Share

Bab 64

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Wajah Raka memerah. Dadanya naik turun. Sepertinya emosi telah menguasai dirinya.

Sementara Ayah dan beberapa pengawal nampak cemas melihat keduanya saling menantang.

Jantungku berdegup kencang. Tak ingin terjadi sesuatu pada suamiku yang masih belum pulih kesehatannya.

Ya Tuhan, Semoga saja tidak terjadi apa-apa.

Perlahan aku mendekat pada Raka. Menyentuh lengannya dengan maksud menenangkan. Raka melirikku dengan ekor matanya. Namun kenapa tatapannya seperti itu?

Hatiku mencelos ketika melihat tatapannya yang berbeda.

"Ooh ..., seperti ini rupanya sikap seorang pengusaha sukses yang namanya sudah dikenal di dunia bisnis," sindir Rein seraya tersenyum miring.

Raka makin geram mendengar ucapan Rein. Matanya menatap nanar pada laki-laki gondrong itu.

"Ayah ..., mana Hafiz dan para pengawal ?" bisikku.

"Mereka tidak pulang sejak kemarin mencarimu."

Aku tersentak mendengar jawaban Ayah yang sejak tadi terus memandang tajam pada Rein.

"Robert ...!" gumam Ayah pelan, pandanganny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Emy Chaniago
bab nya pendek2. jd mahal. bayar melulu.. mending sabar nungguin bonus ...
goodnovel comment avatar
Juni Rukmana
baru baca sampe bab 64, udah bayar 70an ribu, ceritanya sampe bab 383, hitung² sampai selesai butuh uang 300rb lebih
goodnovel comment avatar
Syahna Ratifa
iya udh abis 100rb mending beli novel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 65

    Tak henti-hentinya menyesali diri ini. Karena terlalu merasa lega dengan hasil yang disebutkan Dokter Lia, hingga aku sampai lupa meminta bukti tertulisnya. "Kalau Mas nggak percaya, ayo kita ke klinik itu sekarang!" ajakku seraya meraih lengannya dan membawanya keluar kamar. Dada ini terasa nyeri ketika Raka tiba-tiba menepis tanganku. Namun aku tetap bersyukur Dia mau menurutiku untuk pergi ke klinik 24 jam menemui dokter Lia. Sepanjang jalan aku tak berani mengajak Raka berbicara. Suamiku itu selalu memandang keluar. Seperti inikah Raka jika marah? Pasien yang antri cukup ramai ketika kami tiba di klinik. Aku dan Raka langsung menghampiri bagian petugas pendaftaran. "Suster, mau bertemu Dokter Lia, bisa?" "Maaf, dokter Lia sudah pulang sejak tadi, Bu. Sekarang sudah berganti dengan dokter Budianto yang praktek sore." Tubuhku langsung terasa lemas. Sementara Raka menampakkan wajah kesal. "Kapan saya bisa bertemu Dokter Lia lagi, Sus?" tanyaku penuh harap. "Dokter Lia hanya

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 66

    "Selamat siang, Pak Rein." Seorang receptionis tiba-tiba berdiri dan menyapa Pria gondrong bertubuh besar yang masuk ke dalam gedung megah milik Angkasa Group itu. "Mana Ayahku?" Suara bariton yang mendominan itu sempat menggetarkan ruangan. "Pak Robert ada di ruangannya, Pak. Sebentar saya hubungi ..." Tanpa menunggu wanita itu menyelesaikan ucapannya, Rein terus melangkahkan kakinya menuju ruang sang Ayah. "Pokoknya saya tidak mau tau! Perempuan itu harus mati! Lakukan dengan bersih. Jangan sampai ada jejak!" Robert tampak sedang berbicara dengan seseorang lewat ponselnya. Tanpa sepengetahuannya, Rein telah berdiri dengan geram di depan pintu Laki-laki yang sekilas tampak sangat mirip dengannya itu terperanjat ketika melihat Rein telah berdiri seraya mengepalkan kedua tangan di samping tubuhnya. "Sejak kapan kamu di situ?" selidiknya. "Aku telah mendengar semuanya. Jadi benar? Ayah yang melakukan semuanya?" cecar Rein seraya melangkah mendekat dan menatap tajam pada Ayahnya

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 67

    "Tidak semudah itu, cantik. Shinta itu tidak sebodoh yang kamu pikir. Teruskan saja misimu untuk membuat mereka bercerai! Dengan demikian, tidak akan ada yang melindungi wanita itu lagi," ujar Robert antusias . "Misiku hampir gagal kemarin. Ternyata Rein hanya meneguk sedikit sekali minuman itu. Hingga obat perangsang yang juga aku masukkan ke dalam minumannya tidak bekerja. Setelah membopong tubuh Shinta ke kamar, Rein tak sadarkan diri walau hanya beberapa jam. Beruntung aku bisa memanfaatkan keadaan itu dengan meletakkan kamera tersembunyi di kamar itu," papar Aina panjang lebar. "Sungguh cerdas sekali kamu, Aina!" Robert terkagum-kagum pada wanita muda di hadapannya. "Satu yang aku minta. Aku ingin orang suruhan Rein yang tertangkap polisi itu tutup mulut . Kalau perlu ancam seluruh keluarganya.!"lanjutnya lagi. "Itu bisa diatur, Om. Asalkan kita bisa bekerja sama dengan baik," sahut wanita bergaya sangat glamour itu sebelum berlalu meninggalkan meninggalkan ruangan Robert.

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 68

    Pada Bab ini kembali pada Pov ShintaDua minggu sudah Raka mendiamkanku. Sepertinya suamiku itu sangat kecewa. Selama itu pula dia tidak menyentuhku. padahal kami masih bisa dibilang pengantin baru. Sampai saat ini pun Raka masih meragukanku tentang kejadian malam itu. Karena Hafiz dan para pengawal sempat melihatku bersama Rein sejak pesta belum dimulai. Namun karena mereka tak berhasil memasuki area pesta, mereka tak menemukanku hingga esok harinya. Pagi ini kepalaku sangat pusing. Sepertinya tidak kuat untuk bangun. Sejak sesudah mandi dan salat subuh tadi aku kembali berbaring di tempat tidur. Berharap Raka memberi sedikit perhatian .Namun ternyata laki-laki itu tetap saja acuh. "Non Shinta tidak ke kantor, Tuan?" terdengar suara Bu Nuri menanyakanku pada Raka di depan pintu. "Entahlah, Bu Nuri. Tolong anda periksa. Sepertinya Maira kurang sehat." Dasar laki-laki, gengsi kok dipertahankan. Kenapa tidak dia saja yang memeriksaku?"Baik, Tuan." Terdengar langkah Bu Nuri mend

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 69

    Namun kenapa Raka tampak biasa saja? Bukankah dia sangat menginginkan aku hamIl secepatnya? Bukankah dia yang selalu bersemangat ingin punya anak? Ya Tuhan. Lindungilah keluargaku dari fitnah. "Jadi sebentar lagi Ayah akan jadi kakek?"teriak Ayah membuyarkan lamunanku. "Selamat Pak Pratama!. Oh, ya Bu Shinta. Ini saya beri resep vitamin untuk ibu hamil. Secepatnya untuk diperiksakan dengan dokter ahli kandungan," jelas Dokter yang sudah beruban banyak itu pada Raka . "Baik, Dok." sahut Suamiku yang masih terlihat dingin. Setelah Dokter Frans pergi, Ayah dan Bu Nuri pun telah beranjak dari ruangan tengah ini. Sementara Raka masih mengacuhkanku.Aku mengikutinya ke kamar. Entah kenapa rasanya kesabaranku sudah mulai habis. Aku tidak terima didiamkan seperti ini. "Mas Raka, ..., apa sebenarnya yang Mas inginkan?" tanyaku menahan emosi. "Anak siapa yang ada dalam rahimmu?" Sontak aku terperanjat bagai disambar petir mendengar pertanyaan dari suamiku itu. "Astagfirullahaladzim ..

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 70

    Taksi yang aku tumpangi telah memasuki wilayah pinggir kota. Tempat yang sering aku lalui ketika sekolah dulu. Ternyata belum banyak yang berubah. Pagar besi berwarna biru setinggi satu meter itu telah nampak dari kejauhan. Rumah besar bertuliskan PANTI ASUHAN itu telah terlihat dan semakin dekat. Taksi terpaksa menepi ketika sebuah mobil keluar dari rumah panti. Siapa pemilik mobil mewah itu? Apakah milik seorang donatur? Kenapa sepertinya aku mengenal mobil itu? Astaga! Mataku membola ketika melihat seseorang yang aku kenal di balik kaca mobil. Untuk apa laki-laki gondrong itu ke rumah panti? Apa Rein ada hubungannya dengan orang-orang yang akan membunuhku? Setelah mobil Rein menghilang. Taksi memasuki halaman Rumah Panti yang kebetulan pagarnya belum sempat ditutup. Tampak ibu panti yg sepertinya tadi hendak masuk ke dalam rumah, tiba-tiba kembali berbalik dan mengernyitkan dahi ketika melihat sebuah taksi memasuki halaman panti. "Assalamualaikum, Bu ...!" "Waalaikumsalam

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 71

    Setelah salat ashar aku keluar kamar mencari Hikmah dan Bu Nurul. Suasana panti sudah tidak seperti dulu. Anak-anak yang sudah dewasa hanya tinggal beberapa orang saja, termasuk Hikmah. Sementara anak-anak yang masih usia sekolah berada di asrama yang terletak di belakang rumah ini "Saya tidak tau untuk apa dia kembali ke sini, Tuan. Baiklah Tuan. Saya akan tutup mulut." Aku mendengar suara Bu Nurul sedang berbicara dengan seseorang lewat ponselnya. Siapa yang dia panggil dengan sebutan Tuan? Tutup mulut dalam hal apa beliau hingga seperti orang ketakutan? Sepertinya Bu Nurul ada yang mengancam. Tapi siapa? "Assalamualaikum ...!" Terdengar suara seseorang mengucap salam dari luar. Sepertinya aku mengenal suara itu. Sebaiknya aku tidak menampakkan diri dulu sebelum tau siapa yang datang. "Waalaikumsalam ....! Ya Ampun ..., Bu Minah. Ayo sini masuk!" Bu Minah? Ibunya Mas Alif? Ada apa ibu ke sini? "Bu Nurul, tolong bantu bicara pada Bos Boman. Anak saya tolong di bebaskan. Tolon

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 72

    "Apa yang sedang kalian bicarakan, ha ...?" Aku dan Hikmah terlonjak ketika tiba-tiba Bu Nurul sudah berada di depan pintu. Ya Tuhan. Apakah Bu Nurul mendengar apa yang aku bicarakan tadi? "M-maaf, Bu. Ada hubungan apa Bu Nurul dengan Reinhard? Tadi aku lihat dia keluar dari panti ini," Entah keberanian dari mana aku nekat menanyakan ini pada Bu Nurul. Wajah wanita itu mendadak pias. Sepertinya dia tidak menyangka aku mengetahui hal ini. Sesaat kami terdiam. "Shinta ..., sebenarnya aku sudah muak hidup penuh tekanan dari orang-orang kaya itu. Sejak kamu datang ke panti ini. Tak henti-hentinya mereka menyuruhku ini dan itu. Ini semua karena kamu. Selalu menyusahkan saja!" cerocos Bu Nurul yang mulai nampak emosi. Aku terhenyak mendengar perkataan Bu Nurul. Apakah benar aku selalu menyusahkan mereka? "Bu, Sebaiknya kita duduk di ruang tamu saja yuk!" ajak Hikmah seraya menuntun Bu Nurul melangkah keluar kamar. Aku mengikuti mereka. Saat tiba di ruang tamu, aku terkejut melihat

Latest chapter

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bagaimana Kisah Maira Selanjutnya?

    Hai, Pembacaku. Terimakasih sudah membaca Istri Dekilku Anak Sultan hingga tamat.Mau tau kisah Maira selanjutnya? Langsung aja baca cerita baru aku yang berjudul :Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya"Dengan wajah sok polosmu itu kamu berbohong kalau kamu masih suci! Padahal saat menikah denganku, kamu sudah tidak perawan!”Kehidupan rumah tangga Analea terasa dingin karena Hamid, suaminya, salah paham dan menuduh Analea tidak suci lagi, karena Analea tidak "berdarah" di malam pertama mereka. Ditambah lagi asal usul Analea dianggap tidak jelas dan kurang bermartabat karena merupakan anak angkat dari mantan wanita malam.Hingga akhirnya Analea menemukan suaminya tidur bersama wanita lain."Aku ingin bercerai!" Tak lagi bisa percaya pada Hamid, Analea menggugat. "Kalau tidak, aku akan sebarkan berita ini di kantormu.""Memangnya orang akan percaya padamu? Semua juga tahu dari mana asalmu! Mereka pasti lebih percaya padaku." Si suami peselingkuh enggan melepaskan Analea yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra Part 4

    Setahun kemudian. "Ayo turun, Sayang! Kita sudah sampai." Paul membantu Syafa keluar dari mobil. Wanita itu kesulitan keluar karena perutnya yang sudah sangar besar. "Jangan lahir dulu, Nak. Biarkan Ibumu ini merasakan seperti apa wisuda itu." lirih Syafa seraya mengelus perutnya dengan lembut. Paul membimbing istrinya turun dari mobil dengan sangat hati-hati. Penampilan Syafa kini berbeda. Morine merancang kebaya panjang hingga semata kaki yang sangat pas untuk Syafa yang sedang hamil tua. Paul menggandeng Syafa menuju sebuah gedung pertemuan yang cukup berkelas di kota Jakarta. "Pelan-pelan jalannya. Jangan terlalu gagah!" bisik Paul yang terlihat tampan dengan stelan jas hitamnya. Pria bule itu melangkah dengan bangga mendampingi sang istri yang baru saja meraih gelar sarjananya. Beberapa bulan belakangan ini Syafa berjuang dalam keadaan perut besar demi menyelesaikan kuliahnya sebelum bayinya lahir. Dua target dalam hidupnya yang mampu ia capai dalam waktu bersamaan. Yaitu me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 3

    Berita tentang Syafa ada hubungan dengan pejabat bernama Boy Azka yang dihubungkan dengan artis lawas bernama Kirana memang sempat memanas di masyarakat dan media sosial. Namun hal itu perlahan hilang dari media. Tentu saja ini adalah hasil kerja beberapa anak buah Boy Azka. Ternyata dalam hal ini, dengan uang segalanya akan menjadi mudah. Tak ada lagi media yang mengekspos berita tersebut. Sejak kejadin itu Boy Azka mulai hati-hati. Ia tak lagi berani bertemu Syafa di tempat umum, walaupun secara sembunyi-sembunyi. Sebagai gantinya, setiap sebulan sekali Syafa akan menginap di rumah Boy Azka bersama Paul. Hubungan keluarga mereka sudah sangat harmonis. Lintang yang tadinya memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Syafa, justru kini sangat perhatian pada adik tirinya itu. Bahkan kadang membuat Paul cemburu karena Syafa begitu dekat dengan kedua kakak lelakinya. "Kak, hari ini acara syukuran Bapak dan Ibu pulang dari Haji. Kita ke sana, yuk!" Syafa bergelayut manja pada suaminya yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 2

    "Dia tampan sekali seperti Kamu, Mas." Anita memandang takjub pada bayi laki-laki yang menggeliat di dalam box bayi milik rumah sakit itu. "Ya, dia yang akan menggantikan kita nanti di perusahaan. Dia akan menjadi pebisnis handal," lirih Indra tanpa senyum. Perasaan pria itu masih belum tenang karena ibu dari sang bayi tersebut masih belum.sadar. "Semoga ibumu segera bangun, Nak!" parau suara Indra menahan sedih. Dokter bilang Aina kelihangan banyak darah ketika melahirkan tadi. Saat ini istri mudanya itu sedang ditangani oleh dokter ahli. "Sabar, Mas. Kita doakan saja semoga Aina segera sadar." Anita membelai pelan punggung suaminya. Dadanya sesak melihat Indra memandang bayinya dengan tatapan sedih. "Anita, jika terjadi sesuatu pada Aina, apakah Kamu mau merawat anak ini?" "Astaghfirullah, Mas. Ayo optimis, dong, Mas! Aina pasti akan sembuh. Aku pasti akan membantu Aina merawat dan menyayangi bayi ini sepenuh hati." Anita memandang gemas bayi merah yang berwajah tampan itu. M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 1

    "Om Indraaa ...! Aduh, sakit, Om ...! Om Indraaa ...!" Aina berteriak sambil memegang perutnya yang sudah semakin besar. Ia terduduk lemas di ranjang kamarnya. Suaranya terdengar hingga keluar karena pintu kamar yang sengaja ia buka sejak tadi. Indra yang sedang berada di ruang kerjanya bersama Anita tergopoh-gopoh menghampiri istri mudanya. Anita pun mengikuti dari belakang dengan panik. "Kenapa Aina? Apa Kamu mau melahirkan?" cecar Indra bingung. Pria paruh baya itu berjalan mondar mandir di depan Aina, entah apa yang harus ia lakukan melihat wajah pucat Aina. Keringat dingin membasahi wajah istrinya itu. "Aduh, Om. Sakit sekalii. Aku nggak tahan ...!"Aina terus merintih. Tubuhnya bergetar hebat menahan sakit. "Maas, cepetan siapin mobil! Kita bawa Aina ke rumah sakit, segera!" teriak Anita yang juga sibuk kesana-kemari di kamar Aina seperti sedang mencari sesuatu "Mbaaak, Mbaaak, ini ART pada kemana, sih?" Anita masih berteriak memanggil para ARTnya. "Ya, Bu. Ada apa?" seora

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 426

    "Tolong cepat, Pak!" Rein menepuk pelan bahu sang supir yang melajukan mobil ke Bandar Udara International Kuala Lumpur. Supir itu mengangguk. Berkali-kali Rein menoleh pada jam tangannya. Ia tak ingin terlambat ikut penerbangan pagi itu. Semalam, setelah menerima panggilan dari Yuda, Rein merenung. Awalnya ia berpikir Yuda tidak serius. Bagaimana mungkin Maira bisa hamil, sementara ia sudah divonis oleh dokter akan sulit untuk memiliki keturunan? Lalu ia ingat kata-kata Maira yang mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Sulit untuk punya keturunan, bukan berarti tidak bisa. Sempat terlintas di benaknya hal negatif tentang Maira. Jangan-jangan itu bukan anaknya? Namun dugaan itu segera ia tepis, karena ia sangat percaya Maira adalah seorang istri yang setia. Pria dengan jambang lebat itu ingin membuktikan sendiri ucapan Yuda semalam. Apa ini hanya akal-akalan sahabatnya saja agar dia kembali ke indonesia? Akhirnya malam itu juga Rein yang belum tidur sejak kemarin,

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 425

    Maira wanita yang kuat. Walau hatinya menangis. Ia tetap terlihat tegar di depan semua orang. Rein memang pergi dari kehidupannya. Namun pria itu tetap selalu ada di hatinya. Meninggalkan buah cinta mereka yang kini ada di dalam perut Maira. "Bu Shinta, Pak Yudatara dan istrinya ingin mengundang Ibu makan siang di rumahnya." "Yuda? Hmmm ... apa mungkin ada kabar tentang Rein?" gumam Maira yang baru saja selesai rapat dengan para relasi bisnisnya. "Baiklah. Katakan pada Yuda Aku mau. Kamu jadwalkan saja secepatnya!" ujar Maira sebelum meninggalkan ruang meeting. "Maira, bagaimana dengan pertemuan di Samarinda dua hari lagi? Apa Kamu bisa ke sana?" Raka menghampiri Maira ke ruangannya. Sejak Pratama memaksa Maira untuk membiarkan Raka membantunya, wanita itu tak lagi membantah. Apalagi Laura juga mendukung. Ia bersyukur Raka sudah banyak berubah. Mantan suaminya itu kini lebih paham akan batas-batas yang wajar diantara mereka. "Nanti Aku pikirkan, Mas," sahutnya bingung. Biasanya Re

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 424

    "Aku nggak mau sendirian di rumah!" Aina cemberut saat duduk di ruang makan, sejak melihat Indra sudah bersiap hendak ke kantor. "Astaga Aina. Tolong jangan mulai lagi! Banyak rapat penting yang harus Aku hadiri. Apalagi sejak Rein keluar negeri. Aku agak kewalahan." Indra kembali membujuk Aina. "Nggak apa-apa kalau Mas mau temani Aina di rumah. Biar Aku yang handle kerjaan di kantor." Anita muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Indra memandang istri pertamanya yang tampak banyak berubah. Sejak Aina tinggal satu atap dengan Anita lima bulan yang lalu, Anita perlahan berubah. Wanita paruh baya itu kini tak pernah lagi berpakaian seksi jika keluar rumah. Ia lebih banyak di rumah saat libur. Wanita itu pun lebih sabar menghadapi Aina yang semakin manja di saat kehamilannya yang sudah masuk sembilan bulan. "Tidak. Aku harus ke kantor hari ini. Banyak janji dengan relasiku." "Kalau tiba-tiba Aku mau melahirkan gimana, Om?" tanya Aina lagi dengan nada manja. Anita dan Indra saling me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 423

    " Terima kasih, Syafa. Pemotretan cukup sampai di sini. Luar biasa, kamu benar-benar luar biasa!" Morine tak henti-hentinya memuji Syafa yang sangat berbakat. "Sama-sama Om. Ini berkat bimbingan Om Morine juga." Morine dan para kru di studio itu kagum pada Syafa yang selalu rendah hati, walaupun kariernya sudah berkembang cukup pesat. Dalam jangka waktu tiga bulan, Syafa sudah mendapat tawaran job di mana-mana. Rekanan Morine yang bergerak di bidang fashion terus meminta Syafa untuk menjadi model produk mereka. "Aku pulang ya, Om. Kak Paul sudah nunggu sejak tadi" Syafa pamit pada Morine. "Baiklah Syafa, sampai rumah langsung istirahat! Ingat, lusa ada acara penting. Akan hadir banyak pejabat dan istrinya dalam pameran fashion itu. Kamu adalah bintangnya. Kamu harus tampil prima dan memukau. Karier kamu baru akan dimulai." Morine yang diminta sekaligus sebagai manager Syafa oleh Boy Azka, tak henti-hentinya mendisiplinkan gadis cantik itu. "Iya, Om. Siap!" Walau kadang merasa b

DMCA.com Protection Status