Mentari bersedia dibawa ke Jakarta dengan berbagai persyaratan yang harus dituruti Topan. Salah satunya tidak ingin tinggal di rumah ibu mertuanya. Mentari juga harus diperbolehkan mengikuti ujian susulan. Agar bayi dalam kandungan Mentari Topan melakukan semuanya, ia mengijinkan Mentari mengikuti ujian kelulusan. Selama masa ujian Topan tidak diperbolehkan bicara padanya, bahkan Mentari tidak pernah menemuinya selama berhari-hari. Mereka hidup satu atap, tapi bisa bertemu satu sama lain.Mentari sudah berbulan-bulan tidak bertemu sahabatnya Melie. Mentari meminta izin ingin bertemu Melie.โKamu hamil anak siapa?โ tanya Melie sahabatnya.โHamil anak Topanlah Melie,โ ujar Mentari mencubit lengan Melie.Kedua sahabat itu bertemu di sebuah cafรฉ setelah menyelesaikan ujian kelulusan. Melie belum tahu kalau Dilan seorang perempuan. Mentari tidak ingin menutupinya lagi dari Melie.โMel, aku ingin jujur sama kamu,โ ucap Mentari dengan raut wajah serius.โTentang apa?โโDilan.โMendenga
Hubungan Topan dan Mentari sedikit membaik berkat kesabaran Topan. Laki-laki tampan itu memilih mengalah dan sabar untuk menghadapi sikap istri kecilnya. Mentari sudah mau bicara padanya , bahkan sudah mau duduk semeja dengan Topan, walau tidak tidur dengan satu kamar tapi ia akan tetap bertahan.โApa kamu mau jalan-jalan bersamaku?โ tanya Topan saat Mentari berdiri di tepi kolam renang.โTidak usah, aku malas.โTopan tidak ingin memaksa, tetapi ia menawarkan hal yang lain.โBagaimana dengan perlengkapanmu,apa masih ada? Kebetulan aku kehabisan parfum kalau kamu mau kita pergi bersama-sama.โMentari memikirkan tawaran sang suami, lalu masuk ke dalam kamarnya untuk memeriksa apa saja barang yang ia perlukan.โBaiklah, aku ikut,โ ucap Mentari.Mendengar hal itu Topan merasa sangat bahagia, selama ini Mentari masih memasang tembok penghalang diantara mereka. Topan sudah bertekad akan penghalang asal ia sabar menghadapi sikap keras kepala Mentari.โApa perlu kita meminta Melie menem
โKamu tidak perlu melakukannya Untukku, lakukan saja itu untuk Kak Bulan.โMendengar itu, wajah Topan berubah muram, โkamu istriku Mentari, aku tidak perlu menyuruhku memberi perhatian pada orang lain.โโDia kakakku Topan.โโAku tidak ingin Bulan, aku hanya butuh kamu dalam hidupku. Kamu dan anakku itu yang aku inginkan.โโTapi dia menginginkan dirimu, dia sangat mencintaimu. Kalian berdua saling mencintai.โTopan tidak ingin berdebat di sana, ada banyak orang di restoran, kalau Mentari terus menerus membawa-bawa Bulan, ia bisa meledak.โKita sudahi pembicaraan kita sampai di sini, stop membahas Bulan lagi,โ potong Topan.Topan mengajaknya pulang, bahkan lupa membeli kebutuhan Mentari. Dalam mobil keduanya sama-sama diam. Topan fokus dengan kemudi sementara Bumil cantik itu sibuk dengan pikirannya sendiri. Saat tiba di rumah, Topan keluar dari mobil meminta Mentari untuk duduk.โMari kita bicara dan luruskan semuanya,โ ucapnya sambil duduk di sofa di depan rumah mereka.โBaiklah.โ M
Topan tersenyum kecil saat Mentari meninggalkannya di dapur, dalam otak Topan sudah menyusun rencana yang pakai untuk meluluhkan hati Mentari. Ia menoleh meja jus alpukat pesanan Mentari belum di minum sama sekali. Laki-laki tampan itu tersenyum, lalu berdiri membawa jus . Tiba di depan kamar Mentari ia mengetuk.โSiapa?โโIni Aku, jus yang kamu pesan tadi belum di minum.โMentari berdiri sebentar memikirkan alasan menolak membuka pintu.โAku sudah mengantuk, besok saja.โโBesok tidak bisa diminum lagi, kamu yang mengatakan tadi tidak baik buang-buang makanan.โMentari akhirnya membuka pintu, membiarkan Topan masuk ke dalam kamar yang ditempati. Sudah hampir tiga bulan sejak mereka tinggal bersama di rumah baru yang dibeli Topan. Keduanya menempati kamar terpisah sesuai permintaan Mentari. Selama mereka tinggal Mentari bahkan tidak memperbolehkan siapapun masuk ke dalam kamarnya. Pertama kalinya Topan masuk ke kamar tersebut. Di Atas meja ada banyak buku tebal yang dibaca Mentari
Hubungan pasangan suami istri itu kian membaik, setelah Topan memberi Mentari suntikan ala suami perkasa. Saat bumil cantik itu bangun Topan sudah membawakannya susu hangat dan roti bakar hangat.โSelamat pagi Sayang,โ sapa Topan saat Mentari duduk. Kesadarannya belum terkumpul otaknya belum konek ke saraf-saraf otak, hanya diam dengan kedua bola mata memutar kekanan dan ke kiri, mencoba mengingat-ingat semua yang terjadi.โKenapa Topan datang ke kamarku?โ tanya Mentari dalam hati.Melihat Mentari seperti orang bingung Topan duduk di sisi ranjang, ia menyisihkan anak rambut yang menutupi kening sang istri.โKenapa terlihat bingung. Kamu hanya menjawab selamat pagi juga,โ ujar Topan mencubit hidung mancung istri kecilnya.โKenapa kamu ada disini.โMendengar pertanyaan konyol Mentari, Topan tertawa kecil, โapa kamu lupa?โโLupa โฆ? Apa yang aku lupakan?โ tanya Mentari bigung.Topan menarik selimut yang menutupi bagian tubuh Mentari, lalu ia mengedipkan sebelah mata memberi kode ka
Mentari sangat bahagia saat sahabatnya datang berkunjung ke rumah mereka. Topan yang membawa Melie ke sana, ingin Mentari bahagia. Topan tahu hanya Melie sahabat satu-satunya yang dimiliki Mentari. Sebelum mengajaknya ke rumah Topan terlebih dahulu meminta Melie bertemu, ia menjelaskan kenapa Mentari tidak berterus terang padanya tentang Dilan. Topan meluruskan kesalahpahaman antara keduanya.Melie setuju memaafkan sahabatnya dan setuju bertemu juga. Mentari sangat berterimakasih pada Topan karena bisa memperbaiki hubungan persahabatan mereka.โAku sangat senang Kak Topan membawa Meli kesini,โ ucap Mentari saat mereka bertiga duduk di ruang tamu.โAku tidak ingin melihatmu sedih, itu sebabnya aku meminta Meli bertemu.โKedua sahabat itu saling menatap dan sama-sama tertawa.โAku minta maaf atas perkataanku hari itu, Tari,โ ujar Melie dengan raut wajah menyesal.โTidak apa-apa, kamu pantas marah padaku.โTopan berdiri, โAku ingin memberikan waktu pada kalian berdua, aku ada pertemu
โKalian akan mendapatka karma dari penghinaan ini,โ isak seorang wanita menangis sedih, ia tidak akan tahan menanggung malu melihat orang-orang sebab pesta pernikahan putrinya dibatalkan sepihak oleh pihak laki-laki tanpa alasan yang jelas, padahal persiapan pesta sudah sembilan puluh persen, tinggal menunggu satu hari lagi.โKarma takut padaku dan keluargaku , saya yang mengatur hidupku dan menentukan jalam hidupku keluarga kami,โ ujar lelaki angkuh itu.โBagaimana dengan Bulan putriku dia butuh penjelasan,โ tuntut Samudra Gumala.โTidak ada penjelasan, katakan padanya kalau putraku tidak ingin menikah dengannya dia ingin wanita yang berkelas dan sepadan dengan kami. Ini uang sebagai ganti biaya tenda yang sudah kalian pasang,โ ujar pria sombong itu menyodorkan sejumlah uang.โIni bukan tentang uang. Ini tentang harga diri yang kamu injak-injak!โ teriak Gumala dengan marah.โOrang miskin seperti kalian tidak punya harga diri. Kalian terlalu bermimpi untuk jadi bagian keluarga kami,
Setelah di usir paksa sama Topan, Mentari hanya tersenyum kecut entah apa yang dipkirkan gadis cantik itu. Tetapi yang pasti sikap murahan yang diperlihatkan pada Topan bagian dari rencana balas dendamnya. Gadis berkulit putih itu berakting totalitas, walau hatinya sangat membenci Topan dan keluarganya tetapi ia rela merayu agar Topan setuju menikah dengannya. Mentari pulang ke rumah, saat ia tiba ternyata mendengar ayahnya membahas tentang lamaran keluarga Topan.โJangan khawatir Yah, aku akan setuju,โ sahut Mentari mencium pipi ibunya yang sedang duduk di kursi Roda.โMentari apapun yang terjadi, dalam keluarga kita itu bukan tanggung jawabmu, itu tugas ayah Nak,โ ujar sang ayah.โAku akan melakukannya Yah. Aku berjanji pada Ayah dan Ibu untuk mendapatkan apa yang jadi milik kita,โ ujar Mentari.โKamu masih duduk di bangku SMA mana mungkin menikah,โ tolak Bulan.โTidak apa-apa Kak. Tapi umurku sudah cukup untuk menikah hanya saja aku sempat berhenti sekolah.โโTetap saja, apa k
Mentari sangat bahagia saat sahabatnya datang berkunjung ke rumah mereka. Topan yang membawa Melie ke sana, ingin Mentari bahagia. Topan tahu hanya Melie sahabat satu-satunya yang dimiliki Mentari. Sebelum mengajaknya ke rumah Topan terlebih dahulu meminta Melie bertemu, ia menjelaskan kenapa Mentari tidak berterus terang padanya tentang Dilan. Topan meluruskan kesalahpahaman antara keduanya.Melie setuju memaafkan sahabatnya dan setuju bertemu juga. Mentari sangat berterimakasih pada Topan karena bisa memperbaiki hubungan persahabatan mereka.โAku sangat senang Kak Topan membawa Meli kesini,โ ucap Mentari saat mereka bertiga duduk di ruang tamu.โAku tidak ingin melihatmu sedih, itu sebabnya aku meminta Meli bertemu.โKedua sahabat itu saling menatap dan sama-sama tertawa.โAku minta maaf atas perkataanku hari itu, Tari,โ ujar Melie dengan raut wajah menyesal.โTidak apa-apa, kamu pantas marah padaku.โTopan berdiri, โAku ingin memberikan waktu pada kalian berdua, aku ada pertemu
Hubungan pasangan suami istri itu kian membaik, setelah Topan memberi Mentari suntikan ala suami perkasa. Saat bumil cantik itu bangun Topan sudah membawakannya susu hangat dan roti bakar hangat.โSelamat pagi Sayang,โ sapa Topan saat Mentari duduk. Kesadarannya belum terkumpul otaknya belum konek ke saraf-saraf otak, hanya diam dengan kedua bola mata memutar kekanan dan ke kiri, mencoba mengingat-ingat semua yang terjadi.โKenapa Topan datang ke kamarku?โ tanya Mentari dalam hati.Melihat Mentari seperti orang bingung Topan duduk di sisi ranjang, ia menyisihkan anak rambut yang menutupi kening sang istri.โKenapa terlihat bingung. Kamu hanya menjawab selamat pagi juga,โ ujar Topan mencubit hidung mancung istri kecilnya.โKenapa kamu ada disini.โMendengar pertanyaan konyol Mentari, Topan tertawa kecil, โapa kamu lupa?โโLupa โฆ? Apa yang aku lupakan?โ tanya Mentari bigung.Topan menarik selimut yang menutupi bagian tubuh Mentari, lalu ia mengedipkan sebelah mata memberi kode ka
Topan tersenyum kecil saat Mentari meninggalkannya di dapur, dalam otak Topan sudah menyusun rencana yang pakai untuk meluluhkan hati Mentari. Ia menoleh meja jus alpukat pesanan Mentari belum di minum sama sekali. Laki-laki tampan itu tersenyum, lalu berdiri membawa jus . Tiba di depan kamar Mentari ia mengetuk.โSiapa?โโIni Aku, jus yang kamu pesan tadi belum di minum.โMentari berdiri sebentar memikirkan alasan menolak membuka pintu.โAku sudah mengantuk, besok saja.โโBesok tidak bisa diminum lagi, kamu yang mengatakan tadi tidak baik buang-buang makanan.โMentari akhirnya membuka pintu, membiarkan Topan masuk ke dalam kamar yang ditempati. Sudah hampir tiga bulan sejak mereka tinggal bersama di rumah baru yang dibeli Topan. Keduanya menempati kamar terpisah sesuai permintaan Mentari. Selama mereka tinggal Mentari bahkan tidak memperbolehkan siapapun masuk ke dalam kamarnya. Pertama kalinya Topan masuk ke kamar tersebut. Di Atas meja ada banyak buku tebal yang dibaca Mentari
โKamu tidak perlu melakukannya Untukku, lakukan saja itu untuk Kak Bulan.โMendengar itu, wajah Topan berubah muram, โkamu istriku Mentari, aku tidak perlu menyuruhku memberi perhatian pada orang lain.โโDia kakakku Topan.โโAku tidak ingin Bulan, aku hanya butuh kamu dalam hidupku. Kamu dan anakku itu yang aku inginkan.โโTapi dia menginginkan dirimu, dia sangat mencintaimu. Kalian berdua saling mencintai.โTopan tidak ingin berdebat di sana, ada banyak orang di restoran, kalau Mentari terus menerus membawa-bawa Bulan, ia bisa meledak.โKita sudahi pembicaraan kita sampai di sini, stop membahas Bulan lagi,โ potong Topan.Topan mengajaknya pulang, bahkan lupa membeli kebutuhan Mentari. Dalam mobil keduanya sama-sama diam. Topan fokus dengan kemudi sementara Bumil cantik itu sibuk dengan pikirannya sendiri. Saat tiba di rumah, Topan keluar dari mobil meminta Mentari untuk duduk.โMari kita bicara dan luruskan semuanya,โ ucapnya sambil duduk di sofa di depan rumah mereka.โBaiklah.โ M
Hubungan Topan dan Mentari sedikit membaik berkat kesabaran Topan. Laki-laki tampan itu memilih mengalah dan sabar untuk menghadapi sikap istri kecilnya. Mentari sudah mau bicara padanya , bahkan sudah mau duduk semeja dengan Topan, walau tidak tidur dengan satu kamar tapi ia akan tetap bertahan.โApa kamu mau jalan-jalan bersamaku?โ tanya Topan saat Mentari berdiri di tepi kolam renang.โTidak usah, aku malas.โTopan tidak ingin memaksa, tetapi ia menawarkan hal yang lain.โBagaimana dengan perlengkapanmu,apa masih ada? Kebetulan aku kehabisan parfum kalau kamu mau kita pergi bersama-sama.โMentari memikirkan tawaran sang suami, lalu masuk ke dalam kamarnya untuk memeriksa apa saja barang yang ia perlukan.โBaiklah, aku ikut,โ ucap Mentari.Mendengar hal itu Topan merasa sangat bahagia, selama ini Mentari masih memasang tembok penghalang diantara mereka. Topan sudah bertekad akan penghalang asal ia sabar menghadapi sikap keras kepala Mentari.โApa perlu kita meminta Melie menem
Mentari bersedia dibawa ke Jakarta dengan berbagai persyaratan yang harus dituruti Topan. Salah satunya tidak ingin tinggal di rumah ibu mertuanya. Mentari juga harus diperbolehkan mengikuti ujian susulan. Agar bayi dalam kandungan Mentari Topan melakukan semuanya, ia mengijinkan Mentari mengikuti ujian kelulusan. Selama masa ujian Topan tidak diperbolehkan bicara padanya, bahkan Mentari tidak pernah menemuinya selama berhari-hari. Mereka hidup satu atap, tapi bisa bertemu satu sama lain.Mentari sudah berbulan-bulan tidak bertemu sahabatnya Melie. Mentari meminta izin ingin bertemu Melie.โKamu hamil anak siapa?โ tanya Melie sahabatnya.โHamil anak Topanlah Melie,โ ujar Mentari mencubit lengan Melie.Kedua sahabat itu bertemu di sebuah cafรฉ setelah menyelesaikan ujian kelulusan. Melie belum tahu kalau Dilan seorang perempuan. Mentari tidak ingin menutupinya lagi dari Melie.โMel, aku ingin jujur sama kamu,โ ucap Mentari dengan raut wajah serius.โTentang apa?โโDilan.โMendenga
Setelah bertengkar hebat dengan istrinya Samudra merasa kepalanya ingin meledak. Ia tidak ingin pertengkaran mereka semakin melebar , ia berhenti menyudahi semua pertengkaran merekam keluar dari rumah. Saat ia keluar ternyata Mentari juga berdiri di sana. Hati Mentari begitu hancur, selama ini ia berpikir kalau Ibu yang ia sayangi menyayanginya juga, ternyata ia salah wanita itu membencinya. โApa kamu mendengar pertengkaran kami?โ tanya pria itu dengan khawatir.โIya,โ sahut Mentari dengan kepala menunduk.โMaafkan Ayah Nak.โPria itu berjalan menuju bangku taman. Duduk sambil menatap hamparan laut luas. Suara deburan ombak menambah rasa pilu dalam hatinya.Setiap malam ia selalu duduk di sana mendengar deburan ombak yang indah. Semenjak pindah ke Bali Samudra merasakan ketenangan. Jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Namun, kali ini ada perasaan yang berbeda saat duduk di sana. Ada perasaan yang sangat terluka akan sulit menyembuhkannya.Mentari juga duduk di samping ayahnya, pria it
Samudra tidak percaya dengan apa yang dilihat di depan matanya. Anak perempuan yang selama ini ia bangakan ternyata melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan.โBulan! Apa yang kamu lakukan? Dia suami adikmu, bahkan adikmu sedang hamil. Kenapa kamu tega melakukannya?โโAyah โฆ dengar dulu, ini tidak seperti yang ayah lihat,โ bantah Bulan.โStop! Kalian berdua tidak bisa mengelak. Saya sudah melihat dengan mata kepala saya sendiri,โ bentak Samudra.Pundaknya naik turun, wajahnya menghitam menahan luapan emosi yang ingin meledak. Tatapan mata tajam dia tujukan pada menantunya.โKamu laki-laki bajingan, pergilah dari sini,โ usirnya lagi.โYah, maafkan saya, saya khilaf.โ Topan bersimpuh di tanah.Saat ayahnya marah besar, tapi tidak untuk Mentari. Ia begitu tenang seolah-olah tahu kalau hal itu akan terjadi.โApa karena itu kamu meminta menikah dengan Bulan? Dengar aku tidak akan memberikan kedua putriku pada bajingan seperti kamu. Ayo Nak kita pergi dari sini.โ Samudra menggenggam ta
Setelah permintaan sang Ibu, sikap Mentari jadi berubah, wanita cantik itu lebih irit bicara, bahkan menghindar bertemu dengan keluarganya.โApa kamu sakit Nak?โ tanya Angkasa, saat melihat Mentari duduk di taman.โTidak, aku hanya menikmati angin yang sejuk ini Yah.โโMasuklah ke dalam rumah, angin malam tidak baik untukmu dan bayimu,โ ujar Ayahnya perhatian.Mentari masuk ke kamarnya hanya duduk diam dalam kamar. Kalau biasanya dia menyempatkan waktunya untuk mengobrol dan cerita-cerita berbagai hal dengan kakak dan Ibunya. Namun kali ini, ia berubah memilih masuk kamarnya. Ia lebih senang sendiri. Untuk hanya sekedar makan saja ia enggan untuk turun. *Samudra berpikir putrinya sedang mengidam, ia membawa makanan ke dalam kamar Mentari.โAyah, membawa makanan yang kamu suka.โ Pria yang sudah beruban itu meletakkan nampan diatas meja.โTerimakasih Yah, aku tidak apa-apa hanya lagi sibuk belajar untuk ujian nanti.โSamudra mengalihkan tatapannya ke buku-buku diatas meja,