Bab 49POV AuthorZendaya menyipitkan matanya mencoba mengingat apakah ia mengenal lelaki di hadapannya ini atau tidak.“Ya Tuhan. Kau benar-benar tidak mengenalku, Zen?”Panggilan itu tidak asing di telinga Zendaya, senyumnya langsung merekah, “Jammy?”Lelaki itu mengedikkan bahunya, “Aku saja masih sangat mengingat wajahmu tapi kau dengan mudah melupakanku.” James menggeleng, “Keterlaluan.”Zendaya tertawa, “Sepuluh tahun, Jam. Wajar saja jika aku lupa.”James melangkah lebih dekat berniat memeluk Zendaya namun sebuah tangan kecil menghalangi langkahnya.“Om tidak boleh peluk, Bunda!” tegurnya dengan mata melotot seolah sedang memarahi.Semua orang tertawa dibuatnya.“Anak pintar. Tahu saja Bundanya banyak yang mengincar.” Zendaya mengelus puncak kepala Arka dan menggendongnya.“Aku akan kembali.” James mengangkat ponselnya yang berdering menandakan harus menjawab panggilan itu.“Langsung saja ke ruanganku.”James mengangguk sebelum berlalu.“Bunda, om tadi siapa?” Arka mulai dengan
Bab 50POV AuthorYogas melihat isi dompetnya memastikan tidak ada yang hilang. Rika yang melihat itu mendelik tidak suka, Yogas pasi berpikir jika Rika mengambil sesuatu dari dalam dompet itu.“Ada yang hilang?” sindir Rika.Yogas mendongak, “Tidak!” Lelaki itu langsung melengos.Rika dibuat melongo dengan tingkah Yogas, “Cih! Laki macam apa itu. Tidak tahu terima kasih sekali.”“Kenapa malah melamun?”Suara Fadil membuat Rika tersentak, “Ih! Abang membuat kaget saja.”“Siapa suruh melamun. Ada masalah apa?”Gelengan kepala Rika membuat Fadil mengernyit. “Cerita saja kalau ada masalah.”“Tidak ada, Bang. Sudah ya, aku mau lanjut kerja lagi.”“Bertengkar dengan pacarmu?” tebak Fadil.Tawa Rika langsung pecah, “Pacar dari mana? Abang ada-ada saja.”Rika memang tidak tertarik untuk menjalin kasih dengan lelaki manapun karena ingin fokus belajar. Baginya berpacaran itu hanya membuang-buang waktu saja. ***Zendaya masuk ke dalam sebuah ruangan, di depan sana banyak bodyguard yang berjaga
Bab 51POV Author“Bang, aku cari kerja di tempat lain saja,” ujar Rika tiba-tiba.“Kenapa?”“Aku ingin benar-benar mandiri, Bang. Ingin mendapatkan uang dengan usaha sendiri. Bukannya bantuan Abang.”Rika mendengar jika ada dua orang karyawan cafe yang membicarakannya diam-diam, menangatakan tidak seharusnya Rika bekerja di cafe kakaknya sendiri saat banyak orang lain di luaran sana bahkan susah payah untuk mendapatkan pekerjaan. Daripada membuat dirinya juga tidak nyaman lebih baik Rika berhenti dan tempatnya bisa diisi oleh orang lain dan ia akan berusaha sendiri mencari pekerjaan di tempat lain.Ingin merasakan bagaimana berjuang untuk mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang sendiri. Memang terlalu enak jika bekerja di tempat kakak sendiri. Belum bisa dibilang mandiri karena bisa bekerja disitu saja karena diizinkan kakaknya bukan karena usaha sendiri.“Boleh ya?” tanya Rika saat sang kakak tak kunjung menjawab.Fadil menarik nafas panjang, “Ya sudah, terserahmu saja. Selama i
Bab 52POV Author“Aaa! Jadi aku dapat keponakan lagi?” Rika kegirangan saat diberi tahu jika kakak iparnya hamil.“Pelankan suaramu itu, bayinya nanti kaget,” tegur Fadil.Zendaya yang mendengarnya tertawa, “Aish! Mengada-ada saja, mana bisa kaget. Aku saja hamil baru beberapa minggu, janinnya masih kecil sekali.”Fadil berjongkok dan menempelkan kepalanya di perut Zendaya, “Jadi aku belum bisa merasakan pergerakannya?” Ia mendongak.“Kamu lupa dulu usia kehamilan berapa Arka bergerak dalam perutku?”Lelaki itu tampak berpikir, “Entahlah, aku lupa. Mungkin karena sudah lama.”“Belum tahu jenis kelaminnya, Mbak?” Rika kembali bersuara.“Belum lah. Tapi jelas akan dirahasiakan sampai nanti lahir.”Rika menghela nafas berat, “Yah … begitu lagi. Aku sudah tidak sabar.”“Tunggu saja ya, tidak sampai satu tahun kok.” Zendaya menepuk pundak Rika.“Kamu saja sudah tidak sabar apalagi Abang.”Mereka begitu sibuk mengobrol tanpa menyadari sosok Arka yang diam-diam menyembulkan kepala di pintu
Bab 53POV AuthorBruk!Kesialan Rika masih berlanjut saat baru saja keluar dari cafe kembali ia ditabrak orang.“Ka-”“Maaf, saya benar-benar tidak sengaja,” ujar lelaki itu setelah berjongkok dan mengambilkan tas Rika yang terjatuh.Rika yang awalnya akan marah kini urung saat melihat begitu tampan lelaki di hadapannya, sikapnya yang sopan tambah membuat Rika terpesona di pandangan pertama.“Eh, iya tidak apa-apa, Mas. Saya yang salah.”Lelaki itu tersenyum, “Saya yang salah karena tadi fokus lihat hp tanpa memperhatikan jalan. Apa ada yang luka?”“Ti-tidak. Saya baik-baik saja.”“Yuda." Lelaki itu mengulurkan tangannya, "Lain kali akan saya traktir sebagai permintaan maaf.”Buru-buru Rika menyambut uluran tangan Yuda, “Rika.” Ia begitu terhipnotis.“Aku besok masih akan kesini di jam yang sama. Kalau begitu permisi.”Rika masih terpaku di tempat melihat Yuda berlalu, ia benar-benar dibuat tak berdaya karena pesona lelaki yang baru saja dilihatnya. Hanya terpesona bukan berarti cint
Bab 54POV AuthorSetelah tiga hari disibukkan dengan urusan kantor sekarang waktunya bagi Yogas untuk menemui wanita itu.Mobilnya terparkir di depan cafe, ia turun dan masuk ke dalam. Mengedarkan pandangan dan mencari sosok itu namun tidak ada.“Apa dia bagian libur hari ini ya?”“Maaf, ada yang bisa saya bantu?” Suara Fadil membuat Yogas berjengit.Ya, saat ini Yogas sedang berada di cafe meilik Fadil. Mencari keberadaan Rika. Entah kenapa Yogas sangat yakin jika Rika akan berhasil meyakinkan, melihat bagaimana tingkah wanita itu.“Hm … anu saya cari karyawan cafe yang mengembalikan dompet saya.” Yogas sama sekali tidak tahu namanya.“Aduh. Siapa ya? Soalnya tidak ada yang memberikan laporan soal dompet yang tertinggal.”“Ya sudah tidak apa-apa. Lain kali saja, saya hanya ingin berterima kasih,” dustanya.Mana mungkin berterima kasih, saat dompetnya dikembalikan saja ia malah menuduh Rika mencuri dan sama sekali tidak mengucapkan terima kasih.Tidak mudah baginya jika ia mengingink
Bab 55 POV Author Yogas kembali ke mejanya, mencari berkas lamaran milik Rika. “Siapa lagi namanya ya?” Lelaki itu tampak mengingat-ingat karena tadi Dea menyebutkan namanya. Gagal mengingat ia langsung memanggil Dea. “Ada apa, Bos?” “Siapa nama orang baru tadi?” “Rika, Bos?” “Katakan pada Santi kalau dia sedang tidak enak badan dan tidak bisa bekerja sampai selesai,” ujar Yogas. Dea mengernyit, “Waktu kerjanya memang sampai jam segini, Bos. Karena dia masih magang,” paparnya. Yogas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, “Sana! Kembali bekerja!” Ia begitu malu. Bagaimana mungkin Yogas tidak tahu jam kerja anak magang di cafenya sendiri. Begini jadinya jika datang ke cafe hanya untuk minum kopi. Yogas sama sekali tidak pernah ingin tahu urusan cafe. Ia menyerahkan semuanya pada Santi. “Rika, Rika!” Ia bergumam dan terus mengingat nama itu sambil mencari berkas lamaran yang belum ditemukannya. Sudah malu karena hal tadi, Yogas tidak mungkin membuat harga dirinya semakin jauh
Bab 56POV AuthorTok! Tok! Tok!“Rika, bangun.”Rika menggeliat kecil mendengar teriakan ibunya, ini adalah hari libur. Dari cafe juga seharusnya ia mendapatkan jatah libur seperti perjanjian bahkan pesan dari Santi tidak dipedulikannya.“Lima menit lagi, Bu,” sahut Rika masih dengan mata terpejam.“Tidak ada lima menit, lima menit. Itu pacarmu sudah menunggu di luar.”Mata Rika yang tadinya terpejam dengan rapat kini terbuka lebar, “Pacar? Sejak kapan aku punya pacar? Apa mungkin Ibu halusinasi karena ingin sekali aku memiliki pacar,” gumamnya.“Tunggu sebentar ya, Nak. Rika memang begitu.”“Tidak apa-apa, Tante. Dicobain kuenya, saya harap Tante suka.”Mendengar suara itu membuat Rika langsung benar-benar sadar dari tidurnya, ia mendengar dengan jelas suara seorang laki-laki. Bukan halusinasi ibunya tapi ada yang datang dan mengaku sebagai kekasih Rika.Ia buru-buru bangkit untuk memastikan, tidak peduli dengan keadaan yang berantakan setelah bangun tidur. Rambut acak-ackan, wajah