. Satu badannya sudah bersimbah darah dengan daging terkoyak.“Tsk tsk tsk … kasihan sekali kamu ini!” ledek Fred seraya mengibaskan saputangannya. “Padahal kamu ini dokter, seharusnya kamu kelihatan rapi dan bersih, tapi kenapa malah jadi begini?”Yang ada di hadapan Fred itu tidak lain dan tidak bukan adalah dokter yang biasanya melakukan pemeriksaan kepada Yuna. Saat itu dia bersikeras tidak mau pergi dan malah kembali berjanji akan membantu Brandon membebaskan Yuna. Namun pada akhirnya dia ketahuan dan dikurung di tempat ini. Setelah disiksa selama dua hari penuh, sekarang dia sudah tidak terlihat seperti dirinya yang dulu lagi.“Coba katakan apa yang mereka kasih ke kamu sampai kamu berani mengkhianati aku?” seraya bertanya, Fred duduk di bangku yang anak buahnya bawakan.Si dokter tidak menatap balik ataupun menjawabnya sepatah kata pun. Di
“Nggak beralah? Di dunia ini ada begitu banyak orang yang nggak bersalah! Apa aku harus melepaskan semua yang memohon padaku? Lagi pula apa kamu nggak tahu kenapa aku nggak mau melepaskan mereka?”“.…”“Coba kasih tahu aku dulu, apa yang mereka kasih ke kamu? Apa mereka cuma bantu menyelamatkan keluargamu? Kalau begitu kasih tahu aku ini saja. Anak dan istrimu kan sudah pulang, tapi kenapa kamu masih balik lagi ke tempat ini? Apa kamu mau jadi mata-mata untuk mereka? Hmm? Memang apa saja yang mereka janjikan untuk kamu?”Jauh sebelum peristiwa sekarang terjadi, Fred pernah memberikan bayaran yang sangat tinggi untuk si dokter, tetapi si dokter dengan keras menolak. Kemudian Fred mengancamnya dengan menyandera keluarganya, dan barulah si dokter mau menurutinya. Namun sekarang si dokter malah mengkhianati Fred. Tentu saja Fred sangat penasaran seberapa besar bayaran yang Brandon berikan padanya.“Orang macam kamu nggak akan ngerti!” kata si dokter.“Orang macam aku? Memangnya kamu sendir
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana
“Sudah nggak ada lagi, itu saja. Dia bilang yang kita butuhkan sekarang cuma waktu. Sebenarnya nggak ada yang penting, sih. Mungkin dia takut karena masih diawasi. Takutnya ada orang yang mendengar percakapan, makanya dia nggak berani bilang banyak.”“Bukan. Informasi pa yang mau diasampaikan sudah semuanya dia kasih tahu ke kamu,” ucap Brandon.Chermiko, “Eh?”Shane, “Hah? Jadi yang Pak Juan mau sampaikan itu apa?”“Pak Juan bilang kita nggak bisa tangani, tapi ada orang lain yang bisa. Orang yang bisa itu maksudnya siapa?” tanya Brandon kepada mereka berdua. Tetapi baik Shane dan Chermiko di saat itu hanya bertukar pandang dan menggelengkan kepala.“Dan juga kenapa kita nggak bisa? Sebelumnya kita sudah tahu mereka ada di dalam kedutaan, terus kenapa tiba-tiba Pak Juan bilang ini di luar batas kemampuan kita?” tanya Brandon lagi.Kali ini Shane dan Chermiko lebih kompak lagi. Mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala serentak tanpa perlu menatap satu sama lain.“Karena Pak Juan me
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!