“Orang yang menelepon papa kamu itu yang paling perlu dicurigai.”Brandon coba menganalisis kejadian ini dan memang terdengar sangat aneh, tetapi jika dipikir lagi dengan saksama, ini bukanlah hal yang mustahil terjadi. Seja awal Edgar memang sudah menjadi target orang-orang dari organisasi itu. Mereka meracuni Edgar melalui Rainie untuk mengendalikan pikirannya.Bagi mereka, langkah pertama adalah menguasai pusat penelitian itu sebagai basis operasi mereka, lalu menyebarluaskan eksperimen gila mereka itu. Tidak ada yang tahu apa lagi langkah mereka berikutnya setelah ini, tetapi Brandon yakin mereka mengendalikan Edgar bukan hanya untuk menguasai pusat penelitian itu. Pasti ada rencana lebih besar yang belum terkuak.“Ya, aku juga merasa begitu, tapi masalahnya aku nggak tahu siapa yang ngajak Papa ketemuan itu,” kata Bella.Bella tidak terlihat seperti sedang berpura-pura, tetapi ada satu hal yang membuat Brandon bertanya-tanya, “Kalau begitu kenapa kamu nggak langsung kasih tahu aku
“Karena ….”Di saat seperti ini Bella masih menyimpan sedikit keraguan untuk mengatakan semuanya, tetapi itu bisa dimengerti karena dalam hati dia pasti merasa takut setengah mati. Maka itu dengan penuh kesabaran Brandon berkata kepadanya, “Aku nggak peduli apa yang mereka bilang ke kamu, tapi coba kamu pikir, sekarang aku sudah tahu, berapa banyak yang kamu bilang ke aku sudah nggak ada bedanya lagi. Lagi pula apa kamu nggak percaya aku? Apa kamu nggak percaya sama Yuna?”Bella mungkin masih tidak bisa menaruh kepercayaan penuh kepada Brandon, tetapi dia sangat percaya kepada Yuna. Brandon bahkan berpikir andaikan yang hadir di tempat ini sekarang bukan dia, melainkan Yuna, semuanya pasti akan lebih cepat selesai. Bella pasti akan mengatakan semuanya dan berinisiatif meminta bantuan kepada Yuna.Jika dipikir-pikir, bicara soal karisma, Yuna memang lebih hebat dari Brandon. Yuna bisa membuat orang lain percaya dan mau bergantung kepadanya.“Kak Yuna ….”Benar saja, ketika mendengar nam
Meskipun Bella cukup berani dan memiliki pemikirannya sendiri, dia masih muda dan kurang memiliki pengalaman. Wajar jika dia langsung panik ketika melihat video itu. Ditambah lagi memang beberapa hari terakhir ini ayahnya menghilang tanpa kabar. Bisa dimengerti mengapa dia tidak mau langsung terus terang kepada Brandon.“Nggak akan,” jawab Brandon. “Kalau mereka dari awal berniat menyakiti papamu, mereka bisa langsung saja, untuk apa sampai mengirim video dan ngasih ancaman segala. Yang mereka lakukan itu paling-paling cuma untuk mengulur waktu.”Dalam tiga hari belum tentu mereka akan membebaskan Edgar, tetapi setidaknya permintaan mereka untuk tidak lapor polisi dalam tiga hari ini tidak main-main. Jika memang demikian, justru mereka juga ingin menutupi kabar tentang hilangnya Edgar.“Jadi sekarang kita harus gimana sebaiknya?” tanya Bella. Dari kemarin malam hingga sekarang dia panik dan tidak berani memberi tahu siapa pun. Dia hanya memendamnya seorang diri tanpa ada orang yang bis
Brandon mengantar Bella pulang ke rumahnya dan berpesan kepadanya untuk tidak perlu terlalu banyak berpikir, cukup jalani saja kesehariannya seperti biasa dan segera mengabarinya jika ada orang yang menghubunginya lagi.Brandon bisa melihat Bella mengerutkan keningnya meski di mulut dia berkata ya. Maka itu Brandon pun tidak banyak bicara lagi, terlalu banyak menasihati juga tidak ada gunanya karena Bella sebenarnya juga tahu, hanya saja ketika dihadapkan dengan situasi langsung, tidak semudah yang dikatakan. Tugas Brandon sekarang bertambah satu lagi, tidak hanya harus mencari Yuna, sekarang dia juga harus mencari di mana Edgar berada. ***Ketika Yuna sadar, dia sudah tidak lagi merasakan guncangan kendaraan, yang berarti dia sudah sampai di tempat tujuan. Setelah tertidur sejenak, Yuna mengingat kembali apa saja yang terjadi sebelum dia pingsan. Dia ingat naik ke mobil bersama dengan Ricky, matanya ditutup, lalu … dia tidak tahu lagi apa yang terjadi.Sebelum pingsan, Yuna mencium a
Yuna dapat merasakan janinnya sedang bergerak. Perutnya mengembang, lalu kembali menciut. Mereka berdua juga sama-sama telah berjuang bersama Yuna, dan selama mereka aman tenteram, Yuna pun merasa tenang.Yuna menggerakkan badannya berjalan di dalam kamar, dan dia pun menyadari di dalam kamar itu hanya ada dia seorang saja. Namun begitu jelas di dalam kamar ini dilengkapi dengan kamera pengawas. Saat Yuna membuka tirai jendela, rupanya luar jendela sudah dipasangi penutup sehingga Yuna tidak bisa melihat ada apa di luar.Kamar ini cukup besar. Keluar dari kamar tidur ada ruang tamu yang dilengkapi dengan sofa, meja kecil, dan juga dispenser air minum. Bisa dibilang kamar ini sudah setara dengan kamar hotel kelas atas.Ya, tempat ini memang terasa seperti hotel, tetapi bedanya sekarang lebih terasa seperti penjara elite. Yuna tidak mencoba untuk keluar atau membuka pintu. Dia cukup yakin tidak akan bisa pergi dari kamar ini semudah itu. Toh mereka sudah bersusah payah membawa Yuna ke te
Entah apa karena mereka bisa menebak isi pikiran Yuna atau memang karena waktunya sudah tiba, pintu kamar Yuna terbuka dari luar dan salah satu dari penjaga tadi datang membawakan makanan yang disajikan di atas troli.Penjaga yang datang membawakan troli dan yang berjaga di luar itu sama-sama orang asing. Mereka tidak berbicara sepatah kata pun dan hanya membawakan troli itu ke depan meja, membuka tutup makanan dan menyajikan mengeluarkan makanan yang beraneka macam. Aromanya sangat sedap, dan kagetnya ternyata makanan yang dihidangkan itu adalah makanan lokal. Hampir semuanya adalah makanan kesukaan Yuna, seperti ikan bakar, daging sapi asap, dan makanan lain yang menggugah selera. Setelah menata lauk dan alat makan di atas meja dia menatap Yuna sekilas dan mendorong troli keluar.Melihat semua makanan yang sudah tersaji, Yuna tahu kalau mereka bermaksud mengatakan bahwa mereka sangat mengerti Yuna, bahkan sampai selera makan pun mereka tahu dengan sangat akurat.Wajar saja, mereka s
Sebelum ini, mereka terus mendesak Yuna untuk mempercepat eksperimen dan berulang kali menekankan kalau waktu sudah tidak banyak, tetapi sekarang mereka malah terkesan sangat santai. Entah bagaimana kabar Brandon dan lab itu sekarang. Ketika Yuna dibawa pergi, apa yang Shane dan Rainie lakukan di sana, dan apakah Frans sudah pergi dari tempat itu atau belum? ***Sementara itu Shane langsung kembali ke pusat penelitian vaksin sesuai dengan perintah dari Brandon. Dia sedang kelabakan karena Yuna dibawa pergi oleh Ricky, dan dalam perjalanannya pulang dia tiba-tiba teringat dengan bosnya yang bernama Spade K itu masih terkurung di dalam ruang rahasia.Semula dia ingin menggunakan waktu ini untuk memindahkan dia, tetapi sekarang sepertinya tidak ada yang peduli dengannya lagi. Namun bagi Shane ini adalah kesempatan yang baik untuk bertaruh. Dia ingin melihat pria busuk itu apa masih bisa sesumbar setelah mengetahui bahwa dia telah dibuang oleh organisasi, akankah dia takut dan marah, atau
Shane jadi sedikit lebih santai melihat Rainie uring-uringan, serta bosnya yang sekarang sudah tak jauh bedanya dengan orang mati. Dia ingin mendengar apa lagi yang akan Rainie katakan kepadanya.“Kalau begitu coba kasih tahu aku, kerja sama seperti apa kita? Cuma dengan apa yang kita punya sekarang, apa yang bisa kita gunakan untuk melawan organisasi sebesar ini?”“Aku punya kartu as untuk melawan mereka.”“Hah? kartu as apa? Jangan bilang kamu masih punya virus rahasia yang mematikan yang bisa bikin mereka mau nggak mau tunduk sama kamu?”“Kamu tahu dari mana?” jawab Rainie sambil tertawa dengan penuh rasa percaya diri. Shane yang semula skeptis dengan rencana Rainie perlahan mulai percaya ketika melihat senyumnya yang penuh dengan kepercayaan diri itu. Mungkinkah dia sungguh memiliki sesuatu yang bisa digunakan untuk mengancam mereka?“Apa itu?”“Kamu nggak perlu tahu itu apa. Kamu cuma perlu tahu kalau kita punya kekuatan untuk bernegosiasi dengan mereka. Shane, jadi mau bekerja sa