Share

Merosot

"Coba aja kalau Kakak bisa," balas Pipit.

Kak Alfa membuang wajah kasar, ia sempat menatapku sebentar sebelum akhirnya Kakakku itu pulang.

"Keluarga Abang itu emang keterlaluan, bukannya seneng dapat kabar bahagia, malah begitu, pake ngancem-ngancem segala," gerutu si Pipit kemudian. Wajahnya terlihat sangat kesal saat tahu Kak Alfa menolak kehadiran si Pipit mentah-mentah.

Pipit pun kembali ke dalam, lalu duduk di kursi jaga sambil terus memijit ponselnya.

"Assalamualaikum, Bu."

"Waaliakumsalam, iya Pit."

Kudengar si Pipit mulai bicara dengan seseorang dalam sambungan telepon, entah siapa tapi aku yakin itu ibunya. Siapa lagi? Biasanya juga gitu, hampir tiap hari si Pipit nelepon sama ibunya sampe hampir satu jam bahkan lebih, apalagi kalau warung sudah agak sepi.

Tapi yang aku heran sekarang, tumben si Pipit nelepon sama ibunya sambil diloudspeaker? Biasanya jangankan diloudspeak, dia nelepon aja mesti di luar warung biar aku gak nguping kayaknya.

"Hari ini anak-anak baik 'kan, Bu?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
carsun18106
emang hasan mikir selama ini???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status