Share

Bab 4

Author: iLmaa_
last update Last Updated: 2022-02-10 16:17:38

"Tunggu sebentar! Maksudnya apa, ya? Kiara tidak mengerti," ujar Kiara. Ia berharap apa yang sedang ia pikirkan bukanlah jawabannya. 

"Astaga, sampai lupa. Jagi begini, sayang." Jenita menyentuh tangan Kiara sebelum melanjutkan perkataannya. 

"Karena Nelson dan keluarganya ingin segera memiliki menantu, kami sepakat ingin menikahkan kamu dengan Nelson," ucap Jenita sambil melirik ke arah Nelson. Tentu saja itu bukan hanya keinginan dari keluarga Kalandra, namun keluarga Aditama pun sama. Ia sangat senang karena tidak perlu menjodohkan mereka. 

Deg

Jantung Kiara langsung berdegub kencang. Ia bahkan menelan salivanya dengan susah. Sebenarnya ia juga mencintai Nelson, namun tidak menikah secepat itu juga. 

"Tapi, Ma! Kiara masih kecil dan SMA saja belum lulus," ujar Kiara tidak terima. Kiara gusar jika teman-temannya mengetahui dirinya menikah dengan Nelson, mungkin saja ia akan dicemooh. Apalagi dirinya saat ini masih berstatus sebagai pelajar. 

Dalam hati Kiara juga takut jika pria yang saat ini ada di hadapannya memiliki tujuan lain. Apalagi terakhir kali Nelson begitu marah padanya karena ketahuan jalan bersama pria lain. Kiara berpikir pria itu akan menyiksanya nanti jika sudah menikah sebagai balas dendam atas perilakunya. 

"Kamu tenang saja ya, sayang. Tante jamin semua akan terkendali." Eliza meyakinkan calon menantunya itu agar tidak khawatir. 

Brakk

Kiara berdiri sambil menggebrak meja. Membuat mereka terkejut. 

"Maaf, tapi Kiara tidak bisa menerima lamaran ini," ujar Kiara lalu berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Eliza dan Thomas saling memandang, begitupun dengan Wilson dan Jenita. Sedangkan Nelson hanya menatap kepergian gadis pujaannya. 

"Aduuhh, maafkan putri kami, ya. Ini semua kesalahan kami, kami belum memberitahu Kiara tentang lamaran ini. Sekali lagi kami minta maaf," ucap Jenita panik. Ia tak menyangka Kiara akan melakukan hal itu. Jenita merasa sungkan dengan calon besannya itu. 

"Tidak apa-apa, Jeng. Mungkin Kiara butuh pengertian. Tidak mudah bagi anak seusia Kiara memutuskan untuk menikah." Eliza juga merasa tidak enak hati. Kiara pantas untuk marah, karena usianya yang masih dini untuk berumah tangga. 

"Saya akan bicara sebentar pada Kiara. Sekali lagi saya mohon maaf," ucap Jenita sambil berdiri. Namun, Nelson menghentikan dirinya yang ingin menemui Kiara. 

"Biar saya saja, Tante. Boleh kan saya bicara dengan Kiara?" tanya Nelson. Jenita terdiam sejenak. Lalu ia mengangguk dengan pelan. Mungkin saja jika Nelson yang berbicara dengan Kiara, Kiara akan menyetujuinya. 

Nelson menuju ke kamar Kiara dengan di antar oleh Mbak Lala. Ia berjalan di belakang Mbak Lala mengikuti langkahnya. 

"Silakan, Tuan Nelson. Kita sudah sampai di depan kamar Nona Kiara," ujar Mbak Lala dengan ramah. Nelson mengangguk dan membuka pintu kamar Kiara yang tidak terkunci. Ia melangkah pelan memasuki kamar gadis itu. Mbak Lala pun meninggalkan mereka. Namun ia tetap memantau kamar Kiara dari kejauhan. 

"Kenapa kamu menolak untuk menikah denganku?" tanya Nelson saat ia sudah sampai di sudut ranjang Kiara. Kiara terperanjat, ia tidak menyangka Nelson akan berani datang ke kamarnya. 

"Aku bukan menolak, tapi aku keberatan jika pernikahannya dilakukan dalam waktu dekat ini. Bukankah kamu sudah berjanji akan menikahiku lima tahun lagi? Biarkan aku mewujudkan cita-citaku dulu, ya?" Kiara menatap manja pada Nelson. Selama ia menatap Nelson dengan tatapan seperti itu, maka Nelson akan menyetujui permintaannya apapun itu. 

"Sekarang atau lima tahun lagi bukankah sama saja? Pada akhirnya kita akan menikah, kan?" jawab Nelson dengan santai. Lalu ia duduk di samping Kiara. Mereka saling menatap dalam beberapa saat. 

"Tapi aku belum siap, sayang. Atau setidaknya tunggu aku sampai lulus SMA dulu, kan?" Kiara mencoba bernegosiasi dengan Nelson. Mungkin saja Nelson akan berubah pikiran nantinya. 

Nelson mendekatkan wajahnya hingga jarak antara Kiara dan Nelson tersisa beberapa senti saja. Kiara bahkan bisa merasakan hembusan napas dari pria itu. 

"Kenapa? Apa kamu mencoba melarikan diri dariku? Apa kamu ingin kabur bersama pria itu dan meninggalkanku?" Nelson menatap tajam ke arah Kiara. Membuat gadis itu merasa terintimidasi. 

"Dengarkan aku, Kiara. Jika kamu mencoba melarikan diri bersama pria itu, aku jamin kalian tidak akan bisa hidup tenang." Kali ini Nelson bukan hanya sekedar mengancam Kiara. 

Nelson menyentuh wajah Kiara dengan lembut. Lalu tersenyum tipis. Ia terus memandangi wajah Kiara. 

"Aku minta maaf karena sudah melewati batas. Tapi aku mohon, jangan menikahiku sekarang, Nelson. Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi." Kiara memohon agar Nelson mengurungkan niatnya. 

"Aku hanya tidak ingin gadis yang aku cintai juga dicintai pria lain. Kiara, kamu tenang saja, ya. Kita akan menikah secara diam-diam. Kamu masih bisa pergi ke sekolah seperti biasa," tutur Nelson agar Kiara tidak terlalu khawatir akan status barunya nanti. Bahkan Nelson rela status pernikahannya disembunyikan untuk beberapa waktu hingga Kiara lulus dari sekolahnya. 

"Nelson! Kamu pikir pernikahan itu adalah sebuah permainan? Jika kamu menikahiku karena ingin balas dendam, kamu sangat jahat, Nelson! Aku tahu aku salah. Tapi jangan memainkan aku sampai seperti ini, ya?" lirih Kiara sambil menangis. Ia takut jika Nelson benar-benar memiliki alasan itu. Apalagi dirinya yang masih remaja, tentu saja akan dengan mudah dimainkan oleh pria dewasa seperti Nelson. 

"Memainkan kamu? Kiara, aku pikir kamu paham seperti apa aku. Jika aku berniat memainkan kamu, kenapa aku harus direpotkan dengan pernikahan?" Kini Nelson benar-benar marah. Ia pikir gadis itu merasakan betapa Nelson mencintainya. 

"Lalu kenapa kamu tiba-tiba ingin menikahiku jika bukan untuk balas dendam?" tanya Kiara dengan kesal. Dari tadi jawaban Nelson selalu berputar-putar. 

Nelson menarik tangan Kiara dengan kasar sehingga membuat tubuh Kiara terjatuh ke dalam pelukannya. Nelson segera memeluk tubuh mungil itu saat Kiara memberontak. Nelson mendekatkan bibirnya ke telinga Kiara, lalu ia berbisik. 

"Dengarkan aku, Kiara. Jika aku ingin balas dendam, maka aku tidak akan menikahimu! Aku akan menyentuhmu dan meninggalkanmu saat itu juga. Bukankah itu adalah balas dendam yang paling menyakitkan? Aku sangat mencintaimu, aku ingin segera memiliki dirimu. Bukan hanya hatimu, tapi juga tubuhmu."

Mendengar perkataan Nelson tersebut membuat tubuh Kiara seketika meremang. Apa yang Nelson ucapkan memang masuk akal. Tidak mungkin Nelson balas dendam padanya dengan cara menikahinya. 

"Tapi aku..." Belum sempat melanjutkan perkataannya, Nelson sudah lebih dulu melahap bibir mungil itu. Setelah ciuman panas mereka tadi siang, Nelson seperti ingin melakukannya lagi. Nelson begitu candu dengan bibir Kiara yang lembut itu.

Bibir mereka saling bertaut untuk benerapa waktu. Hingga membuat Kiara yang awalnya menolak ciuman itu, kini menikmatinya. Ada gelenyar rasa di dalam tubuhnya yang belum pernah ia rasakan. Ini adalah kali kedua mereka berciuman semesra itu. Biasanya Nelson hanya mencium pipi dan juga keningnya. 

Related chapters

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 5

    Satu bulan yang lalu...Sudah hampir dua minggu Nelson tidak menghubungi Kiara. Biasanya, meskipun ia sedang dalam perjalanan bisnis, ia selalu menyempatkan untuk menghubungi Kiara. Pesan dan telepon dari Kiara pun tak pernah ia baca.Pagi ini, Kiara pergi ke sekolah seperti biasanya. Setiap hari ia diantar oleh sopir pribadinya. Kiara berdecak kesal, lagi-lagi pria itu tak membalas pesannya."Hiihh.. Menyebalkan!" gumam Kiara sambil terus melihat ke arah ponselnya."Nona, kita sudah sampai di sekolah," ucap Pak Arman, sopir yang ditugaskan untuk mengantar dan menjemput Kiara."Oh," sahut Kiara. Lalu ia keluar dari mobilnya dan pergi begitu saja. Ia segera masuk ke dalam kelasnya. Tak lupa sebelum memasuki area sekolahnya, Kiara mematikan ponselnya. Ia takut nanti akan menggangu konsentrasi belajarnya."Ki, tumben nggak semangat gitu," ucap Rena yang baru saja datang dan duduk di bangku sebelah Kiara. 

    Last Updated : 2022-02-11
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 6

    Kini Kiara dan sahabatnya sedang menikmati makanannya. Mereka sedikit tergesa-gesa, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Selesai makan tak lupa untuk membayar makanan yang telah ia beli sebelumnya."Aku ke kamar mandi sebentar. Kalian duluan ke kelas saja," ucap Kiara. Meisya dan Rena mengangguk. Mereka kembali lebih dulu.Kiara berjalan sambil melamun. Ia memikirkan kejadian tadi saat di lapangan basket. Entah mengapa hatinya merasa resah. Saat Kiara hampir masuk ke dalam kamar mandi, ia dikejutkan oleh Daniel yang juga ingin ke kamar mandi pria. Kiara mematung sejenak menatap Daniel yang terlihat tampan ketika sedang berkeringat seperti itu."Kiara, mau ke kamar mandi?" tanya Daniel yang sengaja menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Kiara. Daniel masih canggung berhadapan dengan Kiara setelah kejadian tadi."Iya," jawab Kiara dengan singkat."Aku duluan, ya," ujar Kiara lagi. Daniel hanya mengangguk

    Last Updated : 2022-02-11
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 7

    Selesai makan, mereka langsung menuju ke tempat pertandingan basket. Daniel melajukan mobilnya sedikit kencang karena waktu pertandingan pun sudah akan dimulai. Ponselnya sedari tadi berdering. Banyak panggilan masuk dari teman-temannya. Mereka khawatir jika Daniel tidak ikut dalam pertandingan tersebut, mereka akan kalah. Daniel begitu mahir dalam bermain basket. Tak heran ia menjadi sangat populer di kalangan sekolahnya. Bahkan juga populer di sekolah lainnya.Para siswi sangat mengagumi Daniel yang selalu terlihat keren dalam bertanding basket. Tak hanya itu, wajahnya yang tampan juga sangat menarik perhatian siswi lainnya. Banyak yang mengidolakan dirinya dan mendambakan untuk menjadi pacarnya.Namun semua itu tak berlaku bagi Kiara. Baginya, Daniel sama seperti teman laki-laki yang lainnya. Kiara tak pernah tertarik dengan ketampanan dan kharisma dari seorang Daniel Abimana. Mungkin karena hatinya sudah tertaut pada Nelson, membuatnya tak menyadari jik

    Last Updated : 2022-02-12
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 8

    Hari berhari pun berlalu. Tanpa sadar, Kiara dan Daniel kini semakin dekat. Kiara tak malu lagi jika diantar jemput oleh Daniel saat ke sekolah. Daniel pun merasa sangat senang karena sikap Kiara kini kian hangat kepada dirinya.Kiara merasa selama berhubungan beberapa hari ini, sikap Daniel begitu lembut dan perhatian padanya. Berbeda saat ia bersama dengan Nelson. Kiara merasa Nelson begitu kaku dan membosankan. Kiara seperti mendapatkan hal baru setiap bersama dengan Daniel.Mungkin karena Nelson yang mengabaikan Kiara, sehingga Kiara merasa tidak dibutuhkan lagi. Kiara mulai merespon Daniel dan saat ini dirinya benar-benar merasa nyaman berada di dekat lelaki itu. Kiara seakan lupa jika dirinya masih kekasih Nelson."Sudahlah, setelah Nelson pulang nanti, aku akan mengakhiri hubunganku dengannya saja. Lagipula, Daniel sweet juga. Dia begitu perhatian dan lembut padaku," batin Kiara sambil memperhatikan Daniel yang sedang fokus mengemudikan

    Last Updated : 2022-02-20
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 9

    Pada akhirnya Kiara tidak dapat menolak lamaran dari Nelson. Kedua orang tuanya benar-benar setuju dan mengharapkan pernikahan tersebut segera terjadi. Meskipun Kiara juga merasa senang, namun ada ketakutan yang menghalangi keyakinannya untuk menyetujui pernikahan tersebut. Pernikahan yang digelar secara tertutup itu nanti hanya dihadiri kedua keluarga besar dan beberapa rekan bisnis mereka. Mereka sepakat untuk mengadakan resepsi setelah Kiara lulus sekolah, karena mereka tidak ingin membebani Kiara. Apalagi Kiara yang masih menjadi seorang pelajar, itu tidak akan mudah baginya. Pagi ini, sarapan dilewati Kiara dengan tenang dan hening. Jika biasanya ia akan berbincang dengan kedua orang tuanya, tidak untuk pagi. Kiara masih memikirkan tentang pernikahannya dengan Nelson yang mendadak itu. "Sayang, jika kamu terus melamun maka kamu akan telat, lho," ucap Jenita yang sedari tadi memperhatikan Kiara. "I-iya, Ma," balas Kiara. Lalu ia menyendok kembali

    Last Updated : 2022-02-27
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 10

    Saat ini Nelson sudah berada di depan gerbang sekolah Kiara. Ia melirik ke arah jam tangannya lalu mengamati keadaan sekitarnya. Sebentar lagi Kiara keluar dari kelasnya. Ia ingin memberi kejutan pada Kiara. Secara pribadi menjemput gadis itu. Nelson juga sudah memberitahu sopir Kiara agar tidak menjemputnya. "Tuan muda, apa perlu saya standby di depan gerbang?" tanya Robby. Mungkin saja Kiara tidak mengetahui kedatangan mereka nanti. "Tidak perlu, Robby! Kita tunggu di sini saja," ucap Nelson. Sebenarnya ia juga tidak ingin terlalu menarik perhatian orang di sekitarnya. Nelson tidak ingin Kiara merasa tidak nyaman karena kehadirannya. Meskipun demikian, Nelson sudah mempersiapkan semuanya. Tak lupa ia membawa masker dan topi agar tidak terlalu dikenali orang. Statusnya yang tinggi itu membuatnya selalu dikelilingi oleh gadis-gadis. Siapapun bisa mengenalinya dan siapapun bisa mengetahui identitasnya. Cukup lama Nelson berada di dalam mobi

    Last Updated : 2022-03-02
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 1

    "Kiara, bukankah aku sudah bilang, jangan bermain-main denganku?" Nelson bertanya pada Kiara. Ia tak menyangka gadis kecil di hadapannya itu berani mengkhianatinya.Kiara menelan salivanya dengan kasar. Ia tahu jika dirinya salah kali ini. Kiara tidak akan menyangkal hal itu. Namun, Kiara tak pernah menduga jika pria di hadapannya ini akan tahu secepat itu."Kenapa diam? Jawab, Kiara? Kenapa kamu melakukan ini, hmm?" ucap Nelson yang berusaha menahan kemarahannya.Kiara masih terdiam. Ia sangat tersiksa dengan statusnya sebagai kekasih Nelson. Nelson sangat posesif padanya, itulah yang membuat gadis ini merasa tertekan. Dua tahun menjalin hubungan membuat Nelson semakin merasa ia punya hak atas diri Kiara.Laki-laki itu terlalu pencemburu. Bahkan dengan teman sekelasnya pun, Nelson tetap mencemburuinya. Terlepas dari hal itu, hati Kiara tetap mencintai pria itu.Saat ini, Nelson menahan gadis itu di dinding ruang kerja

    Last Updated : 2022-02-09
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 2

    Selesai mandi, Kiara segera keluar dari kamarnya. Ia sejenak mematung di ambang pintu kamar mandinya. Jenita masih berada di kamarnya. Hal ini tak pernah ia lihat sebelumnya. Mamanya itu selalu disibukkan dengan pekerjaannya, tetapi sore itu Jenita menunggu Kiara dengan sabar hingga Kiara selesai mandi."Sudah selesai mandi, sayang?" tanya Jenita basa-basi. Ia tahu jika belum selesai mandi, mungkinkah putrinya itu akan keluar dari kamar mandi? Kiara mengangguk. Ia masih menatap ke arah Jenita."Sini, hari ini Mama membelikan Kia baju baru. Cobalah, Mama yakin kamu akan menyukainya," ucap Jenita dengan antusias. Kia masih dibuat bingung oleh sikap Jenita yang tak biasa.Biasanya, Jenita tak pernah turun tangan perihal baju yang ia kenakan. Selama ini Jenita membebaskan Kiara memilih sendiri pakaian seperti apa yang ia kenakan, asal pakaian itu masih terlihat sopan."Kenapa, Ma? Mama ada pesta ya malam ini?" tanya Kiara sambil menata

    Last Updated : 2022-02-10

Latest chapter

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 10

    Saat ini Nelson sudah berada di depan gerbang sekolah Kiara. Ia melirik ke arah jam tangannya lalu mengamati keadaan sekitarnya. Sebentar lagi Kiara keluar dari kelasnya. Ia ingin memberi kejutan pada Kiara. Secara pribadi menjemput gadis itu. Nelson juga sudah memberitahu sopir Kiara agar tidak menjemputnya. "Tuan muda, apa perlu saya standby di depan gerbang?" tanya Robby. Mungkin saja Kiara tidak mengetahui kedatangan mereka nanti. "Tidak perlu, Robby! Kita tunggu di sini saja," ucap Nelson. Sebenarnya ia juga tidak ingin terlalu menarik perhatian orang di sekitarnya. Nelson tidak ingin Kiara merasa tidak nyaman karena kehadirannya. Meskipun demikian, Nelson sudah mempersiapkan semuanya. Tak lupa ia membawa masker dan topi agar tidak terlalu dikenali orang. Statusnya yang tinggi itu membuatnya selalu dikelilingi oleh gadis-gadis. Siapapun bisa mengenalinya dan siapapun bisa mengetahui identitasnya. Cukup lama Nelson berada di dalam mobi

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 9

    Pada akhirnya Kiara tidak dapat menolak lamaran dari Nelson. Kedua orang tuanya benar-benar setuju dan mengharapkan pernikahan tersebut segera terjadi. Meskipun Kiara juga merasa senang, namun ada ketakutan yang menghalangi keyakinannya untuk menyetujui pernikahan tersebut. Pernikahan yang digelar secara tertutup itu nanti hanya dihadiri kedua keluarga besar dan beberapa rekan bisnis mereka. Mereka sepakat untuk mengadakan resepsi setelah Kiara lulus sekolah, karena mereka tidak ingin membebani Kiara. Apalagi Kiara yang masih menjadi seorang pelajar, itu tidak akan mudah baginya. Pagi ini, sarapan dilewati Kiara dengan tenang dan hening. Jika biasanya ia akan berbincang dengan kedua orang tuanya, tidak untuk pagi. Kiara masih memikirkan tentang pernikahannya dengan Nelson yang mendadak itu. "Sayang, jika kamu terus melamun maka kamu akan telat, lho," ucap Jenita yang sedari tadi memperhatikan Kiara. "I-iya, Ma," balas Kiara. Lalu ia menyendok kembali

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 8

    Hari berhari pun berlalu. Tanpa sadar, Kiara dan Daniel kini semakin dekat. Kiara tak malu lagi jika diantar jemput oleh Daniel saat ke sekolah. Daniel pun merasa sangat senang karena sikap Kiara kini kian hangat kepada dirinya.Kiara merasa selama berhubungan beberapa hari ini, sikap Daniel begitu lembut dan perhatian padanya. Berbeda saat ia bersama dengan Nelson. Kiara merasa Nelson begitu kaku dan membosankan. Kiara seperti mendapatkan hal baru setiap bersama dengan Daniel.Mungkin karena Nelson yang mengabaikan Kiara, sehingga Kiara merasa tidak dibutuhkan lagi. Kiara mulai merespon Daniel dan saat ini dirinya benar-benar merasa nyaman berada di dekat lelaki itu. Kiara seakan lupa jika dirinya masih kekasih Nelson."Sudahlah, setelah Nelson pulang nanti, aku akan mengakhiri hubunganku dengannya saja. Lagipula, Daniel sweet juga. Dia begitu perhatian dan lembut padaku," batin Kiara sambil memperhatikan Daniel yang sedang fokus mengemudikan

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 7

    Selesai makan, mereka langsung menuju ke tempat pertandingan basket. Daniel melajukan mobilnya sedikit kencang karena waktu pertandingan pun sudah akan dimulai. Ponselnya sedari tadi berdering. Banyak panggilan masuk dari teman-temannya. Mereka khawatir jika Daniel tidak ikut dalam pertandingan tersebut, mereka akan kalah. Daniel begitu mahir dalam bermain basket. Tak heran ia menjadi sangat populer di kalangan sekolahnya. Bahkan juga populer di sekolah lainnya.Para siswi sangat mengagumi Daniel yang selalu terlihat keren dalam bertanding basket. Tak hanya itu, wajahnya yang tampan juga sangat menarik perhatian siswi lainnya. Banyak yang mengidolakan dirinya dan mendambakan untuk menjadi pacarnya.Namun semua itu tak berlaku bagi Kiara. Baginya, Daniel sama seperti teman laki-laki yang lainnya. Kiara tak pernah tertarik dengan ketampanan dan kharisma dari seorang Daniel Abimana. Mungkin karena hatinya sudah tertaut pada Nelson, membuatnya tak menyadari jik

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 6

    Kini Kiara dan sahabatnya sedang menikmati makanannya. Mereka sedikit tergesa-gesa, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Selesai makan tak lupa untuk membayar makanan yang telah ia beli sebelumnya."Aku ke kamar mandi sebentar. Kalian duluan ke kelas saja," ucap Kiara. Meisya dan Rena mengangguk. Mereka kembali lebih dulu.Kiara berjalan sambil melamun. Ia memikirkan kejadian tadi saat di lapangan basket. Entah mengapa hatinya merasa resah. Saat Kiara hampir masuk ke dalam kamar mandi, ia dikejutkan oleh Daniel yang juga ingin ke kamar mandi pria. Kiara mematung sejenak menatap Daniel yang terlihat tampan ketika sedang berkeringat seperti itu."Kiara, mau ke kamar mandi?" tanya Daniel yang sengaja menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Kiara. Daniel masih canggung berhadapan dengan Kiara setelah kejadian tadi."Iya," jawab Kiara dengan singkat."Aku duluan, ya," ujar Kiara lagi. Daniel hanya mengangguk

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 5

    Satu bulan yang lalu...Sudah hampir dua minggu Nelson tidak menghubungi Kiara. Biasanya, meskipun ia sedang dalam perjalanan bisnis, ia selalu menyempatkan untuk menghubungi Kiara. Pesan dan telepon dari Kiara pun tak pernah ia baca.Pagi ini, Kiara pergi ke sekolah seperti biasanya. Setiap hari ia diantar oleh sopir pribadinya. Kiara berdecak kesal, lagi-lagi pria itu tak membalas pesannya."Hiihh.. Menyebalkan!" gumam Kiara sambil terus melihat ke arah ponselnya."Nona, kita sudah sampai di sekolah," ucap Pak Arman, sopir yang ditugaskan untuk mengantar dan menjemput Kiara."Oh," sahut Kiara. Lalu ia keluar dari mobilnya dan pergi begitu saja. Ia segera masuk ke dalam kelasnya. Tak lupa sebelum memasuki area sekolahnya, Kiara mematikan ponselnya. Ia takut nanti akan menggangu konsentrasi belajarnya."Ki, tumben nggak semangat gitu," ucap Rena yang baru saja datang dan duduk di bangku sebelah Kiara. 

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 4

    "Tunggu sebentar! Maksudnya apa, ya? Kiara tidak mengerti," ujar Kiara. Ia berharap apa yang sedang ia pikirkan bukanlah jawabannya."Astaga, sampai lupa. Jagi begini, sayang." Jenita menyentuh tangan Kiara sebelum melanjutkan perkataannya."Karena Nelson dan keluarganya ingin segera memiliki menantu, kami sepakat ingin menikahkan kamu dengan Nelson," ucap Jenita sambil melirik ke arah Nelson. Tentu saja itu bukan hanya keinginan dari keluarga Kalandra, namun keluarga Aditama pun sama. Ia sangat senang karena tidak perlu menjodohkan mereka.DegJantung Kiara langsung berdegub kencang. Ia bahkan menelan salivanya dengan susah. Sebenarnya ia juga mencintai Nelson, namun tidak menikah secepat itu juga."Tapi, Ma! Kiara masih kecil dan SMA saja belum lulus," ujar Kiara tidak terima. Kiara gusar jika teman-temannya mengetahui dirinya menikah dengan Nelson, mungkin saja ia akan dicemooh. Apalagi dirinya saat ini masih berstatus se

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 3

    Nelson tersenyum kala kedua orang tuanya tiba di kediamannya. Ia tak menyangka, orang tuanya tersebut akan langsung pulang setelah mendengar dirinya akan melamar seorang gadis.Nelson menyambut kedatangan orang tuanya dan tak lupa memberikan pelukan hangat kepada mereka. Orang tuanya selalu sibuk dengan urusan bisnis. Bahkan hampir tidak pernah pulang karena selalu melakukan perjalanan bisnis.Nelson pun tak memusingkan hal itu. Ia sudah dewasa dan akan menemui kedua orang tuanya jika ia merindukannya. Menjadi seorang direktur di perusahaan besar membuat Nelson sangat sibuk. Bahkan, sebelum Nelson mengenal Kiara, ia termasuk orang yang gila dengan pekerjaannya."Ma, Pa, ayo kita berangkat. Aku takut kita terlambat," ucap Nelson penuh semangat. Ia bahkan tak memberi waktu sejenak untuk kedua orang tuanya beristirahat. Pikirannya dipenuhi oleh gadis itu."Astaga, lihatlah anak kita, Pa. Bahkan dia tidak membiarkan kita beristirahat s

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 2

    Selesai mandi, Kiara segera keluar dari kamarnya. Ia sejenak mematung di ambang pintu kamar mandinya. Jenita masih berada di kamarnya. Hal ini tak pernah ia lihat sebelumnya. Mamanya itu selalu disibukkan dengan pekerjaannya, tetapi sore itu Jenita menunggu Kiara dengan sabar hingga Kiara selesai mandi."Sudah selesai mandi, sayang?" tanya Jenita basa-basi. Ia tahu jika belum selesai mandi, mungkinkah putrinya itu akan keluar dari kamar mandi? Kiara mengangguk. Ia masih menatap ke arah Jenita."Sini, hari ini Mama membelikan Kia baju baru. Cobalah, Mama yakin kamu akan menyukainya," ucap Jenita dengan antusias. Kia masih dibuat bingung oleh sikap Jenita yang tak biasa.Biasanya, Jenita tak pernah turun tangan perihal baju yang ia kenakan. Selama ini Jenita membebaskan Kiara memilih sendiri pakaian seperti apa yang ia kenakan, asal pakaian itu masih terlihat sopan."Kenapa, Ma? Mama ada pesta ya malam ini?" tanya Kiara sambil menata

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status