Share

Kejutan Indah

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-20 23:51:44

Usai percakapan dengan topik yang berat, Reval mencoba mencairkan suasana. Ia merasa perlu menceritakan tentang rencananya untuk berpindah tempat tinggal. Tidaklah pantas bila ia tinggal satu atap bersama dengan dua orang istri kakaknya.

“Besok, aku akan mencari apartemen. Sudah waktunya bagiku untuk hidup mandiri, Kak,” ujar Reval.

Kaisar langsung mengangguk paham. “Keputusanmu itu benar, Reval. Kamu pasti butuh ruang untuk hidup mandiri, apalagi kamu sudah terbiasa tinggal di apartemen.”

“Iya, Kak, secepatnya aku akan pindah. Aku sudah dapat beberapa referensi apartemen, yang fasilitasnya sesuai dengan keinginanku. Aku akan berkunjung ke sana untuk melihat-lihat.”

Reval lantas berdiri dari sofa sembari merentangkan kedua lengannya. Kedua netranya menyipit, pertanda ia sudah ingin merebahkan diri di tempat tidur. Seluruh tubuhnya juga terasa letih, akibat terlalu lama berada di dalam pesawat.

“Aku ke kamar dulu, Kak. Aku butuh tidur sekarang.”

“Istirahatlah, besok kita berangkat ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kesepakatan Jahat

    Dengan diantar oleh sopir pribadi Kaisar, Almeera dan Rifki tiba di sekolah internasional yang ditunjuk oleh Kaisar. Bangunan sekolah tersebut megah dan modern, dikelilingi taman hijau yang terawat dengan baik. Almeera merasa kagum dengan fasilitas yang ada, tetapi perasaan cemasnya mulai muncul saat mereka memasuki area administrasi sekolah.Selama berbicara dengan staf administrasi, Almeera menyadari bahwa seluruh proses pembelajaran di sekolah tersebut menggunakan bahasa Inggris. Dia menoleh ke arah Rifki yang terlihat bingung dan sedikit gugup. Hal ini wajar terjadi, sebab di sekolahnya yang lama Rifki tidak memakai bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari.“Dek, apakah kamu mengerti apa yang mereka katakan tadi?” tanya Almeera lembut.Rifki menggeleng pelan, matanya menunjukkan kebingungan. “Tidak, Mbak Meera, aku hanya mengerti sedikit,” jawab bocah lelaki itu dengan suara pelan.Almeera menghela napas, merasa khawatir. Dia tidak ingin Rifki merasa kesulitan di sekolah, apala

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Panas Hati

    Senyum terukir di wajah Almeera tatkala keluar dari ruang periksa dokter. Pasalnya, sang dokter mengatakan bahwa Rifki sudah diizinkan beraktivitas di sekolah. Kini, tak ada lagi keraguan pada diri Almeera untuk mendaftarkan adiknya ke sekolah berasrama.Karena tidak memiliki ponsel, gadis itu meminta tolong kepada sopir Kaisar untuk mencarikan informasi tentang sekolah berasrama di internet. Dihadapkan pada beberapa pilihan, Almeera menemukan sebuah sekolah yang tampak ideal untuk Rifki. Sekolah tersebut memiliki reputasi pendidikan yang baik, dan menawarkan fasilitas asrama yang lengkap. Selain itu, pendidikan di sana menawarkan konsep alam, sehingga Rifki akan merasa dekat dengan kampung halamannya.Almeera segera menghubungi sekolah tersebut untuk membuat janji temu. Siapa sangka ia justru diundang untuk datang sekarang. Tanpa menunda, ia dan Rifki berkunjung ke sekolah yang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan danau buatan. Setibanya di sana, Almeera dan Rifki disambut oleh staf

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Ambisi Hana

    Enggan berdebat dengan ibu tirinya, Kaisar lantas keluar dari kamar rawat Karenina. Hana pun ingin menyusul langkah Kaisar, tetapi Reval segera mencegahnya. Ia meminta sang ibu untuk bersabar menunggu hasil pembicaraan antara Kaisar dengan dokter yang menangani Karenina. “Dokter, bagaimana kondisi istri saya?” tanya Kaisar sesudah masuk ke ruang konsultasi. “Kondisi organ vital Nyonya Karenina berfungsi dengan normal. Hanya saja, kita perlu menunggu hasil dari MRI, Tuan,” katanya sambil menatap Kaisar. Dokter menghela napas pelan, lalu menjelaskan dengan hati-hati, “Nyonya Karenina juga harus menjalani terapi rutin untuk kaki dan tangannya. Sementara ini, dia harus duduk di atas kursi roda dan membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.”Sembari mendengarkan penjelasan dokter tentang kondisi Karenina, Kaisar merasa ada satu pertanyaan penting yang harus diajukan. “Saya mengerti, Dok. Tapi, apakah Nina diperbolehkan pulang? Sepertinya, dia merasa bosan jika harus me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Adik Ipar Posesif

    “Kak Mirza, tolong lepaskan. Tidak enak dilihat oleh orang-orang,” pinta Almeera.Mendapat teguran dari Almeera, Mirza akhirnya melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah sang gadis pujaan lekat-lekat, sarat akan kerinduan. Namun, alisnya sedikit berkerut saat menyadari bahwa ada yang berubah dari penampilan Almeera. “Aku datang ke Jakarta untuk mencari kamu. Aku tidak tahu harus mulai dari mana, tapi aku percaya akan menemukanmu. Beberapa hari lalu ada pria yang bertamu ke rumah Nenek Gayatri, dan bilang bahwa kamu sudah menikah. Apa itu benar, Meera?” tanya Mirza tanpa jeda.Almeera meneguk ludahnya kasar. Tenggorokannya mendadak terasa kering kerontang, hingga sukar untuk mengeluarkan suara. Ia yakin bahwa lelaki yang dimaksud Mirza tersebut adalah Willy, orang kepercayaan Kaisar.Sementara Almeera masih belum memberikan jawaban, Mirza kembali mengamati penampilan gadis itu dari ujung kepala hingga kaki. Dulu, Almeera adalah gadis paling menawan yang ia kenal. Senyum yang manis, ramb

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kaisar Sudah Mencintaimu!

    “Jangan bertemu lagi dengan temanmu yang bernama Mirza itu. Dari gerak-geriknya, terlihat jelas kalau dia suka padamu,” imbuh Reval sembari tetap fokus ke jalan raya. Dalam perjalanan, Almeera teringat akan Pak Wahyu, sopir pribadi Kaisar yang mengantarnya seharian ini. Ia khawatir lelaki itu akan kebingungan karena ia menghilang tanpa jejak. Apalagi, semua barang belanjaannya ada di dalam mobil Pak Wahyu. “Tuan, bagaimana dengan Pak Wahyu? Dia pasti masih menunggu saya di parkiran,” ujar Almeera.“Biar aku yang meneleponnya,” jawab Reval singkat.Almeera memilih diam, tidak berani membantah perkataan Reval. Ia hanya mendengarkan saja saat adik iparnya itu menelepon Pak Wahyu dan menyuruhnya agar pulang ke mansion. Di sisa perjalanan, tak ada lagi percakapan yang tercipta. Bahkan Rifki juga ikut membisu, tidak bicara sama sekali dengan Almeera.Mereka pun tiba di mansion dengan suasana yang masih canggung. Almeera menggandeng tangan Rifki, mengajaknya ke lantai dua untuk beristiraha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Tak Sengaja Memeluknya

    “Opa akan meminta Kaisar untuk membelikanmu ponsel baru, supaya kita lebih mudah berkomunikasi,” ujar Tuan Barata sebelum mengakhiri panggilannya.“Terima kasih, Opa. Semoga Opa cepat sembuh dan segera kembali ke Jakarta,” jawab Almeera.Senyuman masih terukir di bibir gadis itu ketika menutup telepon dari Tuan Barata. Almeera hendak kembali ke taman, tetapi ia terkejut mendengar suara deheman keras di belakangnya. Mengenali siapa pemilik suara itu, Almeera pun berpaling dan beradu pandang dengan Hana. “Duduk, aku ingin bicara denganmu,” titah Hana. Ia mengambil posisi di tengah sofa, dengan gaya duduk bagai seorang ratu penguasa negri. Melihat wajah Hana yang tegang, Almeera dilanda rasa cemas. Ia berpikir bahwa Hana mungkin akan memarahinya lagi entah dengan alasan apa. Meski begitu, ia tidak punya pilihan selain mendengarkan semua perkataan dari ibu tiri Kaisar itu. “Apa saja yang kamu katakan kepada Papa Barata? Kamu mengadukan tentang aku?” tanya Hana dengan nada sinis.“Tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Mendadak Hangat

    Masih malu bertemu dengan Kaisar, Almeera tidak berani kembali ke kamar. Gadis itu memilih untuk menemani Rifki di kamarnya. Tak sampai sepuluh menit di tempat tidur, sang adik sudah terlelap. Mungkin karena badannya terlalu lelah setelah seharian bepergian dan bermain basket, Rifki jadi lebih cepat tertidur. Usai membetulkan letak selimut, Almeera berbaring di samping Rifki. Baru saja ia hendak memejamkan mata, terdengar bunyi ketukan di pintu. Mau tak mau, Almeera turun dari tempat tidur untuk membuka pintu.Seketika pipinya memanas tatkala bersitatap dengan Kaisar. Ternyata, usahanya untuk menghindar dari pria itu berakhir sia-sia, karena Kaisar malah mendatangi kamarnya. Dengan sangat terpaksa, Almeera memasang muka tebal dan berpura-pura tidak ada yang terjadi di antara mereka.“Ada apa, Tuan?” tanya Almeera bersikap sewajar mungkin.“Ikut aku ke kamar. Aku ingin bicara.” Seperti biasa lelaki yang irit bicara itu hanya memakai kalimat singkat. Kalau Kaisar sudah bertitah, Almee

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Perpisahan itu Menyakitkan

    Hati Almeera terasa kian terasa berat kala memasuki kawasan sekolah. Waktu perpisahan yang ia takuti akhirnya tiba juga. Meski ingin menahan sang adik agar tetap berada di sisinya, Almeera tahu bahwa ini adalah keputusan yang terbaik. Rifki membutuhkan pendidikan dan lingkungan yang bisa mendukung masa depannya, dan sekolah ini adalah pilihan yang tepat. Sebelum keluar dari mobil, Almeera menghela napas panjang, merasakan udara di sekitar sekolah yang sejuk. Ia menurunkan tas dan koper milik Rifki dari bagasi satu per satu. Sembari berjalan beriringan, Almeera melirik sang adik yang melangkah dengan pelan. Terlihat jelas jika netra bocah lelaki itu menyimpan kegelisahan. Kepala asrama segera mengantarkan mereka dan menunjukkan kamar yang akan ditempati oleh Rifki. Usai menjelaskan sejumlah peraturan yang berlaku, sang kepala asrama meninggalkan Almeera dan Rifki di kamar. Membiarkan kakak beradik itu saling mengucapkan kata perpisahan. "Rifki, kamu harus menjalin hubungan baik deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25

Bab terbaru

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta yang Sempurna (END)

    Begitu Kaisar tiba di lobi, sopir sudah menunggu di depan, membuka pintu mobil secepatnya agar Kaisar bisa langsung masuk.Ketika mobil melaju kencang, Kaisar mengeluarkan ponsel dan menelepon kakeknya, Tuan Barata. “Bagaimana keadaan Meera, Opa?” tanya Kaisar cemas.Di ujung sana, Tuan Barata segera menjawab, “Kami sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Perut Almeera masih mengalami kontraksi.”Kaisar menoleh ke sopirnya. “Lebih cepat, Pak. Cari jalan pintas kalau perlu. Kalau masih macet, saya akan naik ojek saja,” desaknya tak sabar.Sementara itu, di rumah sakit, Almeera baru saja tiba dan langsung dibawa oleh tim perawat ke ruang bersalin. Nenek Gayatri dan Bi Yuli mendampingi, wajah mereka penuh kekhawatiran sekaligus antusiasme. Saat perawat memeriksa Almeera, ternyata pembukaan jalan lahir hampir lengkap. Perawat bergegas menghubungi dokter kandungan yang menangani Almeera.Almeera meringis, menahan nyeri yang semakin kuat dan bergelombang, datang seperti badai yang tak dapat

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Sembilan Bulan

    Dengan mata yang masih berat, Almeera mengerjap sambil menyibakkan selimut, menyingkapkan perutnya yang sudah besar dan bulat—memasuki bulan kesembilan. Saat ini, ia tidak leluasa lagi bergerak seperti dulu. Ia harus berjalan lebih pelan serta membatasi kegiatan sehari-hari, karena pinggang dan kakinya mudah pegal. Meski begitu, Almeera menikmati semua perubahan ini sebagai bagian dari perjuangannya menjadi seorang ibu.Kaisar sudah terbangun lebih dulu, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandangi sang istri dengan penuh kasih.Kaisar tersenyum lembut sambil meraih kaki Almeera dan mulai memijat perlahan, membebaskan beban dari telapak kaki yang menahan berat tubuh istrinya.“Enak, Sayang?” bisik Kaisar sambil melanjutkan pijatannya.Almeera mengangguk kecil, matanya masih setengah terpejam. “Enak sekali. Kamu tidak perlu memijatku setiap hari, Hubby.”“Justru aku senang melakukannya. Ini mungkin satu-satunya cara supaya aku merasa berguna untukmu,” kata Kaisar dengan sorot mata berbina

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kehangatan Keluarga

    Percakapan di meja makan berlanjut dengan penuh tawa. Tuan Barata sesekali membuat lelucon yang membuat Nenek Gayatri tertawa malu-malu, hingga suasana di mansion menjadi begitu akrab. Tak ada lagi jejak perselisihan maupun kesedihan yang tersisa. Selepas makan siang, Tuan Barata menawarkan Nenek Gayatri untuk beristirahat di kamar yang telah disiapkan. “Bi Yuli akan mengantarkan Anda ke kamar, Bu Gayatri. Istirahatlah dulu, setelah perjalanan panjang pasti Anda lelah.”Nenek Gayatri mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barata dan mengikuti Bi Yuli. Langkah perempuan tua itu diiringi oleh Rifki yang melompat-lompat kegirangan karena bisa kembali ke mansion besar itu.Sementara itu, Kaisar melingkarkan tangannya di pinggang Almeera. Mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang makan.“Kita juga istirahat, ya? Nanti malam, kita akan membawa Nenek Gayatri serta Rifki ke rumah Tuan Marco.”Almeera mengangguk setuju. Perjalanan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, dan ia

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Tak Berbatas Usia

    Almeera mengangguk pelan, tahu betapa pentingnya kehadiran Mirza bagi sang nenek. Walaupun ia merasa tak enak hati sesudah pertemuan terakhir mereka di Jakarta, tetapi ia memang perlu berterima kasih kepada Mirza. Terlebih, Mirza adalah teman masa kecil sekaligus sosok yang pernah dekat dengan hidupnya. Ketika Nenek Gayatri menyampaikan niatnya pada Kaisar, Almeera melihat kekhawatiran di mata suaminya. Kaisar berdiri di samping mereka dengan rahang mengeras, seperti mencoba menyembunyikan perasaan cemburu yang samar. “Hubby, temani aku ke rumah Kak Mirza, ya,” pinta Almeera lembut, ingin memastikan Kaisar tidak salah paham. Setelah beberapa detik terdiam, Kaisar akhirnya mengangguk. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Mirza, yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Nenek Gayatri. Setibanya di sana, Mirza membuka pintu dan tampak terkejut melihat kedatangan Almeera. Lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa Almeera datang bersama Kaisar, seorang pria asing yang belum pernah i

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meninggalkan Kenangan

    “Hubby, kita menginap satu malam di sini, ya? Aku ingin istirahat, sekalian membantu Nenek berkemas,” pinta Almeera sambil memandang Kaisar dengan harap-harap cemas. Kaisar memandangi sekeliling kamar yang sederhana, hanya ada dipan kayu tua dan lemari usang. Namun, tanpa ragu, ia tersenyum hangat dan mengangguk. “Asalkan bersama kamu, aku rela tidur di mana saja, Sayang. Lagi pula, aku juga lelah. Aku akan memberitahu Pak Wahyu dulu supaya dia mencari penginapan di sekitar sini,” ucap Kaisar sambil mengusap lembut punggung tangan Almeera.Mendengar itu, hati Almeera menghangat. Kemudian ia menggandeng neneknya menuju kamar, siap membantu Nenek Gayatri mengemasi barang-barangnya. Sambil memasukkan baju-baju ke dalam tas kecil, Nenek Gayatri memandang Almeera dengan mata berkaca-kaca.“Akhirnya kamu bisa bertemu ayah kandungmu, Meera. Dan sekarang kamu punya suami yang bisa menjagamu,” ujar Nenek Gayatri dengan suara bergetar, penuh keharuan.Almeera tersenyum dan menepuk tangan nene

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Waktunya Berkumpul Kembali

    Nenek Gayatri menoleh cepat, dan sapu di tangannya langsung terjatuh begitu melihat Rifki. Matanya yang sedikit kabur seolah berbinar dengan kegembiraan, saat melihat cucu kesayangannya kembali ke rumah. Namun, bukan hanya Rifki yang membuatnya terkejut. Di belakang Rifki, terlihat Almeera yang berjalan pelan, digandeng oleh seorang pria tampan dengan sosok tinggi dan gagah.“Nenek, aku pulang!” Rifki memeluk neneknya erat-erat, hampir membuat Nenek Gayatri terhuyung ke belakang. Ia tertawa kecil, menepuk-nepuk punggung Rifki dengan penuh sayang.“Rifki... sudah lama sekali Nenek tidak melihatmu, Nak,” kata Nenek Gayatri penuh haru. Lalu pandangannya beralih ke Almeera dan Kaisar, terutama ke Kaisar yang berdiri di samping Almeera dengan senyum ramah.Almeera pun mendekati sang nenek dengan langkah pelan. Seakan tak mampu membendung rasa rindu, Nenek Gayatri menarik Almeera ke dalam pelukannya, erat dan penuh kelegaan. Tubuh rapuhnya bergetar, dan air mata mengalir di pipinya.“Alham

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pulang Kampung

    Almeera merasa senang melihat Kaisar kini tampak akrab dengan Rifki. Hubungan antara suaminya dan adiknya yang selama ini kaku mulai mencair. Kaisar bahkan melontarkan beberapa lelucon yang membuat Rifki tertawa. Almeera tahu betapa pentingnya momen ini bagi Rifki, yang dulu sering merasa takut terhadap Kaisar. Setelah barang-barang selesai dimuat ke dalam mobil, mereka bertiga berpamitan kepada kepala asrama dan kepala sekolah Rifki. Kepala sekolah Rifki, seorang wanita berumur dengan rambut yang sudah memutih, sempat berbincang singkat dengan Kaisar, yang dengan ramah menjawab pertanyaan dan memberi penghormatan. Almeera melihat Kaisar tidak hanya bersikap sopan, tetapi juga menunjukkan ketulusan. Seolah Kaisar ingin memperlihatkan bahwa ia tidak hanya peduli pada Almeera, tapi juga pada Rifki, yang telah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.Usai berpamitan, mereka bertiga pun naik ke mobil, siap melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman Almeera. Sepanjang perjalanan, Rifki t

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Babak Baru

    Ponsel nyaris terjatuh dari genggaman Almeera. Tubuhnya menegang, dan ia menahan napas, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “A-apa maksudmu, Hubby?” bisiknya, berusaha mengatasi keterkejutannya.“Nina meninggal, Sayang. Dia pergi begitu mendadak,” suara Kaisar terdengar parau dan penuh kesedihan. Almeera menelan ludah, perasaannya berkecamuk, antara terkejut, tak percaya, dan juga rasa iba yang mendalam untuk Kaisar. Karenina, meskipun telah banyak menyakiti dan penuh tipu daya, tetaplah seseorang yang pernah menjadi pasangan hidup Kaisar. Almeera mencoba menenangkan diri, tetapi air mata mulai menggenang di sudut matanya.“Sabar ya, Hubby. Aku akan segera menyusulmu ke Bogor,” jawabnya pelan, suaranya bergetar menahan emosi.“Tidak perlu, Meera. Kami akan membawa Nina pulang ke Jakarta untuk dimakamkan. Kamu tunggu saja di mansion bersama Opa Barata.”Setelah menutup telepon, Almeera berdiri di sana, menatap kosong ke lantai kamar rumah sakit. Hatinya terasa berat,

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Duka dan Luka

    Raut wajah Kaisar berubah kaku, rahangnya mengeras mendengar pengakuan dari Karenina. Hana yang berada di dekatnya pun menutup mulutnya dengan tangan, matanya terbuka lebar tak percaya. Mereka terdiam, tersentak oleh kenyataan mengejutkan yang terungkap pada detik-detik terakhir ini.Dengan suara bergetar dan pandangan yang samar, Karenina berbisik, "Maafkan aku, Kaisar… Maafkan aku… Aku hanya ingin… meninggal dalam status sebagai istrimu."Kaisar terdiam, matanya memancarkan kegetiran yang dalam. Karenina memandangnya untuk terakhir kali dengan tatapan sendu, lalu menutup matanya perlahan.Kepala Karenina terkulai, dan tangan yang semula menggenggam tangan Kaisar pun perlahan terlepas. Semua terasa berhenti, seakan waktu tak lagi bergerak untuk sesaat.Dokter yang sudah berada di samping tempat tidur Karenina, segera memeriksa detak jantungnya. Dengan cepat, ia memerintahkan Kaisar, Hana, dan Akbar keluar dari kamar rawat untuk membe

DMCA.com Protection Status