“Semuanya sudah hampir siap. Apa semua yang ada di sini perlu dibongkar?” tanya Adam.“Bongkar semuanya. Bubarkan semua pembantu kecuali pembantu yang berasal dari pulau!” ucap Monica dengan dingin.Ke mana pun Monica, biasanya dia akan selalu merekrut anggota baru. Selain itu, dia akan membawa beberapa orang kepercayaannya dari pulau untuk pergi bersamanya. Orang-orang baru itu juga hanya diperbolehkan bertugas di luar rumah. Dengan begitu, tidak ada yang akan mengetahui rahasia Monica.Adam mengiakan, lalu hendak menjalankan tugasnya. Tetiba, Monica malah menghentikannya, “Sebentar! Di mana gadis itu?”“Di dalam kamar.”“Panggil dia kemari. Ada yang ingin aku katakan sama dia.”“Baik!”Setelah Adam keluar, Monica baru memegang dadanya yang terasa sakit. Tak lama kemudian, dia merasakan ada bau darah di bagian tenggorokannya, lalu darah dimuncratkan dari mulutnya.Sepertinya teknik bela diri tingkat tinggi memang berbeda dengan biasanya. Monica harus segera pulang untuk latihan kultiv
Pertanyaan mendadak itu membuat Hanny terbengong. Dia mengedip-ngedipkan matanya, seolah-olah tidak mengerti siapa orang yang dimaksud Monica.“Kenapa pura-pura? Aku nggak percaya kamu bisa melupakan lelaki itu hanya dalam waktu beberapa hari! Sudahlah, aku cuma asal tanya saja, kamu nggak usah gugup!” dengus Monica. Dia kelihatan tidak begitu senang.“Bu … bukan!” Hanny segera menggeleng, lalu menjelaskan, “Kak, aku akui aku masih nggak bisa lupain dia. Tapi dia nggak begitu penting di dalam kehidupanku. Sebelumnya aku sangat menyukainya, tapi setelah dipikir-pikir, mungkin aku jarang ketemu sama lelaki, makanya aku bisa tertipu sama … gombalannya!”“Untung saja ada Kakak yang memarahiku! Kakak telah menyadarkanku. Aku merasa Kakak adalah orang terpenting dalam hidupku. Mengenai dia, dia bukanlah siapa-siapa! Aku sudah … nggak begitu menyukainya lagi!” Hanny segera menjelaskan lantaran takut Monica tidak memercayainya.Monica mengangkat-angkat alisnya. “Benarkah?”“Serius!” Hanny meng
Di Kediaman Setiawan.Steve sudah menghubungi semua orang. Sekarang dia sedang menunggu rapat keluarga di hari Sabtu nanti.Pada saat itu, dia akan mengumumkan masalah hasil tes DNA Brandon bahwa dia bukanlah anggota Keluarga Setiawan. Kemudian, Brandon akan didepak dari daftar nama keluarga. Hanya saja, Steve sudah berjanji kepada ibunya untuk memperlakukan Brandon dengan baik. Namun, semuanya juga tergantung dengan perilaku Brandon dan juga suasana hati Steve.Hanya saja, entah kenapa Steve merasa tidak tenang dengan ibunya. Jadi, belakangan ini Steve tidak keluar rumah dan terus berjaga di rumah. Dia takut setelah Brandon mendapatkan kabar ini, dia akan mendekati ibunya. Bagaimana jika hati ibunya luluh lagi, bukankah semua jerih payahnya akan sia-sia?Steve mengutak-atik ponselnya. Dia tak sengaja membuka nomor ponsel Monica. Senyuman di wajahnya pun spontan terkaku.Wanita ini benar-benar adalah mimpi buruk bagi Steve. Dia tidak pernah bertemu wanita yang begitu galak seperti Moni
Jangankan Monica, bahkan Clara juga terkejut hingga terbengong. “Rahasia apa?”Suara Clara memang tidak besar, tetapi Monica sebagai seorang praktisi seni bela diri bisa menyadari ada orang di sebelah Steve. “Siapa orang di sampingmu?”Steve memalingkan kepalanya menatap Clara sekilas, lalu mengisyaratkannya untuk jangan berisik. Kemudian, Steve melambaikan tangannya dengan mengerutkan keningnya. Dia kembali ke kamarnya sendiri dan mengunci pintu kamarnya.Awalnya Clara juga ingin mengikuti langkah Steve, hanya saja langkahnya terlalu cepat. Dia hanya bisa menunggu di depan kamar saja. Jujur saja, Clara sungguh penasaran dengan rahasia apa yang dimiliki Monica.Dilihat dari ekspresi Steve tadi, sepertinya dia ingin menggunakan rahasia itu untuk mengancam Monica. Bukankah mereka akan segera menikah? Apa yang sedang mereka lakukan? Sayangnya, Clara tidak bisa mendengar dari luar pintu. Dia terpaksa menempelkan telinganya di pintu kamar.Setelah Steve memasuki kamar, dia berjalan beberapa
Apa lagi yang diinginkan Monica? Seumur hidupnya dia hanya menginginkan berbagai jenis kitab rahasia seni bela diri saja. Sekarang Monica sudah mendapatkan kitab Brandon. Jadi, apa lagi yang bisa diberikan Steve.“Kenapa? Apa kamu masih nggak percaya kalau kitab di tanganmu itu kitab palsu?” Steve merasa aneh. Jelas-jelas Monica sudah memercayainya waktu itu. Kenapa setelah pulang, dia malah jadi tidak percaya lagi?”Kenapa Monica begitu yakin bahwa kitab di tangannya itu asli? Jangan-jangan dia sedang beruntung, benar-benar mendapatkan kitab asli?Monica adalah praktisi seni bela diri. Seharusnya dia bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Hanya saja, jika kitab asli benar-benar telah dicuri oleh Monica. Kenapa Brandon kelihatannya sangat tenang? Bukankah dia seharusnya menyuruh anggotanya untuk mencarinya? Bisa jadi Steve juga akan terkena imbasnya?“Kamu salah makan obat? Mana mungkin kitab di tanganku itu kitab palsu?” Monica membolak-balikkan kitab. Dengan pengalamanny
“Rahasia apa? Rahasia kepalamu! Aku hanya menakutinya saja, kamu malah percaya!” jerit Steve dengan emosi tinggi. Kemudian, dia berjalan masuk ke kamarnya.Lantaran tidak mendapat jawaban, Clara merasa sangat tidak senang. Dia menunjukkan ekspresi cemberut, lalu mengoceh, “Dasar sok misterius!”Clara melihat ponselnya yang dipakai Steve hingga begitu panas. Dia mengecek nomor yang baru dihubungi Steve, lalu menyimpannya. Dia merasa pasti ada yang disembunyikan Steve darinya.Baru saja Clara membalikkan tubuhnya, tampak sang ibu sedang berdiri di ujung koridor. Amara tidak berbicara, melainkan hanya berdiri menatap ke arah mereka. Clara syok segera berjalan menghampirinya.“Ma,” panggil Clara.“Apa yang sedang kalian ributkan?” Amara hanya mendengar suara berisik saja. Dia tidak kedengaran isi percakapan mereka.“Nggak, kok. Dia pakai ponselku untuk telepon. Ma, apa Monica dan Steve … masih baik-baik saja?” Clara mencoba untuk mencari tahu.Dari sikap Steve tadi, sepertinya hubungan ked
“Selain itu, kamu juga jangan sebar masalah ini, jaga mulutmu!”Mendengar ucapan ketus sang ibu, Clara merasa sedikit bersedih. Sejak kecil, ibunya lebih memanjakan adiknya. Ketika Steve ditekan oleh Brandon, jujur saja Clara merasa cukup gembira. Jika tidak, sepertinya ibunya akan semakin memanjakannya saja.“Iya,” balas Clara dengan tidak acuh.…Monica sudah berjalan ke lantai bawah. Saat ini, pencahayaan di ruang bawah tanah tergolong bagus. Bagaimanapun, sekarang masih pagi, matahari masih cukup terik.Hanny tidak menyadari kedatangan Monica. Dia sedang membelakangi Monica sambil mengemas barang-barangnya.Sebenarnya barang yang perlu dikemas Hanny juga tidaklah banyak. Hanya beberapa potong pakaian saja.Hanny juga tidak memiliki pakaiannya sendiri. Dia hanya memiliki 2-3 potong pakaian sendiri, itu pun sudah dicuci hingga warnanya memudar. Bukannya Hanny tidak memiliki uang, hanya saja dia tidak memerlukannya! Iya, Hanny yang tidak memiliki identitasnya sendiri, untuk apa dia me
Hanny terdiam. Dia sungguh tidak mengerti maksud ucapan Monica.“Masalah kita … berdua?” Hanny mengedipkan matanya merasa bingung.“Berlagak bodoh? Hah?” Jari tangan Monica mengelus bibir Hanny. Dia pun berbicara sambil menunjukkan senyuman meremehkan. “Hanny, aku merasa kamu sudah berubah banyak kali ini?”“Kak, nggak!” Dapat terlihat rasa takut di dalam mata Hanny. Dia pun berkata, “Aku tahu apa maksud Kakak, tapi aku nggak melakukannya! Serius! Kak, aku akui aku memang suka sama dia, tapi cuma sekadar suka saja. Sewaktu bersamanya, aku juga nggak pernah katakan hal yang nggak seharusnya aku katakan.”“Tentu saja aku nggak bakal kasih tahu dia masalah sebesar ini. Selain papa dan mama, masalah kita cuma diketahui beberapa orang di rumah saja, sumpah aku nggak beri tahu siapa pun. Aku nggak mungkin kasih tahu dia!” Hanny berbicara dengan sangat cepat, seakan-akan khawatir Monica tidak memercayainya.Hanny tidak berani bergerak. Dia membiarkan Monica mencubit dagunya, dia bahkan tidak