Ketika mendengar adanya suara mesin mobil, Steve spontan mengangkat kepalanya terbangun dari tidurnya. Dia memalingkan kepalanya melihat mobil yang kembali, lalu melihat sosok Monica yang sedang duduk di dalam mobil. Seketika terlintas kegembiraan di wajahnya. Dia langsung berlari ke arah mobil tersebut.Melihat kedatangan Steve, Adam memalingkan kepalanya. “Nona?”“Nggak usah ladeni dia! Jalan saja!” Tidak terlihat ekspresi apa-apa dari wajah Monica.Setelah mendapat perintah, Adam langsung menginjak pedal gas, mobil pun melintas melewati sisi Steve dengan kencang. Jika bukan karena Steve sempat mengelak, sepertinya dia sudah keserempet mobil.Steve pun bingung.Pintu gerbang vila terbuka dan mobil Monica memasuki ke dalam. Ketika Steve tersadar dari bengongnya, tampak pintu sudah mulai ditutup. Dia langsung berlari ke sisi pintu. Berhubung pintu ditutup dengan cepat, Steve tidak berhasil masuk ke dalam, malah menabrak pintu gerbang yang kokoh itu.“Bamm!”Steve sungguh bingung dan ma
Bisa dibayangkan, jika tadi Steve tidak sempat untuk melarikan diri, sepertinya tubuhnya akan ditusuk anak panah hingga berlubang-lubang!Steve kembali berdiri sambil menatap anak-anak panah di lantai. Emosinya membara dalam sesaat. Dia pun berteriak, “Monica Yukardi! Aku tahu kamu bisa mendengarku, apa maksudmu? Jelaskan!” Tidak dipungkiri, Steve memang menginginkan aset Keluarga Yukardi, lalu beraliansi dengan Keluarga Yukardi untuk mengalahkan Brandon. Kepikiran hal ini, Steve memilih untuk bersabar. Namun belum sempat Steve mengalahkan Brandon, nyawanya malah hampir melayang di tangan nona besar yang suka berubah-ubah pikiran.Sebelumnya Steve mengira Monica bisa bersikap seperti itu karena dimanja sejak kecil. Dia pun mencoba untuk toleransi. Hanya saja, bagaimana dengan hari ini? Bukankah perbuatan ini dinamakan pembunuhan berencana?Jelas-jelas hubungan mereka berdua baik-baik saja semalam. Monica masih menunjukkan ekspresi malu ketika dilamar olehnya. Hari ini, Monica malah ti
Pintu gerbang besi yang awalnya tertutup rapat sudah dibuka. Maksudnya … Steve diperbolehkan untuk masuk?Melihat pintu dibuka, Steve malah merasa ragu. Tadi Steve sudah memakinya dengan begitu kasar. Sekarang Monica malah membuka pintu membiarkan dirinya masuk. Jangan-jangan semua ini adalah jebakan? Dia sudah mempersiapkan bawahannya untuk menggebuki Steve?Dengan berpikir seperti ini, Steve mulai ketakutan. Hanya saja, dia tidak boleh menunjukkannya. Steve melihat ke arah kamera CCTV, lalu tersenyum sinis. “Kenapa? Kamu mau suruh aku masuk? Aku nggak mau! Atas dasar apa aku mesti menuruti apa katamu! Asal kamu tahu, Monica, aku sudah cukup dengan semua ini! Aku memang menghormatimu, mencintaimu, dan terus mengalah sama kamu, tapi bukan berani kamu bisa injak-injak aku. Bagaimanapun, aku juga adalah tuan muda dari Keluarga Setiawan. Belakangan ini kamu sudah keterlaluan! Aku malas meladenimu lagi!”Selesai berbicara, Steve langsung berjalan pergi.Di dalam ruang tamu, melihat Steve b
Adam memang tidak bersuara. Hanya saja, dengan kemampuan andalnya dalam mengendarai sepeda motor, dia yakin dirinya tidak akan membahayakan nyawa Steve. Ketika sepeda motor berhenti di depan pintu vila, tampak Monica sudah berdiri di depan pintu sambil melihat ke bawah tangga. Saat ini, Steve sudah tidak bersuara lagi. Dia seolah-olah sudah kehilangan tenaganya berbaring lemas di atas lantai. Jas yang dikenakannya juga sudah compang-camping. Penampilannya memang terlihat sangat menyedihkan.“Lho, aku kira siapa? Bukankah kamu itu Steve? Tuan Muda Keluarga Setiawan yang sangat terkenal itu? Kenapa? Nggak marah lagi?” Dilihat dari senyuman di wajah Monica, sepertinya suasana hatinya cukup bagus saat ini.Tidak ada yang bisa pergi setelah memakinya!Steve ingin sekali memaki dengan kata-kata kasar. Hanya saja, dia tidak sanggup berbicara sepatah kata pun saat ini. Seluruh tulang di tubuhnya seolah-olah hampir putus saja, rasanya sakit sekali! Sepertinya sekujur tubuhnya sudah lecet, dia
Monica melihat Steve sekilas, lalu membalikkan badan untuk memasuki vila. “Masuklah!”Melihat bayangan punggung Monica, Steve pun tertegun sejenak, lalu menoleh menatap lelaki berwajah sedingin es itu. Kemudian, dia segera berjalan masuk.Baru saja Steve mengangkat salah satu kakinya, luka di tubuhnya tertarik dan rasanya sungguh sakit. Dia merintih kesakitan sambil menarik napas dalam-dalam. Saat ini, lelaki berwajah dingin itu melintasi sisi Steve, lalu mendahuluinya memasuki vila. Melihat sosok arogan si lelaki, Steve bersumpah dalam hati, suatu hari nanti dia pasti akan membalaskan dendamnya.Begitu masuk ke dalam vila, tampak Monica sedang duduk di sofa sambil menyeduh teh dengan santainya.Rasa emosi di hati Steve masih belum lenyap. Dia melangkah berjalan ke sofa di seberang Monica. Tanpa memedulikan kotoran yang menempel di pakaiannya, Steve langsung duduk di sofa.Monica melirik Steve sekilas, lalu berkata, “Adam, bawa Tuan Steve untuk mandi dulu. Beri dia pakaian bersih.”Ba
“Jadi semalam kamu ….”Sebenarnya Steve ingin berkata bukankah dia sudah setuju semalam. Hanya saja, setelah dipikir-pikir, tidaklah jarang wanita ini memungkiri janjinya.Sesuai dugaan Steve, Monica malah berkata, “Semalam ya semalam, hari ini sudah lain cerita. Semalam aku memang sudah menyetujuimu, tapi hari ini aku sudah berubah pikiran. Oh ya, siapa suruh kamu melakukan hal memalukan seperti itu? Apa kamu nggak tahu masalah lamaran kamu jadi viral? Ngapain kamu melamar di depan publik? Kamu kira aku topeng monyet?”Setelah dipikir-pikir, Monica semakin emosi saja. Orang yang dilamar Steve itu adalah si Hanny, bukan dirinya!Steve sungguh tidak mengerti. Jelas-jelas Monica kelihatan gembira semalam, kenapa dia jadi marah hari ini?“Jadi, kamu nggak suka dilihat orang-orang?” Setelah dipikir-pikir, sepertinya karena alasan ini.“Apa ini penting? Yang paling penting saat ini adalah apakah kamu bisa mengambil barang yang aku mau dari tangan Brandon?” ucap Monica yang sudah kehilangan
“Kalau aku nggak bisa, sepertinya kamu juga nggak ketemu kandidat yang lebih cocok daripada aku?” Steve berdiri, lalu berbicara dengan penuh percaya diri.Kenyataannya, jika bukan Monica sudah kehabisan akal, Steve yakin Monica tidak akan duduk dan bernegosiasi dengannya.Mengenai 30% saham Yukardi Group, sebenarnya Steve merasa tidak puas sekarang. Jika Monica bisa mengeluarkan saham sebesar itu dengan gampangnya, itu berarti nilai kitab rahasia jauh di atas nilai saham itu. Hanya saja, Steve tidak boleh terburu-buru. Setelah Steve mendapatkannya, tidaklah susah untuk membahas masalah harga.Hanya saja, Steve tetap akan membalas dendamnya atas semua penghinaan dan cedera yang diterimanya hari ini. Saat Steve berencana untuk pergi, dia tiba-tiba kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat Monica.Steve mengamati tubuh Monica dari atas hingga bawah, lalu berhenti pada gelas di tangannya. Ketika ditatap lama oleh Steve, Monica kembali merasa kesal. “Kenapa lagi?”“Di man
“Kenapa? Apa kamu nggak puas?” tanya Monica.Setelah dimarahi panjang lebar semalam, apa dia masih belum menyadarkan dirinya?Hanny hanya bisa mengandalkan Monica saja. Selamanya, dia hanya akan hidup menjadi bayangan Monica saja. Bukankah dia seharusnya merasa beruntung? Jika bukan berkat dirinya, Hanny pasti sudah meninggal. Mana mungkin dia masih bisa duduk di sini?Namun, gara-gara seorang lelaki berengsek, Hanny malah berantem dengannya. Hanny pasti sudah kerasukan. Dia pasti sudah gila!Hanny tidak menjawab pertanyaan kakaknya. Dia tidak melawan, tidak bergerak, dan tidak menjawab, seolah-olah tidak kedengaran sama sekali.Melihat sikap Hanny, Monica merasa semakin marah lagi. Kenapa Hanny mengabaikan ucapannya? Apa Monica masih bisa memanfaatkannya lagi? Apa Monica yakin Hanny masih bisa menjadi bayangannya lagi? Apa Hanny masih akan menyamar lagi?“Apa yang ingin kamu lakukan? Apa kamu ingin mengancamku? Apa kamu kira aku nggak bisa hidup tanpa kamu?” Monica berjalan ke hadapan
Dengan kata lain, CCTV pun tidak menangkap adegan di mana Rainie melarikan diri. Dalam situasi seperti ini hanya ada dua kemungkinan. Pertama, ada pengkhianat yang bersekongkol dengan Rainie, yang tidak hanya membuat Rainie menghindari pengawasan CCTV tapi juga menghindari pantauan semua orang. Kedua … dia benar-benar bisa menghilang!Apa pun kemungkinannya, tidak ada yang berani menyimpulkan sebelum mereka mendapatkan hasil pemeriksaan yang jelas. Edgar tidak mungkin bisa mendapatkan hasilnya hanya dalam waktu satu hari. Karena itu mereka pun bubar setelah menemui jalan buntu. Hasil tes DNA kedua anak itu juga kebetulan sudah keluar. Ketika melihat hasil tesnya, dalam sekejap Brandon langsung ingin meneteskan air mata. Kedua anak itu benar adalah anak kandungnya. Kedua anak kembar yang belum pernah dia temui semenjak mereka dilahirkan di dunia ini akhirnya sudah berada di sisinya kini. Namun demikian, Brandon masih diterpa oleh perasaan yang rumit. Anaknya sudah kembali, tetapi Yuna m
“Siapa pun bisa, berarti aku juga bisa?” tanya Fred datar tetapi berisikan ancaman.Di saat itu Rainie sadar kalau dia sudah salah bicara. Lantas dia pun segera menundukkan kepalanya dan membungkuk seraya berkata, “Nggak, bukan itu maksudku! R20 sepenuhnya akan kuserahkan padamu. Terserah kamu mau pakai ke siapa. Aku … aku mana berani pakai R20 ke kamu ….”“Nggak apa-apa, aku cuma asal ngomong saja. Kalaupun kamu mau pakai R20 itu ke aku, apa kamu bisa? Sebenarnya kamu lumayan juga. Aku rasa kamu bisa berguna untukku. Untuk sekarang kamu tinggal di sini dulu saja. Nanti aku minta anak buahku untuk siapkan kamar. Tapi demi keamanan kamu sendiri, jangan pergi ke mana-mana. Mengerti?”“Iya. Mulai hari ini aku akan mengikuti perintahmu!”Merasa puas dengan sikap yang Rainie tunjukkan padanya, Fred memanggil anak buahnya untuk membawa Rainie pergi ke kamarnya. Sesudah Rainie pergi dari kantornya, senyum sinis di wajahnya itu sirna. Dia membuka botol kecil itu untuk melihat apa isinya karena
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung