“Benarkah?” Amara terlihat ragu.“Serius!” Steve mendekati ibunya, lalu menceritakan kembali apa yang dikatakan Monica. Tentu saja, dia tidak menceritakan bagian ancaman dan hinaan yang dilayangkan Monica. “Jadi, asalkan aku bisa menemukan kitab rahasia, aku pun bisa mendapatkan 30% saham Yukardi Group. Eh, salah! Nanti setelah aku memegang kendali, aku bisa mendapatkan yang lebih banyak lagi.”Akhirnya Amara sudah mengerti. Hanya saja, dia masih merasa bingung. “Apa yang dikatakan Monica itu benar? Tapi aku tidak pernah mendengar masalah kitab rahasia dari mulut papamu. Jangan-jangan dia salah informasi?”“Nggak mungkin!” balas Steve dengan menggeleng. Dia cukup yakin dengan masalah ini. “Apa Mama lupa? Monica itu berasal dari keluarga seni bela diri kuno. Boleh dikatakan bahwa dia sangat menggemari seni bela diri. Kitab itu nggak berarti bagi kita, tapi berbeda dengan Monica, dia menganggap kitab itu bagai barang paling berharga di dunia saja. Mana mungkin Monica akan salah informasi
Mengenai hal ini, Steve pun sudah memikirkannya.“Ma, aku punya pemikiranku sendiri. Mama nggak usah berpikir terlalu banyak. Aku rasa kitab rahasia itu pasti ada di rumahnya. Monica juga pernah ke rumahnya, ternyata ada banyak perangkap di rumahnya, nggak sesederhana penampilannya. Menurut Mama, kalau di dalamnya nggak ada barang berharga, hanyalah rumah biasa, apa perlu dia membuat begitu banyak perangkap?”Steve mengangkat kepalanya untuk melirik sekeliling. “Di rumah kita ada banyak perangkap dan pengawal, tapi semua itu hanyalah sistem pengamanan yang biasa. Berbeda dengan Brandon, kompleks perumahannya dilengkapi dengan fasilitas sistem keamanan terbagus di seluruh kota. Dia malah menambahkan perangkap lagi, bukankah itu karena dia sedang menyembunyikan sesuatu?”Pokoknya Steve merasa kitab rahasia itu pasti berada di dalam rumah Brandon. Hanya saja, Steve melupakan satu hal. Dia lupa Brandon pernah diculik berkali-kali di saat masih kecil dulu. Sistem keamanan yang begitu ketat
Amara mengembus napas panjang, lalu berkata dengan muram, “Mama sudah tua, Mama juga tidak ingin berebut kekuasaan dan marah-marah lagi. Mama hanya ingin mengambil kembali semua yang seharusnya menjadi milikmu. Mama hanya berharap kehidupanmu bisa lebih baik saja.”“Mama memang punya banyak anak, tapi Mama nggak punya banyak cucu. Entah dosa apa yang sudah Mama lakukan, semua kakakmu sudah pergi. Sekarang Mama hanya berharap kamu bisa hidup bahagia saja.”Amara mengangkat tangannya. Sekarang punggung tangannya sudah dipenuhi dengan keriput. Dia mengusap kepala Steve dengan pelan, lalu menatapnya dengan penuh kasih sayang. “Kamu adalah anakku. Asalkan kamu bisa hidup dengan baik, Mama juga bisa meninggal dengan tenang.”“Ma, kenapa Mama berbicara seperti ini! Mama pasti akan panjang umur dan sehat selalu. Kelak Mama masih harus membantuku untuk menjaga anakku … cucu Mama!” Steve memang pandai berbicara. Sesuai dugaannya, Amara pun tersenyum setelah mendengarnya. “Kamu ini memang pandai
Setelah dipikir-pikir, Steve merasa dirinya bagai monyet yang sedang dipermainkan saja. Awalnya dia mengira kharismanya sudah berhasil memikat hati wanita itu. Tak disangka, Monica mendekati Steve hanya demi mendapatkan kitab rahasia.Ekspresi malu, gugup, bahkan ciuman hangat itu, semuanya dilakukan Monica demi memperoleh kitab rongsokan itu?!Seumur hidup Steve, dia belum pernah bertemu dengan wanita seperti ini. Dia pun sungguh bingung entah harus berbuat apa lagi.Hanya saja, sekarang Steve sudah tidak memikirkan masalah ini lagi, dia juga tidak acuh lagi. Steve tidak lagi keras kepala ingin mendapatkannya. Ada banyak wanita di luar sana, untuk apa Steve bertengger pada wanita itu saja? Setelah dia mendapatkan saham Yukardi Group dan kekuasaan Keluarga Setiawan, mana mungkin Steve akan kekurangan wanita? Setidaknya dia akan mendapatkan wanita yang lebih baik daripada Monica yang suka berubah sikap itu.Dengan berpikir seperti ini, hati Steve terasa lebih terhibur. Sekarang yang pal
“Kenapa kamu berbicara seperti ini? Sudah wajar seorang nenek mempersiapkan keperluan pernikahan cucunya sendiri. Kenapa jadi repot? Aku malah merasa gembira!” Amara tetap menunjukkan senyuman di wajahnya.Sepertinya Amara sudah menduga Brandon akan menolaknya. Dia pun melanjutkan, “Kalian memang tidak mengerti. Ibu hamil itu memang harus banyak istirahat, tapi bukan berarti harus terus rebahan di rumah. Rebahan terus malah tidak bagus bagi Yuna dan anak di dalam kandungannya! Terkadang Yuna perlu jalan-jalan dan menghirup udara segar.”“Sejak kecil, kamu hanya dekat dengan kakeknya, kamu jarang berada di sisiku. Setelah kamu dewasa, kamu semakin sibuk saja. Sekarang jarang-jarang kamu ada waktu luang, anggap saja temani nenek dan istrimu jalan-jalan. Apa kamu keberatan? Masa kamu tidak bersedia mengabulkan permintaan kecil nenekmu? Nenekmu ini sudah tua, umur Nenek tidak panjang lagi. Sekarang, Nenek hanya ingin memupuk perasaan dengan cicitku, kenapa … kenapa malah tidak boleh?”Samb
Steve memelototi penjaga pintu dengan emosi. Sebenarnya semua sudah diduganya. “Bagaimana caranya agar aku boleh menunggu mereka di dalam? Aku masih ada urusan penting, masa kamu suruh aku tunggu di mobil? Begini saja, kalau Brandon mengizinkan aku masuk, apa aku diperbolehkan untuk masuk?”Penjaga rumah terbengong sejenak. Dia tidak begitu mengerti maksud ucapan Steve. Dia pun menjawab, “Kalau Tuan Brandon mengizinkan, tentu saja Tuan dipersilakan menunggu di dalam. Hanya saja, Tuan Brandon sedang tidak ada di rumah, jadi ….”“Kenapa kamu kaku sekali! Kalau Brandon tidak lagi di rumah, ya telepon!” Steve langsung mengeluarkan ponselnya untuk menelepon. “Halo, Brandon? Kenapa kalian pergi? Di mana Mama?”Brandon melirik Amara sekilas. “Di sampingku.”“Di sampingmu? Kenapa kalian pergi begitu saja? Bukankah sudah janji mau tunggu aku! Suruh Mama angkat telepon!” gumam Steve sambil menunjukkan kekesalannya.Amara menyadari Brandon sedang melihatnya. Dia pun bertanya, “Ada apa?”“Om, kata
Amara kelihatannya sangat panik. “Cincin! Itu cincin pernikahanku dengan papamu. Kenapa bisa hilang? Padahal aku selalu memakainya!”Wajah Amara seketika merona. Dia mencari-cari di dalam mobil. “Jatuh di mana, ya ….”“Apa tadi Nenek lupa pakai hari ini?” tanya Yuna, “Ketinggalan di rumah?”“Tidak mungkin!” sangkal Amara, “Cincin itu adalah cincin nikah aku dengan kakeknya Brandon. Aku tidak pernah melepaskannya selama puluhan tahun ini. Tidak mungkin aku ketinggalan di rumah. Pasti aku sudah menghilangkannya. Seingatku, tadi masih ada sewaktu di rumah kalian. Saat aku mengobrol di ruang tamu, cincin itu masih di tanganku. Aku pasti sudah menjatuhkannya.”Amara menunduk terus mencari. Dapat terdengar suara terisak-isaknya. “Cincin ini adalah peninggalan Jason kepadaku. Kalau aku tidak menemukannya, aku merasa bersalah terhadap kakekmu! Cincin ini lebih berharga daripada nyawaku!”Brandon juga ikut mencari. Dia terdiam sejenak, lalu berkata, “Seharusnya bukan di mobil. Apa mungkin jatuh
Dari tadi Steve membuka speaker ponselnya. Setelah selesai menelepon, dia sengaja menggoyangkan ponsel ke depan penjaga pintu. “Gimana?”Majikan sudah bersuara. Penjaga pintu tentu akan membiarkan Steve masuk.Steve mengendarai mobilnya dengan perlahan. Dia merasa sangat lega sekarang. Tempat tinggal Brandon sangatlah susah untuk dimasuki, terkecuali di saat Brandon sedang berada di rumah. Jika tidak, siapa pun tidak diizinkan untuk masuk. Namun sekarang, Steve bisa memasuki rumah dengan terang-terangan.Begitu masuk ke dalam rumah, tampak pembantu sedang sibuk untuk mencari cincin. Steve pun berkata, “Kalian pergi sana, biar aku cari sendiri saja!”“Tapi … Tuan sudah berpesan agar kami membantumu untuk mencari cincin.” Pembantu menunjukkan ekspresi serbasalah.“Nggak usah! Kalian juga nggak tahu gimana bentuk cincin itu. Brandon memang percaya sama kalian, tapi bukan berarti aku percaya. Cincin mamaku itu adalah barang berharga keluarga kami. Gimana kalau ada yang memendam niat jahat,
Karena semuanya terjadi begitu mendada, tidak ada orang yang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Setelah Fred mengatur semuanya sesuai dengan rencananya, dia pergi ke kamar di mana sang Ratu berada. Dia mengutus orang kepercayaannya untuk berjaga, menjamin supaya kondisi kesehatan Ratu tetap prima. Namun dua hari terakhir tiba-tiba kondisinya memburuk.Awalnya Fred bahkan curiga sang Ratu bersekongkol dengan Yuna karena mereka berdua sama-sama jatuh sakit. Namun setelah dipikirkan lagi, mereka tidak punya alasan yang cukup meyakinkan untuk itu. Terlebih lagi mereka berdua juga sudah tidak berada di tempat yang sama. Tidak mungkin mereka bisa berkomunikasi dalam bentuk apa pun.Begitu masuk, Fred melihat Ratu yang terbaring lemas di atas ranjang. Dia menghampiri sang Ratu, membungkukkan badannya dan berkata dengan santun. “Yang Mulia? Yang Mulia?”Kelopak mata Ratu terlihat ada sedikit pergerakan, tetapi dia tidak membuka matanya entah karena memang tidak kuat, atau karena dia tidak ingin
Rainie duduk di pojokan seorang diri, berpikir mengapa Fred melakukan ini, dan mengapa dia mengumumkannya secara mendadak. Fred sendiri tahu ini terlalu mendadak, tetapi mau bagaimana lagi. Tubuh sang Ratu terus melemah dan sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi.Sejak awal Fred sudah tahu kalau kondisi kesehatan sang Ratu kurang baik, makanya dia mau menyelesaikan eksperimennya secepat mungkin, dan mencari tubuh pengganti yang sehat secara fisik. Tetapi dia malah menemui masalah yang berkepanjangan sampai detik ini. Sementara itu kesehatan sang Ratu terus memburuk. Meski sudah diobati oleh sekelompok dokter terpercaya pun, yang namanya penuaan memang tidak bisa dicegah. Organ-organ tubuhnya kian melemah. Proses penuaan yang dialami oleh sang Ratu membuat Fred ketakutan. Sekarang dia masih cukup sehat, tetapi sebentar lagi dia juga akan memasuki usia tua dan tubuhnya juga pasti perlahan akan ikut melemah.Semua orang sama di hadapan hidup dan mati. Tidak ada seorang pun yang bisa me
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam