ISTRI DEKIL YANG SELALU DIHINA TERNYATA ANAK MAFIABab 44"Nona Zendaya, saya sangat merasa terhormat dengan kedatangan anda di sini."Zendaya menghela nafas panjang. "Saya disini sebagai istri dari pegawai anda, Pak. Jadi jangan bersikap berlebihan.""Tentu saja tidak berlebihan, Nona. Kami akan menyiapkan semua yang anda butuhkan.""Aku tidak butuh apa-apa. Aku hanya ingin menemani suamiku. Bisakah anda pergi dari sini?"Melihat raut wajah tidak bersahabat Zendaya, pak Fredy memutuskan untuk pergi. Zendaya datang memang bukan untuk dijamu sebagai tamu. Ia hanya ingin menemani suaminya yang kini sedang membersihkan kaca.Tidak akan ada yang menegur jika Zendaya yang melakukan hal ini. Mungkin jika istri pegawai lain nanti yang ada akan bermasalah.Zendaya melangkah mendekati suaminya."Kamu tampan sekali kalau sedang serius begitu," celetuk Zendaya.Fadil terkekeh. "Sayang. Tunggu sambil duduk saja. Atau kamu mau pulang?" tanyanya tanpa menatap Zendaya karena fokus pada pekerjaannya.
ISTRI DEKIL YANG SELALU DIHINA TERNYATA ANAK MAFIABab 45POV Author“Tidak lama bertemu kau semakin cantik.” Kata itu lolos saat Zendaya sudah berdiri di hadapan lelaki bernama Yogas itu.Zendaya menghembuskan nafas kasar. “Apa urusanmu datang ke sini? Aku tidak mengenalmu.” Ia melipat tangan di depan dada.Yogas malah tertawa. “Kau memang tidak mengenalku tapi aku tidak bisa melupakanmu yang–”Zendaya mengangkat jari telunjuknya. “Diam! Aku akan menemuimu nanti, jadi cepatlah keluar dari rumahku!”Lelaki itu menyeringai. Menyodorkan kartu namanya pada Zendaya dengan mengedipkan sebelah matanya sebelum melangkah keluar dari rumah itu.Bertepatan dengan Yogas yang keluar. Fadil datang menghampiri.“Tamunya sudah pulang?” tanya Fadil.Zendaya memaksakan senyumnya meski dadanya bergejolak karena amarah. “Iya. Hanya mengajak kerjasama, aku bilang ini bukan hari yang tepat karena libur.”Kening Fadil berkerut. “Kamu 'kan sudah janji tidak bekerja.”“Iya, Mas. Yang menangani ini nanti juga
ISTRI DEKIL YANG SELALU DIHINA TERNYATA ANAK MAFIABab 46“Siapa yang kamu kejar?” tanya Zendaya saat Rika kembali ke dalam rumah.“Itu loh, Mbak. Ada laki-laki mencurigakan, mungkin mau maling atau menculik anak. Aku usir saja,” jawab Rika dengan entengnya hingga membuat Zendaya menganga.“Kamu ini. Bagaimana jika penjahat itu membawa senjata dan menyakitimu.”“Tidak akan. Tadi saja aku menyuruhnya pulang, dia pulang.”“Bukan salah orang 'kan? Jangan sampai itu hanya orang yang lewat saja.”Rika menggelengkan kepalanya. “Bukan, Mbak. Dari jauh aku perhatikan dia terus berada di depan rumah sambil sambil mengendap-endap, wajar saja kalau aku curiga. Tapi tenang saja, dia sudah pergi.”Zendaya hanya geleng-geleng kepala, bagaimana jika Rika salah menuduh orang pikirnya.Setelah Rika masuk ke dalam kamar, gegas Zendaya memeriksa bagian CCTV untuk melihat orang yang disebutkan oleh Rika tadi.Wajahnya dengan fokus menatap layar datar di hadapannya, matanya menyipit menelisik orang yang wa
Bab 47Arkananta Alsaki Gunawan, nama untuk anak pertama Zendaya dan juga Fadil. Waktu berlalu begitu cepat, Zendaya merasa baru kemarin melahirkan anak lelaki itu yang kini bahkan sudah berusia tiga tahun.Fadil yang dulunya bekerja menjadi menjadi cleaning servis kini mulai mencoba membuka usaha sendiri meski masih kecil-kecilan. Sebuah cafe yang dikelolanya sendiri ia pun memilih berhenti dari pekerjaanya.“Mas hari ini cafe tutup?” tanya Zendaya.“Tidak, kenapa?”“Aku mau jalan-jalan. Hari ini sengaja aku libur karena sudah lama terakhir kita pergi bersama-sama.” Zendaya bergelayut manja di lengan suaminya.Memang sudah satu bulan lebih mereka tidak menghabiskan waktu bersama seperti biasanya karena memang baru beberapa bulan ini Fadil membuka usahanya. Ia memulai semua itu dari hasil kerjanya sendiri tanpa menggunakan uang sang istri.Zendaya bahkan sudah mulai kembali kerja karena memang ia memiliki tanggung jawab, tidak jarang ia membawa sang anak bersamanya ke kantor. Bukan hal
Bab 48“Jangan asal bicara ya!” Yogas melotot tidak terima.“Benar kau niat maling? Kemana perginya semua uangmu.” Edrik malah percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rika.“Kau malah percaya bocah ini. Aku saja tidak mengenalnya!”“Om jangan pura-pura. Malu ya ketahuan?” ledek Rika dengan santainya.Ingatan Rika memang kuat, ia tidak lupa wajah yang pernah dilihatnya meski hanya sekali itupun sudah tiga tahun lalu. Mungkin Yogas memang tidak mengenali karena ia bukan orang yang akan mengingat orang yang dianggapnya penting. Beda halnya dengan Zendaya, sampai saat ini Yogas bahkan masih mengingatnya meski hanya pernah beberapa kali bertemu secara langsung.Bahkan di kamarnya masih banyak terpajang foto Zendaya. Segila itu ia mencintai istri orang, Yogas merasa dirinya begitu mengagumi sosok Zendaya sampai sulit untuk melupakannya. Bagi Yogas tidak ada wanita yang akan sama seperti Zendaya. Yogas hanya salah mengartikan kekagumannya sebagai cinta. Mengagumi istri orang mungkin masih bis
Bab 49POV AuthorZendaya menyipitkan matanya mencoba mengingat apakah ia mengenal lelaki di hadapannya ini atau tidak.“Ya Tuhan. Kau benar-benar tidak mengenalku, Zen?”Panggilan itu tidak asing di telinga Zendaya, senyumnya langsung merekah, “Jammy?”Lelaki itu mengedikkan bahunya, “Aku saja masih sangat mengingat wajahmu tapi kau dengan mudah melupakanku.” James menggeleng, “Keterlaluan.”Zendaya tertawa, “Sepuluh tahun, Jam. Wajar saja jika aku lupa.”James melangkah lebih dekat berniat memeluk Zendaya namun sebuah tangan kecil menghalangi langkahnya.“Om tidak boleh peluk, Bunda!” tegurnya dengan mata melotot seolah sedang memarahi.Semua orang tertawa dibuatnya.“Anak pintar. Tahu saja Bundanya banyak yang mengincar.” Zendaya mengelus puncak kepala Arka dan menggendongnya.“Aku akan kembali.” James mengangkat ponselnya yang berdering menandakan harus menjawab panggilan itu.“Langsung saja ke ruanganku.”James mengangguk sebelum berlalu.“Bunda, om tadi siapa?” Arka mulai dengan
Bab 50POV AuthorYogas melihat isi dompetnya memastikan tidak ada yang hilang. Rika yang melihat itu mendelik tidak suka, Yogas pasi berpikir jika Rika mengambil sesuatu dari dalam dompet itu.“Ada yang hilang?” sindir Rika.Yogas mendongak, “Tidak!” Lelaki itu langsung melengos.Rika dibuat melongo dengan tingkah Yogas, “Cih! Laki macam apa itu. Tidak tahu terima kasih sekali.”“Kenapa malah melamun?”Suara Fadil membuat Rika tersentak, “Ih! Abang membuat kaget saja.”“Siapa suruh melamun. Ada masalah apa?”Gelengan kepala Rika membuat Fadil mengernyit. “Cerita saja kalau ada masalah.”“Tidak ada, Bang. Sudah ya, aku mau lanjut kerja lagi.”“Bertengkar dengan pacarmu?” tebak Fadil.Tawa Rika langsung pecah, “Pacar dari mana? Abang ada-ada saja.”Rika memang tidak tertarik untuk menjalin kasih dengan lelaki manapun karena ingin fokus belajar. Baginya berpacaran itu hanya membuang-buang waktu saja. ***Zendaya masuk ke dalam sebuah ruangan, di depan sana banyak bodyguard yang berjaga
Bab 51POV Author“Bang, aku cari kerja di tempat lain saja,” ujar Rika tiba-tiba.“Kenapa?”“Aku ingin benar-benar mandiri, Bang. Ingin mendapatkan uang dengan usaha sendiri. Bukannya bantuan Abang.”Rika mendengar jika ada dua orang karyawan cafe yang membicarakannya diam-diam, menangatakan tidak seharusnya Rika bekerja di cafe kakaknya sendiri saat banyak orang lain di luaran sana bahkan susah payah untuk mendapatkan pekerjaan. Daripada membuat dirinya juga tidak nyaman lebih baik Rika berhenti dan tempatnya bisa diisi oleh orang lain dan ia akan berusaha sendiri mencari pekerjaan di tempat lain.Ingin merasakan bagaimana berjuang untuk mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang sendiri. Memang terlalu enak jika bekerja di tempat kakak sendiri. Belum bisa dibilang mandiri karena bisa bekerja disitu saja karena diizinkan kakaknya bukan karena usaha sendiri.“Boleh ya?” tanya Rika saat sang kakak tak kunjung menjawab.Fadil menarik nafas panjang, “Ya sudah, terserahmu saja. Selama i