Share

Dua-duanya Hanya Buat Bingung

"Jadi inikah yang disebut kenikmatan sebuah privilege." Sejak keluar dari ruang wakil kepala rumah sakit, Zeya terus terkekeh mengingat bagaimana wajah pucat Yulian dan juga ayahnya.

Zeya meminum sebotol jus jeruk miliknya, sambil menikmati semilir angin di taman yang berada di area tengah rumah sakit.

"Jadi, kenapa selama ini kamu menyembunyikannya? Bahkan aku pun gak tahu menahu. Pantas saja kita disini terus gak pindah-pindah," gerutu Jelita.

Mendengar omelan sahabatnya Zeya hanya tertawa lalu menyenggol lengan Jelita, sambil berkata, "Ah elah gitu aja ngambek. Maaf deh maaf."

"Jadi, aku emang sengaja gak mau umbar-umbar. Aku tuh mau jadi dokter sesuai dengan kemampuanku, bukan karena kekuatan orang dalam. Tapi, kalau lagi ada masalah begini ternyata berguna juga," lanjut Zeya yang kini tersenyum lebih cerah.

Tiba-tiba seseorang menghampiri mereka berdua dengan wajah khawatir. Napasnya tersengal-sengal, seperti datang dengan terburu-buru.

"Jelita, Zeya."

"Eh, Dokter V
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status