Share

Bab 2

Author: iLmaa_
last update Last Updated: 2022-02-10 11:26:23

Selesai mandi, Kiara segera keluar dari kamarnya. Ia sejenak mematung di ambang pintu kamar mandinya. Jenita masih berada di kamarnya. Hal ini tak pernah ia lihat sebelumnya. Mamanya itu selalu disibukkan dengan pekerjaannya, tetapi sore itu Jenita menunggu Kiara dengan sabar hingga Kiara selesai mandi. 

"Sudah selesai mandi, sayang?" tanya Jenita basa-basi. Ia tahu jika belum selesai mandi, mungkinkah putrinya itu akan keluar dari kamar mandi? Kiara mengangguk. Ia masih menatap ke arah Jenita. 

"Sini, hari ini Mama membelikan Kia baju baru. Cobalah, Mama yakin kamu akan menyukainya," ucap Jenita dengan antusias. Kia masih dibuat bingung oleh sikap Jenita yang tak biasa. 

Biasanya, Jenita tak pernah turun tangan perihal baju yang ia kenakan. Selama ini Jenita membebaskan Kiara memilih sendiri pakaian seperti apa yang ia kenakan, asal pakaian itu masih terlihat sopan. 

"Kenapa, Ma? Mama ada pesta ya malam ini?" tanya Kiara sambil menatap gaun warna biru muda itu. Itu bukanlah pakaian yang seperti ia pakai seharu-hari. Itu terlihat seperti sebuah gaun meski terlihat sederhana namun akan anggun jika Kiara yang memakainya. 

"Jangan banyak tanya. Setelah memakai baju ini, Mbak Lala akan membantu kamu untuk berdandan. Mama tinggal sebentar, ya." Jenita melangkah keluar dari kamar Kiara. 

Kiara masih bingung dengan sikap Mamanya. Tak biasanya, Mamanya bersikap aneh seperti itu. Namun, meski terlihat janggal, Kiara tetap memakai gaun tersebut. 

"Bagaimana, Tante? Apa Kiara mau memakai gaun itu?" tanya seorang pria dari balik teleponnya. Sebelumnya Jenita segera pergi dari kamar putrinya dan segera menghubungi pria itu. 

"Kamu tenang saja. Kiara pasti akan terlihat cantik malam ini," balas Jenita lalu mengembangkan senyumnya. Ia segera mematikan ponselnya karena takut Kiara akan mendengarnya nanti. Jenita begitu bersemangat, ia tak sabar menanti malam tiba. 

Kiara berdandan dibantu oleh Mbak Lala. Ia merasa bingung, apakah akan ada tamu istimewa malam ini, sehingga ia harus berdandan secantik itu. 

"Mbak, memangnya Mama ada acara apa, sih?" tanya Kiara. Mungkin saja Mbak Lala akan memberitahu dirinya. 

"Saya juga tidak tahu, Nona. Saya hanya ditugaskan untuk membantu Nona Kia bersiap," jawab Mbak Lala. 

Sebenarnya Mbak Lala juga tidak tahu. Ia hanya ditugaskan untuk membantu Kiara bersiap. Mbak Lala pun juga sama penasarannya dengan Kiara. 

Kiara mendengus kesal. Ia berpikir semua orang yang ada di rumahnya sengaja merahasiakan tentang hal tersebut. 

"Mbak, temani aku ke lantai bawah, yuk. Aku lapar, nih." Kiara menggenggam tangan Mbak Lala. Kiara ingin mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Semakin semua orang merahasiakan darinya, semakin Kiara penasaran ingin mengetahuinya. 

"Nona di sini saja, ya. Biar Mbak Lala yang ambilkan makanannya," balas Mbak Lala. Kiara semakin yakin jika acara malam nanti berkaitan dengan dirinya. 

"Kenapa, Mbak?" tanya Kiara memancing Mbak Lala agar membuka sedikit informasi darinya. 

"Saya tidak tahu. Nyonya bilang, Anda tidak diperbolehkan keluar kamar sebelum ada perintah dari Nyonya," sahut Mbak Lala. 

Kiara menghentakkan kakinya lalu berjalan menuju ranjangnya. Hari ini ia seperti tahanan Mamanya. Tidak diperbolehkan keluar kamarnya meski di rumahnya sendiri. 

"Apaan sih Mama ini, main rahasia-rahasiaan, deh," batin Kiara dengan kesal. 

***

Sedangkan di tempat lain, Nelson sedang duduk di ruang tengah. Tatapannya tak lepas dari jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih tersisa setengah jam lagi untuk bergegas menuju rumah Kiara. Nelson tak sabar untuk bertemu dengan Kiara. Ia ingin tahu, bagaimana reaksi gadis itu jika Nelson tiba-tiba datang mengunjungi rumahnya. 

Selama ini Kiara selalu melarang Nelson berkunjung ke rumahnya. Kiara beralasan bahwa orang tuanya mungkin akan menentang hubungan mereka. Namun berbanding dengan Nelson. Prinsipnya, jika ia ingin menjalin hubungan dengan seorang gadis, ia harus mendekati keluarganya juga. Nelson tidak ingin menjalin hubungan jikalau suatu saat orang tua gadis itu tak merestui mereka. 

Nelson terpaksa menyembunyikan hubungan mereka karena Kiara mengancam tak ingin mengenalnya lagi jika semua orang tahu tentang hubungan mereka. Bagi Nelson itu bukanlah alasan yang tepat, namun Nelson berusaha untuk memenuhinya. Baginya, selagi gadis itu tak meninggalkannya, Nelson akan melakukan apa saja. 

Aneh memang jika Nelson yang terkenal arogan itu tak bisa berkutik di hadapan Kiara yang hanya seorang gadis kelas tiga SMA. Entah apa yang membuat Nelson begitu tergila-gila pada gadis itu, sehingga Nelson tak ingin melepaskan Kiara. 

"Robby, berapa lama lagi aku harus menunggu?" tanya Nelson yang merasa tidak tenang. Ia ingin cepat pergi ke rumah Kiara. 

"Tunggu sebentar, tuan muda. Tuan dan Nyonya masih dalam perjalanan ke sini," jawab Robby. Nelson mendengus kesal. Orang tuanya itu kenapa begitu lama? Batin Nelson. 

Beberapa jam yang lalu... 

"Ma, aku ingin melamar seorang gadis. Aku minta Mama dan Papa pulang sekarang juga." Nelson berbicara dengan orang tuanya melalui sambungan telepon. 

"Apa? Kenapa tiba-tiba sekali? Nelson, bagaimana bisa kamu melamar gadis tapi tidak memberitahu kami dulu?" Pekik Eliza, ibu Nelson. 

"Bukankah ini aku memberitahu kalian?Tidak ada waktu untuk menjelaskan sekarang, Ma. Lamaran ini pun juga mendadak, jika Mama dan Papa tidak datang, maka kalian akan kehilangan seorang menantu yang imut," ucap Nelson. 

Nelson bingung harus menceritakan dari mana. Ia tidak ingin citra Kiara di mata kedua orang tuanya jelek. Karena hanya gadis itu yang Nelson inginkan untuk menjadi istrinya. 

"Tunggu! Kamu... Kamu melamar gadis itu bukan karena dia hamil duluan, kan?" Eliza bertanya dengan pelan. Jika dugaannya itu benar, Eliza akan menghajar putranya itu. 

Eliza selalu berpesan untuk selalu berhati-hati pada seorang wanita. Ia tidak ingin putranya terjebak dalam skandal cinta apapun. Karena itu menyangkut nama besar keluarga mereka. 

Eliza juga selalu mengingatkan Nelson agar tidak mempermainkan hati wanita. Bagaimanapun ia ingin putranya bersih dan tidak terbuai oleh rayuan wanita. Bisa saja para wanita itu hanya memanfaatkan kedudukan putranya yang kini mewarisi perusahaannya. 

"Mama tidak percaya padaku? Bagaimana mungkin aku melakukan hal bodoh itu?" Nelson bertanya balik. Eliza bernapas lega. Ia bersyukur jika Nelson tidak melakukan hal tersebut. 

"Lalu?" Selidik Eliza. Nelson pusing jika terus ditanya oleh ibunya. Apalagi ia hanya punya waktu sedikit untuk segera melamar gadis itu. 

"Lalu apa? Aku mencintai gadis itu, Ma. Mama tenang saja, ya. Aku bisa menjamin jika gadis ini memenuhi kriteria calon menantu keluarga Kalandra!" 

Setelah mengucapkan hal itu, Nelson segera menutup teleponnya. Jika tidak, Mamanya akan terus mengintrogasi dirinya. Selepas menghubungi orang tuanya, Nelson tersenyum lebar. 

"Kia, maafkan aku jika aku tidak menepati janjiku untuk menikahimu lima tahun lagi. Inilah akibatnya jika kamu berani bermain dengan laki-laki lain di belakangku."

Nelson tersenyum penuh arti. Baginya, menikah sekarang dan lima tahun lagi tidak ada bedanya. Ia ingin mengikat Kiara selamanya di sampingnya. Nelson tidak akan membiarkan gadis itu meninggalkannya. 

Related chapters

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 3

    Nelson tersenyum kala kedua orang tuanya tiba di kediamannya. Ia tak menyangka, orang tuanya tersebut akan langsung pulang setelah mendengar dirinya akan melamar seorang gadis.Nelson menyambut kedatangan orang tuanya dan tak lupa memberikan pelukan hangat kepada mereka. Orang tuanya selalu sibuk dengan urusan bisnis. Bahkan hampir tidak pernah pulang karena selalu melakukan perjalanan bisnis.Nelson pun tak memusingkan hal itu. Ia sudah dewasa dan akan menemui kedua orang tuanya jika ia merindukannya. Menjadi seorang direktur di perusahaan besar membuat Nelson sangat sibuk. Bahkan, sebelum Nelson mengenal Kiara, ia termasuk orang yang gila dengan pekerjaannya."Ma, Pa, ayo kita berangkat. Aku takut kita terlambat," ucap Nelson penuh semangat. Ia bahkan tak memberi waktu sejenak untuk kedua orang tuanya beristirahat. Pikirannya dipenuhi oleh gadis itu."Astaga, lihatlah anak kita, Pa. Bahkan dia tidak membiarkan kita beristirahat s

    Last Updated : 2022-02-10
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 4

    "Tunggu sebentar! Maksudnya apa, ya? Kiara tidak mengerti," ujar Kiara. Ia berharap apa yang sedang ia pikirkan bukanlah jawabannya."Astaga, sampai lupa. Jagi begini, sayang." Jenita menyentuh tangan Kiara sebelum melanjutkan perkataannya."Karena Nelson dan keluarganya ingin segera memiliki menantu, kami sepakat ingin menikahkan kamu dengan Nelson," ucap Jenita sambil melirik ke arah Nelson. Tentu saja itu bukan hanya keinginan dari keluarga Kalandra, namun keluarga Aditama pun sama. Ia sangat senang karena tidak perlu menjodohkan mereka.DegJantung Kiara langsung berdegub kencang. Ia bahkan menelan salivanya dengan susah. Sebenarnya ia juga mencintai Nelson, namun tidak menikah secepat itu juga."Tapi, Ma! Kiara masih kecil dan SMA saja belum lulus," ujar Kiara tidak terima. Kiara gusar jika teman-temannya mengetahui dirinya menikah dengan Nelson, mungkin saja ia akan dicemooh. Apalagi dirinya saat ini masih berstatus se

    Last Updated : 2022-02-10
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 5

    Satu bulan yang lalu...Sudah hampir dua minggu Nelson tidak menghubungi Kiara. Biasanya, meskipun ia sedang dalam perjalanan bisnis, ia selalu menyempatkan untuk menghubungi Kiara. Pesan dan telepon dari Kiara pun tak pernah ia baca.Pagi ini, Kiara pergi ke sekolah seperti biasanya. Setiap hari ia diantar oleh sopir pribadinya. Kiara berdecak kesal, lagi-lagi pria itu tak membalas pesannya."Hiihh.. Menyebalkan!" gumam Kiara sambil terus melihat ke arah ponselnya."Nona, kita sudah sampai di sekolah," ucap Pak Arman, sopir yang ditugaskan untuk mengantar dan menjemput Kiara."Oh," sahut Kiara. Lalu ia keluar dari mobilnya dan pergi begitu saja. Ia segera masuk ke dalam kelasnya. Tak lupa sebelum memasuki area sekolahnya, Kiara mematikan ponselnya. Ia takut nanti akan menggangu konsentrasi belajarnya."Ki, tumben nggak semangat gitu," ucap Rena yang baru saja datang dan duduk di bangku sebelah Kiara. 

    Last Updated : 2022-02-11
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 6

    Kini Kiara dan sahabatnya sedang menikmati makanannya. Mereka sedikit tergesa-gesa, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Selesai makan tak lupa untuk membayar makanan yang telah ia beli sebelumnya."Aku ke kamar mandi sebentar. Kalian duluan ke kelas saja," ucap Kiara. Meisya dan Rena mengangguk. Mereka kembali lebih dulu.Kiara berjalan sambil melamun. Ia memikirkan kejadian tadi saat di lapangan basket. Entah mengapa hatinya merasa resah. Saat Kiara hampir masuk ke dalam kamar mandi, ia dikejutkan oleh Daniel yang juga ingin ke kamar mandi pria. Kiara mematung sejenak menatap Daniel yang terlihat tampan ketika sedang berkeringat seperti itu."Kiara, mau ke kamar mandi?" tanya Daniel yang sengaja menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Kiara. Daniel masih canggung berhadapan dengan Kiara setelah kejadian tadi."Iya," jawab Kiara dengan singkat."Aku duluan, ya," ujar Kiara lagi. Daniel hanya mengangguk

    Last Updated : 2022-02-11
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 7

    Selesai makan, mereka langsung menuju ke tempat pertandingan basket. Daniel melajukan mobilnya sedikit kencang karena waktu pertandingan pun sudah akan dimulai. Ponselnya sedari tadi berdering. Banyak panggilan masuk dari teman-temannya. Mereka khawatir jika Daniel tidak ikut dalam pertandingan tersebut, mereka akan kalah. Daniel begitu mahir dalam bermain basket. Tak heran ia menjadi sangat populer di kalangan sekolahnya. Bahkan juga populer di sekolah lainnya.Para siswi sangat mengagumi Daniel yang selalu terlihat keren dalam bertanding basket. Tak hanya itu, wajahnya yang tampan juga sangat menarik perhatian siswi lainnya. Banyak yang mengidolakan dirinya dan mendambakan untuk menjadi pacarnya.Namun semua itu tak berlaku bagi Kiara. Baginya, Daniel sama seperti teman laki-laki yang lainnya. Kiara tak pernah tertarik dengan ketampanan dan kharisma dari seorang Daniel Abimana. Mungkin karena hatinya sudah tertaut pada Nelson, membuatnya tak menyadari jik

    Last Updated : 2022-02-12
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 8

    Hari berhari pun berlalu. Tanpa sadar, Kiara dan Daniel kini semakin dekat. Kiara tak malu lagi jika diantar jemput oleh Daniel saat ke sekolah. Daniel pun merasa sangat senang karena sikap Kiara kini kian hangat kepada dirinya.Kiara merasa selama berhubungan beberapa hari ini, sikap Daniel begitu lembut dan perhatian padanya. Berbeda saat ia bersama dengan Nelson. Kiara merasa Nelson begitu kaku dan membosankan. Kiara seperti mendapatkan hal baru setiap bersama dengan Daniel.Mungkin karena Nelson yang mengabaikan Kiara, sehingga Kiara merasa tidak dibutuhkan lagi. Kiara mulai merespon Daniel dan saat ini dirinya benar-benar merasa nyaman berada di dekat lelaki itu. Kiara seakan lupa jika dirinya masih kekasih Nelson."Sudahlah, setelah Nelson pulang nanti, aku akan mengakhiri hubunganku dengannya saja. Lagipula, Daniel sweet juga. Dia begitu perhatian dan lembut padaku," batin Kiara sambil memperhatikan Daniel yang sedang fokus mengemudikan

    Last Updated : 2022-02-20
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 9

    Pada akhirnya Kiara tidak dapat menolak lamaran dari Nelson. Kedua orang tuanya benar-benar setuju dan mengharapkan pernikahan tersebut segera terjadi. Meskipun Kiara juga merasa senang, namun ada ketakutan yang menghalangi keyakinannya untuk menyetujui pernikahan tersebut. Pernikahan yang digelar secara tertutup itu nanti hanya dihadiri kedua keluarga besar dan beberapa rekan bisnis mereka. Mereka sepakat untuk mengadakan resepsi setelah Kiara lulus sekolah, karena mereka tidak ingin membebani Kiara. Apalagi Kiara yang masih menjadi seorang pelajar, itu tidak akan mudah baginya. Pagi ini, sarapan dilewati Kiara dengan tenang dan hening. Jika biasanya ia akan berbincang dengan kedua orang tuanya, tidak untuk pagi. Kiara masih memikirkan tentang pernikahannya dengan Nelson yang mendadak itu. "Sayang, jika kamu terus melamun maka kamu akan telat, lho," ucap Jenita yang sedari tadi memperhatikan Kiara. "I-iya, Ma," balas Kiara. Lalu ia menyendok kembali

    Last Updated : 2022-02-27
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 10

    Saat ini Nelson sudah berada di depan gerbang sekolah Kiara. Ia melirik ke arah jam tangannya lalu mengamati keadaan sekitarnya. Sebentar lagi Kiara keluar dari kelasnya. Ia ingin memberi kejutan pada Kiara. Secara pribadi menjemput gadis itu. Nelson juga sudah memberitahu sopir Kiara agar tidak menjemputnya. "Tuan muda, apa perlu saya standby di depan gerbang?" tanya Robby. Mungkin saja Kiara tidak mengetahui kedatangan mereka nanti. "Tidak perlu, Robby! Kita tunggu di sini saja," ucap Nelson. Sebenarnya ia juga tidak ingin terlalu menarik perhatian orang di sekitarnya. Nelson tidak ingin Kiara merasa tidak nyaman karena kehadirannya. Meskipun demikian, Nelson sudah mempersiapkan semuanya. Tak lupa ia membawa masker dan topi agar tidak terlalu dikenali orang. Statusnya yang tinggi itu membuatnya selalu dikelilingi oleh gadis-gadis. Siapapun bisa mengenalinya dan siapapun bisa mengetahui identitasnya. Cukup lama Nelson berada di dalam mobi

    Last Updated : 2022-03-02

Latest chapter

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 10

    Saat ini Nelson sudah berada di depan gerbang sekolah Kiara. Ia melirik ke arah jam tangannya lalu mengamati keadaan sekitarnya. Sebentar lagi Kiara keluar dari kelasnya. Ia ingin memberi kejutan pada Kiara. Secara pribadi menjemput gadis itu. Nelson juga sudah memberitahu sopir Kiara agar tidak menjemputnya. "Tuan muda, apa perlu saya standby di depan gerbang?" tanya Robby. Mungkin saja Kiara tidak mengetahui kedatangan mereka nanti. "Tidak perlu, Robby! Kita tunggu di sini saja," ucap Nelson. Sebenarnya ia juga tidak ingin terlalu menarik perhatian orang di sekitarnya. Nelson tidak ingin Kiara merasa tidak nyaman karena kehadirannya. Meskipun demikian, Nelson sudah mempersiapkan semuanya. Tak lupa ia membawa masker dan topi agar tidak terlalu dikenali orang. Statusnya yang tinggi itu membuatnya selalu dikelilingi oleh gadis-gadis. Siapapun bisa mengenalinya dan siapapun bisa mengetahui identitasnya. Cukup lama Nelson berada di dalam mobi

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 9

    Pada akhirnya Kiara tidak dapat menolak lamaran dari Nelson. Kedua orang tuanya benar-benar setuju dan mengharapkan pernikahan tersebut segera terjadi. Meskipun Kiara juga merasa senang, namun ada ketakutan yang menghalangi keyakinannya untuk menyetujui pernikahan tersebut. Pernikahan yang digelar secara tertutup itu nanti hanya dihadiri kedua keluarga besar dan beberapa rekan bisnis mereka. Mereka sepakat untuk mengadakan resepsi setelah Kiara lulus sekolah, karena mereka tidak ingin membebani Kiara. Apalagi Kiara yang masih menjadi seorang pelajar, itu tidak akan mudah baginya. Pagi ini, sarapan dilewati Kiara dengan tenang dan hening. Jika biasanya ia akan berbincang dengan kedua orang tuanya, tidak untuk pagi. Kiara masih memikirkan tentang pernikahannya dengan Nelson yang mendadak itu. "Sayang, jika kamu terus melamun maka kamu akan telat, lho," ucap Jenita yang sedari tadi memperhatikan Kiara. "I-iya, Ma," balas Kiara. Lalu ia menyendok kembali

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 8

    Hari berhari pun berlalu. Tanpa sadar, Kiara dan Daniel kini semakin dekat. Kiara tak malu lagi jika diantar jemput oleh Daniel saat ke sekolah. Daniel pun merasa sangat senang karena sikap Kiara kini kian hangat kepada dirinya.Kiara merasa selama berhubungan beberapa hari ini, sikap Daniel begitu lembut dan perhatian padanya. Berbeda saat ia bersama dengan Nelson. Kiara merasa Nelson begitu kaku dan membosankan. Kiara seperti mendapatkan hal baru setiap bersama dengan Daniel.Mungkin karena Nelson yang mengabaikan Kiara, sehingga Kiara merasa tidak dibutuhkan lagi. Kiara mulai merespon Daniel dan saat ini dirinya benar-benar merasa nyaman berada di dekat lelaki itu. Kiara seakan lupa jika dirinya masih kekasih Nelson."Sudahlah, setelah Nelson pulang nanti, aku akan mengakhiri hubunganku dengannya saja. Lagipula, Daniel sweet juga. Dia begitu perhatian dan lembut padaku," batin Kiara sambil memperhatikan Daniel yang sedang fokus mengemudikan

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 7

    Selesai makan, mereka langsung menuju ke tempat pertandingan basket. Daniel melajukan mobilnya sedikit kencang karena waktu pertandingan pun sudah akan dimulai. Ponselnya sedari tadi berdering. Banyak panggilan masuk dari teman-temannya. Mereka khawatir jika Daniel tidak ikut dalam pertandingan tersebut, mereka akan kalah. Daniel begitu mahir dalam bermain basket. Tak heran ia menjadi sangat populer di kalangan sekolahnya. Bahkan juga populer di sekolah lainnya.Para siswi sangat mengagumi Daniel yang selalu terlihat keren dalam bertanding basket. Tak hanya itu, wajahnya yang tampan juga sangat menarik perhatian siswi lainnya. Banyak yang mengidolakan dirinya dan mendambakan untuk menjadi pacarnya.Namun semua itu tak berlaku bagi Kiara. Baginya, Daniel sama seperti teman laki-laki yang lainnya. Kiara tak pernah tertarik dengan ketampanan dan kharisma dari seorang Daniel Abimana. Mungkin karena hatinya sudah tertaut pada Nelson, membuatnya tak menyadari jik

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 6

    Kini Kiara dan sahabatnya sedang menikmati makanannya. Mereka sedikit tergesa-gesa, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Selesai makan tak lupa untuk membayar makanan yang telah ia beli sebelumnya."Aku ke kamar mandi sebentar. Kalian duluan ke kelas saja," ucap Kiara. Meisya dan Rena mengangguk. Mereka kembali lebih dulu.Kiara berjalan sambil melamun. Ia memikirkan kejadian tadi saat di lapangan basket. Entah mengapa hatinya merasa resah. Saat Kiara hampir masuk ke dalam kamar mandi, ia dikejutkan oleh Daniel yang juga ingin ke kamar mandi pria. Kiara mematung sejenak menatap Daniel yang terlihat tampan ketika sedang berkeringat seperti itu."Kiara, mau ke kamar mandi?" tanya Daniel yang sengaja menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Kiara. Daniel masih canggung berhadapan dengan Kiara setelah kejadian tadi."Iya," jawab Kiara dengan singkat."Aku duluan, ya," ujar Kiara lagi. Daniel hanya mengangguk

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 5

    Satu bulan yang lalu...Sudah hampir dua minggu Nelson tidak menghubungi Kiara. Biasanya, meskipun ia sedang dalam perjalanan bisnis, ia selalu menyempatkan untuk menghubungi Kiara. Pesan dan telepon dari Kiara pun tak pernah ia baca.Pagi ini, Kiara pergi ke sekolah seperti biasanya. Setiap hari ia diantar oleh sopir pribadinya. Kiara berdecak kesal, lagi-lagi pria itu tak membalas pesannya."Hiihh.. Menyebalkan!" gumam Kiara sambil terus melihat ke arah ponselnya."Nona, kita sudah sampai di sekolah," ucap Pak Arman, sopir yang ditugaskan untuk mengantar dan menjemput Kiara."Oh," sahut Kiara. Lalu ia keluar dari mobilnya dan pergi begitu saja. Ia segera masuk ke dalam kelasnya. Tak lupa sebelum memasuki area sekolahnya, Kiara mematikan ponselnya. Ia takut nanti akan menggangu konsentrasi belajarnya."Ki, tumben nggak semangat gitu," ucap Rena yang baru saja datang dan duduk di bangku sebelah Kiara. 

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 4

    "Tunggu sebentar! Maksudnya apa, ya? Kiara tidak mengerti," ujar Kiara. Ia berharap apa yang sedang ia pikirkan bukanlah jawabannya."Astaga, sampai lupa. Jagi begini, sayang." Jenita menyentuh tangan Kiara sebelum melanjutkan perkataannya."Karena Nelson dan keluarganya ingin segera memiliki menantu, kami sepakat ingin menikahkan kamu dengan Nelson," ucap Jenita sambil melirik ke arah Nelson. Tentu saja itu bukan hanya keinginan dari keluarga Kalandra, namun keluarga Aditama pun sama. Ia sangat senang karena tidak perlu menjodohkan mereka.DegJantung Kiara langsung berdegub kencang. Ia bahkan menelan salivanya dengan susah. Sebenarnya ia juga mencintai Nelson, namun tidak menikah secepat itu juga."Tapi, Ma! Kiara masih kecil dan SMA saja belum lulus," ujar Kiara tidak terima. Kiara gusar jika teman-temannya mengetahui dirinya menikah dengan Nelson, mungkin saja ia akan dicemooh. Apalagi dirinya saat ini masih berstatus se

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 3

    Nelson tersenyum kala kedua orang tuanya tiba di kediamannya. Ia tak menyangka, orang tuanya tersebut akan langsung pulang setelah mendengar dirinya akan melamar seorang gadis.Nelson menyambut kedatangan orang tuanya dan tak lupa memberikan pelukan hangat kepada mereka. Orang tuanya selalu sibuk dengan urusan bisnis. Bahkan hampir tidak pernah pulang karena selalu melakukan perjalanan bisnis.Nelson pun tak memusingkan hal itu. Ia sudah dewasa dan akan menemui kedua orang tuanya jika ia merindukannya. Menjadi seorang direktur di perusahaan besar membuat Nelson sangat sibuk. Bahkan, sebelum Nelson mengenal Kiara, ia termasuk orang yang gila dengan pekerjaannya."Ma, Pa, ayo kita berangkat. Aku takut kita terlambat," ucap Nelson penuh semangat. Ia bahkan tak memberi waktu sejenak untuk kedua orang tuanya beristirahat. Pikirannya dipenuhi oleh gadis itu."Astaga, lihatlah anak kita, Pa. Bahkan dia tidak membiarkan kita beristirahat s

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 2

    Selesai mandi, Kiara segera keluar dari kamarnya. Ia sejenak mematung di ambang pintu kamar mandinya. Jenita masih berada di kamarnya. Hal ini tak pernah ia lihat sebelumnya. Mamanya itu selalu disibukkan dengan pekerjaannya, tetapi sore itu Jenita menunggu Kiara dengan sabar hingga Kiara selesai mandi."Sudah selesai mandi, sayang?" tanya Jenita basa-basi. Ia tahu jika belum selesai mandi, mungkinkah putrinya itu akan keluar dari kamar mandi? Kiara mengangguk. Ia masih menatap ke arah Jenita."Sini, hari ini Mama membelikan Kia baju baru. Cobalah, Mama yakin kamu akan menyukainya," ucap Jenita dengan antusias. Kia masih dibuat bingung oleh sikap Jenita yang tak biasa.Biasanya, Jenita tak pernah turun tangan perihal baju yang ia kenakan. Selama ini Jenita membebaskan Kiara memilih sendiri pakaian seperti apa yang ia kenakan, asal pakaian itu masih terlihat sopan."Kenapa, Ma? Mama ada pesta ya malam ini?" tanya Kiara sambil menata

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status