Share

Istri Kecil Sang Direktur
Istri Kecil Sang Direktur
Penulis: iLmaa_

Bab 1

Penulis: iLmaa_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-09 12:04:51

"Kiara, bukankah aku sudah bilang, jangan bermain-main denganku?" Nelson bertanya pada Kiara. Ia tak menyangka gadis kecil di hadapannya itu berani mengkhianatinya. 

Kiara menelan salivanya dengan kasar. Ia tahu jika dirinya salah kali ini. Kiara tidak akan menyangkal hal itu. Namun, Kiara tak pernah menduga jika pria di hadapannya ini akan tahu secepat itu. 

"Kenapa diam? Jawab, Kiara? Kenapa kamu melakukan ini, hmm?" ucap Nelson yang berusaha menahan kemarahannya. 

Kiara masih terdiam. Ia sangat tersiksa dengan statusnya sebagai kekasih Nelson. Nelson sangat posesif padanya, itulah yang membuat gadis ini merasa tertekan. Dua tahun menjalin hubungan membuat Nelson semakin merasa ia punya hak atas diri Kiara. 

Laki-laki itu terlalu pencemburu. Bahkan dengan teman sekelasnya pun, Nelson tetap mencemburuinya. Terlepas dari hal itu, hati Kiara tetap mencintai pria itu. 

Saat ini, Nelson menahan gadis itu di dinding ruang kerjanya dan menekannya. Membuat Kiara tak bisa ke mana-mana. 

"Nelson, sakit." Kiara meringis karena tangannya terus dicengkram kuat oleh Nelson. Kiara bahkan tak mengindahkan perkataan Nelson. Membuat Nelson semakin diselimuti rasa marahnya. 

"Gadis ini semakin lama semakin berani. Bahkan dia tidak mempedulikan perkataanku," batin Nelson. 

Lalu, secepat kilat Nelson meraih tengkuk Kiara dan mencium bibirnya. Tentu saja Kiara sangat terkejut dengan tindakan Nelson. Ia tak menyangka pria itu berani melakukan hal itu. 

Meskipun menjadi pasangan kekasih selama dua tahun, Nelson belum pernah mencium bibirnya. Pria itu selalu menjaga hal itu, karena ia tahu, Kiara masih kecil dan itu akan mengejutkannya. 

Namun hari ini, Nelson seperti lepas kendali. Ia yang dikuasai oleh kemarahannya membuatnya berani melakukan hal itu. 

Kiara menepuk pundak Nelson dan berharap pria itu melepaskannya. Nyatanya, semakin Kiara memberontak, semakin kasar Nelson menciumnya. 

Hiks hiks hiks

Kiara meluruhkan air matanya. Sosok pria yang sedang mencium paksa dirinya ini semakin membuatnya takut. Kini, Kiara tak lagi memberontak. 

Setelah beberapa saat, Nelson melepas ciumannya. Ia menautkan dahinya ke dahi Kiara. Napas Nelson begitu menggebu. Gadis itu seakan selalu bisa membuatnya hilang kendali. 

"Kiara, aku sudah bilang jangan pernah mencoba bermain-main denganku, atau kamu tidak akan sanggup menanggung akibatnya." Kini mata Nelson menatap tajam ke arah Kiara. Tangannya bergerak mengusap air mata Kiara. 

Nelson melepaskan Kiara dan kini ia berbalik. Merapikan jasnya sejenak, lalu mengambil ponselnya. Kiara yang masih mematung di posisinya hanya bisa menunduk. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, saat ini ia takut pada pria di hadapannya itu. 

"Robby, kemarilah!" ucap Nelson saat berbicara dengan seseorang dibalik ponselnya. Lalu sedetik kemudian ia mematikan sambungan teleponnya. 

"Pulanglah. Biar Robby yang mengantar kamu. Ingat, jangan pernah mengulangi kesalahan ini lagi!" ujar Nelson dengan pelan namun terdengar seperti ancaman. 

Kiara menatap Nelson. Apa yang akan pria itu lakukan nanti? Kiara masih waspada terhadap pria itu. 

"Sayang, apa kamu tidak ingin pulang, hmm?" Kini Nelson menarik tubuh Kiara dan memeluk pinggangnya. Membuat jantung Kiara berdegub kencang. 

"Hah? Ma-mana mungkin tidak ingin pulang," balas Kiara dengan terbata-bata. Nelson tersenyum tipis. Ia yakin gadis itu sangat ketakutan terhadapnya. Nakun, ekspresi wajah Kiara begitu menggemaskan. 

Tak lama, Robby sudah sampai di ruangan Nelson. Nelson berbalik lalu melepaskan pelukannya. Ia meminta Robby, sang asistennya itu untuk mengantar Kiara pulang ke rumahnya. 

"Robby, antarkan Kiara ke rumahnya." Lalu Nelson kembali menatap Kiara. 

"Sayang, maafkan aku, hari ini aku ada banyak pekerjaan, sehingga tidak bisa mengantar kamu pulang," ucap Nelson dengan lembut lalu mencium kening gadis itu. Seolah di antara mereka tak ada masalah sama sekali. Sikap Nelson yang kembali hangat padanya membuat Kiara bertanya-tanya dalam hatinya. 

"Apakah Nelson sudah tidak marah padaku?" batin Kiara. 

"Kamu jangan terlalu lelah. Aku pulang dulu," ucap Kiara lalu berjalan keluar dari ruangan Nelson dan disusul oleh Robby. 

Seketika senyum di wajah Nelson pudar begitu kedua orang itu keluar dari ruangannya. Ia duduk di kursi kerjanya dan segera menyalakan laptopnya. Sorot matanya menajam ke arah laptopnya. 

"Siapapun yang mencoba merebut Kiara, aku tidak akan melepaskannya. Heh, hanya segelintir orang tak berguna. Biarkan aku memberimu pelajaran agar tidak berani mengambil yang bukan hakmu!" gumam Nelson. 

***

Di dalam mobil, Kiara masih terdiam. Bahkan ia tak sadar jika mobil yang ia naiki saat ini sudah melaju ke rumahnya. 

"Robby, bukankah seharusnya Nelson marah padaku? Kenapa dia bersikap seolah tidak terjadi apapun di antara kami?" tanya Kiara yang semakin memikirkan sikap Nelson semakin bingung. 

"Itu hanya tuan muda yang tahu. Saya hanya asistennya, tentu saja, hati dan pikirannya hanya beliau yang mengetahuinya," jawab Robby sambil terus fokus pada kemudinya. 

Kiara mendengus kesal. Bukankah pria itu sudah lama berada di sisi Nelson? Seharusnya Robby tahu bagaimana sikap Nelson tersebut. Meski Kiara sudah menjalin hubungan dengan Nelson selama dua tahun, tetap saja gadis itu tidak bisa menebak apa yang akan Nelson lakukan jika ia membuat kesalahan. 

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di halaman kediaman Kiara. Robby turun terlebih dahulu, lalu membukakan pintu untuk Kiara. Kiara tersenyum sesaat, lalu mengucapkan kata terima kasih pada Robby. 

"Nona, saya harap Anda tidak mencoba membuat tuan Nelson marah lagi. Jika tidak, saya takut Anda tidak bisa menanggung akibatnya," ucap Robby dan hanya dibalas anggukan oleh Kiara. 

"Kalau begitu, saya pamit, nona. Permisi. Jaga diri Anda baik-baik," ujar Robby lalu masuk kembali ke mobilnya. Selepas mobil itu melesat pergi, Kiara segera masuk ke dalam rumahnya. 

Kiara tak menghiraukan para pelayan rumahnya yang terlihat begitu sibuk. Biasanya, rumah itu sangat sepi ketika Kiara pulang ke rumahnya. Namun Kiara tak ambil pusing untuk memikirkan hal tersebut. Kiara hari ini merasa lelah. Bahkan ia belum sempat berganti seragamnya, karena Nelson yang langsung membawanya pergi setelah ia selesai sekolah. 

"Haaahh...!" Kiara menghela napasnya saat ia merebahkan tubuhnya di ranjangnya. Sebelum itu ia sudah melepas tas dan sepatunya. 

Kiara memejamkan matanya. Ia ingin beristirahat sejenak sebelum pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tanpa ia sadari, kini Kiara mulai terlelap. 

"Kiara sayang, bangun, yuk. Kamu harus bersiap-siap hari ini," bisik Jenita, ibu Kiara sambil mengusap rambut Kiara. Kiara menggerakkan tangannya dan mengucek matanya. Ia masih merasa lelah, ia ingin tidur sebentar lagi. 

"Kia, ayo bangun, Nak!" ujar Jenita kembali. Membuat Kiara terpaksa membuka matanya. 

"Ada apa, Ma? Kiara masih mengantuk," sahut Kiara. Ia memeluk gulingnya kembali. 

"Kiara, Mama tunggu sampai tiga puluh menit untuk bangun dan mandi. Jika tidak, jangan harap Mama memberikan uang saku padamu lagi!" Nampaknya ancaman itu berhasil membuat Kiara bangun dari tidurnya. Kiara mengerucutkan bibirnya namun kakinya tetap melangkah menuju kamar mandi. 

"Mama menyebalkan! Kenapa selalu mengancam Kia dengan uang saku!" 

Hal itu membuat Kiara kesal, karena setiap kali ia ingin membantah, ancaman itulah yang membuatnya mati kutu. Jika benar terjadi Mamanya tidak memberikan uang saku, Kiara tidak tahu apakah masih bersemangat untuk pergi ke sekolahnya. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 2

    Selesai mandi, Kiara segera keluar dari kamarnya. Ia sejenak mematung di ambang pintu kamar mandinya. Jenita masih berada di kamarnya. Hal ini tak pernah ia lihat sebelumnya. Mamanya itu selalu disibukkan dengan pekerjaannya, tetapi sore itu Jenita menunggu Kiara dengan sabar hingga Kiara selesai mandi."Sudah selesai mandi, sayang?" tanya Jenita basa-basi. Ia tahu jika belum selesai mandi, mungkinkah putrinya itu akan keluar dari kamar mandi? Kiara mengangguk. Ia masih menatap ke arah Jenita."Sini, hari ini Mama membelikan Kia baju baru. Cobalah, Mama yakin kamu akan menyukainya," ucap Jenita dengan antusias. Kia masih dibuat bingung oleh sikap Jenita yang tak biasa.Biasanya, Jenita tak pernah turun tangan perihal baju yang ia kenakan. Selama ini Jenita membebaskan Kiara memilih sendiri pakaian seperti apa yang ia kenakan, asal pakaian itu masih terlihat sopan."Kenapa, Ma? Mama ada pesta ya malam ini?" tanya Kiara sambil menata

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 3

    Nelson tersenyum kala kedua orang tuanya tiba di kediamannya. Ia tak menyangka, orang tuanya tersebut akan langsung pulang setelah mendengar dirinya akan melamar seorang gadis.Nelson menyambut kedatangan orang tuanya dan tak lupa memberikan pelukan hangat kepada mereka. Orang tuanya selalu sibuk dengan urusan bisnis. Bahkan hampir tidak pernah pulang karena selalu melakukan perjalanan bisnis.Nelson pun tak memusingkan hal itu. Ia sudah dewasa dan akan menemui kedua orang tuanya jika ia merindukannya. Menjadi seorang direktur di perusahaan besar membuat Nelson sangat sibuk. Bahkan, sebelum Nelson mengenal Kiara, ia termasuk orang yang gila dengan pekerjaannya."Ma, Pa, ayo kita berangkat. Aku takut kita terlambat," ucap Nelson penuh semangat. Ia bahkan tak memberi waktu sejenak untuk kedua orang tuanya beristirahat. Pikirannya dipenuhi oleh gadis itu."Astaga, lihatlah anak kita, Pa. Bahkan dia tidak membiarkan kita beristirahat s

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 4

    "Tunggu sebentar! Maksudnya apa, ya? Kiara tidak mengerti," ujar Kiara. Ia berharap apa yang sedang ia pikirkan bukanlah jawabannya."Astaga, sampai lupa. Jagi begini, sayang." Jenita menyentuh tangan Kiara sebelum melanjutkan perkataannya."Karena Nelson dan keluarganya ingin segera memiliki menantu, kami sepakat ingin menikahkan kamu dengan Nelson," ucap Jenita sambil melirik ke arah Nelson. Tentu saja itu bukan hanya keinginan dari keluarga Kalandra, namun keluarga Aditama pun sama. Ia sangat senang karena tidak perlu menjodohkan mereka.DegJantung Kiara langsung berdegub kencang. Ia bahkan menelan salivanya dengan susah. Sebenarnya ia juga mencintai Nelson, namun tidak menikah secepat itu juga."Tapi, Ma! Kiara masih kecil dan SMA saja belum lulus," ujar Kiara tidak terima. Kiara gusar jika teman-temannya mengetahui dirinya menikah dengan Nelson, mungkin saja ia akan dicemooh. Apalagi dirinya saat ini masih berstatus se

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 5

    Satu bulan yang lalu...Sudah hampir dua minggu Nelson tidak menghubungi Kiara. Biasanya, meskipun ia sedang dalam perjalanan bisnis, ia selalu menyempatkan untuk menghubungi Kiara. Pesan dan telepon dari Kiara pun tak pernah ia baca.Pagi ini, Kiara pergi ke sekolah seperti biasanya. Setiap hari ia diantar oleh sopir pribadinya. Kiara berdecak kesal, lagi-lagi pria itu tak membalas pesannya."Hiihh.. Menyebalkan!" gumam Kiara sambil terus melihat ke arah ponselnya."Nona, kita sudah sampai di sekolah," ucap Pak Arman, sopir yang ditugaskan untuk mengantar dan menjemput Kiara."Oh," sahut Kiara. Lalu ia keluar dari mobilnya dan pergi begitu saja. Ia segera masuk ke dalam kelasnya. Tak lupa sebelum memasuki area sekolahnya, Kiara mematikan ponselnya. Ia takut nanti akan menggangu konsentrasi belajarnya."Ki, tumben nggak semangat gitu," ucap Rena yang baru saja datang dan duduk di bangku sebelah Kiara. 

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 6

    Kini Kiara dan sahabatnya sedang menikmati makanannya. Mereka sedikit tergesa-gesa, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Selesai makan tak lupa untuk membayar makanan yang telah ia beli sebelumnya."Aku ke kamar mandi sebentar. Kalian duluan ke kelas saja," ucap Kiara. Meisya dan Rena mengangguk. Mereka kembali lebih dulu.Kiara berjalan sambil melamun. Ia memikirkan kejadian tadi saat di lapangan basket. Entah mengapa hatinya merasa resah. Saat Kiara hampir masuk ke dalam kamar mandi, ia dikejutkan oleh Daniel yang juga ingin ke kamar mandi pria. Kiara mematung sejenak menatap Daniel yang terlihat tampan ketika sedang berkeringat seperti itu."Kiara, mau ke kamar mandi?" tanya Daniel yang sengaja menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Kiara. Daniel masih canggung berhadapan dengan Kiara setelah kejadian tadi."Iya," jawab Kiara dengan singkat."Aku duluan, ya," ujar Kiara lagi. Daniel hanya mengangguk

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 7

    Selesai makan, mereka langsung menuju ke tempat pertandingan basket. Daniel melajukan mobilnya sedikit kencang karena waktu pertandingan pun sudah akan dimulai. Ponselnya sedari tadi berdering. Banyak panggilan masuk dari teman-temannya. Mereka khawatir jika Daniel tidak ikut dalam pertandingan tersebut, mereka akan kalah. Daniel begitu mahir dalam bermain basket. Tak heran ia menjadi sangat populer di kalangan sekolahnya. Bahkan juga populer di sekolah lainnya.Para siswi sangat mengagumi Daniel yang selalu terlihat keren dalam bertanding basket. Tak hanya itu, wajahnya yang tampan juga sangat menarik perhatian siswi lainnya. Banyak yang mengidolakan dirinya dan mendambakan untuk menjadi pacarnya.Namun semua itu tak berlaku bagi Kiara. Baginya, Daniel sama seperti teman laki-laki yang lainnya. Kiara tak pernah tertarik dengan ketampanan dan kharisma dari seorang Daniel Abimana. Mungkin karena hatinya sudah tertaut pada Nelson, membuatnya tak menyadari jik

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 8

    Hari berhari pun berlalu. Tanpa sadar, Kiara dan Daniel kini semakin dekat. Kiara tak malu lagi jika diantar jemput oleh Daniel saat ke sekolah. Daniel pun merasa sangat senang karena sikap Kiara kini kian hangat kepada dirinya.Kiara merasa selama berhubungan beberapa hari ini, sikap Daniel begitu lembut dan perhatian padanya. Berbeda saat ia bersama dengan Nelson. Kiara merasa Nelson begitu kaku dan membosankan. Kiara seperti mendapatkan hal baru setiap bersama dengan Daniel.Mungkin karena Nelson yang mengabaikan Kiara, sehingga Kiara merasa tidak dibutuhkan lagi. Kiara mulai merespon Daniel dan saat ini dirinya benar-benar merasa nyaman berada di dekat lelaki itu. Kiara seakan lupa jika dirinya masih kekasih Nelson."Sudahlah, setelah Nelson pulang nanti, aku akan mengakhiri hubunganku dengannya saja. Lagipula, Daniel sweet juga. Dia begitu perhatian dan lembut padaku," batin Kiara sambil memperhatikan Daniel yang sedang fokus mengemudikan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-20
  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 9

    Pada akhirnya Kiara tidak dapat menolak lamaran dari Nelson. Kedua orang tuanya benar-benar setuju dan mengharapkan pernikahan tersebut segera terjadi. Meskipun Kiara juga merasa senang, namun ada ketakutan yang menghalangi keyakinannya untuk menyetujui pernikahan tersebut. Pernikahan yang digelar secara tertutup itu nanti hanya dihadiri kedua keluarga besar dan beberapa rekan bisnis mereka. Mereka sepakat untuk mengadakan resepsi setelah Kiara lulus sekolah, karena mereka tidak ingin membebani Kiara. Apalagi Kiara yang masih menjadi seorang pelajar, itu tidak akan mudah baginya. Pagi ini, sarapan dilewati Kiara dengan tenang dan hening. Jika biasanya ia akan berbincang dengan kedua orang tuanya, tidak untuk pagi. Kiara masih memikirkan tentang pernikahannya dengan Nelson yang mendadak itu. "Sayang, jika kamu terus melamun maka kamu akan telat, lho," ucap Jenita yang sedari tadi memperhatikan Kiara. "I-iya, Ma," balas Kiara. Lalu ia menyendok kembali

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27

Bab terbaru

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 10

    Saat ini Nelson sudah berada di depan gerbang sekolah Kiara. Ia melirik ke arah jam tangannya lalu mengamati keadaan sekitarnya. Sebentar lagi Kiara keluar dari kelasnya. Ia ingin memberi kejutan pada Kiara. Secara pribadi menjemput gadis itu. Nelson juga sudah memberitahu sopir Kiara agar tidak menjemputnya. "Tuan muda, apa perlu saya standby di depan gerbang?" tanya Robby. Mungkin saja Kiara tidak mengetahui kedatangan mereka nanti. "Tidak perlu, Robby! Kita tunggu di sini saja," ucap Nelson. Sebenarnya ia juga tidak ingin terlalu menarik perhatian orang di sekitarnya. Nelson tidak ingin Kiara merasa tidak nyaman karena kehadirannya. Meskipun demikian, Nelson sudah mempersiapkan semuanya. Tak lupa ia membawa masker dan topi agar tidak terlalu dikenali orang. Statusnya yang tinggi itu membuatnya selalu dikelilingi oleh gadis-gadis. Siapapun bisa mengenalinya dan siapapun bisa mengetahui identitasnya. Cukup lama Nelson berada di dalam mobi

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 9

    Pada akhirnya Kiara tidak dapat menolak lamaran dari Nelson. Kedua orang tuanya benar-benar setuju dan mengharapkan pernikahan tersebut segera terjadi. Meskipun Kiara juga merasa senang, namun ada ketakutan yang menghalangi keyakinannya untuk menyetujui pernikahan tersebut. Pernikahan yang digelar secara tertutup itu nanti hanya dihadiri kedua keluarga besar dan beberapa rekan bisnis mereka. Mereka sepakat untuk mengadakan resepsi setelah Kiara lulus sekolah, karena mereka tidak ingin membebani Kiara. Apalagi Kiara yang masih menjadi seorang pelajar, itu tidak akan mudah baginya. Pagi ini, sarapan dilewati Kiara dengan tenang dan hening. Jika biasanya ia akan berbincang dengan kedua orang tuanya, tidak untuk pagi. Kiara masih memikirkan tentang pernikahannya dengan Nelson yang mendadak itu. "Sayang, jika kamu terus melamun maka kamu akan telat, lho," ucap Jenita yang sedari tadi memperhatikan Kiara. "I-iya, Ma," balas Kiara. Lalu ia menyendok kembali

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 8

    Hari berhari pun berlalu. Tanpa sadar, Kiara dan Daniel kini semakin dekat. Kiara tak malu lagi jika diantar jemput oleh Daniel saat ke sekolah. Daniel pun merasa sangat senang karena sikap Kiara kini kian hangat kepada dirinya.Kiara merasa selama berhubungan beberapa hari ini, sikap Daniel begitu lembut dan perhatian padanya. Berbeda saat ia bersama dengan Nelson. Kiara merasa Nelson begitu kaku dan membosankan. Kiara seperti mendapatkan hal baru setiap bersama dengan Daniel.Mungkin karena Nelson yang mengabaikan Kiara, sehingga Kiara merasa tidak dibutuhkan lagi. Kiara mulai merespon Daniel dan saat ini dirinya benar-benar merasa nyaman berada di dekat lelaki itu. Kiara seakan lupa jika dirinya masih kekasih Nelson."Sudahlah, setelah Nelson pulang nanti, aku akan mengakhiri hubunganku dengannya saja. Lagipula, Daniel sweet juga. Dia begitu perhatian dan lembut padaku," batin Kiara sambil memperhatikan Daniel yang sedang fokus mengemudikan

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 7

    Selesai makan, mereka langsung menuju ke tempat pertandingan basket. Daniel melajukan mobilnya sedikit kencang karena waktu pertandingan pun sudah akan dimulai. Ponselnya sedari tadi berdering. Banyak panggilan masuk dari teman-temannya. Mereka khawatir jika Daniel tidak ikut dalam pertandingan tersebut, mereka akan kalah. Daniel begitu mahir dalam bermain basket. Tak heran ia menjadi sangat populer di kalangan sekolahnya. Bahkan juga populer di sekolah lainnya.Para siswi sangat mengagumi Daniel yang selalu terlihat keren dalam bertanding basket. Tak hanya itu, wajahnya yang tampan juga sangat menarik perhatian siswi lainnya. Banyak yang mengidolakan dirinya dan mendambakan untuk menjadi pacarnya.Namun semua itu tak berlaku bagi Kiara. Baginya, Daniel sama seperti teman laki-laki yang lainnya. Kiara tak pernah tertarik dengan ketampanan dan kharisma dari seorang Daniel Abimana. Mungkin karena hatinya sudah tertaut pada Nelson, membuatnya tak menyadari jik

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 6

    Kini Kiara dan sahabatnya sedang menikmati makanannya. Mereka sedikit tergesa-gesa, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Selesai makan tak lupa untuk membayar makanan yang telah ia beli sebelumnya."Aku ke kamar mandi sebentar. Kalian duluan ke kelas saja," ucap Kiara. Meisya dan Rena mengangguk. Mereka kembali lebih dulu.Kiara berjalan sambil melamun. Ia memikirkan kejadian tadi saat di lapangan basket. Entah mengapa hatinya merasa resah. Saat Kiara hampir masuk ke dalam kamar mandi, ia dikejutkan oleh Daniel yang juga ingin ke kamar mandi pria. Kiara mematung sejenak menatap Daniel yang terlihat tampan ketika sedang berkeringat seperti itu."Kiara, mau ke kamar mandi?" tanya Daniel yang sengaja menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Kiara. Daniel masih canggung berhadapan dengan Kiara setelah kejadian tadi."Iya," jawab Kiara dengan singkat."Aku duluan, ya," ujar Kiara lagi. Daniel hanya mengangguk

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 5

    Satu bulan yang lalu...Sudah hampir dua minggu Nelson tidak menghubungi Kiara. Biasanya, meskipun ia sedang dalam perjalanan bisnis, ia selalu menyempatkan untuk menghubungi Kiara. Pesan dan telepon dari Kiara pun tak pernah ia baca.Pagi ini, Kiara pergi ke sekolah seperti biasanya. Setiap hari ia diantar oleh sopir pribadinya. Kiara berdecak kesal, lagi-lagi pria itu tak membalas pesannya."Hiihh.. Menyebalkan!" gumam Kiara sambil terus melihat ke arah ponselnya."Nona, kita sudah sampai di sekolah," ucap Pak Arman, sopir yang ditugaskan untuk mengantar dan menjemput Kiara."Oh," sahut Kiara. Lalu ia keluar dari mobilnya dan pergi begitu saja. Ia segera masuk ke dalam kelasnya. Tak lupa sebelum memasuki area sekolahnya, Kiara mematikan ponselnya. Ia takut nanti akan menggangu konsentrasi belajarnya."Ki, tumben nggak semangat gitu," ucap Rena yang baru saja datang dan duduk di bangku sebelah Kiara. 

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 4

    "Tunggu sebentar! Maksudnya apa, ya? Kiara tidak mengerti," ujar Kiara. Ia berharap apa yang sedang ia pikirkan bukanlah jawabannya."Astaga, sampai lupa. Jagi begini, sayang." Jenita menyentuh tangan Kiara sebelum melanjutkan perkataannya."Karena Nelson dan keluarganya ingin segera memiliki menantu, kami sepakat ingin menikahkan kamu dengan Nelson," ucap Jenita sambil melirik ke arah Nelson. Tentu saja itu bukan hanya keinginan dari keluarga Kalandra, namun keluarga Aditama pun sama. Ia sangat senang karena tidak perlu menjodohkan mereka.DegJantung Kiara langsung berdegub kencang. Ia bahkan menelan salivanya dengan susah. Sebenarnya ia juga mencintai Nelson, namun tidak menikah secepat itu juga."Tapi, Ma! Kiara masih kecil dan SMA saja belum lulus," ujar Kiara tidak terima. Kiara gusar jika teman-temannya mengetahui dirinya menikah dengan Nelson, mungkin saja ia akan dicemooh. Apalagi dirinya saat ini masih berstatus se

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 3

    Nelson tersenyum kala kedua orang tuanya tiba di kediamannya. Ia tak menyangka, orang tuanya tersebut akan langsung pulang setelah mendengar dirinya akan melamar seorang gadis.Nelson menyambut kedatangan orang tuanya dan tak lupa memberikan pelukan hangat kepada mereka. Orang tuanya selalu sibuk dengan urusan bisnis. Bahkan hampir tidak pernah pulang karena selalu melakukan perjalanan bisnis.Nelson pun tak memusingkan hal itu. Ia sudah dewasa dan akan menemui kedua orang tuanya jika ia merindukannya. Menjadi seorang direktur di perusahaan besar membuat Nelson sangat sibuk. Bahkan, sebelum Nelson mengenal Kiara, ia termasuk orang yang gila dengan pekerjaannya."Ma, Pa, ayo kita berangkat. Aku takut kita terlambat," ucap Nelson penuh semangat. Ia bahkan tak memberi waktu sejenak untuk kedua orang tuanya beristirahat. Pikirannya dipenuhi oleh gadis itu."Astaga, lihatlah anak kita, Pa. Bahkan dia tidak membiarkan kita beristirahat s

  • Istri Kecil Sang Direktur   Bab 2

    Selesai mandi, Kiara segera keluar dari kamarnya. Ia sejenak mematung di ambang pintu kamar mandinya. Jenita masih berada di kamarnya. Hal ini tak pernah ia lihat sebelumnya. Mamanya itu selalu disibukkan dengan pekerjaannya, tetapi sore itu Jenita menunggu Kiara dengan sabar hingga Kiara selesai mandi."Sudah selesai mandi, sayang?" tanya Jenita basa-basi. Ia tahu jika belum selesai mandi, mungkinkah putrinya itu akan keluar dari kamar mandi? Kiara mengangguk. Ia masih menatap ke arah Jenita."Sini, hari ini Mama membelikan Kia baju baru. Cobalah, Mama yakin kamu akan menyukainya," ucap Jenita dengan antusias. Kia masih dibuat bingung oleh sikap Jenita yang tak biasa.Biasanya, Jenita tak pernah turun tangan perihal baju yang ia kenakan. Selama ini Jenita membebaskan Kiara memilih sendiri pakaian seperti apa yang ia kenakan, asal pakaian itu masih terlihat sopan."Kenapa, Ma? Mama ada pesta ya malam ini?" tanya Kiara sambil menata

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status