Sophia sampai di toko bunga dengan nafas yang tersengal. Dia terus meminta maaf pada ayahnya karena sudah menunggunya cukup lama. Shaka memang membangunkannya pagi ini, tapi Sophia harus bersiap-siap lebih dulu dan menyiapkan bekal sarapan dan juga makan siangnya. Dia tidak sempat sarapan di rumah karena ulah Shaka. Kejadian malam itu membuat Sophia sedikit takut jika berada di dekat Shaka. Jantungnya tidak karu-karuan, dan Sophia rasanya mual jika dekat dengan pria itu. Mau marah, menangis pun tidak ada gunanya. Semuanya sudah terjadi, dan Shaka sudah merenggut sesuatu yang berharga, yang selama ini dijaga oleh Sophia. Memang sih, secara tidak langsung Shaka memberikan dirinya hak sebagai istri. Tapi kan masalahnya jika hal itu dilakukan dalam keadaan dipaksa bukanlah itu termasuk pemerkosaan? Meskipun mereka ini suami istri tetap saja hal itu tidak baik. Mau lapor polisi juga rugi, yang ada mereka akan menertawakan kebodohan Sophia. Jika suami istri diperbolehkan melakukan hubungan
“Bayinya sehat. Usianya memasuki bulan ketiga.” kata Dokter Sabrina, dokter kandungan yang terbaik menurut Valery. “Ini dengan Ibu siapa?” “Sophia. Ibu Sophia.” jawab Valery cepat.Dokter Sabrina pun segera menulis nama lengkap Sophia dan juga Shaka untuk data masuk. Dari awal mereka bertemu hingga sampai di dokter kandungan, Valery tidak mengatakan apapun begitu juga dengan Shaka yang hanya diam saja dan fokus pada jalanan ibukota. Dia juga tidak tahu jika periksa kandungan membutuhkan data-data setiap kali periksa. Sophia takut setelah ini keluarga Shaka tahu jika yang hamil itu Valery bukan Sophia.Sesudah itu, Shaka meminta Sophia dan Valery untuk menunggu sejenak. Dia akan menebus obat dan juga vitamin untuk kehamilan Valery, Shaka juga akan membelikan susu ibu hamil yang bagus untuk Valery konsumsi setelah harinya. “Aku pikir rencana kita tidak akan berhasil, tapi ternyata aku malah hamil sungguhan.” celetuk Valery.Sophia menatap Valery sejenak, lalu kembali melihat ibu hamil
“Aku takut mereka tahu kalau yang hamil itu bukan aku tapi Valery.” ucap Sophia. Petra dan Mia baru saja pulang beberapa menit yang lalu, meninggikan Shaka dan Sophia yang mendadak pusing dengan drama yang mereka ciptakan sendiri. “Yang penting kita tutup mulut semuanya aman.” “Shaka tidak semudah itu. Serapat apapun kita menutupinya pasti ada saja yang memberitahu. Mungkin tidak kita, tapi—” “Kamu menuduh Valery!!” pungkas Shaka cepat menatap Sophia. “Dia sudah banyak berubah menjadi perempuan baik, tidak mungkin Valery senekat itu memberitahu mereka jika dia hamil anakku.” ujarnya. “Kamu yakin itu anakmu!!” seru Sophia kesal. “Kamu pikir itu bayi siapa jika bukan bayiku? Dia itu kekasihmu, dan kita sering melakukan hal itu sejak dulu. Tidak mungkin juga Valery hamil dengan orang lain, sedangkan dia tidak dekat dengan laki-laki manapun kecuali aku.” Nada bicara Shaka merendah, ketika Sophia meninggikan suaranya. Pria itu tahu Sophia kesal dengannya, tapi kan tidak harus menudu
Meluangkan waktu sejenak, Sophia memilih pergi ke pusat perbelanjaan. Dia ingin melihat bunga rangkai yang dijual di pusat perbelanjaan ini, apakah harganya setara dengan milik Sophia atau mungkin lebih marah dengan bunga yang begitu bagus dan banyak. Dan ternyata benar, bunga yang mereka jual sangat bagus dan banyak. Rangkaiannya juga berbeda dari yang lain dan tentunya membuat Sophia ingin mempelajarinya. Dia pun mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa gambar bunga rangkai yang indah.“Bunganya cantik.” puji Sophia memegang bunga berwarna biru indah. “Forget me not, nama bunga biru cantik ini.” Sophia tersentak, dia pun langsung menunduk malu karena ketahuan mengagumi keindahan bunga biru yang baru saja dia lihat hari ini. Mungkin ini bukan bunga sembarang, atau cara perawatannya juga pasti sulit belum tentu juga bunga itu bisa tumbuh secantik ini di toko Sophia.Setelah puas melihat-lihat bunga cantik itu, Sophia memilih untuk pergi meninggalkan bunga rangkai. Dia sudah men
Pertengkaran itu membuat suasana rumah ini jadi hening. Di meja makan Shaka dan juga Sophia lebih sibuk menikmati makanan mereka ketimbang berbicara satu sama lain. Yang biasanya mereka tukar ceritanya saling menyapa bahkan saling bercanda, nyatanya saat ini mereka lebih memilih untuk diam. Selesai makan pun Shaka juga pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. Tidak ada Sophia yang mencium punggung tangan Shaka. Tidak ada Shaka yang mencium kemungkinan Sophia, yang ada Shaka pergi ke kantor dan Sophia pergi ke toko bunga. Tidak hanya itu, Sophia lebih memilih memesan taksi online ketimbang satu mobil dengan Shaka. Menurut Sophia itu jauh lebih baik ketimbang dia harus berinteraksi dengan Shaka.“Selamat pagi, Nona. Sedang menunggu taksi online datang ya?” kekeh orang itu.Sophia menarik atensinya dari ponselnya dan menatap Alcand yang baru saja datang dengan tawanya yang khas. “Alcand … aku pikir siapa loh.” Alcand tertawa kecil, “Masuk sini ketimbang menunggu taksi online yang lam
Sekarang Sophia menjalani hidupnya seperti dulu. Seperti Sophia datang ke rumah Shaka untuk pertama kalinya. Dia tidak memperdulikan keberadaan Shaka sama sekali, bahkan mau terjatuh pun juga Sophia tidak peduli sama sekali. Ini sudah berjalan selama berbulan-bulan, hanya di depan kedua orang tua mereka saja Sophia dan Shaka melanjutkan drama suami istri yang romantis dan berkesan baik-baik saja. Meskipun sebenarnya Sophia lelah dan ingin mengakhiri semuanya. Bisa saja Sophia mengatakan semuanya pada Petra tentang semua ini, tapi tetap saja Sophia tidak tega menyakiti orang tua. Lebih baik dia mengalah dengan rasa sakit yang sering kali Shaka berikan padanya. “Sudah berapa bulan Sophia kehamilanmu?” tanya Petra antusias. “Lima bulan Pi, bayi dan ibunya sehat.” jawab Shaka.Selama kontrol kandungan hanya Shaka saja yang mengantar. Sophia tidak pernah mau ikut, karena tidak ingin terluka jauh lebih dalam lagi. Cukup setelah hari berdiam diri dan tidak saling sapa menurut Sophia sudah
Dengan susah payah, Shaka mengangkat Petra untuk masuk kedalam mobil dan membawanya ke rumah sakit. Shaka hanya takut terjadi sesuatu dengan ayahnya setelah mengetahui hal ini. Sebenarnya bukan ini yang Shaka inginkan, dia tidak ingin kebenaran ini terungkap lebih dulu sebelum Shaka menginginkannya. Shaka masih menunggu bayi itu lahir sebelum Petra tahu semuanya. Tapi yang terjadi …“Sophia.” panggil Shaka. Dia tahu, setelah siuman ayahnya pasti mencari sosok Sophia.“Jangan cari dia dulu, kita harus bawa Papi mu ke rumah sakit. Ini lebih penting ketimbang wanita cacat itu!!” seru Mia kesal.“Apa yang dikatakan Tante Mia itu benar, kita harus selamatkan Om Petra dulu, setelah itu baru kita urus Sophia.” tambah Valery.Shaka menurut, dia pun langsung memutari mobilnya dan duduk di depan kemudi. Beda dengan Mia dan juga Valery yang malah tersenyum penuh kemenangan. Ya, hal ini sengaja Mia dan Valery lakukan untuk membongkar kedok kehamilan Sophia. Mia ingin Shaka dan juga Sophia berpisa
Valery merasa lelah, dia memilih untuk pulang ke rumahnya setelah Shaka mengantarkannya. Pria itu juga sempat mampir ke rumah dan tidak menemukan siapapun kecuali bekas darah kering di lantai. Itu tandanya, Sophia terluka setelah Mia mendorongnya tadi. Mengambil beberapa baju, Shaka hendak pergi kembali ke rumah sakit, dia akan menginap disana dan mengirim pesan pada Sophia tentang Petra. Tapi yang terjadi, Shaka malah dikejutkan dengan isi pesan dari Ayu. Dimana Ayu memberitahu Shaka akhirnya tentang keadaan Sophia yang juga di rawat di rumah sakit dekat rumahnya. Sophia mengalami luka serius akibat dorongan tadi, sehingga kandungannya yang baru saja memasuki bulan kedua mengalami keguguran. Shaka shock, sampai ponselnya pun jatuh ke lantai. Itu tandanya malam itu Sophia tak benar-benar meminum obat kontrasepsi setelah mereka tak sengaja berhubungan badan? Apalagi Shaka dalam keadaan mabuk berat karena melihat Sophia berciuman dengan Alcand. “Tidak mungkin!!” gumam Shaka pelan.“A