Yuna selesai mandi dan berjalan keluar. Dia mendapati Edith yang sudah terlelap saking capeknya. Perempuan itu melangkah dengan perlahan dan membantu Edith untuk menyelimuti tubuh perempuan itu. Setelah itu dia mematikan lampu dan pelan-pelan keluar dari kamar.Kamar mereka merupakan kamar kecil kelas bisnis. Di samping kamar mereka masih terdapat satu set sofa dan meja makan. Makan malam yang baru saja mereka habiskan dibersihkan oleh Yuna dan dikumpulkan di atas meja. Setelah sibuk bersih-bersih, Yuna kehilangan rasa kantuknya.Acara pameran percobaan parfum hari ini memberikannya lumayan banyak ilmu. Beberapa produk baru tersebut memang tidak terlalu jauh berbeda, tetapi cukup menjanjikan untuk diajak bekerja sama.Yang paling menarik adalah parfum milik Lawson. Yuna sempat menghirup aroma dari contoh yang disiapkan dalam acara tadi. Di dalamnya memang terdapat aroma yang mirip bunga krisan, tetapi orang profesional pasti tahu bahwa aroma itu bukan berasal dari bunga krisan.Sebenar
Brandon menciumnya dengan lembut dan perlahan bagaikan sebuah benda berharga dan rapuh. Dia juga memeluknya dan kemudian tiba-tiba menghentikan kegiatannya. Jari tangannya meremas pinggul Yuna dengan lembut dan terlihat sedikit tidak rela.“Aku mau,” kata Yuna sambil memeluk tubuh Brandon dan mengatakan dengan jujur, “Aku benar-benar bersedia dan mau. Aku nggak akan menyesal.”Sorot matanya terlihat penuh keyakinan dan tentu saja Brandon mempercayainya sepenuhnya. Dia memeluk tubuh perempuan itu dengan erat dan mengelusnya sambil mendaratkan kecupan tanpa henti di rambut Yuna.“Aku tahu.”“Lalu kenapa?” tanya Yuna dengan bingung.“Aku nggak mau dengan begitu seadanya,” kata Brandon sambil menunduk dan menempelkan keningnya.Yuna melebarkan lengannya dan memeluk lelaki itu sembari berkata, “Sesungguhnya aku nggak peduli.”Yang paling penting adalah dengan siapa kita melakukannya, sisanya hanya sebuah aksesoris dan hiasan saja. Brandon paham dengan maksud Yuna dan merasa sangat tersentuh
“Edith lagi!” ujar Brandon dengan kening berkerut. Ekspresi lelaki itu terlihat sangat tidak senang.“Nanti aku akan memindahkan dia ke kantor pusat saja!”Yuna tersentak mendengar ucapan lelaki itu. Bukan begitu cara membalas dendam!“Meski kamu memindahkan dia, aku juga masih ada rekan kerja yang lainnya. Kamu juga nggak mungkin membiarkan aku nggak punya teman, bukan? Nanti kalau yang jadi penggantinya justru seorang lelaki gi-“Sebelum ucapannya selesai, Brandon sudah menariknya dan menimpa tubuh perempuan itu sambil memandangnya dengan galak. “Kamu berani?!”Yuna terkekeh kecil dan menjawab, “Nggak berani, makanya kalau dibandingkan bukannya lebih baik sama Edith?”Brandon menghela napas berat dan mengangkat tubuhnya agar Yuna tidak terasa berat. Sebelah tangannya mengusap rambut perempuan itu dan berkata, “Gimana kalau kita publikasikan saja?”Senyuman di bibir perempuan itu berubah kaku. Yuna menggeleng dan berkata, “Tunggu sebentar lagi saja, ya?”Jawaban tersebut hanya bisa me
Yuna kembali ke kamar dengan mengendap-endap. Dia menggesek kartu akses dan masuk ke dalam kamar. Dia bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu.“Kamu masih tahu jalan pulang?”Yuna berbalik menutup pintu, terdengar suara dari balik tubuhnya sebelum dia sempat menoleh kembali ke belakang. Seluruh tubuhnya menegang hebat.“Eh? Kamu sudah bangun?” tanya Yuna sambil melihat ke arah Edith. Perempuan itu masih mengenakan pakaian tidur dan duduk di sofa sambil menatapnya. Cara duduk Edith seakan-akan dia tengah menunggu Yuna kembali.“Aku yang membuatmu terbangun? Aku tadi turun ke bawah lebih awal buat membuang sampah dan membeli sarapan. Ternyata aku justru membangunkanmu, maaf!” kata Yuna mengucapkan kalimat yang sudah dia susun sebelumnya.“Ngarang! Lanjut saja kamu mengarang!” jawab Edith sambil mendengus.“Ngarang apaan?” tanya Yuna sambil mengerjapkan matanya. “Aku bangun kepagian dan masih ngantuk. Sebaiknya aku tidur sebentar lagi.”Yuna mengucapkan kalimat itu sambil meregangkan t
Karena Yuna tahu perempuan itu peduli dengannya, sehingga Yuna tidak keberatan dengan cara Edith menyerangnya dengan berbagai pertanyaan.Namun hubungannya dengan Brandon masih belum bisa dipublikasikan pada pihak luar. Yuna hanya bisa mengucapkan maaf dalam hati karena telah menutupinya dari Edith.“Tenang saja, temanku bukan orang sini. Dia juga datang dari luar kota. Kebetulan dia ada urusan di kota ini, makanya kami ketemu sebentar,” ujar Yuna kemudian diam sejenak sambil berpikir.“Kenapa aku keluar selarut itu karena dia juga baru menyelesaikan urusannya. Siang harinya kita masing-masing ada urusan dan kesibukan masing-masing. Jadi ya gitu deh!” lanjut Yuna lagi.Penjelasan tersebut terdengar sedikit masuk akal tetapi juga terkesan memaksa. Akan tetapi setidaknya masih bisa diterima di nalar Edith. Dia hanya mengangguk mengerti dan kembali bertanya, “Cowok?”“….”Yuna tidak ada menjawab, tetapi Edith tidak perlu mendengar jawaban dari perempuan itu. Cukup dengan ekspresi saja, di
Yuna memaksakan sebuah tawa kecil dan bertanya, “Siapa orang yang ada di Uniasia?”Edith menghela napas dengan keras dan berkata, “Apanya yang siapa?! Kan ini semua hanya salah paham! Aku nggak tahu kenapa Pak Samuel kekeh mau mempertahankan kamu. Tapi yang aku tahu kamu bukan menang keberuntungan atau ada kenalan orang dalam. Kamu memang memiliki kemampuan!”Ucapan Edith tadi merupakan sebuah pengakuan besar bagi Yuna.“Terima kasih, aku senang kalau kamu berpikiran seperti itu.”“Sudah, jangan bawel lagi! Bukannya kamu mau tidur? Buruan tidur bentar! Nggak boleh kelamaan!” kata Edith sambil melihat jam tangannya.“Kita harus pergi ke penangkaran lebih awal.”“Penangkaran?” ulang Yuna, sedetik kemudian dia langsung mengerti apa yang dimaksud oleh Edith.Terdapat jenis bunga dan tanaman lain yang berlimpah di Argana karena memiliki suhu yang panas. Oleh karena itu, terdapat penangkaran tanaman yang sangat besar dan luas. Selain ada banyak jenisnya, ada juga orang yang sengaja membuatny
Lelaki itu benar-benar teliti sekali!Jam menunjukkan pukul tujuh kurang ketika mereka selesai menghabiskan sarapan. Udara di luar sana terasa sejuk sekali. Yuna hanya mengenakan luaran tipis dan juga topi. Karena mereka akan pergi ke penangkaran, maka harus menjaga diri dari teriknya matahari sebelum kulit menjadi gosong.Yang kali ini mengantar mereka bukan mobil Rolls-Royce, melainkan mobil Jeep. Edith tidak mengatakan apa pun, tetapi dari matanya terlihat jelas berbinar-binar. Tampilan luar mobil ini benar-benar keren sekali dan cocok digunakan untuk off-road. Kegiatan mereka hari ini cocok sekali menggunakan mobil ini.“Ternyata kantor kita niat sekali mempersiapkan semuanya buat kita. Selama ini aku nggak tahu kalau ada begitu banyak pilihan mobil untuk fasilitas dinas karyawan,” kata Edith sambil memandangi pemandangan di luar mobil.Setelah itu dia menoleh ke arah Yuna dan menatap perempuan itu. Yuna yang sedang melihat ke arah jendela dapat merasakan adanya tatapan yang mengar
Memang benar apa yang dikatakan oleh petugas tersebut. Penangkaran Argana memang sangat luas sekali. Mereka berdua sudah jalan seharian dan merasakan kaki mereka sangat pegal. Tetapi masih ada tempat yang belum sempat mereka telusuri. Sepertinya mereka baru saja menjelajahi satu per tiga dari luas lahan.“Sudah, kita sudah boleh balik. Nanti kita minta mereka kasih kita contoh bunga saja baru kita teliti untuk pilih mau yang mana,” kata Edith sambil menepuk tangan. Wajah perempuan itu terlihat banjir oleh keringat yang mengalir.Perbedaan suhu dari pagi hingga malam sungguh sangat berbeda. Pagi tadi sedikit adem, sedangkan sekarang terasa begitu menyengat dan gerah.“Aku masih ingin melihat-lihat,” kata Yuna.“Hah?!” Edith terlihat kaget mendengar ucapan Yuna.“Mau lihat apa? Sebenarnya sudah cukup. Di sini sangat luas sekali, kita jalan seharian saja belum tentu bisa habis. Kalau nggak, kamu mau lihat yang mana? Atau jenis bunga apa? Aku minta petugas penangkaran untuk bawa kita denga