Share

Bab 5

Suasana di dalam mobil seketika menjadi hening dan kaku. Sesekali Ana menoleh ke arah Lie Zhichun yang tampak fokus mengemudikan mobil mewahnya.

Melihat raut wajah lelaki itu yang sangat dingin, membuat Ana tidak berani untuk mengatakan sepatah kata pun.

Ia beberapa kali menarik nafas panjang, kemudian kembali ia hembuskan dengan perlahan. Begitu ia lakukan secara berulang, untuk menenangkan perasaannya yang sangat kacau.

Ana mengumpulkan segenap keberaniannya untuk bertanya pada lelaki itu, agar ia mendapatkan jawaban dari rasa penasaran yang telah mengganggu pikirannya.

"Anu.... Kenapa kamu mendadak meminta aku untuk pindah rumah?" tanyanya dengan sedikit keraguan. Ia melirik wajah Lelaki itu yang sama sekali bergeming.

"Lebih mudah mengawasimu. Aku tidak ingin kamu melakukan hal konyol seperti kemarin yang akan membuatku kehilangan muka," jawabnya tanpa memalingkan sedikit pun tatapannya dari jalanan.

Ana mengangguk pelan.

"Tapi, kenapa kamu memilihku sebagai istri kontrak? Pasti ada banyak wanita cantik, cerdas dan juga wanita kaya yang ada di dekatmu kan? Dari sekian banyak wanita, kenapa kamu memilihku?" Ana menatap wajah Lie Zhichun dengan lekat. Jantungnya berdebar kencang, menunggu jawaban dari lelaki itu.

"Entahlah. Kenapa dari sekian banyak wanita, Sekertaris Lie malah memilih wanita aneh sepertimu," jawabnya dengan tegas yang membuat Ana merasa sedikit kecewa.

"Jadi, aku adalah pilihan Sekertaris Lie?" Ana kembali bertanya untuk memastikan. Tapi lelaki itu hanya bergeming, yang membuat suasana kembali menjadi kaku.

Mobil yang dikendarai oleh Lie Zhichun, telah berhenti di depan sebuah rumah megah yang pada halaman depannya terdapat kolam mancur, yang membuat kedua mata Ana tampak berbinar. Ia terlihat sangat bersemangat.

"Ini rumahmu?" Ana menatap wajah Lie Zhichun yang masih terlihat dingin tanpa ekspresi.

Lelaki itu berjalan menuju ke pintu untuk membukakan kunci rumahnya.

"Masuklah! Aku masih ada urusan di kantor," ucap lelaki itu dengan enggan.

"Di rumah ini, kita tinggal dengan siapa?" tanya Ana dengan antusias. Ia menatap wajah Lie Zhichun dengan sorot matanya yang tajam, seolah tidak sabar menunggu jawaban dari lelaki itu.

"Tidak ada. Hanya aku dan kamu," jawab lelaki itu dengan singkat. Hal itu membuat Ana seketika terdiam.

Raut wajahnya dalam sekejap berubah. Ia menatap Lie Zhichun dengan penuh kekhawatiran.

"Apa yang kamu pikirkan? Aku tidak memiliki hasrat padamu. Kamu jangan terlalu percaya diri!" tegas lelaki itu, saat ia menyadari apa yang tengah dipikirkan oleh Ana.

"Ingat ya, kamu hanya boleh berada di lantai satu. Aku tidak mengijinkanmu untuk menginjakkan kakimu ke lantai dua. Jika kamu melanggarnya, aku akan mematahkan kedua kakimu," kecam Lie Zhichun dengan nada yang mengancam, sebelum lelaki itu beranjak pergi dari hadapan Ana.

***

Ting Tong Ting Tong

Suara bel yang berbunyi beberapa kali dengan sangat nyaring, telah membangunkan Ana dari tidurnya. Ia tersentak saat ia menyadari bahwa ia tertidur di sofa dengan TV yang masih menyala.

Ana menatap ke arah jam yang tergantung di dinding. Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore.

Ana segera beranjak dari tempatnya untuk membukakan pintu.

"Siapa ya?" tanyanya dengan heran, saat ia melihat seorang wanita yang mengenakan dres berwarna biru elektrik, tampak berdiri membelakanginya sambil menjinjing tas bermerek berwarna cokelat.

Wanita itu segera memutar tubuhnya, menatap Ana dengan heran. Ia memperhatikan Ana dari ujung rambut hingga ujung kakinya dengan sorot mata yang tajam.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu! Siapa kamu? Kenapa kamu ada di rumah putraku?" Wanita itu bertanya dengan nada suaranya yang meninggi.

"Jadi.... Kamu adalah mama mertuaku?" tanya Ana hendak memastikan.

Ia tampak ragu-ragu memandangi wajah wanita paruh baya yang berdiri di hadapannya sambil menyilangkan kedua tangannya di atas dada.

"Apa maksudmu? Mama mertua? Jangan lancang kamu! Apakah kamu tidak tahu siapa aku?" Kedua mata wanita itu tampak melotot menatap Ana yang mulai merasa khawatir. Ia menundukkan wajahnya untuk menghindari pandangan yang terlihat mengerikan.

"Aku tidak tahu." Ana menggelengkan kepalanya dengan lemah.

Wanita itu bergeming. Ia memicingkan kedua matanya menatap Ana yang masih tertunduk.

"Aku adalah Zhao Erxi, Mama Lie Zhichun ㅡ pewaris Sky Group," jawabnya sambil tersenyum remeh pada Ana.

"Aku adalah Ana Maria, istri dari Lie Zhichun," sahut Ana dengan polos, yang membuat wanita itu hampir tumbang karena merasa shock.

"Apa kamu bilang? Istri? Sejak kapan putraku menikah denganmu? " Suaranya terdengar lantang, yang membuat Ana kembali menundukkan wajahnya.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status