Share

Berserah

Ah tapi enggak, aku juga gak boleh berburuk sangka dulu sama orang lain, bisa jadi semua yang terjadi ini emang murni karena dosa-dosa yang kuperbuat.

-

Malam itu aku tidur gelisah, selain memikirkan omongan si Pipit yang ngajak ke Jakarta besok, aku juga gelisah memikirkan soal laba warung yang mendadak merosot dari hari ke hari.

"Oke, daripada aku makin stres dan gak tentu arah gini, besok meningan aku salat subuh ke mesjid dan minta pencerahan ustaz di sana," gumamku sendiri sambil menatap wajah Asmi dan Hasjun yang sudah terpejam dengan lelap.

Iya. Entah kenapa, mendadak aku terpikir akan hal itu.

***

Esok harinya aku bangun sebelum subuh, bersih-bersih lalu turun ke bawah.

"Nah gitu dong udah bangun," kata Pipit, ia baru saja keluar dari kamarnya.

"Abang mau ke mesjid dulu gak langsung ke pasar," ucapku seadanya.

"Loh Bang tap-"

Setengah berlari aku meneruskan langkah, sengaja ingin memotong ucapan si Pipit yang selalu bikin pening kepala.

Di mesjid, setelah kami selesai salat,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
carsun18106
klo baca cerita sequelnya, berarti ini endingnya ngga seperti yg kita harapkan bersama ni...jd penasaran kelanjutannya mba penulis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status