Brandon mengantar Bella pulang ke rumahnya dan berpesan kepadanya untuk tidak perlu terlalu banyak berpikir, cukup jalani saja kesehariannya seperti biasa dan segera mengabarinya jika ada orang yang menghubunginya lagi.Brandon bisa melihat Bella mengerutkan keningnya meski di mulut dia berkata ya. Maka itu Brandon pun tidak banyak bicara lagi, terlalu banyak menasihati juga tidak ada gunanya karena Bella sebenarnya juga tahu, hanya saja ketika dihadapkan dengan situasi langsung, tidak semudah yang dikatakan. Tugas Brandon sekarang bertambah satu lagi, tidak hanya harus mencari Yuna, sekarang dia juga harus mencari di mana Edgar berada. ***Ketika Yuna sadar, dia sudah tidak lagi merasakan guncangan kendaraan, yang berarti dia sudah sampai di tempat tujuan. Setelah tertidur sejenak, Yuna mengingat kembali apa saja yang terjadi sebelum dia pingsan. Dia ingat naik ke mobil bersama dengan Ricky, matanya ditutup, lalu ⊠dia tidak tahu lagi apa yang terjadi.Sebelum pingsan, Yuna mencium a
Yuna dapat merasakan janinnya sedang bergerak. Perutnya mengembang, lalu kembali menciut. Mereka berdua juga sama-sama telah berjuang bersama Yuna, dan selama mereka aman tenteram, Yuna pun merasa tenang.Yuna menggerakkan badannya berjalan di dalam kamar, dan dia pun menyadari di dalam kamar itu hanya ada dia seorang saja. Namun begitu jelas di dalam kamar ini dilengkapi dengan kamera pengawas. Saat Yuna membuka tirai jendela, rupanya luar jendela sudah dipasangi penutup sehingga Yuna tidak bisa melihat ada apa di luar.Kamar ini cukup besar. Keluar dari kamar tidur ada ruang tamu yang dilengkapi dengan sofa, meja kecil, dan juga dispenser air minum. Bisa dibilang kamar ini sudah setara dengan kamar hotel kelas atas.Ya, tempat ini memang terasa seperti hotel, tetapi bedanya sekarang lebih terasa seperti penjara elite. Yuna tidak mencoba untuk keluar atau membuka pintu. Dia cukup yakin tidak akan bisa pergi dari kamar ini semudah itu. Toh mereka sudah bersusah payah membawa Yuna ke te
Entah apa karena mereka bisa menebak isi pikiran Yuna atau memang karena waktunya sudah tiba, pintu kamar Yuna terbuka dari luar dan salah satu dari penjaga tadi datang membawakan makanan yang disajikan di atas troli.Penjaga yang datang membawakan troli dan yang berjaga di luar itu sama-sama orang asing. Mereka tidak berbicara sepatah kata pun dan hanya membawakan troli itu ke depan meja, membuka tutup makanan dan menyajikan mengeluarkan makanan yang beraneka macam. Aromanya sangat sedap, dan kagetnya ternyata makanan yang dihidangkan itu adalah makanan lokal. Hampir semuanya adalah makanan kesukaan Yuna, seperti ikan bakar, daging sapi asap, dan makanan lain yang menggugah selera. Setelah menata lauk dan alat makan di atas meja dia menatap Yuna sekilas dan mendorong troli keluar.Melihat semua makanan yang sudah tersaji, Yuna tahu kalau mereka bermaksud mengatakan bahwa mereka sangat mengerti Yuna, bahkan sampai selera makan pun mereka tahu dengan sangat akurat.Wajar saja, mereka s
Sebelum ini, mereka terus mendesak Yuna untuk mempercepat eksperimen dan berulang kali menekankan kalau waktu sudah tidak banyak, tetapi sekarang mereka malah terkesan sangat santai. Entah bagaimana kabar Brandon dan lab itu sekarang. Ketika Yuna dibawa pergi, apa yang Shane dan Rainie lakukan di sana, dan apakah Frans sudah pergi dari tempat itu atau belum? ***Sementara itu Shane langsung kembali ke pusat penelitian vaksin sesuai dengan perintah dari Brandon. Dia sedang kelabakan karena Yuna dibawa pergi oleh Ricky, dan dalam perjalanannya pulang dia tiba-tiba teringat dengan bosnya yang bernama Spade K itu masih terkurung di dalam ruang rahasia.Semula dia ingin menggunakan waktu ini untuk memindahkan dia, tetapi sekarang sepertinya tidak ada yang peduli dengannya lagi. Namun bagi Shane ini adalah kesempatan yang baik untuk bertaruh. Dia ingin melihat pria busuk itu apa masih bisa sesumbar setelah mengetahui bahwa dia telah dibuang oleh organisasi, akankah dia takut dan marah, atau
Shane jadi sedikit lebih santai melihat Rainie uring-uringan, serta bosnya yang sekarang sudah tak jauh bedanya dengan orang mati. Dia ingin mendengar apa lagi yang akan Rainie katakan kepadanya.âKalau begitu coba kasih tahu aku, kerja sama seperti apa kita? Cuma dengan apa yang kita punya sekarang, apa yang bisa kita gunakan untuk melawan organisasi sebesar ini?ââAku punya kartu as untuk melawan mereka.ââHah? kartu as apa? Jangan bilang kamu masih punya virus rahasia yang mematikan yang bisa bikin mereka mau nggak mau tunduk sama kamu?ââKamu tahu dari mana?â jawab Rainie sambil tertawa dengan penuh rasa percaya diri. Shane yang semula skeptis dengan rencana Rainie perlahan mulai percaya ketika melihat senyumnya yang penuh dengan kepercayaan diri itu. Mungkinkah dia sungguh memiliki sesuatu yang bisa digunakan untuk mengancam mereka?âApa itu?ââKamu nggak perlu tahu itu apa. Kamu cuma perlu tahu kalau kita punya kekuatan untuk bernegosiasi dengan mereka. Shane, jadi mau bekerja sa
Jantung Shane berdegup kencang tak karuan, dan dia juga merasa mual yang cukup parah sampai ingin muntah. Tetapi Rainie justru terlihat baik-baik saja ketika melihat wajah itu, dia justru mengamatinya dengan teliti seolah sedang menikmati karya seninya.Setelah beberapa saat kemudian, dia melepaskan tangannya, dan pria pendek itu langsung terkulai lemas seperti tidak ada tulang yang menyangga. Rainie mengambil tisu untuk mengelap tangannya, lalu dia berkata, âLihat, kartu as-ku lumayan juga, âkan?ââItu yang kamu maksud?! Jadia dia kartu as yang kamu bilang?â tanya Shane sambil menunjuk bosnya yang sama sekali sudah tidak terlihat seperti manusia normal lagi. Bosnya itu, yang dulu congkak bukan main, kini tak berdaya seperti orang lumpuh, dan Rainie justru malah menjadikannya senjata untuk bernegosiasi. âBukannya kamu bilang dia sudah nggak berguna lagi? Kenapa kamu malah menjadikan dia sebagai kartu as kamu?âTerus terang saja, ketika Shane pertama kali melihat wajah bosnya yang aneh,
Perkataan Rainie tak diragukan berhasil membuat Shane syok. Shane sungguh tidak mengira Rainie segila itu sampai menggunakan bosnya sebagai objek percobaan dari eksperimennya. Meskipun Shane sudah menyaksikan banyak hal gila di tempat ini, termasuk eksperimen yang kejam dan berpotensi membinasakan manusia, dia tetap tak kuat melihat kondisi bosnya sekarang yang begitu mengenaskan.Pemandangan yang berdarah-darah itu memberikan stimulasi yang sangat kuat bagi Shane dan membuatnya kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi beda dengan Rainie yang justru begitu tenang, bahkan justru dialah yang menciptakan kesadisan itu.âKamu gimana ⊠memastikan kalau eksperimen kamu ini diinginkan sama mereka? Kalau mereka benar-benar tertarik, untuk apa harus kamu yang berinisiatif menghubungi mereka. Mungkin kamu merasa ini sesuatu yang luar bisa, tapi bagi mereka biasa saja.âShane hanya mengutarakan isi pikirannya secara terbuka, tetapi dia tidak mengira kalau itu ternyata menyakiti perasaan Rainie yang te
Berhubung sudah menjadi pion yang siap untuk dibuang kapan saja, sekalian saja Rainie gunakan hasil eksperimennya pada bosnya, agar organisasi bisa melihat sehebat dan segigih apa dirinya!âKamu tahu dari mana organisasi ini sudah nggak butuh hasil eksperimenku lagi? Kalian semua sama sekali nggak ada gambaran betapa hebatnya eksperimenku ini kalau berhasil. Aku jamin ini akan jauh lebih luar biasa dari serangkaian proyek seri R yang selama ini mereka prioritaskan. Sudah cukup omong kosongnya, jadi kamu mau atau nggak?ââBukannya nggak mau, tapi ⊠aku benar-benar nggak bisa membuka jalan untuk kamu. Aku nggak âŠ.ââShane! Nggak usah menguji kesabaranku, mana mungkin kamu nggak bisa? Apa kamu nggak tahu di mana anakmu? Aku yakin setelah sekian lama ini, kamu nggak mungkin cuma diam saja. Sebenarnya ⊠kamu pasti sudah tahu, âkan?âKedua bola mata Rainie yang indah itu menatap lekat Shane dengan tatapan curiga, dan dia cukup yakin Shane pasti tahu sesuatu lebih dari apa yang dia tunjukkan.
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.âKamu butuh apa?â tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, âMereka sudah lahir.ââAdik cowok, ya?â tanya Nathan penasaran.âAda cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!â ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.âDua adik?! Wah, Tante hebat banget!ââHahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,â ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja âŠ.âAku juga kangen sama mereka, tapi ⊠kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,â ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.âHalo, Tante.ââKamu masih mengenali aku?â tanya Yuna.âIya, Tante Yuna,â jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.âJadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.ââAku mau kamu merelakan diri sendiri,â kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.âAku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,â ucap sang Ratu seraya berpaling.âMa âŠ.âSayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.âRicky!âRicky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, âYa, Yang Mulia.ââBawa Ross balik ke kamarnya.âSaat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, âAku bisa jalan sendiri.âMaka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, âMa, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.âMa, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.âDi saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.âAku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi âŠ.âSampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
âAku nggak pernah dengar tentang itu,â sahut Ross dengan tenang.âJelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.ââJadi Mama sendiri tahu dari mana?â Ross bertanya balik.â....â Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, âAku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.ââAku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?ââ.⊠Ross, kamu âŠ.âSaat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. âMa, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.âIya, aku tahu aku salah,â kata Ross menunduk. âAku nggak sepantasnya ngomong begitu.ââKamu benar-benar sadar kalau salah?â tanyanya. âAngkat kepalamu. Tatap mataku.âLantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, âRoss, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!âBagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.âRoss, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.âPangeran Ross minta bertemu,â kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, âBawa dia temui aku.ââYang Mulia?ââBawa dia temui aku.âSelesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta