Home / Romansa / Istri Dadakan Paman Nathen / 118 - Rencana Pindah Rumah

Share

118 - Rencana Pindah Rumah

Author: Putri_Pratama
last update Last Updated: 2024-03-16 18:04:05

"Ha?!" Refleks Feli meninggikan intonasi suaranya beberapa oktaf, dibersamai matanya yang membelalak, menatap Nathen, kaget.

Nathen terkikik. "Yang tadi kita datangi itu, adalah rumah kita."

Pelupuk mata berbulu lentik Feli mengerjap cepat beberapa kali. "Rumah kita? Rumah siapa? Kita siapa?"

"Rumah kita." Nathen mendengkus pelan. Memejamkan pelupuk mata sesaat, ia terkikik lagi sembari memberi Feli lirikan. "Rumahku dan rumahmu."

"Paman pasti bercanda, kan?"

Kepala Nathen menggeleng tegas. "Tidak. Aku sama sekali tidak sedang bercanda."

"Jadi ... kita akan pindah dari apatemen Paman, ke rumah yang tadi?"

"Hemmm." Nathen tersenyum manis sambil menoleh ke arah Feli, menatap istri kecilnya itu dengan tatapan lembut, beberapa saat. "Secepatnya, kita akan pindah ke sana. Karena sekarang, rumah itu sudah benar-benar selesai dibangun dan sangat layak untuk ditempati."

Pelupuk mata berbulu lentik Feli mengerjap cepat lagi. Tiba-tiba, wanita cantik itu memicingkan mata, menatap Nathen dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Dadakan Paman Nathen   119 - Sikap Bebal Feli

    "Paman berkata seperti itu, pasti hanya untuk membujukku saja." Feli berucap sembari menepis tangan Nathen secara perlahan, sebelum kemudian menarik diri, untuk menciptakan jarak antara tubuhnya dan sang suami.Manik mata hazel indahnya gemetar, menilik setiap inci dari tekstur wajah tampan Nathen, mencoba menelisik reaksi yang suami tampannya itu tunjukan. Nathen mendengkus sembari menundukan pandangannya, sekilas. Mengatupkan bibir cukup rapat, ia melempar senyum hambar manakala membiarkan manik matanya dan Feli kembali bersitatap. "Apa yang harus aku lakukan padamu?""Paman tidak perlu melakukan apa pun padaku." Lugu sekali Feli memberi sahutan, dibersamai manik mata bak bola mata rusanya yang bulat dan berbinar itu, menatap Nathen tanpa dosa."Kau tidak mau mempercayaiku?""Mempercayai Paman, soal apa?"Nathen menunduk. Mengulurkan kedua tangan, ia meraih salah satu telapak tangan Feli untuk ia tengkup dengan begitu lembut. "Soal aku yang sudah merombak rumah yang tadi, agar mau

    Last Updated : 2024-03-17
  • Istri Dadakan Paman Nathen   120 - Sikap Mencurigakan Davian

    "Kau serius?" Vivian bertanya sembari membangkitkan diri. Manik matanya berbinar, balas menatap Davian dengan tatapan antusias, juga penuh harap, dalam satu waktu.Berdiri saling berhadapan dengan pria yang merupakan calon suaminya itu, senyum senang sudah memeta dengan sempurna di permukaan bibirnya, membersami air mukanya yang berseri.Davian tidak langsung memberi sahutan. Ia diam dan bergeming sesaat, selagi membiarkan manik mata jelaganya yang gemetar, menilik reaksi yang Vivian tunjukan."Davian?!" Vivian menyeru sembari meraih lengan sebelah kanan Davian, lantas diberinya sedikit guncangan, guna memancing Davian untuk kembali angkat suara.Davian mengerjap. Berdehem kikuk, pribadi tampan itu menunduk, menatap kedua punggung tangan Vivian yang bertengger di lengannya.Tersenyum miring, Davian lantas melepaskan cengkraman Vivian, sebelum kemudian kembali mempertemukan pandangan mereka. "Kau sebahagia itu, bisa bertemu dengan Audrey?"Vivian memaku. Air mukanya yang sempat berseri

    Last Updated : 2024-03-18
  • Istri Dadakan Paman Nathen   121 - Keputusan Feli

    Embusan napas kasar mencelos melalui celah antara bibir Anna yang sedikit berjarak, begitu wanita cantik itu menghentikan langkah, berdiri di dekat pintu penghubung balkon dan ruang baca yang ada di lantai dua rumahnya.Manik mata Anna berhasil menangkap sosok Bastian yang sedang duduk termenung di salah satu kursi yang tertata area balkon.Pandangan Bastian tampak kosong, mengarah lurus ke depan. Raut wajahnya juga terlihat cukup murung, tak gagal membuat Anna merasa khawatir.Sejatinya semenjak pertemuan keluarga yang terjadi di kediamam Elena, Bastian jadi lebih banyak berdiam diri dan melamun, di setiap pribadi tampan itu memiliki kesempatan dan lepas dari pengawasan Anna.Anna tahu, bahwasannya relung sang suami saat ini tengah didera lara yang begitu hebat, hingga tak bisa dijelaskan dengan kata.Memilih untuk menghampiri Bastian, sebab enggan membiarkan suaminya itu merenung sendirian lebih lama, Anna lantas mendudukan diri di kursi yang letaknya bersebalahan, hanya terhalanh s

    Last Updated : 2024-03-19
  • Istri Dadakan Paman Nathen   122 - Mulai Saling Menunjukan Efeksi

    "Kalau itu bisa aku lakukan," tandas Feli sembari menepis pelan kedua tangan Nathen, melepaskan wajahnya dari tengkupan suami tampannya itu.Saling bersitatap, Feli tersenyum. "Kalau begitu sudah, kan?"Nathen menatap nanar Feli sambil memiringkan kepala. "Sudah apa?""Bicaranya. Tidak ada hal lain yang ingin Paman bahas denganku lagi, kan?"Nathen mengatupkan bibirnya cukup rapat, menundukan pandangan sesaat, ia mengangguk tidak yakin. "Sepertinya begitu."Feli tersenyum senang, lantas beringsut, tiba-tiba membangkitkan diri dari duduknya. "Kalau begitu, aku pergi dulu."Sudah sedikit memutar badan, hendak langsung mengayunkan tungkai untuk pergi meninggalkan Nathen, pergerakan Feli tentu saja berhasil dihentikan oleh sang suami.Nathen sigap meraih telapak tangan Feli, bahkan menariknya, hingga tubuh istri kecilnya itu sedikit terhuyung, sebelum kemudian jatuh – terduduk dengan sempurna di pangkuan.Feli sampai terkesiap kaget. Matanya membulat, menatap Nathen dengan penuh keterkeju

    Last Updated : 2024-03-20
  • Istri Dadakan Paman Nathen   123 - Informan Andrea

    Untuk kali kedua, niatan Andrea untuk memutus sambungan panggilan suara itu dibuat urung oleh perkataan dari sang lawan bicara.Mengernyitkan kening, sampai membuat kedua alisnya jadi saling bertaut, relung Andrea seketika didera bingung. "Davian?""Hemmm." "Davian siapa? Davian yang mana?"Pria di sebrang sambungan sana terdengar membuang napas kasar. "Davian yang kau kenal.""Aku tidak merasa memiliki kenalan bernama Davian."Si pria yang menjadi lawan bicara Andrea membuang napas kasar lagi, agaknya sukses dibuat dongkol, sebab Andrea tidak kungjung menangkap dengan jelas satu informasi yang telah diberikannya. "Memang bukan kenalanmu, tetapi kau mengenalnya.""Bisa beritahu aku secara langsung saja, tidak? Jangan berbelit-belit!" cerca Andrea, diberi penekanan di kalimat kedua.Seseorang yang menjadi lawan bicara gadis cantik itu terkikik sinis, seakan meremehkan. "Kau tidak sabaran sekali, rupanya ya?"Bola mata Andrea berotasi dengan jengkel. "Kalau tidak mau bicara ya sudah."

    Last Updated : 2024-03-21
  • Istri Dadakan Paman Nathen   124 - Penyesalan Vivian

    "Kau pasti cukup terkejut dan kecewa padaku." Vivian bertutur dengan begitu lirih dan pelan sekali, ayalnya sebuah bisikan yang benar-benar nyaris saja tidak terdengar.Gadis cantik yang tengah duduk di salah satu sofa panjang yang tertata di ruang kerja milik Davian itu menundukan kepala, membiarkan manik matanya menatap sendu jemari lentik yang ia mainkan di pangkuan.Audrey yang juga benar-benar ada di sana, sehabis pagi menjelang siang tadi tiba-tiba dijemput dari apartemennya, menatap Vivian lembut.Tersenyum tipis, gadis cantik itu meraih kedua telapak tangan Vivian, menengkupnya secara perlahan, seakan penuh kehati-hatian.Vivian mendongak, manik mata gemetarnya balas menatap mata Audrey.Audrey tersenyum simpul. "Aku memang cukup terkejut. Tetapi untuk kecewa, rasanya aku tidak berhak.""Kau berhak, Audrey. Kau sangat berhak."Kepala Audrey menggeleng pelan. Memejamkan pelupuk matanya sesaat sambil tersenyum, ia mempererat tengkupan pada kedua telapak tangan sang sahabat. "Buk

    Last Updated : 2024-03-22
  • Istri Dadakan Paman Nathen   125 - Semakin Mesra

    Tidak memberi waktu sama sekali bagi Feli untuk memahami maksud dari perkataan yang ia ucapkan, sebab pria Nathen dengan pergerakan cepat, membawa wajahnya mendekat, meraup bibir Feli yang acap kali membuat buyar seluruh fokus yang dimiliki.Embusan napas kasar mencelos melalui celah antara bingkai birai Nathen yang berjarak, begitu pribadi tampan itu menarik diri, menundukan pandangan seusai melepaskan pagutan dengan sang istri.Feli yang relungnya seketika didera kebingungan, sebab tidak tahu, mengapa Nathen memberi reaksi seperti itu, hanya bisa mengerjapkan pelupuk mata berbulu lentiknya dengan pergerakan cepat secara berulang.Manik mata hazel indahnya yang tampak gemetar, menatap nanar sosok Nathen yang agaknya masih enggan melepaskan pelukan."Ayo kita hentikan," cetus Nathen tiba-tiba, sembari menengadahkan pandangan, membiarkan manik mata jelaga indahnya yang kelam, bersirobok pandang dengan mata Feli."Hentikan?" Feli menatap gugup wajah tampan Nathen yang berekpresi datar d

    Last Updated : 2024-03-23
  • Istri Dadakan Paman Nathen   126 - Bermanja

    Menguarkan kikikan canggung, Feli lantas mendorong kelewat pelan, permukaan dada bidang Nathen, guna mencipatakan sedikit lebih banyak jarak terbentang antara tubuh mereka sembari mengalihkan pandangan, memutuskan kontak mata dengan Nathen meski hanya beberapa saat. "Baiklah, kalau begitu, memang sebaiknya kita hentikan saja," cetusnya, membubuhkan kikikan canggung lagi di penghujung kata.Tersenyum miring, lebih ke menyeringai, Nathen menaikan alis sebelah kiri, menunjukan tatapan juga air muka arogan. "Kenapa? Kau tadi terlihat keberatan, saat aku memberi usulan untuk berhenti.""Ya ... karena tadi aku belum mengetahui, alasan mengapa Paman ingin berhenti.""Maka dari itu kau langsung setuju begitu saja?""Ya. Apa seharusnya aku menolak?""Tidak juga." Nathen mendengkus pelan, lalu tersenyum manis, menggoda. "Tapi jika kau memberi usulan untuk tetap melanjutkan, kupikir itu akan jauh lebih baik dan aku akan dengan sangat senang hati, menurutinya.""Paman? Apa Paman tidak lapar?" Sen

    Last Updated : 2024-03-25

Latest chapter

  • Istri Dadakan Paman Nathen   150 - Akhir yang Bahagia

    "Feli?" Nathen menyeru seraya melangkah, mendekati Feli yang masih duduk, menikmati film yang diputar pada layar kaca di hadapannya."Siapa yang datang, Paman?" Feli menengadah, menatap nanar sosok sang suami yang berdiri tepat di samping sofa yang ia duduki.Nathen tersenyum. "Ikut denganku. Ada yang ingin bertemu denganmu. Mereka sudah menunggu di ruang tamu."Pribadi tampan itu mengulurkan tangan ke arah Feli, membuat Feli menunduk, menatap tangan sang suami, bingung."Siapa?" tanyanya Feli, sembari menengadah, mempertemukan lagi pandangannya dengan Nathen.Nathen mendesis pelan, membungkukan tubuh, mencondongkannya ke arah Feli, sebab istri cantiknya itu tak kunjung menerima uluran tangannya. Ia menepikan remot kontrol yang kala itu berada dalam genggaman Feli, meraih telapak tangan istri cantiknya, membuatnya membangkitkan diri."Lihat saja sendiri," tukas Nathen sambil tersenyum hangat, menuntun Feli menuju ruang tamu.Dengan rasa penasaran pun bingung yang mulai mendera relung,

  • Istri Dadakan Paman Nathen   149 - Menghabiskan Waktu Bersama

    Akhir pekan lain ... satu minggu setelah akhirnya Feli dan Nathen saling mengakui perasaan yang telah bersemayam dalam hati mereka, yakni mencintai satu sama lain.Seperti akhir pekan sebelumnya ... hari ini, Feli dan Nathen kembali memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak pergi ke mana-mana, hanya diam di rumah, menonton rendetan film yang sudah Feli list menjadi jadwal kegiatan wajib, ketika memiliki cukup banyak waktu luang.Sepasang suami istri yang tengah hangat-hangatnya menikmati kehidpan berumah tangga itu, kini saling duduk berdampingan. Lebih tepatnya, Feli berada dalam dekapan hangat tubuh gagah Nathen di bawah naungan selimut yang sama. Semenjak malam setelah perayaan hari ulang tahun Feli, Nathen memang jadi semakin lebih sering menunjukan sikap manjanya yang suka sekali menempel pada sang istri. Suka sekali berdekatan dengan Feli, seperti sering tiba-tiba memeluk, tak jarang membuat Feli terkejut. Meski dari sebelumnya ia memang sudah begitu, tapi kini frekuen

  • Istri Dadakan Paman Nathen   148 - Suasana Jadi Lebih Hangat

    "Paman?" Feli menyeru pelan setelah dirinya yang saat ini tengah duduk di salah satu kursi yang tertata mengitari meja makan, sedikit memutar tubuh, begitu mendengar suara derap langkah dan manik matanya berhasil menangkap sosok Nathen, si pelaku."Hemmm?" Nathen menyahut sambil tersenyum sumbringah, berjalan menghampiri sang istri dan menatapnya dengan tatapah penuh cinta."Paman habis melakukan apa dulu? Kenapa lama sekali turunnya?"Nathen menghentikan langkah, tepat di samping kursi yang Feli duduki. Mengusap kelewat lembut punggung bagian atas Feli lantas membungkukan tubuh, untuk melabuhi puncak kepala sang istri kecupan sayang. Melempar senyum manis, pribadi tampan berusia sepertiga abad itu tidak langsung memberi jawaban pada Feli, meski sempat membiarkan manik mata mereka saling bersitatap, sebelum kemudian menoleh.Nathen menilik area dapur, mendapati di sana hanya ada Aira ‐ salah satu asisten rumah tangga yang ia perkajaan, sedang sibuk sendiri, membersihkan meja pantry.

  • Istri Dadakan Paman Nathen   147 - Pengungkapan Rasa

    Dada Nathen ikut sesak rasanya selepas mendengar perkataan Feli, seakan ada kepalan tangan besar seseorang yang seketika mendaratkan bogeman mentah di sana.Mendapati Feli seketika menundukan pandangan, sengaja sekali memutuskan kontak mata dengan dirinya, buru-buru Nathen merubah posisi berbaring jadi memiring, menghadap ke arah Feli secara utuh, sebelum kemudian mempererat rengkuhan pada tubuh istri kecilnya itu.Tak lupa, Nathen juga melabuhkan kecupan sayang di puncak kepala Feli, pun memberi punggung istri kecilnya itu usapan lembut penuh makna secara berkala.Sementara Feli ... wanita cantik itu berusaha meredam mati-matian rasa sesaknya, tetapi berakhir dengan menghadirkan air mata yang menggenang, memenuhi pelupuknya.Membenamkan wajah di permukaan dada bidang Nathen sembari balas memeluk suami tampannya itu, ia memejam, membuat air matanya seketika tumpah ruah di sana.Tangis sedih Feli pecah dalam keheningan, mengakibatkan tubuhnya gemetaran dalam pelukan sang suami."Apa pu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   146 - Teman SMP

    Manik mata hitam Liam tampak gemetar, menilik sosok gadis cantik yang sedang berjalan menujunya yang saat ini tengah duduk di salah satu sofa panjang yang tertata di ruang utama dari unit apartemennya.Gadis cantik itu bernama Kesha. Ia merupakan sahabat masa kecil Liam yang dalam beberapa waktu terakhir ini sudah resmi menjadi kekasih dari teman satu universitas Feli itu.Kesha melempar senyum manis, manakala pandangannya bersitatap dengan Liam. "Ada apa?" tanyanya seraya ikut mendudukan diri, tepat di samping sang kekasih, "kenapa menatapku seperti itu?"Liam berdesis pelan sembari memiringkan kepalanya, sekilas. "Kau mengenal Felicia?"Permukaan kening Kesha mengernyit, hingga nyaris membuat kedua alisnya yang bersebrangan, jadi saling bertautan. Matanya memicing, menatap Liam, nanar.Tawa kecil menguar dari mulut gadis cantik berusia dua puluh dua tahun itu. "Maksudmu, Felicia yang tadi kita hadiri acara pesta ulang tahunnya?"Kepala Liam mengangguk. "Hemmm. Felicia yang itu. Tadi

  • Istri Dadakan Paman Nathen   145 - Kejutan

    "Paman benar-banar mau mengerjaiku, ya?" celoteh Feli, bertanya dengan nada setengah merengek, ketika ia harus berjalan dengan perasaan takut juga was-was, sebab matanya ditutup menggunakan kain veil oleh Nathen.Sudah dari semenjak separuh perjalanan sebenarnya Feli terus merengek, menanyakan hal yang sama pada Nathen, ke mana suaminya itu akan membawanya, apakah sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjainya.Pertanyaan yang sama terus saja menguar dari mulut Feli, apa lagi setelah tiba-tiba Nathen sempat menghentikan laju mobil, hanya untuk sekadar menutupi matanya, tadi.Meski setengah ogah-ogahan, juga harus sedikit kesusahan Nathen membujuk Feli agar mau matanya ditutup, pada akhirnya ... istri kecilnya itu manut saja, dengan konsekuensi, kerewelannya berlipat ganda.Mulut Feli jadi benar-benar semakin tidak mau diam, setelah matanya ditutup. Bukan hanya sekadar melontarkan kalimat-kalimat tanya bernada rengekan, wanita cantik itu juga bahkan tak segan, melontarkan segala pradu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   144 - Truth or Trick?

    "Paman ini mau membawaku ke mana, sih?" tanya Feli dengan nada setengah merengek, selagi dirinya berjalan dengan agak sedikit ogah-ogahan, ketika Nathen menuntunnya berjalan, ke luar dari sebuah salon mewah, menuju mobilnya.Tidak terasa, nyaris dua minggu sudah berlalu dari malam di mana akhirnya Feli mengetahui fakta jika ternyata Vivian memiliki hubungan gelap dengan Davian, bahkan mereka berencana melakukan sebuah pernikahan.Dua minggu berjalan, sungguh Nathen sama sekali tidak mengira, jika alih-alih marah atau merasa kecewa pada dirinya, Feli malah menunjukan, jika istri cantiknya itu merasa cukup tersentuh atas apa yang telah dilakukannya.Hubungan pernikahan mereka bahkan bisa dikatakan berjalan sangat baik-baik saja, terutama setelah akhirnya mereka sepakat untuk menempati rumah baru mereka.Hampir seharian ini, Feli dibuat sibuk juga kebingungan dalam satu waktu, ditemani oleh Helen yang mendadak mengajaknya berbelanja baju baru, hingga mempercantik diri di salon.Feli sung

  • Istri Dadakan Paman Nathen   143 - Pertama Kali Kebenaran Terungkap

    Masih terbayang kelewat jelas dalam ingatan Nathen, ayalnya rekaman video yang diputar di depan pelupuk mata dengan resolusi tinggi, bagaimana tiga minggu sebelum pernikahannya dan Feli dilangsungkan, ia bertemu lebih dulu dengan Vivian.Pertemuan pertama selepas nyaris satu bulan Nathen sama sekali tidak mendapat kabar dari calon istrinya itu, karena seakan menghilang tanpa jejak, ayalnya ditelan bumi.Itu pun terjadi secara mendadak sekali, di kediaman Hayden, ketika sahabat dari Nathen itu tiba-tiba meminta Nathen datang, katanya ada hal darurat yang musti dibahas.Begitu tiba dikediaman Hayden, Nathen malah dikagetkan dengan keberadaan Davian dan Vivian di sana, duduk saling berdampingan di ruang tamu.Nathen yang kala itu berjalan sambil dirangkul oleh Hayden, gegas menghentikan langkah, mencoba menelaah, apa sebenarnya yang sedang terjadi.Keterkejutan yang dirasakannya, mungkin nyaris sama, seperti bagaimana terkejutnya Feli melihat Davian membawa serta Vivian di pertemuan mere

  • Istri Dadakan Paman Nathen   142 - Menjadi Prioritas Sejak Awal

    Keheningan canggung itu tak terelakan, terjadi begitu saja, menyelimuti kebersamaan antara Nathen dan Feli, begitu keduanya memasuki mobil.Acara makan malam – lebih ke pertemuan yang Nathen adakan secara khusus dengan Davian, telah berakhir.Kini, Feli yang sudah mengetahui segala kebenarannya, sedari tadi telah sukses dibuat tidak bisa berkata-kata.Selepas Davian memberi penjelasan pada dirinya, dari mulai alasan sebenarnya mengapa Vivian memilih urung untuk menikah dengan Nathen, sampai Nathen yang rupanya telah membayar Jane untuk menutupi fakta bahwa Davian dan Vivian bersama – untuk sementara darinya, membuat Feli jadi lebih banyak diam.Tidak banyak kata yang terlontar dari mulut wanita cantik itu. Bukan karena tidak ada kalimat yang ingin ia utarakan, hanya saja ... Feli lebih ke merasa bingung, harus memulainya dari yang mana terlebih dahulu.Terlalu banyak kalimat berbentuk tanya yang saat ini tengah berkecamuk dengan begitu hebatnya dalam benak Feli, membuat perasaannya ja

DMCA.com Protection Status