Valery merasa lelah, dia memilih untuk pulang ke rumahnya setelah Shaka mengantarkannya. Pria itu juga sempat mampir ke rumah dan tidak menemukan siapapun kecuali bekas darah kering di lantai. Itu tandanya, Sophia terluka setelah Mia mendorongnya tadi. Mengambil beberapa baju, Shaka hendak pergi kembali ke rumah sakit, dia akan menginap disana dan mengirim pesan pada Sophia tentang Petra. Tapi yang terjadi, Shaka malah dikejutkan dengan isi pesan dari Ayu. Dimana Ayu memberitahu Shaka akhirnya tentang keadaan Sophia yang juga di rawat di rumah sakit dekat rumahnya. Sophia mengalami luka serius akibat dorongan tadi, sehingga kandungannya yang baru saja memasuki bulan kedua mengalami keguguran. Shaka shock, sampai ponselnya pun jatuh ke lantai. Itu tandanya malam itu Sophia tak benar-benar meminum obat kontrasepsi setelah mereka tak sengaja berhubungan badan? Apalagi Shaka dalam keadaan mabuk berat karena melihat Sophia berciuman dengan Alcand. “Tidak mungkin!!” gumam Shaka pelan.“A
Mia dan bagian terkejut melihat wajah Shaka yang babak belur. Pria itu beralasan jika ada rampok ketika di pulang ke rumah, dan rumah keadaan sepi tidak ada satu orang pun. Sophia dirawat dirumah sakit dan Ayu yang menjaganya. Shaka juga belum sempat menjenguk Sophia karena sibuk dengan Mia dan juga Petra. Besok atau lusa Shaka janji akan melihat keadaan Sophia, wanita itu jelas merasakan terpukul dengan insiden yang terjadi pada diri Sophia.“Huh baru juga begitu dia sudah masuk rumah sakit? Mami bahkan ingin sekali mendorong Sophia ke jurang hingga tewas.” ucap Mia geregetan.“Mami jaga ucapanmu, bagaimanapun dia istriku. Dan dia juga masih punya keluarga!!” Mia memutar bola matanya malas. “Kamu pikir dia menikah denganmu itu karena apa? Yang jelas ingin hidup enak, apa yang dia inginkan semuanya ada dan gratis. Hidupnya sangat miskin, tidak mungkin ada alasan lain selain itu.” cetus Mia yang terus terusan membenci Sophia. “Mendengar toko bunga dia terbakar saja Mami udah berharap
Sophia mencoba keluar dari zona gelapnya. Dia sudah mencoba berbaur dengan beberapa tetangga yang mulai menyapa Sophia. Maklum saja satu minggu tinggal dirumah ini tak sekalipun Sophia keluar dari rumah hanya sekedar ingin tahu bagaimana wujud tetangganya. Kecuali Ayu yang sering membeli sayur di penjual sayur keliling di sering berhenti di pos yang tak jauh dari rumah yang ditempati Sophia. Bertegur sapa, sampai ada beberapa tetangga yang penasaran dengan majikan Ayu yang tidak pernah keluar rumah saja sekali. Dan ini kali pertama Sophia keluar rumah dan di sambut oleh beberapa tetangga barunya. Awalnya mereka berbisik setelah melihat kondisi Sophia yang berbeda dengan mereka. Bahkan mereka sampai memperhatikan dengan detail bagaimana cara Sophia berjalan dengan kaki cacatnya. Setelah tahu Sophia itu murah sembuh dan kelihatan baik, membuat mereka cepat mengakrabkan diri. “Kata Ayu, kamu suka sekali dengan bunga ya.” ucap Angelin tetangga baru Sophia. Sophia tersenyum. Lebih tepat
Sophia pikir dia sudah bangun lebih awal dari semua orang. Taunya ada satu manusia yang menyibukkan diri di dapur dan memasak sesuatu, sehingga membuat Sophia tertarik untuk mendekatinya. “Selamat pagi. Lagi masak apa ini?” tanya Sophia bersemangat.Alcand yang hanya menggunakan baju tanpa lengan dan di titik bagian depan dengan celemek pun tersenyum kaku. “Aku sedang membuat beberapa menu masakan baru untuk sarapan kita.” ucap Alcand meringis. “Aku membuat sandwich alpukat dan juga salmon. Tapi … sepertinya salmon nya tidak ingin dimasak sehingga protes ketika masuk ke minyak panas.” lanjutnya.Sophia tertawa mendengar hal itu, bagaimana tidak protes jika Alcand saja melempar daging salmon itu masuk ke dalam penggorengan. Jangankan ikan salmon apapun yang masuk penggorengan dengan cara dilempar pun akan menimbulkan minyak panas muncrat kemana-mana. Termasuk mengenai tangan Alcand hingga melepuh. “Alcand kamu bisa duduk, biar aku yang memasak.” “Tidak!! Kamu saja yang duduk, aku y
Sudah hampir setengah jam Shaka memperhatikan selembar kertas di tangannya. Dia pikir Sophia datang untuk kembali padanya, taunya malah memberikan surat cerai untuk Shaka. Dan saat ini hubungan mereka benar-benar berakhir, Sophia tidak lagi menjadi istri Shaka, meskipun pria itu sempat memohon pada pada Sophia untuk tidak melakukan hal ini, tapi yang ada tekad Sophia sudah bulat dan dia ingin berpisah dari Shaka.“Aku harap kamu bisa menerima keputusanku, Shaka.” Shaka mendongak menatap Sophia dengan tidak percaya. “Keputusan apa? Kamu bahkan tidak membicarakan lebih dulu denganku, Phia. Bagaimana bisa aku menerimanya!!” “Ini keputusan yang tepat untuk kita. Aku tidak mau tersakiti terus menerus.” “Demi Tuhan Sophia, aku mulai jatuh cinta denganmu dan kamu malah menyelesaikan hubungan kita? Apa selama ini bukti cintaku kurang untuk mempertahankan kamu?” Kalau saja ungkapan itu terdengar sebelum mereka bertengkar hebat, yang membuat Petra masuk rumah sakit. Mungkin Sophia masih bis
Petra pulang ke rumah bersama dengan Shaka. Mereka menunjukkan raut wajah sedihnya di hadapan Mia yang sibuk memilih baju mana yang bagus dipakai dihari pernikahan Shaka dan juga Valery. “Kalian ini kenapa pulang-pulang wajahnya kok begitu.” tanya Mia heran.“Aku baru saja bertemu dengan Sophia. Dia memberikan amplop coklat ini padaku.” ungkap Petra. Mia yang penasaran pun mengambil amplop coklat dan membukanya. Isinya hanya surat pengadilan yang dimana Shaka dan juga Sophia sudah resmi bercerai. Bukannya sedih atau kecewa dengan keputusan Sophia, Mia malah tersenyum dan nampak bahagia. “Bagus dong kalau Shaka sudah berpisah dari perempuan cacat itu. Dia memang tidak layak menjadi pendamping Shaka.” cetus Mia. “Kenapa ya Mami itu tidak tahu malu mengatakan hal itu. Padahal sudah jelas perceraian ini terjadi karena Mami. Kalau saja Mami tidak mendorong Sophia hingga terjatuh, mungkin anakku saat ini masih ada.” Mia memutar bola matanya malas. “Secara tidak langsung kamu sudah menu
Merentangkan kedua tangannya, Sophia pun tersenyum penuh dengan arti. Pagi ini Alcand mau datang ke rumah untuk ikut sarapan bersama, Sophia sudah memberitahu ibu dan ayahnya untuk menyiapkan lebih banyak makanan pagi ini. Menyiapkan diri lebih dulu, Sophia pun sudah siap dengan dress coklat tua polos yang dia kenakan. Wanita itu mempoles wajahnya dengan bedak tipis lalu lipstik berwarna nude kesukaan Sophia.“Cantik banget anak Ibu.” goda Lita. Kedua pipi Sophia pun bersemu merah, jantungnya berdegup kencang seolah ingin lompat dari tempatnya. Ini hanya sarapan pagi seperti biasanya, mereka juga sering bertemu, lalu kenapa juga jantungnya bereaksi berbeda? Seharusnya tidak seperti ini, lagian ini tidak berlebihan. “Ibu jangan menggodaku.” Lita tertawa kecil, dia pun langsung menatap ulang makanan yang sudah jadi di meja makan kecilnya dengan rapi. Menu sederhana yang jauh dari kata mewah, Lita hanya berharap jika Alcand tidak akan kecewa dengan masakan Lita. Suara ketukan pintu m
Tepat jam tujuh malam, Sophia sudah siap dengan penampilan nya yang elegan. Dia pun duduk di teras rumahnya sambil meremas kedua tangannya, tiba-tiba saja tangannya berkeringat, jantungnya juga bereaksi berlebihan. Entah apa yang terjadi, tapi Sophia tidak suka dengan hal ini. Dia baru saja di sakiti oleh Shaka masa iya dia harus jatuh cinta dengan Alcand. Tidak!! Itu tidak mungkin!Ucapkan Alcand waktu itu tidak benar. Itu hanya gurau saja, mana mungkin Alcand meminta cinta pada Sophia yang jelas-jelas seorang janda yang sudah tidak suci lagi. Sedangkan di kontrak yang tertulis mereka tidak dibolehkan saling menyentuh satu sama lain.“Bu, nunggu bapak Alcand ya.” kekeh Ayu. Sophia hanya menggeleng, “Tidak. Aku cuma ingin duduk di teras saja.” “Loh, tidak papa Bu kalau iya. Saya setuju Ibu dengan pak Alcand.” “Jangan banyak berharap, kita tidak sedekat itu.” Ayu ingin menyela, membuka mulutnya dan menjawab ucapan Sophia. Tapi dia urungkan ketika ada sebuah mobil yang berhenti di d
Apa yang diharapkan terwujud. Asriel dan juga Sophia sudah resmi menjadi suami istri beberapa jam yang lalu. Asriel dengan lantang mampu mengucapkan janji suci yang membuat Sophia gemetar. Padahal Sophia sudah merasa takut jika pernikahannya dengan Asriel akan gagal. Tapi ternyata … “Susah banget sih ini gaun lepasnya.” ucap Sophia. Wanita itu mencoba untuk menurunkan resleting gaun yang berada di punggungnya.Melihat hal itu Asriel pun mencoba membantu Sophia untuk melepaskan gaun yang wanita itu kenakan. Gaun pilihan ibunya yang katanya memberatkan tubuh Sophia. Asriel pikir hanya satu kali saja Sophia gantung baju, ternyata Irana sudah menyiapkan empat gaun untuk Sophia kenakan sampai malam hari untuk resepsi. “Kamu ngapain?” tanya Sophia heran.“Bantu kamu.” Asriel terlalu fokus menatap punggung Sophia yang terpampang jelas sekali di mata Asriel. Tangannya reflek menyentuh punggung itu dan mengusapnya.Sedangkan Sophia, dia sudah mencoba menopang baju bagian depan agar tidak j
Setelah melihat undangan yang sudah jadi, Sophia dan juga Irana memilih untuk pergi ke butik. Irana ingin memilih gaun yang cocok untuk Sophia menikah dengan putranya. Pernikahan ini sudah Irana idamkan sejak dulu, hanya saja putranya tidak ingin menikah jika bukan dengan Sophia. Entah apa maksudnya, Irana juga tidak mempermasalahkan status Sophia yang janda. Karena dengan uang, Asriel bisa mengubah semua identitas Sophia sesuai dengan apa yang dia inginkan. Masuk ke dalam butik, Irana meminta beberapa orang untuk menunjukkan beberapa gaun mewah untuk dipilih Sophia.“Kamu mau pilih yang mana, Phia?” tanya Irana.Sophia bingung dihadapi dengan beberapa gaun mewah di depannya. Sudah dipastikan gaun itu akan terasa berat dan tidak nyaman untuk Sophia kenakan. Mau menolak secara kasar pun juga Sophia sungkan, dipikir nanti Sophia tidak punya sopan santun oleh Irana. “Aku bingung, Tante.” jawab Sophia akhirnya Irana tertawa kecil. Dia pun memilih satu gaun putih bersih nomor dua dari s
“Aaaa sialan!!” umpat Valery. Sepanjang hari ini beritanya hanya satu. Tentang pernikahan Sophia dan juga Asriel yang menjadi berita paling terdepan. Unggahan Asriel membuat beberapa wartawan mulai meliput dan mencari tahu wanita mana yang berhasil dan beruntung menikah dengan pria itu. Dan yang jelas wartawan dengan cepat menemukan wanita yang beruntung itu. Siapa lagi jika bukan Sophia dan yang langsung membuat Valery tidak suka. “Jangan mengumpat, Saverio tahu apa yang kamu katakan, Valery.” ucap Ranu.Ya, keluar dari rumah sakit dan Shaka menceraikan Valery. Wanita itu yang takut hidup miskin dan serba kurang akhirnya memilih menikah dengan Ranu. Sesuai dengan janji yang Shaka katakan waktu itu, dia memberikan sejumlah uang untuk Valery, dengan harapan wanita itu bisa mengelolanya dengan baik. Dan masalah perusahaan Ranu, selama tiga bulan ini sedikit demi sedikit bisa kembali bangkit dan tidak kekurangan biaya apapun. Ranu pikir Shaka akan berbohong dan membiarkan dia hidup gel
Sudah tiga bulan lamanya, setelah pindah rumah Sophia tak lagi pernah melihat sosok Alcand kembali. Pria itu seolah hilang ditelan bumi, tidak lagi pernah mengirim pesan atau mungkin meneleponnya seperti dulu. Bukannya Sophia berharap, tapi setidaknya pria itu mendatangi Sophia sekali saja untuk meminta maaf pada Sophia. Setidaknya mengakui jika dia salah telah membuat Sophia kembali merasakan sakit, padahal Alcand pernah berjanji pada Sophia untuk membuat wanita itu bahagia.Ah ya, tentang Ayu. Karena hubungannya dengan Alcand sudah merenggang, awalnya Sophia ingin memberhentikan Ayu untuk bekerja dengannya di toko bunga. Uang yang Sophia berikan tidak sebanyak yang Alcand berikan pada Ayu setiap bulannya. Tapi yang terjadi, Ayu lebih dulu meminta resign dari kerjanya dan ingin pulang ke kampung. Ibunya sedang sakit dan tidak ada yang merawat ayah dan juga adiknya di kampung, itu sebabnya Ayu memilih untuk pulang kampung dan membuka usaha kecil-kecilan. Setidaknya jika terjadi sesuat
Shaka melemparkan tatapan tajam pada wanita yang baru saja bangun dari tidur panjangnya. Mungkin sekitar tiga hari Valery tidak sadarkan diri setelah pasca melahirkan. Wanita itu masih sibuk menatap bayinya yang ada di sampingnya. Lebih tepatnya masih ada di dalam boxs bayi dan tidur. Selama Valery tidak sadarkan diri, Shaka terus saja memaksa Ranu untuk mengatakan hal sejujurnya pada Shaka tentang Ranu dan juga Valery. Anggap saja Shaka bodoh selama ini, sehingga dia ingin mencekik Valery saat ini juga.Diperhatikan dari kejauhan, Valery pun mengerutkan keningnya heran. “Sayang kamu tidak ingin melihat bayi kita? Atau mungkin memberi nama untuk bayi kita mungkin?” Bayi kita? Setelah Valery melahirkan dan mengetahui kebenarannya, sekalipun Shaka tidak ingin melihat bayi itu. Meskipun suster dan juga para dokter meminta Shaka untuk melihat, atau mungkin menggendong bayi mereka. sekalipun, Shaka tidak menyentuh bayi itu. Rasanya dia benar-benar bodoh selama ini, dibutakan oleh cinta V
Terpantau terlalu jauh, akhirnya Sophia pun menerima ajakan Alucard yang katanya ingin menunjukkan sesuatu pada Sophia. Entah apa yang ingin Alucard tunjukan sehingga mampu membuat Sophia tidak tenang. Sejak pagi hingga sore hari, Sophia terus menerus marah tidak jelas karena penasaran dengan ucapan Alcand. Jika pria itu kembali melamar Sophia, ingat kata Ayu dan juga Ibu, Terima saja mungkin bahagia Sophia ada di tangan Alcand. Tentu saja Sophia juga sudah memikirkan matang-matang jawaban apa yang harus diberikan pada Alcand. Melihat Alcand yang datang, Sophia pun tersenyum sangat cerah. Apalagi Alcand yang baru saja turun dari mobilnya sambil membawa bunga mawar salem kesukaan Sophia. "Terimakasih." ucap Sophia saat menerima rangkaian bunga dari Alcand."Ayo kita pergi sekarang." ajak Alcand. Sophia mengangguk, setelah menaruh bunga yang diberikan di ruang tamu Sophia memilih untuk pergi cepat. Dengan status barunya yang seorang janda, banyak sekali tetangga yang mencibir apalagi
Dua orang pria dewasa tengah duduk santai sambil menikmati segelas wine di tangan mereka. Hampir satu jam lebih mereka hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun, bahkan satu kata pun tidak keluar dari bibir mereka. Tentu saja hal itu membuat suasana menjadi bosan. "Mau sampai kapan berdiam diri terus menerus seperti ini?" ucap salah satunya. Pria yang mengenakan baju merah.Pria berbaju hitam pun mendesah, dia pun menggeleng lalu mengangguk. "Aku juga tidak tahu." "Mau aku kasih saran?" "Apa?" "Lebih baik selesaikan dengan cepat sebelum semuanya berakhir dengan saling menyakiti. Kamu terlihat serius tapi sebenarnya kamu hanya ingin tahu saja kan?"Pria berbaju hitam itu langsung diam. Semua itu tidak benar, apa yang dia lakukan itu benar apa adanya. Dia sangat serius hingga ingin meminang wanita itu untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Tapi disisi lain dia sedang menyakinkan dirinya jika apa yang dia rasakan itu adalah rasa cinta, bukan rasa tertarik sesaat yang dimana tidak ada ni
“Bu di depan ada orang yang ingin membeli bunga rangkai.” ucap Ayu.Alis Sophia mengerut secara sempurna. Dia pun menatap Ayu dengan heran, bunga rangkai di depan sudah di pesan oleh seseorang dan satu jam lagi akan diambil oleh orang memesan. Dan sekarang ada orang yang datang untuk membeli bunga rangkai itu? Dengan berjalan tertatih, Sophia pun keluar ruangan nyamannya untuk melihat siapa yang ingin membeli bunga rangkai miliknya. Dan itu adalah Valery yang datang dengan perut buncit nya. Sophia menarik nafasnya, sejujurnya dia paling malas tapi mau bagaimana lagi. Menuruni dua anak tangga untuk bisa berdiri tepat di depan Valery.“Mau apa?” tanya Sophia heran.“Mau apa? Seharusnya tanpa aku jelaskan kamu sudah tau maksud dari kedatanganku, Sophia.” Dan nyatanya sampai saat ini Sophia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Valery. Wanita itu datang ke toko bunganya dengan keadaan marah tidak jelas, jika saja Sophia bisa membaca pikiran orang mungkin tanpa diperjelas pun Sophia akan ta
Saka berlari kencang setelah menerima panggilan masuk dari Petra, yang memberi kabar jika Mia mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Shaka yang panik pun segera menjumpai Petra yang tengah duduk di depan ruang rawat.“Apa yang terjadi, Pi? Bagaimana hal ini bisa terjadi?” tanya Shaka bertubi-tubi.Petra menggeleng, “Papi juga tidak tahu apa yang terjadi. Ada seseorang yang menerima panggilan Papi, dan orang itu bilang jika Mami kamu kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Mami kamu tidak sadarkan diri selama dua jam, dokter sedang memeriksa dan semoga saja semuanya baik-baik saja.” Shaka juga berharap seperti itu, semoga tidak terjadi sesuatu dengan ibunya. Jantung Shaka berdebar kencang tidak sepertinya biasanya, sesuatu telah terjadi tapi yang ada dipikiran Shaka malah Sophia. Seolah dia ingin sekali memberitahu Sophia jika ibunya mengalami kecelakaan. Tapi detik berikutnya Shaka pun kembali berpikir, untuk apa juga dia memberitahu Sophia tentang hal ini. Toh, wanita itu tidak a