Sebenarnya Brandon ingin menikmati dunia milik berdua bersama dengan istrinya. Tak disangka, mereka malah bertemu dengan kedua orang itu.Setelah duduk di bangku, makanan yang sudah dipesan sebelumnya juga sudah disuguhkan ke atas meja. Mereka berdua makan dengan heningnya, seperti sedang kelaparan saja.Hanya saja, mereka tidak menyantapnya dengan cepat. Beberapa saat kemudian, Yuna duluan memecahkan keheningan. “Apa kamu merasa Nona Monica agak aneh?”“Kamu juga merasakannya?” Brandon menatap Yuna. Dia tidak terlihat kaget sama sekali.Penglihatan Yuna sangatlah jeli. Jika Brandon bisa menyadarinya, tidaklah aneh jika Yuna bisa menyadarinya juga. Sepertinya wanita ini memang ada yang berbeda dengan Monica yang dijumpainya waktu itu?“Sepertinya aku nggak keliru.”Setelah mendengar balasan Brandon, Yuna pun mengangguk.Tadi Yuna merasa dirinya sudah berpikir kebanyakan. Bagaimanapun, dia tidak tergolong kenal dengan Monica. Namun setelah mendengar ucapan Brandon, sepertinya memang ada
Brandon terdiam.Apa … Yuna sedang cemburu?Hanya saja, dari senyuman di wajah Yuna, sepertinya dia sengaja ingin menyindirnya, tidak mirip sedang lagi cemburu.Brandon memotong steak sapi dengan perlahan, lalu menyuapkannya ke mulut Yuna. “Dia tidak ada hubungannya sama aku. Tapi setahuku, kalau kamu tidak kenyang, nanti kamu pasti akan menjerit kelaparan nanti!”“Maksudmu, aku rakus?” Yuna melirik Brandon sekilas, lalu mengunyah daging yang disuapi Brandon tadi. Hmm … dagingnya sungguh lezat.“Mana mungkin? Aku malah berharap kamu bisa makan lebih banyak lagi,” ucap Brandon dengan tersenyum.Mereka berdua saling tersenyum membuat suasana kembali terasa hangat.Hanya saja, Yuna masih merasa cemas. “Seandainya … aku hanya lagi berandai-andai saja. Kalau kondisi Nona Monica seperti yang kamu katakan tadi, sepertinya cukup merepotkan.”“Hmm?”“Kalau dia memang punya kepribadian ganda. Itu berarti perbuatan yang dia lakukan nggak diketahui kepribadiannya yang lain. Kita juga nggak tahu ki
Mendengar perintah Monica, Hanny refleks menuruti apa katanya, langsung berlutut di tempat.Monica berdiri, lalu berjalan ke sampingnya. Tetiba Monica menghentikan langkahnya, menundukkan kepalanya menatap Hanny tanpa bersuara.Tanpa mengangkat kepala pun, Hanny bisa merasakan tatapan penuh amarah yang sedang melihatnya. Hanny tidak bersuara, dia hanya menundukkan kepalanya sambil menggigit kedua bibirnya dengan erat.Sebenarnya sejak Hanny dan Steve meninggalkan perusahaan untuk pergi makan malam, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menerima hukuman. Jadi saat ini, Hanny tidak terlalu gugup, melainkan sedang bersiap-siap untuk menunggu hukuman.“Sekarang kamu sudah besar, ya!” ucap Monica dengan perlahan. Salah satu tangannya diletakkan di atas pundak Hanny. Kemudian, dia melanjutkan, “Sekarang kamu sudah semakin hebat saja!”Rasa sakit seketika terasa di bagian pundak. Tidak dipungkiri, tenaga Monica memang besar. Tak peduli betapa miripnya Hanny dengan kakaknya, dia tetap tidak
Raut wajah Monica juga sudah berubah.Monica adalah seorang praktisi seni bela diri. Dia sangat memiliki batasan dalam mengeluarkan tenaganya. Hanya saja, tenaganya tadi memang sudah terlalu besar dan meretakkan tulang Hanny. Sebenarnya Monica juga tidak berencana untuk berbuat seperti ini. Hanya saja, amarah di hatinya terus membara membuat dirinya kehilangan akal sehatnya.Masalah ini juga bukanlah hal bagus Monica.“Nona,” panggil Adam yang berada di samping.Adam terlihat berdiri di samping dengan sangat tenang. Selain Monica, hidup matinya orang lain tidak ada hubungannya dengan dia, meski orang itu memiliki wajah yang mirip dengan majikannya.Monica menundukkan kepalanya menatap wanita yang sedang tidak menyadarkan diri di lantai. Melihat wajah yang sangat mirip dengannya, Monica spontan merasa semakin kesal lagi. “Bawa dia ….”Baru saja Monica hendak menyuruh Adam untuk membawanya kembali ke kamar. Tiba-tiba suatu kilau cahaya terlintas di matanya.Setelah melihat dengan saksama
Ucapan Hanny itu sungguh mengagetkan Monica.Ini adalah pertama kalinya Hanny berani meminta kembali barang yang diambilnya.Sejak kecil, Hanny hanya berani mengambil barang pemberian Monica saja. Sejak kapan, dia berani meminta barang dari Monica?Sepertinya cincin ini …. Bukan, lebih tepatnya lelaki itu sangat penting bagi Hanny?Dengan berpikir seperti ini, tatapan Monica semakin tajam lagi. Tatapan yang awalnya tertuju ke cincin beralih ke diri Hanny. “Apa katamu? Coba ulangi sekali lagi. Aku nggak jelas.”Dari ekspresi Monica, dapat diketahui bahwa dia sudah mendengarnya dengan sangat jelas. Hanny tidak seharusnya berbicara lagi. Sekarang kakaknya sedang marah. Rasa sakit di pundaknya hanyalah peringatan supaya dia tidak berulah lagi.Namun, ketika melihat cincin ini, terlintas bayangan wajah Steve. Hanny masih ingat dengan janji sucinya. Dia ingin bersama dengan lelaki itu selamanya. Lagi pula, masalah juga sudah berkembang hingga tahap seperti ini. Tidak ada gunanya untuk takut
Sambil berbicara, Hanny sambil menangis histeris, seolah-olah barang yang penting baginya itu akan hancur.Melihat air mata membanjiri wajah itu, emosi Monica malah memuncak.Sejak kapan dirinya pernah menangis seperti ini? Meskipun Hanny dipukul oleh Monica ataupun dikurung selama setengah tahun, dia juga tidak pernah menangis seperti ini. Seorang bayangan tidak seharusnya memiliki pemikiran sendiri. Namun sekarang, demi sebuah cincin rongsokan, dia malah menangis sehisteris ini.Bahkan tulang belikatnya juga sudah retak dan lengannya juga sudah tidak bisa diangkat. Dia malah masih ingin mengambil cincin itu kembali. Dari mana asal kekuatannya?Sepertinya Monica sudah salah. Dia sudah meremehkan pengaruh si lelaki pecundang itu. Dia sungguh tidak menyangka seorang lelaki berengsek akan membangkitkan sikap pembangkang seekor kelinci yang penurut itu. Sepertinya dia tidak boleh dibiarkan lagi!Kepikiran hal ini, tatapan Monica semakin tajam lagi. Dia langsung mengangkat kakinya untuk me
Berhubung sedang terluka dan emosi, Monica tidak bisa tidur nyenyak di malam ini. Kepala dan dadanya pun terasa sakit ketika bangun tidur, temperamennya juga semakin buruk.Monica meneguk air sambil mencari ponselnya. Pada saat ini, dia baru teringat bahwa ponsel sudah dibantingnya semalam. Sepertinya dia harus membeli ponsel baru.Kebetulan Monica merasa penat dalam dua hari ini, dia pun pergi jalan-jalan sekaligus memikirkan rencana selanjutnya. Brandon sudah mewaspadainya dan kitab rahasia sangatlah sulit untuk didapatkan. Sekarang tidak ada gunanya lagi Monica pergi ke Kediaman Setiawan. Sebab, kitab itu tidak mungkin berada di sana.Namun, kitab rahasia itu sudah dicari-cari Monica selama bertahun-tahun. Dia tidak mungkin akan menyerah begitu saja!Rasa sakit kembali menyerang kepala Monica. Dia menelan sebutir obat, memaksakan dirinya untuk tetap bersemangat. Pada saat Monica becermin, dia menyadari sepertinya dia sudah semakin kurus saja, semakin mirip dengan adiknya.Kepikiran
“Kamu? Kamu Nona Monica, ya?” Ketika dipertanyakan, salah seorang pramuniaga langsung bertanya.“Iya, benar!” Monica mengangguk. “Kamu kenal sama aku?”“Wah!” Siapa sangka reaksi mereka berdua akan begitu berlebihan. Mereka bahkan menjerit dengan serempak, kelihatan sangat kegirangan. “Apa kamu benar-benar Nona Monica?! Tadi sewaktu kamu masuk, aku merasa kamu mirip sekali sama dia. Tak disangka, kamu lebih cantik daripada di televisi! Kamu beruntung sekali! Selamat menempuh hidup baru, ya!”Monica terdiam membisu. Dia sungguh kebingungan. Apa yang sedang mereka katakan? Televisi? Selamat menempuh hidup baru?Sebentar, selamat menempuh hidup baru?Tiba-tiba Monica teringat hal bodoh yang dilakukan Hanny semalam. Dia menyipitkan matanya, lalu bertanya, “Tadi kalian bilang dari mana kalian melihatku? Televisi?”“Betul! Betul!” Salah satu pramuniaga mengangguk kuat. “Video lamaran Tuan Steve semalam sudah viral di internet! Dia romantis sekali! Kalian berdua sungguh serasi!”Serasi kepala
Dengan kata lain, CCTV pun tidak menangkap adegan di mana Rainie melarikan diri. Dalam situasi seperti ini hanya ada dua kemungkinan. Pertama, ada pengkhianat yang bersekongkol dengan Rainie, yang tidak hanya membuat Rainie menghindari pengawasan CCTV tapi juga menghindari pantauan semua orang. Kedua … dia benar-benar bisa menghilang!Apa pun kemungkinannya, tidak ada yang berani menyimpulkan sebelum mereka mendapatkan hasil pemeriksaan yang jelas. Edgar tidak mungkin bisa mendapatkan hasilnya hanya dalam waktu satu hari. Karena itu mereka pun bubar setelah menemui jalan buntu. Hasil tes DNA kedua anak itu juga kebetulan sudah keluar. Ketika melihat hasil tesnya, dalam sekejap Brandon langsung ingin meneteskan air mata. Kedua anak itu benar adalah anak kandungnya. Kedua anak kembar yang belum pernah dia temui semenjak mereka dilahirkan di dunia ini akhirnya sudah berada di sisinya kini. Namun demikian, Brandon masih diterpa oleh perasaan yang rumit. Anaknya sudah kembali, tetapi Yuna m
“Siapa pun bisa, berarti aku juga bisa?” tanya Fred datar tetapi berisikan ancaman.Di saat itu Rainie sadar kalau dia sudah salah bicara. Lantas dia pun segera menundukkan kepalanya dan membungkuk seraya berkata, “Nggak, bukan itu maksudku! R20 sepenuhnya akan kuserahkan padamu. Terserah kamu mau pakai ke siapa. Aku … aku mana berani pakai R20 ke kamu ….”“Nggak apa-apa, aku cuma asal ngomong saja. Kalaupun kamu mau pakai R20 itu ke aku, apa kamu bisa? Sebenarnya kamu lumayan juga. Aku rasa kamu bisa berguna untukku. Untuk sekarang kamu tinggal di sini dulu saja. Nanti aku minta anak buahku untuk siapkan kamar. Tapi demi keamanan kamu sendiri, jangan pergi ke mana-mana. Mengerti?”“Iya. Mulai hari ini aku akan mengikuti perintahmu!”Merasa puas dengan sikap yang Rainie tunjukkan padanya, Fred memanggil anak buahnya untuk membawa Rainie pergi ke kamarnya. Sesudah Rainie pergi dari kantornya, senyum sinis di wajahnya itu sirna. Dia membuka botol kecil itu untuk melihat apa isinya karena
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung