“Ternyata benar dugaanku, kamu nggak berada di bawah kendali siapa pun.”Jelas sekali perhatian Yuna sedang tidak di sini. Dia terus menatap lekat kedua mata Frans yang terlihat kelelahan dan penuh dengan waspada, tetapi tidak ada niat jahat sedikit pun. Sorot matanya juga terlihat jernih tidak seperti orang yang sedang dikendalikan. Lantas jika memang Frans tidak berada di bawah kendali siapa pun, mengapa dia harus menyakiti hati Stella dan merusak hubungannya dengan Brandon? Yang lebih penting lagi, apakah dia memang sudah lama bersembunyi di sini atau baru datang? Apakah dia diminta oleh Brandon atau datang atas kemauannya sendiri?“Hmm … ya,” jawabnya.“Tunggu, kalian berdua ini lagi ngomong apa, kenapa aku nggak ngerti?” ujar Shane menyela. Dia jadi merasa seperti orang luar karena tidak memahami apa yang Yuna dan Frans katakan. Dulu Shane merasa dirinya menyimpan banyak rahasia yang tidak bisa dia ungkapkan kepada orang lain, tetapi sekarang dia malah jadi merasa dialah yang tida
Shane kaget mendengar Yuna bertanya seperti itu, lalu dia menatap Frans seakan sedang menunggu jawaban darinya. Frans tidak menjawab, tetapi anggap saja itu sebagai jawaban “ya”.“Sudah gila kamu,” ujar Yuna dengan begitu tenang tanpa emosi sedikit pun.Shane pun setuju dengan Yuna, dia menambahkan, “Kalau kamu berpikir begitu, berarti kamu memang sudah gila! Apa kamu nggak tahu ada berapa banyak orang yang berjaga di tempat ini? Dan juga … berapa banyak virus di sini, baik yang sudah diteliti atau belum, apa kamu tahu itu? Kamu tadi bilang mau mati bersama dengan tempat ini? Coba kutanya, gimana caranya kamu menghentikan mereka? Kamu mati pun nggak akan meninggalkan nama! Mereka menggunakan nama pusat penelitian vaksin sebagai kedok, kalau kamu menghancurkan tempat ini, yang ada reputasimu akan tercemar selamanya!”“Ya, aku tahu itu. Aku nggak peduli.”Frans boleh saja tidak peduli, tetapi Yuna dan Shane tidak bisa begitu. Sekarang Shane mulai sadar, semua orang yang berkaitan dengan
Mungkin karena kesakitan atau titik vitalnya tertekan, raut wajah Frans langsung berubah dan tangan yang dia gunakan untuk mencengkeram baju Shane juga ikut melemah. Begitu mendapat kesempatan, Sane langsung meloloskan diri dan menyingkir jauh.Frans tidak mengejar Shane, tetapi dia masih berusaha untuk melepaskan tangannya dari Yuna. Namun anehnya, padahal jelas-jelas tenaga Yuna lebih kecil, tetapi Frans entah bagaimana tidak bisa membebaskan diri. Karena tidak bisa menggunakan kekerasan, Frans terpaksa bertahan.“Ya, aku tahu aku sudah banyak salah sama Stella, dan kesalahan ini nggak akan bisa kutebus di kehidupanku yang berikutnya,” ucap Frans dengan suara yang lirih dan ekspresi yang sangat sedih. Dalam hati dia sangat mengerti pilihan yang dia ambil pasti akan menyakiti hati Stella, tapi dia tidak punya pilihan lain. Setelah secara tak sengaja terlibat dalam semua ini dan mengetahui kebusukan yang organisasi ini lakukan, Frans tidak mungkin bisa kembali ke kehidupannya yang dulu
“Apa maksudmu?”“Sekarang kita nggak punya waktu untuk membahas ini, aku serius. Anggap ini sebagai permohonan terakhirku, tolong … cepatlah pergi dari sini.”“Jangan-jangan kamu menaruh bom di sini?”Shane berseru, “Apa? Bom?!”“Nggak. Tapi yang jelas lebih baik jangan berlama-lama di sini, aku ….”Belum selesai Frans berbicara, mereka mendengar ada bunyi dari dalam ruangan itu, yang asalnya datang dari rak buku. Spontan Yuna langsung menoleh ke sana, dan Frans pun mulai panik, dia berkata, “Bu Yuna, tolong dengarkan aku!”“Kamu yang dengar aku, bawa kami menemui dia!” balas Yuna.“.…”Meski dengan hati yang berat, pada akhirnya Frans tetap menuruti perintah sang majikan. Akhirnya Yuna melepaskan tangannya dari Frans. Setelah mendapatkan kembali kebebasannya, Frans menggerakkan pergelangan tangannya dan mendapati rasa sakit yang masih terasa, walau begitu dari luar tidak tampak bekas apa pun, bahkan bekas berwarna kemerahan saja tidak ada.Sebelum ini Frans juga sudah tahu kalau Yuna
Ruangannya tidak terlalu besar tetapi lengkap dengan berbagai macam fasilitas seperti kasur, sofa, seprai, meja, dan lain sebagainya. Selain itu, yang paling aneh terdapat sederet stoples bening yang cukup panjang tersusun rapi di sebuah meja yang berada di sisi kiri mereka.Warna stoples itu sudah sedikit buram. Di dalamnya terdapat sesuatu yang direndam. Mereka tidak bisa melihat dengan jelas, tapi dari bentuk dan warnanya saja sudah membuat bulu kuduk merinding.Sementara itu, di sisi kanan juga terdapat pria pendek yang selama ini menyuruh-nyuruh mereka terikat tak berdaya di lantai. Dia sepertinya masih tak sadarkan diri, tetapi jelas-jelas tadi mereka mendengar suara yang cukup besar.“Dia sudah mati?” tanya Yuna.Shane mendekati pria pendek itu untuk memeriksa keadaannya, “Seharusnya belum.”“Frans, gimana kamu bisa menangkap dia? Empat pengawal di luar itu juga kamu yang kalahkan?”Frans mengangguk. Mereka berempat bukan lawan yang sepadan bagi Frans, meskipun menghadapi mereka
Tubuhnya yang semula meringkuk perlahan terbuka. Pelan-pelan dia menggerakkan kaki, lalu membalikkan badannya dan duduk bersila menghadap Yuna. Tatapan mata yang terlihat di balik topengnya seperti memancarkan cahaya yang makin aneh dan tajam dibanding sebelumnya.Pertama-tama dia menatap Yuna, kemudian Shane, dan terakhir berhenti sampai di Frans. Beberapa saat kemudian dia kembali tertawa, “Aku benar-benar sudah meremehkan kamu!”“Terlalu banyak orang yang kamu remehkan,” timpal Yuan tertawa puas. “Jawab aku, siapa saja orang-orang yang ada di belakang kamu? Sebenarnya apa tujuan, dan berapa banyak anggota kalian?”Yuna sudah tahu dia pasti tidak akan menjawab dengan jujur, tetapi Yuna tetap menanyakannya.“Organisasi kamu ini jauh di luar bayangan kalian. Memangnya kalian tahu apa, mengira diri sendiri yang paling benar dan hebat, tapi ketika berhadapan dengan kenyataan dan uang, nggak ada seorang pun yang lebih hebat!”“Cukup omong kosongmu!” ucap Shane esa, lalu dia berjongkok aga
“Sudah berapa banyak virus yang kamu lepas?!” tanya Frans.“Frans … oh, bukan, harusnya kupanggil kamu R16!”Frans sempat tertegun sesaat mendengar itu dan raut wajahnya juga langsung berubah, lalu dia menendang perut pria itu dengan sangat keras.“Ugh ….”Tendangan Frans yang amat keras membuat pria pendek itu muntah darah, tetapi dia masih tertawa seakan begitu bahagianya dia membuat Yuna dan yang lain kesal. Yuna juga menatap Frans kebingungan. Dia tidak tahu jenis virus apa yang disuntikkan ke dalam tubuhnya, tetapi hanya mendengar dari kode namanya saja Yuna sudah tahu kalau Frans juga pasti dijadikan bahan percobaan oleh mereka. Eksperimen ini sungguh membuat umat manusia berada dalam bahaya.Meski Yuna sejak awal sudah tahu mereka menggunakan manusia sebagai bahan percobaan, setiap kali mendengarnya, Yuna merasa begitu sedih, apalagi ketika yang menjadi korban adalah orang-orang terdekatnya. Dan bagi Frans yang menjadi bahan percobaan itu sendiri tentu saja lebih menyakitkan lag
Ketika topengnya terbelah dan memperlihatkan wajahnya separuh, semua yang ada di sana tercengang. Spontan Yuna langsung menutupi perutnya khawatir syok yang dia alami membuat kedua anaknya ikut ketakutan.Wajahnya itu … sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Memang seharusnya mereka tidak menghakimi siapa pun hanya dengan penampilan luar saja, tetapi wajahnya itu benar-benar mengerikan. Tak hanya dipenuhi dengan bekas luka yang memenuhi satu wajah, tetapi mulut dan hidungnya pun miring tak beraturan, membuat seluruh wajahnya terlihat seperti tak berbentuk.Sebagian besar adalah luka bakar, tetapi ada juga beberapa yang terlihat seperti luka sayatan. Semua luka berkumpul di satu titi sehingga wajahnya terlihat begitu menakutkan.Dengan wajah seperti itu saja sudah cukup untuk membuat orang lain takut, ditambah pula dengan tatapan matanya yang aneh dan hatinya yang busuk membuatnya tak beda dengan iblis.“Aaaaakh ….”Dia yang dari tadi tertawa dengan congkak tiba-tiba berteriak keras