Share

Bab 1905

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 18:00:01
Semuanya akan baik-baik saja jika berjalan sesuai rencana semula, tetapi kini situasi berubah karena keempat pengawal ini sudah dibuat tak berdaya oleh entah siapa. Memang ini membuat rencana yang sudah mereka buat berjalan dengan lebih mulus, tetapi siapa yang bisa memastikan orang itu adalah lawan atau kawan. Lagi pula bagaimana kalau tiba-tiba keempat pengawal itu siuman?

“Jangan buang-buang waktu! Cepat!” seru Yuna mendorong Shane masuk ke dalam.

Benar saja, pintu ruangan tidak terkunci, tetapi di dalam tidak ada seorang pun. Alhasil Shane jadi makin curiga. Dia berpikir mungkinkah ini rencana lawan untuk memancing dia masuk ke dalam. Merasa takut akan perangkap, dia mengeluarkan kepalanya ke depan pintu dan bertanya, “Apa mungkin ini perangkap?”

“Kita sudah terlanjur sampai di sini, mau ini perangkap atau kesempatan apa bedanya?” jawab Yuna dengan nada galak sembiar memelototi Shane, dalam hati berpikir mengapa Shane jadi penakut begini. Sudah sampai di sini, kalaupun itu perangka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1906

    Tidak ada tempat penyimpanan barang, bahkan barang-barang seperti dokumen juga hanya diletakkan di atas meja saja.“Ini aneh banget!” kata Shane bergumam.”“Aneh apanya?” tanya Yuna.Yuna melirik ke arah Shane menatap dan juga menyadari ada sesuatu yang aneh. Tidak hanya itu, bahkan seisi ruang kantor ini terasa aneh.“Apa kita terkena perangkap lawan? Aku curiga mungkin saja di dalam ini nggak ada barang yang kita cari,” kata Shane.“Nggak, justru sebaliknya. Apa yang kita cari selama ini ada dalam kota brankas ini.”“???”Jika memang begitu, mengapa tidak segera dibuka? Atau jangan-jangan Yuna juga tidak bisa membuka kotak tersebut?“Keluarlah!” seru Yuna.Saat itu Shane merasa dirinya sungguh bodoh. Dia melihat sekeliling dengan waspada, tetapi dia tidak menyadari ada orang. Sedangkan Yuna yang baru masuk saja langsung menyadarinya dan yakin kalau memang ada orang ketiga di sini.“Nggak usah sembunyi-sembunyi terus, nggak ada gunanya. Kamu datang ke tempat ini juga mencari barang ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1907

    “Frans?!”Shane juga tentu saja mengenali Frans. Dia sudah begitu lama bekerja di bawah Brandon dan setiap kali Brandon juga selalu membawanya ikut serta. Mereka berdua sudah sering kali bertemu. Akan tetapi Shane tidak pernah sekali pun berpikir itu adalah dia.Setelah Yuna menyebut nama Frans, Shane baru melihatnya dan sadar tatapan matanya memang sangat mirip, bahkan postur tubuhnya juga tidak jauh berbeda.“Ah, ternyata kawan!” ujar Shane merasa lega. “Kamu kenapa bisa ada di sini? Empat orang pengawal itu kamu yang ngalahin mereka? Mantap! Tapi kamu ke sini disuruh sama Brandon?”Shane melemparkan serangkaian pertanyaan, tetapi dia masih tidak sadar adanya sesuatu yang janggal dari auranya. Frans juga tidak menjawab pertanyaan dari Yuna. Yang dia lakukan hanya berdiri di tempatnya dengan mata yang sayu.“Kamu kenapa nggak lepas maskernya?” tanya Yuna. “Takut kasih lihat muka kamu atau memang sudah nggak punya muka?”Di sini Shane baru merasa ada yang aneh, tetapi kalau tidak salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1908

    “Ternyata benar dugaanku, kamu nggak berada di bawah kendali siapa pun.”Jelas sekali perhatian Yuna sedang tidak di sini. Dia terus menatap lekat kedua mata Frans yang terlihat kelelahan dan penuh dengan waspada, tetapi tidak ada niat jahat sedikit pun. Sorot matanya juga terlihat jernih tidak seperti orang yang sedang dikendalikan. Lantas jika memang Frans tidak berada di bawah kendali siapa pun, mengapa dia harus menyakiti hati Stella dan merusak hubungannya dengan Brandon? Yang lebih penting lagi, apakah dia memang sudah lama bersembunyi di sini atau baru datang? Apakah dia diminta oleh Brandon atau datang atas kemauannya sendiri?“Hmm … ya,” jawabnya.“Tunggu, kalian berdua ini lagi ngomong apa, kenapa aku nggak ngerti?” ujar Shane menyela. Dia jadi merasa seperti orang luar karena tidak memahami apa yang Yuna dan Frans katakan. Dulu Shane merasa dirinya menyimpan banyak rahasia yang tidak bisa dia ungkapkan kepada orang lain, tetapi sekarang dia malah jadi merasa dialah yang tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1909

    Shane kaget mendengar Yuna bertanya seperti itu, lalu dia menatap Frans seakan sedang menunggu jawaban darinya. Frans tidak menjawab, tetapi anggap saja itu sebagai jawaban “ya”.“Sudah gila kamu,” ujar Yuna dengan begitu tenang tanpa emosi sedikit pun.Shane pun setuju dengan Yuna, dia menambahkan, “Kalau kamu berpikir begitu, berarti kamu memang sudah gila! Apa kamu nggak tahu ada berapa banyak orang yang berjaga di tempat ini? Dan juga … berapa banyak virus di sini, baik yang sudah diteliti atau belum, apa kamu tahu itu? Kamu tadi bilang mau mati bersama dengan tempat ini? Coba kutanya, gimana caranya kamu menghentikan mereka? Kamu mati pun nggak akan meninggalkan nama! Mereka menggunakan nama pusat penelitian vaksin sebagai kedok, kalau kamu menghancurkan tempat ini, yang ada reputasimu akan tercemar selamanya!”“Ya, aku tahu itu. Aku nggak peduli.”Frans boleh saja tidak peduli, tetapi Yuna dan Shane tidak bisa begitu. Sekarang Shane mulai sadar, semua orang yang berkaitan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1910

    Mungkin karena kesakitan atau titik vitalnya tertekan, raut wajah Frans langsung berubah dan tangan yang dia gunakan untuk mencengkeram baju Shane juga ikut melemah. Begitu mendapat kesempatan, Sane langsung meloloskan diri dan menyingkir jauh.Frans tidak mengejar Shane, tetapi dia masih berusaha untuk melepaskan tangannya dari Yuna. Namun anehnya, padahal jelas-jelas tenaga Yuna lebih kecil, tetapi Frans entah bagaimana tidak bisa membebaskan diri. Karena tidak bisa menggunakan kekerasan, Frans terpaksa bertahan.“Ya, aku tahu aku sudah banyak salah sama Stella, dan kesalahan ini nggak akan bisa kutebus di kehidupanku yang berikutnya,” ucap Frans dengan suara yang lirih dan ekspresi yang sangat sedih. Dalam hati dia sangat mengerti pilihan yang dia ambil pasti akan menyakiti hati Stella, tapi dia tidak punya pilihan lain. Setelah secara tak sengaja terlibat dalam semua ini dan mengetahui kebusukan yang organisasi ini lakukan, Frans tidak mungkin bisa kembali ke kehidupannya yang dulu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1911

    “Apa maksudmu?”“Sekarang kita nggak punya waktu untuk membahas ini, aku serius. Anggap ini sebagai permohonan terakhirku, tolong … cepatlah pergi dari sini.”“Jangan-jangan kamu menaruh bom di sini?”Shane berseru, “Apa? Bom?!”“Nggak. Tapi yang jelas lebih baik jangan berlama-lama di sini, aku ….”Belum selesai Frans berbicara, mereka mendengar ada bunyi dari dalam ruangan itu, yang asalnya datang dari rak buku. Spontan Yuna langsung menoleh ke sana, dan Frans pun mulai panik, dia berkata, “Bu Yuna, tolong dengarkan aku!”“Kamu yang dengar aku, bawa kami menemui dia!” balas Yuna.“.…”Meski dengan hati yang berat, pada akhirnya Frans tetap menuruti perintah sang majikan. Akhirnya Yuna melepaskan tangannya dari Frans. Setelah mendapatkan kembali kebebasannya, Frans menggerakkan pergelangan tangannya dan mendapati rasa sakit yang masih terasa, walau begitu dari luar tidak tampak bekas apa pun, bahkan bekas berwarna kemerahan saja tidak ada.Sebelum ini Frans juga sudah tahu kalau Yuna

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1912

    Ruangannya tidak terlalu besar tetapi lengkap dengan berbagai macam fasilitas seperti kasur, sofa, seprai, meja, dan lain sebagainya. Selain itu, yang paling aneh terdapat sederet stoples bening yang cukup panjang tersusun rapi di sebuah meja yang berada di sisi kiri mereka.Warna stoples itu sudah sedikit buram. Di dalamnya terdapat sesuatu yang direndam. Mereka tidak bisa melihat dengan jelas, tapi dari bentuk dan warnanya saja sudah membuat bulu kuduk merinding.Sementara itu, di sisi kanan juga terdapat pria pendek yang selama ini menyuruh-nyuruh mereka terikat tak berdaya di lantai. Dia sepertinya masih tak sadarkan diri, tetapi jelas-jelas tadi mereka mendengar suara yang cukup besar.“Dia sudah mati?” tanya Yuna.Shane mendekati pria pendek itu untuk memeriksa keadaannya, “Seharusnya belum.”“Frans, gimana kamu bisa menangkap dia? Empat pengawal di luar itu juga kamu yang kalahkan?”Frans mengangguk. Mereka berempat bukan lawan yang sepadan bagi Frans, meskipun menghadapi mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1913

    Tubuhnya yang semula meringkuk perlahan terbuka. Pelan-pelan dia menggerakkan kaki, lalu membalikkan badannya dan duduk bersila menghadap Yuna. Tatapan mata yang terlihat di balik topengnya seperti memancarkan cahaya yang makin aneh dan tajam dibanding sebelumnya.Pertama-tama dia menatap Yuna, kemudian Shane, dan terakhir berhenti sampai di Frans. Beberapa saat kemudian dia kembali tertawa, “Aku benar-benar sudah meremehkan kamu!”“Terlalu banyak orang yang kamu remehkan,” timpal Yuan tertawa puas. “Jawab aku, siapa saja orang-orang yang ada di belakang kamu? Sebenarnya apa tujuan, dan berapa banyak anggota kalian?”Yuna sudah tahu dia pasti tidak akan menjawab dengan jujur, tetapi Yuna tetap menanyakannya.“Organisasi kamu ini jauh di luar bayangan kalian. Memangnya kalian tahu apa, mengira diri sendiri yang paling benar dan hebat, tapi ketika berhadapan dengan kenyataan dan uang, nggak ada seorang pun yang lebih hebat!”“Cukup omong kosongmu!” ucap Shane esa, lalu dia berjongkok aga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2277

    Juan meletakkan jarinya di atas bagian pergelangan tangan Yuna dan menekannya sedikit. Kedua matanya sedikit tertutup seperti orang yang hendak tidur, tetapi dia hanya sedang menenangkan diri agar bisa fokus merasakan setiap dentuman pembuluh darah yang melewati tangan.Tak lama berselang, Juan mengangkat tangannya dan mendekat untuk menatap wajah Yuna lebih dekat, kemudian menaruh jarinya di leher Yuna.Semua itu Fred amati melalui tampilan kamera pengawas. Dia menundukan kepala dengan dagu bertopang di tangannya. Dia sedang berpikir keras. Si tua itu kelihatannya seperti sedang memeriksa Yuna, tetapi di sisi lain juga tidak dan lebih terlihat seperti sedang sok pintar saja.Dokter-dokter yang ada di sini setiap kali memeriksa pasien selalu menggunakan peralatan canggih dan bisa dilihat apa hasil diagnosisnya melalui angka dan data yang pasti. Namun pengobatan tradisional tidak demikian. Mereka hanya meraba nadi untuk melihat penyakitnya, atau menanyakan beberapa pertanyaan ke pasien

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2276

    Mana mungkin Fred akan membiarkan itu terjadi! Kalau Yuna mati, usahanya selama ini akan sia-sia, dan tahap akhir dari R10 tidak akan bisa berjalan.“Pak Fred ….”Para dokter tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Masuk-masuk mereka hanya berusaha untuk memasangkan kabelnya kembali. Mereka masih bingung bagaimana kabel yang terpasang dengan baik bisa lepas, atau memang ada orang yang mencabutnya.“Pak Fred ….”“Keluar!”Para dokter itu pun ta berani banyak bicara dan langsung kelar. Sekarang ruangan itu kembali seperti sebelumnya, hanya ada tiga orang saja.“Kamu juga keluar!” kata Fred kepada pengawalnya.Pengawal itu awalnya sempat bingung, tetapi dia menuruti saja apa pun perintah yang diberikan. Maka tanpa banyak protes dia pun undur diri. Juan yang tak lagi dikekang oleh si pengawal kembali mendekati Yuna dan memeriksa nadinya. Fred pernah melihat cara pemeriksaan itu dan mengakui kehebatannya. Meski dari sudut pandang kedokteran modern itu agak sulit untuk dipahami, sudah begitu

DMCA.com Protection Status