POV Author “Untung kamu datang, kalau tidak sudah pasti aku yang akan kena semprot si bos,” ujar Santi saat Rika baru saja sampai. “Kenapa Mbak Santi yang akan dimarahi?” tanya Rika tidak mengerti. “Kamu harus tahu ya, Bos itu tidak peduli siapa yang salah, kalau keinginanya tidak terpenuhi semua orang akan kena marah.” Rika berdecak sambil geleng-geleng kepala, “Manusia macam apa itu,” gumamnya. Rasa tidak sukanya pada Yogas semakin hari semakin meningkat, ada saja keburukan lelaki itu yang muncul. Entah rencana Yogas akan berhasil atau tidak karena baru beberapa hari saling mengenal saja Rika sudah tidak suka padanya. Mungkin dari rasa tidak suka bisa saja meningkat jadi benci. Semua bisa saja terjadi atau jika nasib baik ada di pihak Yogas maka ia akan bisa melancarkan aksinya membuat Rika jatuh cinta padanya. “Tapi ada baiknya juga sih.” Rika mengernyit, “Masa sih?” “Kalau suasana hatinya sedang bagus Bos akan membagikan uang secara cuma-cuma, tapi itu sudah lama sekali. M
POV Author“Kenapa diam?” Raditt menatap bergantian tiga orang di hadapannya.Dari tadi ia sudah mengucapkan salam dan mengetuk pintu, mungkin karena mereka terlalu fokus pada obrolan hingga tidak mendengar. Radit masuk karena pintu terbuka dan mendengar suara orang mengobrol dari dalam.“Duduk, Dit. Abang akan jelaskan.” Fadil beralih menatap Zendaya, “Sayang, bawa Ibu ke dalam.”Zendaya mengangguk dan menuntun ibu mertuanya. Bu Diah sudah terlihat begitu lemas, Fadil tidak tega jika nanti Radit malah membuat ibu mereka semakin tidak karuan.“Ada apa ini, Bang.”Fadil menarik nafas dalam-dalam, “Ibu baru saja mengatakan kalau Rika … bukan anak kandung ibu.”Radit mengernyit, “Rika bukan anak kandung ibu? Jelaskan dengan detail, Bang!”Semua yang Fadil katakan sama persis dengan yang diceritakan oleh Bu Diah, sama sekali tidak cerita yang dikurang-kurangi atau dilebih-lebihkan.Masih mencerna semua itu, Radit diam mematung. Sama halnya dengan Fadil, Radit juga tidak akan percaya semud
POV Author“Iya, namanya Mas Yuda.” Rika mengerlingkan sebelah matanya pada Yuda berharap lelaki itu mengerti dan ikut dalam kebohongan ini.Yuda mengulurkan tangannya, “Saya temannya Rika. Tapi berharap mendapat restu dan bisa menjadi suamimya.”Rika dibuat menganganga begitu pun Bu Diah.“Jadi kamu bukan pacarnya Rika?”Yuda menggeleng, “Saya temannya. Tapi berharpa memiliki kesempatan jadi pasangannya.”Bukannya marah karena Yuda jujur, Rika semakin dibuat terpesona oleh lelaki itu. Ia jadi ingin lebih dekat dengan Yuda, berharap lelaki itu masih sendiri. Dilihat sampai sini, di mata Rika Yuda adalah sosok idamannya.“Kamu bohong?” Bu Diah menatap putrinya itu.“Habisnya ibu tidak percaya padaku. Orang kemarin itu bukan pacarku, dia bos di tempatku bekerja. Dia memaskaku jadi pacar pura-puranya,” ungkap Rika akhirnya.Bu Diah membelalak, “Apa? Beraninya dia memperainkan putri ibu. Ibu akan membuat pelajaran padanya.” Wanita paruh baya itu tersulut emosi.“Sudah, Bu. Biar itu jadi u
POV Author“Satu bulan aku tidak melihatmu, aku sudah senang. Dan sekarang kau datang suasan hatiku langsung buruk.” Yogas memalingkan wajahnya saat Yuda masuk ke dalam ruangan.“Tidak merindukan Abangmu yang tampan ini?” Yuda sama sekali tidak memperdulikan perkataan Yogas dan memilih menghempaskan tubuhnya di sofa.“Na-jis! Pergi sana. Muak aku melihatmu.”“Papa meminta kita untuk datang kesana, bersama-sama. Tidak menerima jika aku yang datang sendiri atau kau yang datang sendiri.”“Aku tidak peduli. Ap-” Suara ketukan pintu membuat perkataan Yogas terhenti.“Masuk!”Rika mendorong pintu dari luar, ia terlihat kaget melihat Yuda begitupun lelaki itu. Yuda tahunya hari ini Rika bagian malam tapi ternyata dugaannya salah, bukan salah lebih tepatnya karena pertukaran shift saja dengan yang lain.“Eh, Mas Yuda ada disini.” Bukannya langsung mengantarkan pesanan si bos, Rika malah menyapa Yuda.“Iya.” Lelaki itu hanya menjawab singkat.“Jangan tebar pesona. Cepat kemarikan minumanku!”
POV Author“Mas …”“Hm?”“Ini soal masa lalu,” ujar Zendaya, ia menelan salivanya dengan susah payah.Kening Fadil berkerut, “Masa lalu siapa?”“Masa laluku dan keluargaku. Aku ingin kamu tahu, menyembunyikan sesuatu darimu itu sangat menyiksa. Itu sama saja seperti beban yang terus berada di pundak.”Senyum di bibir Fadil membuat Zendaya semakin merasa bersalah.“Kalau itu masa lalu buruk tidak usah dikatakan.” Lebih dulu Fadil bicara, ia sudah tidak akan lagi peduli masa lalu istrinya seperti apa karena yang terpenting adalah sekarang dan masa depan.Jika kisah masa lalu bisa membuat keretakan dalam rumah tangga lebih baik tidak usah diceritakan. Prinsip Fadil memang seperti itu. Saat Zendaya pertama kali mengungkap soal keluarganya juga ia memang kecewa tapi tidak berlarut-larut karena memang Zendaya memiliki alasan.“Tapi aku merasa terbebani, Mas.”“Anggap saja Mas sudah tahu, sayang.”Zendaya menghela nafas panjang, “Aku tidak mungkin pura-pura seperti itu. Anak kita sudah mau d
POV Author“Jangan sembarangan kalau bicara. Dasar pembohong!” Rika tidak akan percaya.“Sembarangan kau mengataiku pembohong, coba tanya langsung sana. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Meskipun sudah beberapa tahun lalu tapi aku masih ingat dengan jelas.”“Aku tidak akan pernah percaya padamu.”“Sayang sekali di atas gedung tidak ada CCTV jadi kau tidak bisa melihatnya.”“Cepat buka pintunya!”Tidak ingin membuat Rika semakin marah, Yogas membiarkan gadis itu keluar. Ia langsung pergi karena Rika melotot padanya dari luar mobil. Meskipun gadis itu pemarah tapi tidak membuat Yogas mundur untuk mendapatkannya bahkan Yogas semakin penasaran untuk tahu lebih dalam sosok Rika.“Kenapa wajahmu terlihat kesal begitu? Siapa tadi yang mengantarmu?” Bu Diah langsung mengajukan pertanyaan bahkan sebelum Rika duduk.“Orang stres,” celetuk Rika.“Jangan begitu!” Zendaya menegur.“Ya, ampun. Ibu lupa tadi kukus bolu.” Bu Diah buru-buru masuk ke dalam rumah meninggalkan Zendaya dan Rika.“
POV AuthorTakdir malah membuat Rika kenal dengan Yogas yang menjadi saksi saat Zendaya meluncurkan tembakan pada Mitha beberapa tahun lalu. Meski tidak sampai membuat Mitha meregang nyawa tapi itu termasuk dalam sebuah kejahatan. Ternyata setelah mengungkap siapa keluarganya itu tidak membuat hati Zendaya lega jika satu hal ini belum diungkapkan. Beda dengan kejadian di akuarium itu, tidak ada yang menyaksikan selain orang-orang Zendaya dan Mitha sendiri tentunya.Jika Mitha tidak buka mulut tentu tidak akan ada yang tahu termasuk Fadil. Tidak menjadi kewajiban Zendaya untuk mengungkap semuanya karena memang satu hal itu bisa merusak hubungannya dan juga Fadil. Kejadian itu juga sudah berlalu, jika Yogas bicara pun belum tentu dipercayai buktinya Rika saja tidak percaya. Tentu saja gadis itu akan lebih percaya pada kakak iparnya.Tapi beda lagi dengan Fadil yang sudah tahu jika keluarga Zendaya mantan mafia, bisa saja Fadil percaya.“Semua ini membuatku pusing,” gerutu Zendaya.“Kena
“Ma-mas, kamu dari tadi disana?” tanya Zendaya dengan perasaan campur aduk, ia takut sekali jika Fadil mendengar percakapannya dengan Bu Winona.Kedua sudut bibir Fadil terangkat membentuk senyuman, “Baru saja, kenapa terlihat kaget begitu?”“Tidak. Tadinya aku ingin tidur setelah bicara dengan Mama tapi tidak jadi, aku ingin makan saja.” Zendaya merangkul lengan suaminya.“Mau makan apa?”“Apa saja yang ada di sini,” jawabnya dengan senyum lebar. Ia merasa lebih lega sekarang. Tidak ada lagi beban yang berada di pundaknya.Keduanya melangkah ke arah dapur.“Apa mau Mas buatkan makanan?”Zendaya masih memperhatikan banyaknya makanan tersaji di sana tapi ia tidak selera makan untuk menyantap salah satu dari hidangan itu. “Aku ingin jajanan di luar,” ucap Zendaya pada akhirnya.“Jajan apa?”Zendaya menggeleng, “Tidak tahu, nanti saja lihat kalau memang aku suka sudah pasti akan aku beli.”“Tapi jangan makanan pedas atau asam ya.”“Iya. Ayo.”Suasana hatinya langsung membaik tidak sampa