Share

Kepo

Hera tampak resah karena Ardhan dan Alea malah kerasan di rumah mereka dan tidak balik-balik lagi. Padahal hari perkiraan lahir cucunya sudah semakin dekat. Dia mendesak suaminya yang sibuk itu untuk memarahi sang putra yang belum juga mengantar istrinya ke rumah keluarga.

“Ya ampun, Ma! Ini yang mau melahirkan siapa sih? Kok Mama yang risau tidak jelas!” Hamid keberatan jika hanya untuk urusan menghubungi Ardhan dia juga yang melakukan.

“Anak itu biasanya lebih mendengar Papa. Buruan gih telpon!” Desak Hera.

“Masih sebulan, masih lama lho itu. Udah entar juga pulang-pulang sendiri. Kayak anak TK saja di ingatkan terus!”Hamid masih keberatan.

“Ya Allah, Papa! Cuman diminta menghubungi anaknya saja berat banget, ya? Mama hanya cemas, sudah berapa kali Alea hampir celaka di luar sana? Papa kok santai-santai saja?”

“Ardhan sudah pasti memikirkan hal itu, Ma!” Hamid sekali lagi membantah. Membuat istrinya itu berbalik badan dengan kasar sambil ngedumel berlalu meninggalkan pria yang menur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status