Share

Bab 4

Sebuah mobil Rolls-Royce Phantom berwarna hitam tampak berhenti di lampu merah.

Seorang lelaki yang mengenakan setelan jas di balik kemudi, memperhatikan seseorang yang sudah tidak asing baginya.

Wanita yang memakai kostum beruang cokelat, yang sedang beristirahat sambil meminum sebotol air mineral, telah mengalihkan perhatian Lie Zhichun sehingga ia tidak menyadari bahwa lampu lalu lintas sudah berwarna hijau.

Hal itu menyebabkan pengemudi di belakangnya menyerang dengan klakson yang dibunyikan secara berulang.

Lie Zhichun segera mengemudikan mobilnya, mencari tempat untuk parkir.

Ia segera turun dari mobilnya, berjalan menghampiri Ana yang terlihat telah selesai beristirahat, dan kembali memakai kepala beruang untuk melanjutkan pekerjaannya, membagikan brosur pada beberapa orang yang melintas di trotoar jalan.

Saat Ana memberikan selembar brosur pada seorang lelaki yang datang menghampirinya, Lelaki itu hanya menerima lembaran brosur tanpa beranjak dari tempatnya berdiri, membuat Ana merasa heran.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lie Zhichun dengan suaranya yang terdengar tegas.

"Tentu saja aku bekerja! Minggir! Jangan menghalangi aku!" Ana mendorong lelaki itu, sebelum ia kembali membagikan brosur pada orang-orang yang lewat di hadapannya.

"Apakah uang 1 milyar itu tidak cukup untukmu?" Lelaki itu tiba-tiba berteriak, yang telah membuat perhatian orang-orang tersita pada keduanya.

Ana menoleh. Ia memperhatikan lelaki itu secara lebih detail. Kedua matanya membelalak lebar. Bagaimana bisa, ia tidak mengenali lelaki yang telah terdaftar sebagai suaminya?

Lie Zhichun dengan raut wajah yang kesal, menarik tangan Ana dengan kasar.

Wanita itu berusaha memegangi kepala beruangnya yang hampir jatuh, dan dengan pasrah mengikuti ke mana suaminya akan membawanya.

Keduanya masuk ke dalam mobil. Cukup lama keduanya hanya saling diam, membuat suasana menjadi tampak tegang dan kaku.

Ana memberanikan diri untuk menatap wajah Lie Zhichun. Lelaki itu bergeming dengan tatapan kosong menatap ke depan sambil memegangi setir mobilnya.

"Aku.... Butuh uang," ucap Ana dengan lirih, yang telah menyita perhatian Lie Zhichun.

Lelaki itu tidak menyahut. Ia segera mengemudikan mobilnya ke jalanan yang ramai.

"Meskipun kamu memberikan uang 1 milyar, aku tetap harus bekerja, kan?" Ana kembali menatap wajah Lie Zhichun yang tampak fokus mengendarai mobilnya. Hal itu membuat Ana merasa sedikit kikuk.

"Kita sudah sampai!" ucap lelaki itu dengan dingin, tanpa menatap wajah Ana sedikit pun.

"Baiklah, terimakasih atas tumpangannya," ujar Ana dengan nada yang terdengar putus asa.

Baru saja ia hendak membuka pintu mobil, Lie Zhichun tiba-tiba menahannya.

"Aku akan mencarikan posisi untukmu di Sky Group. Berhentilah melakukan pekerjaan yang akan membuatku merasa malu!" ucapnya dengan tegas.

Seketika raut wajah Ana berubah. Senyumannya terlihat lebar.

"Terimakasih banyak, Tuan...."

"Tapi, kamu harus ingat! Perjanjian yang telah kamu tanda tangani, jangan sampai kamu melanggarnya! Rahasiakan identitasmu sebagai nyonya presdir. Karena pernikahan kita hanyalah pernikahan kontrak," kecam Lie Zhichun memberi peringatan pada Ana yang hanya menganggukkan kepalanya dengan cepat, sebelum ia turun dari mobil.

***

Ana mematung selama beberapa saat, setibanya ia di rumah. Ia tampak terheran melihat barang-barangnya telah berada di luar.

"Jia, apa yang terjadi?" tanya wanita itu, sesaat setelah sahabatnya keluar dari rumah.

"Ana? Kamu baru pulang? " Jia menatap wajah wanita itu dengan datar.

"Apa yang terjadi? Kenapa barang-barangku berada di luar? Apakah kita telah diusir oleh pemilik rumah? Kita akan pindah?" Serentetan pertanyaan terlontar begitu saja dari bibir Ana yang memperlihatkan raut kekhawatiran.

"Memangnya suamimu tidak memberitahukannya padamu?" Jia menaikkan kedua alisnya menatap sahabatnya yang hanya menggelengkan kepalanya dengan perlahan.

"Aku pikir, dia sudah memberitahumu."

"Memangnya apa yang telah terjadi?" tanya Ana dengan wajah penasaran yang masih terpancar jelas.

"Suamimu yang meminta aku untuk mengeluarkan barang-barangmu. Dia akan menyuruh orang untuk memindahkan barangmu ke rumahnya." Jia menatap sebentar ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu telah menunjukkan pukul 1 siang.

"Sebaiknya kamu bersiap. Sebentar lagi, suamimu akan datang untuk menjemputmu," ucap wanita itu memperingati.

Ana bergeming selama beberapa saat lamanya.

Belum terjawab kebingungan yang melanda pikirannya, sebuah mobil Rolls-Royce phantom berwarna hitam tiba-tiba berhenti di depan rumah, yang telah menyita perhatian dari keduanya.

Seorang lelaki yang tampak mengenakan setelan jas berwarna navy, turun dari mobil, dan menghampiri keduanya yang masih tampak terbengong.

"Ana, kamu sangat beruntung bisa menikah dengan lelaki tampan dan kaya," bisik Jia sambil menyikut pelan lengan sahabatnya.

Ana tak menggubris ucapan Jia. Dia masih terpaku memandangi Lie Zhichun yang telah berdiri di hadapannya.

"Ayo!" ajaknya dengan raut wajah yang datar.

Sekali lagi Jia menyikut lengan Ana, yang membuat lamunan wanita itu terberai.

"Memangnya, kita mau ke mana?" tanya Ana yang terlihat ragu-ragu.

"Pindah ke rumahku," tegas Lie Zhichun menjawab pertanyaan Ana, yang membuat kedua mata wanita itu membelalak dengan lebar.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status