Setelah itu, entah karena keberuntungannya atau bukan, Hanny berkali-kali terbebas dari ancaman. Akhirnya dia baru memiliki hak untuk melanjutkan hidupnya. Hanya saja, sejak saat itu, Hanny sudah kehilangan dirinya sendiri.Hanny bukan lagi hidup menjadi diri sendiri. Dia hidup menjadi bayangan kakaknya, Monica. Asalkan Monica membutuhkannya, dia akan menampakkan diri dengan identitas Monica. Jika Hanny sedang tidak dibutuhkan, dia harus bersembunyi di tempat yang tidak bisa ditemukan siapa pun. Hanny yang dulu merasa sangat puas. Setidaknya dia bisa hidup dengan tenang. Lagi pula, ruang aktivitasnya ketika menetap di pulau juga tidaklah besar. Jadi, bersembunyi atau tidak, tidaklah berbeda baginya.Namun setelah Hanny beranjak dewasa, berhubung semakin banyak orang yang ditemuinya dan semakin banyak tempat yang dikunjunginya, dia mulai merasa tidak puas. Hal yang diinginkannya semakin banyak lagi.Hanny ingin seperti wanita lain, bisa mengenakan gaun, berjalan-jalan di luar, berpacar
Mungkin karena perubahan sikap Hanny terlalu drastis, Monica pun merasa curiga. “Benarkah?”Hanny menarik napas dalam-dalam, berdiri di hadapannya dengan agak menunduk. “Sebelumnya aku sudah lancang. Aku malah serakah ingin berpacaran dan menikah. Aku lupa nyawaku ini adalah pemberian Kakak. Tanpa Kakak, aku nggak mungkin bakal hidup sampai sekarang. Aku sudah berharap terlalu banyak.” Selesai berbicara, Hanny mengangkat tangannya menampar wajahnya sendiri. “Maaf, Kak. Nggak seharusnya aku berbicara seperti itu terhadap Kakak. Nggak seharusnya aku bikin Kakak marah.”“Semua ini salahku. Kelak aku nggak akan ketemu sama Steve lagi. Kelak aku juga nggak bakal membantah ucapan Kakak lagi. Aku masih ingin hidup, aku masih belum ingin mati. Bisa membantu meringankan beban Kakak adalah hal paling beruntung bagiku. Kak, apa kamu bisa memaafkanku?” Kedua mata Hanny tampak berkaca-kaca. Dia menatap Monica dengan wajah malangnya.Dari ekspresi takut dan gugup Hanny, sepertinya dia takut Monica
Konon katanya, anak laki-laki akan lebih mirip dengan ibunya. Brandon memang sangat mirip dengan ibunya. Itulah salah satu alasan kenapa Amara tidak menyukainya.Selama beberapa tahun ini, Amara sudah bersusah payah merencanakan jalan hidup putra bungsunya. Setelah didukung oleh Keluarga Yukardi nanti, dia pun bisa lebih tenang.Amara menyesap teh, lalu memicingkan matanya ingin menguap. Tetiba, kedengaran suara langkah kaki. Dia membuka kedua mata dengan malasnya, lalu melirik ke arah datangnya suara.Pemandangan itu membuat Amara terkejut parah. Dia melihat Steve pulang dengan pakaian compang-camping, kotor, dan berdarah, seakan-akan telah digebuki sekelompok orang saja. “Astaga!” jerit Amara, lalu spontan berdiri. Berhubung gerakan Amara terlalu cepat, kepalanya terasa kliyengan dan pandangannya sempat menggelap dalam sesaat.“Nyonya!” Pembantu yang berada di samping langsung menjerit lekas memapahnya. Steve juga segera maju untuk memapahnya. “Ma, Mama yang pelan!”Amara mengembusk
“Aduh, Mama, aku benar-benar nggak kenapa-napa!” Steve sudah tidak sabaran ingin mengorek informasi, sedangkan Amara malah terus menanyakan asal mula cederanya. Steve emosi terus mengentakkan kakinya. “Ada urusan penting yang ingin aku tanyakan padamu.”“Kamu ….” Setelah diteriaki Steve, Amara pun tertegun sejenak, lalu menghela napas tanda tidak berdaya. “Oke, oke, aku tidak tanya lagi. Katakanlah, ada masalah apa?”Steve mengamati sekeliling, lalu melambaikan tangan mengisyaratkan yang lain untuk mundur. Kemudian, Steve baru mendekati Amara, lalu bertanya, “Ma, apa kamu tahu keluarga kita punya harta turun-temurun?”Awalnya Steve masih bingung dalam mencari kitab rahasia itu. Sekarang kebetulan ibunya sedang berada di sini, bukankah ini adalah kesempatan emas?Mungkin orang lain tidak akan mengetahuinya, tetapi ibunya sudah menikah dengan ayah selama puluhan tahun. Bagaimana mungkin ibunya tidak mengetahui masalah ini?Amara terbengong ketika mendengar pertanyaan Steve. Melihat dia m
Seharusnya memang ada benda yang dinamakan kitab rahasia itu.“Tidak mungkin!” balas Amara dengan tegas, “Aku dan papamu sudah menjadi suami istri dalam waktu yang lama. Meski dia orangnya agak kaku, keras kepala, dan pilih kasih, dia juga tidak pernah berbohong sama aku. Dia tidak pernah merahasiakan apa pun dari aku! Sebenarnya dari mana kamu mendengar kabar seperti ini? Mana mungkin Keluarga Setiawan bisa memiliki kitab rahasia?”“Kata Monica! Dia sangat yakin Brandon pasti menyimpan kitab rahasia. Kitab rahasia itu pasti berisi teknik ilmu bela diri yang sangat hebat.” Kepikiran dengan tatapan yakin Monica, tiba-tiba Steve jadi kepikiran apa mungkin Monica bisa menikah dengannya demi mendapatkan kitab rahasia itu.“Teknik hebat apa? Sepertinya dia sudah kecanduan dalam latihan seni bela diri, atau dia sudah kebanyakan baca novel dan kebanyakan nonton televisi! Kenapa seorang wanita malah belajar ilmu bela diri? Entah apa yang ada di dalam benaknya!” Amara terdiam sejenak, lalu berk
“Benarkah?” Amara terlihat ragu.“Serius!” Steve mendekati ibunya, lalu menceritakan kembali apa yang dikatakan Monica. Tentu saja, dia tidak menceritakan bagian ancaman dan hinaan yang dilayangkan Monica. “Jadi, asalkan aku bisa menemukan kitab rahasia, aku pun bisa mendapatkan 30% saham Yukardi Group. Eh, salah! Nanti setelah aku memegang kendali, aku bisa mendapatkan yang lebih banyak lagi.”Akhirnya Amara sudah mengerti. Hanya saja, dia masih merasa bingung. “Apa yang dikatakan Monica itu benar? Tapi aku tidak pernah mendengar masalah kitab rahasia dari mulut papamu. Jangan-jangan dia salah informasi?”“Nggak mungkin!” balas Steve dengan menggeleng. Dia cukup yakin dengan masalah ini. “Apa Mama lupa? Monica itu berasal dari keluarga seni bela diri kuno. Boleh dikatakan bahwa dia sangat menggemari seni bela diri. Kitab itu nggak berarti bagi kita, tapi berbeda dengan Monica, dia menganggap kitab itu bagai barang paling berharga di dunia saja. Mana mungkin Monica akan salah informasi
Mengenai hal ini, Steve pun sudah memikirkannya.“Ma, aku punya pemikiranku sendiri. Mama nggak usah berpikir terlalu banyak. Aku rasa kitab rahasia itu pasti ada di rumahnya. Monica juga pernah ke rumahnya, ternyata ada banyak perangkap di rumahnya, nggak sesederhana penampilannya. Menurut Mama, kalau di dalamnya nggak ada barang berharga, hanyalah rumah biasa, apa perlu dia membuat begitu banyak perangkap?”Steve mengangkat kepalanya untuk melirik sekeliling. “Di rumah kita ada banyak perangkap dan pengawal, tapi semua itu hanyalah sistem pengamanan yang biasa. Berbeda dengan Brandon, kompleks perumahannya dilengkapi dengan fasilitas sistem keamanan terbagus di seluruh kota. Dia malah menambahkan perangkap lagi, bukankah itu karena dia sedang menyembunyikan sesuatu?”Pokoknya Steve merasa kitab rahasia itu pasti berada di dalam rumah Brandon. Hanya saja, Steve melupakan satu hal. Dia lupa Brandon pernah diculik berkali-kali di saat masih kecil dulu. Sistem keamanan yang begitu ketat
Amara mengembus napas panjang, lalu berkata dengan muram, “Mama sudah tua, Mama juga tidak ingin berebut kekuasaan dan marah-marah lagi. Mama hanya ingin mengambil kembali semua yang seharusnya menjadi milikmu. Mama hanya berharap kehidupanmu bisa lebih baik saja.”“Mama memang punya banyak anak, tapi Mama nggak punya banyak cucu. Entah dosa apa yang sudah Mama lakukan, semua kakakmu sudah pergi. Sekarang Mama hanya berharap kamu bisa hidup bahagia saja.”Amara mengangkat tangannya. Sekarang punggung tangannya sudah dipenuhi dengan keriput. Dia mengusap kepala Steve dengan pelan, lalu menatapnya dengan penuh kasih sayang. “Kamu adalah anakku. Asalkan kamu bisa hidup dengan baik, Mama juga bisa meninggal dengan tenang.”“Ma, kenapa Mama berbicara seperti ini! Mama pasti akan panjang umur dan sehat selalu. Kelak Mama masih harus membantuku untuk menjaga anakku … cucu Mama!” Steve memang pandai berbicara. Sesuai dugaannya, Amara pun tersenyum setelah mendengarnya. “Kamu ini memang pandai
Dengan kata lain, CCTV pun tidak menangkap adegan di mana Rainie melarikan diri. Dalam situasi seperti ini hanya ada dua kemungkinan. Pertama, ada pengkhianat yang bersekongkol dengan Rainie, yang tidak hanya membuat Rainie menghindari pengawasan CCTV tapi juga menghindari pantauan semua orang. Kedua … dia benar-benar bisa menghilang!Apa pun kemungkinannya, tidak ada yang berani menyimpulkan sebelum mereka mendapatkan hasil pemeriksaan yang jelas. Edgar tidak mungkin bisa mendapatkan hasilnya hanya dalam waktu satu hari. Karena itu mereka pun bubar setelah menemui jalan buntu. Hasil tes DNA kedua anak itu juga kebetulan sudah keluar. Ketika melihat hasil tesnya, dalam sekejap Brandon langsung ingin meneteskan air mata. Kedua anak itu benar adalah anak kandungnya. Kedua anak kembar yang belum pernah dia temui semenjak mereka dilahirkan di dunia ini akhirnya sudah berada di sisinya kini. Namun demikian, Brandon masih diterpa oleh perasaan yang rumit. Anaknya sudah kembali, tetapi Yuna m
“Siapa pun bisa, berarti aku juga bisa?” tanya Fred datar tetapi berisikan ancaman.Di saat itu Rainie sadar kalau dia sudah salah bicara. Lantas dia pun segera menundukkan kepalanya dan membungkuk seraya berkata, “Nggak, bukan itu maksudku! R20 sepenuhnya akan kuserahkan padamu. Terserah kamu mau pakai ke siapa. Aku … aku mana berani pakai R20 ke kamu ….”“Nggak apa-apa, aku cuma asal ngomong saja. Kalaupun kamu mau pakai R20 itu ke aku, apa kamu bisa? Sebenarnya kamu lumayan juga. Aku rasa kamu bisa berguna untukku. Untuk sekarang kamu tinggal di sini dulu saja. Nanti aku minta anak buahku untuk siapkan kamar. Tapi demi keamanan kamu sendiri, jangan pergi ke mana-mana. Mengerti?”“Iya. Mulai hari ini aku akan mengikuti perintahmu!”Merasa puas dengan sikap yang Rainie tunjukkan padanya, Fred memanggil anak buahnya untuk membawa Rainie pergi ke kamarnya. Sesudah Rainie pergi dari kantornya, senyum sinis di wajahnya itu sirna. Dia membuka botol kecil itu untuk melihat apa isinya karena
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung