Di dalam kegelapan, Yuna merasa ada angin yang sedang mengembus ke arahnya. Dia menggunakan kecepatan tercepat untuk mengelak ke belakang, lalu membungkukkan tubuhnya menghindari tapak yang kuat itu. Selanjutnya, Yuna menegakkan tubuhnya, kebetulan berhasil menahan tinjuan lawan.Gerakan orang itu sangat cepat dan serangannya sangat sadis. Dia pasti bukan maling atau preman biasa. Dari beberapa jurus yang dikeluarkan, dapat diketahui bahwa kehebatan orang ini bahkan melampaui penculik di Prancis waktu itu.Jelas sekali orang itu datang dengan persiapan. Jika Yuna tidak memiliki kemampuan seni bela diri, sepertinya dia sudah kehilangan nyawanya.Bamm! Prang!Dua pergelangan tangan saling bertumpu. Kekuatan mereka berdua boleh dikatakan imbang, sulit untuk menentukan pemenangnya dalam waktu singkat. Namun pada saat itu, tiba-tiba lampu di dalam vila telah menyala.“Sepertinya listrik dari pusat bermasalah, sementara pakai mesin genset dulu. Aku akan segera memanggil orang untuk memperbai
“Bukan maling. Nggak apa-apa, kok,” balas Yuna dengan suara kecil. Dia tidak ingin Brandon mengkhawatirkannya.“Apa kamu baik-baik saja?” Setelah tertegun sejenak, Brandon kembali berkata, “Aku akan segera pulang!”“Nggak usah!” Yuna menekan-nekan keningnya, lalu melanjutkan, “Bukannya aku masih bisa bicara sama kamu? Aku baik-baik saja. Dia sudah pergi. Kamu jangan dengar ucapan pembantu. Kamu tahu sendiri mereka memang agak berlebihan.”Para pembantu hanyalah orang biasa. Ditambah lagi Brandon terus mengingatkan mereka wajib menghubungi Brandon di kala Yuna tidak enak badan. Mereka semua sangat memprioritaskan kesehatan dan keselamatan Yuna.Biasanya mereka bahkan memapah Yuna ketika menaiki maupun menuruni tangga. Sekarang, ketika mereka melihat “maling” bertarung dengan Yuna, wajar kalau mereka merasa syok.“Mereka yang berlebihan atau kamu yang menyepelekan masalah?” Brandon juga menghela napas.Yuna memang memahami Brandon, tapi Brandon juga memahaminya. Supaya Brandon tidak menc
“Apa kamu melihat wajahnya?”Kamera CCTV di vila sudah dirusak. Jelas sekali orang tersebut datang dengan persiapan. Brandon mulai gugup. Ini adalah pertama kalinya dia merasa dirinya dalam bahaya.Yuna menggeleng. “Dia menutup wajahnya, tapi setahuku dia itu cewek. Aku nggak kenal sama dia.”Tentu saja Brandon tahu siapa orang itu. Dia mendengus, lalu berkata, “Apa kamu benar-benar tidak terluka?”“Astaga!” Yuna berlagak marah seraya menepuk keningnya. “Aku nggak kenapa-napa. Aku merasa seharusnya dia sangat hebat, tadi dia nggak keluarkan semua kekuatannya. Mungkin dia hanya ingin menguji kemampuanku saja. Bisa jadi dia itu anggota keluarga seni bela diri. Jangan-jangan ….” Yuna merasa ragu. Dia tidak begitu yakin.“Monica.” Brandon menyebut nama itu dengan sangat tenang.Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Tidak ada gunanya merahasiakan masalah ini dari Yuna, malah akan membahayakan Yuna saja.Bagi Yuna, lebih baik mereka berterus terang, supaya mereka bisa memikirkan cara
“Iya, orang itu sungguh ambisius. Kejadian di Keluarga Tanoto waktu itu juga adalah ulah dia.”“Maksudmu … Pembunuh Ganda?” Yuna mengerutkan keningnya. Dia seketika teringat dengan kejadian waktu itu.Dylan memang telah merencanakan banyak ide buruk, tapi ada orang yang mengendalikannya dari belakang. Waktu itu, Yuna pernah mengatakan masalah ini kepada Clinton. Clinton mengatakan dirinya akan memeriksanya. Pada akhirnya, mungkin karena terlalu banyak kerjaan, masalah ini jadi tertunda, Yuna juga tidak menanyakannya lagi.Ternyata Nona Monica Yukardi adalah majikan dari Pembunuh Ganda!“Maksudmu, dia ingin mengontrol Dylan untuk mendapatkan kekuasaan Keluarga Tanoto, dia ingin memperalat Dylan?”Brandon mengangguk. “Seharusnya rencananya seperti itu. Hanya saja tak disangka, Dylan tidak bersedia untuk dikendalikan olehnya. Monica memang memanfaatkan Dylan untuk mendapatkan kekuasaan Keluarga Tanoto, tapi Dylan juga sedang memanfaatkannya. Dia ingin memanfaatkan Monica untuk merebut kek
Melihat senyuman di wajah Yuna, Brandon langsung merespons.Yuna bukanlah wanita yang berhati sempit. Dia hanya sedang bercanda saja. Brandon langsung menahan kepala Yuna, melekatkan bibirnya di atas bibir Yuna, memberinya kecupan penuh cinta.Setelah selesai, mereka berdua terengah-engah dan aura panas mulai membaluti tubuh mereka.Sejak Yuna mengandung, Brandon sangat memperhatikan masalah ini. Mereka tidak lagi melakukan hubungan suami istri. Bahkan ketika berciuman, Brandon juga tidak berani terlalu kuat. Kali ini, sepertinya Brandon sudah hampir kehilangan kendalinya.“Brandon ….” Suara Yuna terdengar agak serak dan sangat menggoda.Brandon mengangkat tangannya menempelkan satu jari ke depan bibir Yuna, tidak membiarkan Yuna untuk berbicara lagi. Brandon khawatir tidak sanggup mengendalikan dirinya lagi.Melihat Brandon sedang menahan gairahnya, Yuna merasa ingin tertawa dan juga kasihan. Dia mengedipkan matanya, lalu menjulurkan lidahnya untuk menjilat jari Brandon.Brandon lang
Saat Brandon hendak berjalan pergi, Yuna langsung meraih tangannya. Brandon mengerutkan keningnya dan tidak berbicara.“Bagaimana kalau ….” Yuna menggigit bibir bawahnya dengan perlahan. Wajahnya sudah merona saat ini. “Kita lakukan saja?”Brandon sungguh terkejut. Mana mungkin Brandon tidak menginginkannya? Hanya saja, dia mesti menahan gairahnya. Meski rasanya sangat menderita, Brandon juga harus melakukannya demi Yuna dan anak di dalam kandungannya. Jadi, Brandon tidak boleh melakukannya!Yuna memang sedang berbicara, hanya saja tatapannya sudah beralih entah ke mana. Dia terlihat sangat malu saat ini. Brandon pun tersenyum, menundukkan kepalanya untuk mengecup kening Yuna, lalu beralih mengecup … bibirnya.Hanya saja, Brandon tidak mengecupnya dalam waktu lama.Yuna membuka matanya terus menatap Brandon.“Dasar bodoh, waktu kita masih panjang. Sekarang kamu harus jaga dirimu. Hal seperti ini tidaklah penting,” ucap Brandon dengan lembut.“Emm,” balas Yuna dengan lembut juga.“Selam
Hanny memang sedang bersembunyi di ujung ruangan. Namun, berhubung Monica adalah seorang praktisi seni bela diri, tentu saja dia bisa merasakannya.“Keluarlah!” jerit Monica. Seorang wanita bertubuh langsing langsung berjalan keluar belakang pintu.“Ka … Kakak ….” Hanny sungguh ketakutan.Hanya dengan melirik sekilas saja, Monica merasa sungguh membencinya. Kenapa bisa ada orang yang berwajah begitu mirip dengannya, tapi berkemampuan selemah ini? Sungguh malu-maluin saja!“Kemari!” perintah Monica setelah menghirup napas dalam-dalam.Hanny sudah terbiasa untuk menuruti apa kata Monica. Dia berjalan ke hadapan Monica, lalu berhenti di hadapan kakaknya. Namun, Hanny tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap kakaknya.Monica mengamati Hanny yang berdiri di tempat itu. Tatapannya berhenti di cuping telinga Hanny yang sedang diperban. Kepikiran masalah tindikan di telinganya, Monica spontan merasa risi.“Apa telingamu sudah baikan?”Suara Monica memang terdengar ketus, tapi dapat tera
Ternyata lelaki itu memang gatal!Monica merasa agak kesal. Steve bahkan tidak bisa membedakan dirinya dengan gadis bodoh ini. Apa mereka berdua begitu mirip? Selain memiliki wajah yang sama, sepertinya tidak ada satu bagian pun yang mirip dengan Monica. Dari segi temperamen, kepribadian hingga kemampuan, semuanya jauh di bawah Monica. Kenapa Steve tidak bisa membedakannya?“Ahh!” Hanny tidak menyangka tiba-tiba tenaga di tangan Monica akan begitu kuat. Bibirnya terasa sakit. Saking sakitnya, Hanny pun berteriak dan matanya mulai berkaca-kaca.“Apa cowok suka sama cewek yang lemah lembut seperti kamu?” Ketika menatap Hanny, rasa benci di hati Monica semakin mengental saja. Monica lekas melepaskan tangannya, lalu membalikkan tubuhnya. “Besok, kamu kembali ke Kediaman Yukardi saja!”Rasa sakit di bibir Hanny masih belum memudar. Ketika mendengar ucapan ini, dia melihat Monica dengan terkejut, seakan-akan tidak percaya dengan telinganya sendiri. “Kak?”Apa kata Monica? Hanny disuruh pula