“Sebenarnya gampang saja. Yang Malvin bilang sebelumnya benar, ruang labku cuma bisa dimasuki sama dua orang selain aku, yaitu Pak Liman dan Moses. Rekaman video itu sebenarnya Moses yang lagi menyamar jadi Malvin,” jelas Yuna.Setiap ruangan dilengkapi dengan kamera pengawas guna mengamati perkembangan dan perubahan yang terjadi, serta menjamin ketepatan kerja. Kalau memang Malvin yang melakukannya, rasanya mustahil dia melakukan kesalahan seremeh itu. Jadi jelas kalau wajah yang terlihat di rekaman kamera pengawas itu disengaja oleh orang lain untuk memfitnahnya.“Hmm, benar-benar cara yang rendahan,” keluh Brandon. Dia sudah terbiasa menghadapi siasat licik dari saingan bisnisnya, tapi ini benar-benar sudah keterlaluan.“Terkadang cara rendahan begini yang justru lebih efektif, karena semua orang juga tahu dari dua hari terakhir, Malvin ribut denganku. Makanya itu orang lain lebih gampang percaya kalau pelakunya Malvin, dengan motif balas dendam. Ditambah lagi … dia juga yang senga
Juan sedang memandangi langit di depan pintu rumahnya. Matahari sudah terbenam di barat. Pijaran ekor menyelimuti rumahnya yang antik, tapi sayangnya keindahan harus dirusak oleh suara langkah kaki tergesa-gesa.Satya terlihat gelisah dan ingin mempercepat langkahnya, tapi dia tidak bisa karena sedang memapah ayahnya. Justru istrinya yang mengenakan sepatu hak tinggi berjalan lebih cepat darinya bagaikan angin yang berembus.Sesampainya di depan Juan, Satya berkata, “Om Juan!”“Diam di sana!” seru Juan, alhasil Dessy pun segera menghentikan langkahnya.“Om Juan, aku mau ketemu Chermiko. Aku minta maaf atas kelancanganku!”“Searang kamu nggak bisa ketemu dia! Kalian semua juga nggak boleh.”“Kenapa?! Tadi Om telepon minta aku datang untuk jemput dia, kenapa sekarang malah nggak boleh ketemu?”“Karena ada perubahan situasi. Kalian tunggu sebentar di sini,” sahut Juan sembari meminta pelayannya membawakan masker dan sarung tangan untuk mereka.“Ini ….”“Kalian semua pasti sudah tahu waba
“Chermiko, Chermiko …,” seru Dessy memanggil anaknya, tapi begitu masuk ke dalam, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya.“Ya ampun! Apa-apaan ini?!”“Kenapa?!” sahut Satya dari belakang ketika mendengar teriakan istrinya. Dia langsung menyusul ke depan dan ikut terkejut dengan apa yang dia lihat oleh matanya.Kondisi kamar sudah berantakan tak karuan, dan Chermiko terduduk di kursi dengan rantai yang melilit tubuhnya. Bajunya sudah sobek-sobek dan tampangnya juga terlihat sangat lesu.“Chermiko, kamu kenapa?” tanya Dessy sambil berlari memeluk sang anak. “Siapa yang ngikat kamu?”“Aku!”“Om Juan kenapa sejahat itu sama Chermiko? Dia itu keluarga sedarah. Kamu juga ngelihat dia tumbuh besar dari kecil, tapi kenapa kamu tega?!” ujar Dessy terisak, disertai dengan amarah yang tidak bisa dia luapkan kepada Juan. “Mana kuncinya? Cepat lepasin! Chermiko, kamu jangan takut, ya! Mama bebasin kamu sekarang juga!” ujar Dessy menangis sambil mencari-cari gembok rantai.“Om Juan! Selama ini aku
“Om Juan, kami minta maaf atas ucapan kami tadi. Aku mohon dengan sangat, tolonglah Chermiko!” tutur Satya.“Hmph!” Juan berjalan ke belakang Chermiko dan mengencangkan rantainya kembali, lalu dia mengambil kain untuk menutupi tubuhnya. “Sekarang kalian sudah lihat sendiri kayak gimana kondisi anak kalian. Mau bawa pergi atau biarin dia tetap di sini, itu keputusan kalian.”“Tentu saja biarin Chermiko tetap di sini!” jawab Satya. “Cuma Om Juan yang bisa nolongin dia!”Jordan menambahkan, “Ya, apa pun yang terjadi di masa lalu, Chermiko sudah sangat berbakti ke kamu. Tolonglah dia!”Mendengar itu, Juan pun menatap Chermiko dan bertanya, “Jadi, gimana pendapatmu?”“Aku ikut apa kata Kakek Juan saja.”Dessy merasa sangat kasihan kepada Chermiko, tapi apa daya, tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengurangi ataupun menanggung rasa sakit anaknya.“Oke, kamu sendiri yang bilang mau dengar apa kataku! Kalau begitu biar kujelaskan dari awal. Aku nggak jamin bisa sembuhin kamu atau nggak. Apa
“Yang seharusnya disalahkan itu adalah orang-orang yang menyuntikkan virus ke dalam badan Chermiko! Oh ya, mereka itu siapa sebenarnya? Virus apa yang mereka suntikkan ke kamu?”“Mereka … orang-orang yang dulu kerja di lab. Selain para pekerja biasa, yang aku kenal cuma Rainie, sama ….”Di dalam benak Chermiko terbayang wajah Shane, tapi entah mengapa dia tidak bisa menyebutkan namanya. Sejujurnya, Chermiko tidak dekat dengan Shane, tapi mereka juga bukan orang asing. Chermiko sendiri tidak tahu apa tujuan Shane yang sebenarnya. Shane telah menyakitinya, tapi juga telah menyelamatkan nyawanya.“Ada siapa lagi?!” tanya Satya dengan nada penuh amarah. Dia tidak sabar ingin segera menangkap orang-orang itu dan membalaskan dendam Chermiko.“Aku nggak tahu lagi … aku yakin di balik Rainie masih ada dalang yang sebenarnya, tapi aku nggak pernah ketemu orang itu. Lab tempat mereka bekerja itu cuma kedok, tujuan mereka yang sebenarnya adalah meneliti virus yang berbahaya bagi manusia. Siapa pu
“Haish … kenapa bisa jadi begini!” kata Jordan sambil perlahan duduk dengan tangan bertopang pada tongkatnya. “Nak, kamu tenang saja. Juan pasti bisa nolongin kamu!”“Aku sudah bilang nggak bisa jamin nyembuhin Chermiko!” bantah Juan.Jordan hanya tersenyum mendengarnya. Sewaktu muda, Juan selalu penuh dengan energi dan mudah marah ketika ditegur orang lain, alhasil mereka pun jadi sering bertengkar. Setelah usia menua, Jordan menyadari bahwa adiknya itu sebenarnya memiliki hati yang baik, meski ucapannya masih kasar seperti dulu. Juan mengikat Chermiko agar Chermiko tidak menyakiti dirinya sendiri, itu berarti dia masih berharap bisa menyelamatkannya. Kalau dari awal Juan tidak peduli, dia tidak akan repot-repot menyelamatkan Chermiko dan menghubungi mereka untuk datang secepat mungkin.“Kenapa kamu senyum-senyum?!” tanya Juan kesal ketika dia melihat mata Jordan yang tertuju padanya.“Juan, setelah sekian lama kamu masih nggak bisa memaafkan kesalahanku dulu, ya? Nggak apa-apa. Itu m
Awalnya Dessy masih emosian ketika dia baru masuk. Mungkin dia baru saja melampiaskan semua amarahnya di telepon dan masih terbawa perasaan, tapi seketika melihat anaknya, matanya langsung memerah karena sedih.“Nak, bertahan, ya!” kata Dessy sambil memeluk anaknya. Dia tidak lagi membuka rantainya karena sekarang dia tahu rantai itu bertujuan untuk melindungi Chermiko. Mau tidak mau Dessy harus terima besi dingin itu menempel ke kulitnya. “Kamu lapar, nggak? Mau makan apa? Nanti Mama bawain? Kamu kedinginan? Nanti Mama ….”“Kalau kamu nggak tenang dia ada di sini, bawa pulang saja,” kata Juan.Dessy, “….”“Satya, gimana?” tanya Jordan.“Aku tadi sudah lapor polisi! Awalnya mereka mau Chermiko datang langsung untuk memberi keterangan, tapi aku sudah menjelaskan situasi dia sekarang. Sebentar lagi polisi bakal datang. Soal Fahrel dan keluarganya, aku sudah minta orang lain untuk mengawasi mereka, nanti aku sendiri juga bakal langsung memantau ke sana,” jawab Satya.Kedudukan keluarga Pr
Dua hari terakhir ini Fahrel sibuk dengan pekerjaannya di pusat penelitian vaksin, sehingga dia tidak ada waktu untuk mengurus hal selain pekerjaan. Saat Susan baru saja pulang dan melihat banyak barang-barang di rumah yang dibuang ke luar, dia langsung berteriak, “Apa-apaan ini? Siapa yang buang barang-barangku?!”“Aku!” jawab Fahrel seraya berkacak pinggang. “Aku buang barang-barang yang sudah lama, nanti ganti saja dengan yang baru!”“Ganti yang baru? Ganti apanya?” tanya Susan kebingungan, dan saat dia melihat sofa kesayangannya diangkut, dia langsung mencegatnya, “Siapa yang suruh kalian buang? Ini masih bagus!”“Bagus apaan? Masih banyak yang jauh lebih bagus! Barang-barang ini sudah nggak layak lagi untuk kita pakai. Buang saja semuanya, nanti kita pindah ke rumah baru!”“Rumah baru?!”“Iya, tadi aku sudah lihat-lihat rumah baru yang jauh lebih bagus dari rumah kita sekarang. Untuk apa lagi kita pakai barang lama ini, nanti kita ganti semua perabot rumah dengan yang bahan kayu b
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta
Tidak peduli apa pun yang Ratu katakan, Fred selalu punya seribu satu alasan untuk berdalih.Fred menggeleng dan berkata, “Bukan pintar beralasan, tapi karena semuanya sudah aku pikirkan demi Yang Mulia. Sejak awal sudah kubilang, mereka itu licik dan banyak akal bulusnya. Jangan mudah percaya sama omongan mereka! Mereka pasti mencoba membujukmu untuk menghentikan eksperimennya. Jangan ikuti kemauan mereka. Yang Mulia coba pikirkan, kita sudah sejak lama melakukan penelitian, lalu untuk apa? Kalau sekarang kita menyerah, bukankah semua yang kita lakukan dulu jadi sia-sia? Semua kerja keras, waktu , dan uang yang kita bayar jadi nggak ada artinya! Ini cuma akal-akalan mereka, karena kalau eksperimennya berhasil, kita bisa menguasai dunia. Cuma penduduk Yuraria saja yang bisa kemampuan hidup abadi. Itu sudah cukup untuk menggemparkan dunia, termasuk mereka. Makanya mereka nggak mau eksperimen ini berhasil. Bisa jadi … mereka membujuk Yang Mulia untuk menyerah, tapi habis itu diam-diam me
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap
Di sebuah ruang bawah tanah yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, begitu masuk langsung tercium bau busuk yang menyengat hidung. Saat pintu dibuka, dan mendengar ada suara kursi roda yang mendekat, orang yang berada di dalam langsung mendongak menatap ke depan.“Ah, Yang Mulia datang untuk menemui aku juga.”Orang itu menyunggingkan senyum yang kaku. Dia yang dulu adalah seorang duta besar terhormat kini menjadi tak lebih dari seperti tawanan perang. Kursi roda berhenti, lalu sang Ratu menatapnya, orang yang sudah meneaninya selama puluhan tahun lebih.“Fred, apa kamu menyesal?” tanyanya.“Menyesal? Apa yang perlu disesali? Aku menyesal kenapa eksperimennya nggak aku lakukan lebih awal? Atau menyesal karena terlalu banyak berpikir? Ataukah menyesal karena aku nggak menyadari lebih awal kalau kamu mencurigaiku? Yang menang memakan yang kalah, itu sudah hukumnya. Nggak ada yang perlu aku sesali.”Sang Ratu sempat terdiam sesaat mendengar kata-kata Fred.“Jadi kamu nggak pernah m
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana