“Dia itu kekasih Valery yang baru.” ucap Alcand tiba-tiba.Sophia menatap Alcand dengan penuh tanda tanya. “Maksudnya? Bukannya Valery kembali dengan Shaka dan sebentar lagi mau menikah?” “Memang.!! Shaka itu terlalu bodoh, aku sudah mengingatkan tapi dia tidak peduli sama sekali.” Sophia masih tidak mengerti dengan apa yang Alcand katakan. Hanya saja dia cuma tahu kalau Shaka sangat mencintai Valery dan ingin kembali.Disini Alcand menjelaskan dengan detail, jika selama ini Valery itu tidak mencintai Shaka. Dia hanya memanfaatkan Shaka saja untuk hidupnya. Awalnya Valery juga seorang model terkenal, tapi karirnya hancur karena ulah dia sendiri yang suka keluar masuk apartemen dengan suami orang. Kasus itu sempat viral dan semua orang tahu akan hal itu, Alcand tidak tahu Shaka tau masalah itu atau tidak. Tapi dengan cepat Valery langsung meminta para wartawan untuk menutup kasus itu, apalagi waktu itu Valery dan Shaka sedang pendekatan. Mungkin untuk terlihat menjadi orang yang baik
Sophia melipat tangannya di dada sambil menatap beberapa bingkisan di atas meja. Alis wanita itu terangkat sebelah, lalu menatap dua pria yang berdiri di hadapannya dengan raut wajah kebingungan.“Ini kalian ada acara apa sampai membawa banyak sekali bingkisan ke rumahku.” tanya Sophia heran.“Tidak ada. Hanya ingin memberi saja. Aku melihat ada gaun bagus jadi aku beli.” jelas Asriel menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.“Aku juga. Aku melihat flatshoes bagus, lalu ingat kamu terus aku beli juga.” sambung Alcand. Sophia mendesah, dia pun duduk di kursi single dan memijat pelipisnya pusing. Tidak seharusnya mereka datang ke rumah ini dengan membawa banyak barang. Baju dan juga flatshoes milik Sophia sudah terlalu banyak, meskipun harganya murah dan tidak semahal seperti yang mereka belikan tapi Sophia nyaman. Mereka tidak perlu membawa bingkisan ke rumah jika ingin bertemu dengan Sophia. Tidak perlu membawa banyak barang atau apapun itu, Sophia tidak membutuhkan hal itu. Mereka
Mengacak rambutnya, Sophia tak henti-hentinya memikirkan malam itu. Dimana dia dan juga Alcand sedang berada di tengah laut hanya untuk makan malam bersama.Malam itu … Pujian Alcand memang sempat membuat jantung Sophia berhenti berdetak. Itu hanya ucapan biasa tapi entah kenapa efeknya luar biasa sekali, mampu membuat seluruh aliran tubuh Sophia berhenti. Ini bukan ucapan pertama, bahkan berkali-kali sejak dulu Alcand selalu memuja Sophia dengan kata cantik. Hanya saja kenapa kemarin membuat Sophia seolah hilang akal? Apa ini yang dinamakan rasa tertarik? Atau mungkin jatuh cinta yang sesungguhnya? Karena tidak hanya dengan Alcand saja Sophia merasakan debaran jantung yang sama ketika dengan Shaka. Tidak! Ini hanya rasa tertarik bukan rasa cinta atau apapun itu. Ya, itu rasa tertarik bukan suka atau selebihnya. Setelah insiden menyelipkan rambut, Alcand meminta Sophia untuk segera duduk. Dan lagi, Sophia harus terkejut dengan sebuah rangkaian bunga not forget me yang sangat cantik
Untuk mengusir rasa bosan, Sophia memilih untuk meneguk coklat hangat cafe di salah satu cafe dekat dengan toko bunga. Matanya terarah pada sebuah toko kue dan juga cemilan lain yang berdiri kokoh di depan cafe ini. Toko mama, yang menyediakan banyak sekali kue dan cemilan. Dan Sophia sering kali mendapatkan bingkisan dari toko mama itu. Tapi akhir-akhir ini Sophia tidak lagi mendapatkan paket misterius dari toko mama. Kalaupun ditanya siapa yang membeli karyawan dan juga pemilik toko kue tersebut tidak memberitahu Sophia siapa yang mengirim cemilan itu. Meskipun Sophia penasaran, tapi tetap saja Sophia tidak menerima informasi apapun.Dan sampai saat ini Sophia tidak tahu pengiriman yang sebenarnya. Sedangkan Sophia ingin tahu apa motif dari paket yang sering diterima dari toko mama. Minimal Sophia tahu alasannya saja sudah lebih dari cukup. “Hai Nona … sedang melamun?” Ucapan itu membuat lamunan Sophia buyar. Dia pun menatap ke arah samping, dimana Asriel yang datang dengan satu c
Kehidupan Sophia benar-benar seperti yang Sophia inginkan. Dia tidak harus mendengar cacian maki dari orang yang tidak suka dengannya. Sekarang ada lebih banyak orang yang menghargai lebih menghargai Sophia. Doa tidak perlu takut lagi tentang siapa yang akan mau menikah dengannya atau tidak. Dan Sophia tidak perlu memikirkan hal itu.Menggaruk tanah dan menabur benih bayam, Sophia ingin menanam banyak sekali sayur di samping lahan kosong rumahnya. Sayang sekali jika tanah kosongnya dianggurin, sedangkan yang sampingnya sudah ada taman bunga yang lumayan banyak dan siap panen. Katanya, siang nanti akan ada orang suruhan Sion untuk mengambil bunga di rumah. Tapi sudah sampai sore begini tidak ada orang yang datang ke rumah. Apa mungkin Sion lupa ya? Maklum saja ayahnya itu sudah tua dan gampang sekali lupa. Sophia sengaja tidak datang ke toko bunga karena ingin bertanam di rumah sendiri.Kembali menabur benih Sophia malah mendengar pertengkaran kecil di sekitar rumahnya. Sophia mengeru
Saka berlari kencang setelah menerima panggilan masuk dari Petra, yang memberi kabar jika Mia mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Shaka yang panik pun segera menjumpai Petra yang tengah duduk di depan ruang rawat.“Apa yang terjadi, Pi? Bagaimana hal ini bisa terjadi?” tanya Shaka bertubi-tubi.Petra menggeleng, “Papi juga tidak tahu apa yang terjadi. Ada seseorang yang menerima panggilan Papi, dan orang itu bilang jika Mami kamu kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Mami kamu tidak sadarkan diri selama dua jam, dokter sedang memeriksa dan semoga saja semuanya baik-baik saja.” Shaka juga berharap seperti itu, semoga tidak terjadi sesuatu dengan ibunya. Jantung Shaka berdebar kencang tidak sepertinya biasanya, sesuatu telah terjadi tapi yang ada dipikiran Shaka malah Sophia. Seolah dia ingin sekali memberitahu Sophia jika ibunya mengalami kecelakaan. Tapi detik berikutnya Shaka pun kembali berpikir, untuk apa juga dia memberitahu Sophia tentang hal ini. Toh, wanita itu tidak a
“Bu di depan ada orang yang ingin membeli bunga rangkai.” ucap Ayu.Alis Sophia mengerut secara sempurna. Dia pun menatap Ayu dengan heran, bunga rangkai di depan sudah di pesan oleh seseorang dan satu jam lagi akan diambil oleh orang memesan. Dan sekarang ada orang yang datang untuk membeli bunga rangkai itu? Dengan berjalan tertatih, Sophia pun keluar ruangan nyamannya untuk melihat siapa yang ingin membeli bunga rangkai miliknya. Dan itu adalah Valery yang datang dengan perut buncit nya. Sophia menarik nafasnya, sejujurnya dia paling malas tapi mau bagaimana lagi. Menuruni dua anak tangga untuk bisa berdiri tepat di depan Valery.“Mau apa?” tanya Sophia heran.“Mau apa? Seharusnya tanpa aku jelaskan kamu sudah tau maksud dari kedatanganku, Sophia.” Dan nyatanya sampai saat ini Sophia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Valery. Wanita itu datang ke toko bunganya dengan keadaan marah tidak jelas, jika saja Sophia bisa membaca pikiran orang mungkin tanpa diperjelas pun Sophia akan ta
Dua orang pria dewasa tengah duduk santai sambil menikmati segelas wine di tangan mereka. Hampir satu jam lebih mereka hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun, bahkan satu kata pun tidak keluar dari bibir mereka. Tentu saja hal itu membuat suasana menjadi bosan. "Mau sampai kapan berdiam diri terus menerus seperti ini?" ucap salah satunya. Pria yang mengenakan baju merah.Pria berbaju hitam pun mendesah, dia pun menggeleng lalu mengangguk. "Aku juga tidak tahu." "Mau aku kasih saran?" "Apa?" "Lebih baik selesaikan dengan cepat sebelum semuanya berakhir dengan saling menyakiti. Kamu terlihat serius tapi sebenarnya kamu hanya ingin tahu saja kan?"Pria berbaju hitam itu langsung diam. Semua itu tidak benar, apa yang dia lakukan itu benar apa adanya. Dia sangat serius hingga ingin meminang wanita itu untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Tapi disisi lain dia sedang menyakinkan dirinya jika apa yang dia rasakan itu adalah rasa cinta, bukan rasa tertarik sesaat yang dimana tidak ada ni