Share

Mendadak Hangat

Masih malu bertemu dengan Kaisar, Almeera tidak berani kembali ke kamar. Gadis itu memilih untuk menemani Rifki di kamarnya. Tak sampai sepuluh menit di tempat tidur, sang adik sudah terlelap. Mungkin karena badannya terlalu lelah setelah seharian bepergian dan bermain basket, Rifki jadi lebih cepat tertidur.

Usai membetulkan letak selimut, Almeera berbaring di samping Rifki. Baru saja ia hendak memejamkan mata, terdengar bunyi ketukan di pintu. Mau tak mau, Almeera turun dari tempat tidur untuk membuka pintu.

Seketika pipinya memanas tatkala bersitatap dengan Kaisar. Ternyata, usahanya untuk menghindar dari pria itu berakhir sia-sia, karena Kaisar malah mendatangi kamarnya. Dengan sangat terpaksa, Almeera memasang muka tebal dan berpura-pura tidak ada yang terjadi di antara mereka.

“Ada apa, Tuan?” tanya Almeera bersikap sewajar mungkin.

“Ikut aku ke kamar. Aku ingin bicara.” Seperti biasa lelaki yang irit bicara itu hanya memakai kalimat singkat.

Kalau Kaisar sudah bertitah, Almee
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status