Untuk mengusir rasa bosan, Sophia memilih untuk meneguk coklat hangat cafe di salah satu cafe dekat dengan toko bunga. Matanya terarah pada sebuah toko kue dan juga cemilan lain yang berdiri kokoh di depan cafe ini. Toko mama, yang menyediakan banyak sekali kue dan cemilan. Dan Sophia sering kali mendapatkan bingkisan dari toko mama itu. Tapi akhir-akhir ini Sophia tidak lagi mendapatkan paket misterius dari toko mama. Kalaupun ditanya siapa yang membeli karyawan dan juga pemilik toko kue tersebut tidak memberitahu Sophia siapa yang mengirim cemilan itu. Meskipun Sophia penasaran, tapi tetap saja Sophia tidak menerima informasi apapun.Dan sampai saat ini Sophia tidak tahu pengiriman yang sebenarnya. Sedangkan Sophia ingin tahu apa motif dari paket yang sering diterima dari toko mama. Minimal Sophia tahu alasannya saja sudah lebih dari cukup. “Hai Nona … sedang melamun?” Ucapan itu membuat lamunan Sophia buyar. Dia pun menatap ke arah samping, dimana Asriel yang datang dengan satu c
Kehidupan Sophia benar-benar seperti yang Sophia inginkan. Dia tidak harus mendengar cacian maki dari orang yang tidak suka dengannya. Sekarang ada lebih banyak orang yang menghargai lebih menghargai Sophia. Doa tidak perlu takut lagi tentang siapa yang akan mau menikah dengannya atau tidak. Dan Sophia tidak perlu memikirkan hal itu.Menggaruk tanah dan menabur benih bayam, Sophia ingin menanam banyak sekali sayur di samping lahan kosong rumahnya. Sayang sekali jika tanah kosongnya dianggurin, sedangkan yang sampingnya sudah ada taman bunga yang lumayan banyak dan siap panen. Katanya, siang nanti akan ada orang suruhan Sion untuk mengambil bunga di rumah. Tapi sudah sampai sore begini tidak ada orang yang datang ke rumah. Apa mungkin Sion lupa ya? Maklum saja ayahnya itu sudah tua dan gampang sekali lupa. Sophia sengaja tidak datang ke toko bunga karena ingin bertanam di rumah sendiri.Kembali menabur benih Sophia malah mendengar pertengkaran kecil di sekitar rumahnya. Sophia mengeru
Saka berlari kencang setelah menerima panggilan masuk dari Petra, yang memberi kabar jika Mia mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Shaka yang panik pun segera menjumpai Petra yang tengah duduk di depan ruang rawat.“Apa yang terjadi, Pi? Bagaimana hal ini bisa terjadi?” tanya Shaka bertubi-tubi.Petra menggeleng, “Papi juga tidak tahu apa yang terjadi. Ada seseorang yang menerima panggilan Papi, dan orang itu bilang jika Mami kamu kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Mami kamu tidak sadarkan diri selama dua jam, dokter sedang memeriksa dan semoga saja semuanya baik-baik saja.” Shaka juga berharap seperti itu, semoga tidak terjadi sesuatu dengan ibunya. Jantung Shaka berdebar kencang tidak sepertinya biasanya, sesuatu telah terjadi tapi yang ada dipikiran Shaka malah Sophia. Seolah dia ingin sekali memberitahu Sophia jika ibunya mengalami kecelakaan. Tapi detik berikutnya Shaka pun kembali berpikir, untuk apa juga dia memberitahu Sophia tentang hal ini. Toh, wanita itu tidak a
“Bu di depan ada orang yang ingin membeli bunga rangkai.” ucap Ayu.Alis Sophia mengerut secara sempurna. Dia pun menatap Ayu dengan heran, bunga rangkai di depan sudah di pesan oleh seseorang dan satu jam lagi akan diambil oleh orang memesan. Dan sekarang ada orang yang datang untuk membeli bunga rangkai itu? Dengan berjalan tertatih, Sophia pun keluar ruangan nyamannya untuk melihat siapa yang ingin membeli bunga rangkai miliknya. Dan itu adalah Valery yang datang dengan perut buncit nya. Sophia menarik nafasnya, sejujurnya dia paling malas tapi mau bagaimana lagi. Menuruni dua anak tangga untuk bisa berdiri tepat di depan Valery.“Mau apa?” tanya Sophia heran.“Mau apa? Seharusnya tanpa aku jelaskan kamu sudah tau maksud dari kedatanganku, Sophia.” Dan nyatanya sampai saat ini Sophia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Valery. Wanita itu datang ke toko bunganya dengan keadaan marah tidak jelas, jika saja Sophia bisa membaca pikiran orang mungkin tanpa diperjelas pun Sophia akan ta
Dua orang pria dewasa tengah duduk santai sambil menikmati segelas wine di tangan mereka. Hampir satu jam lebih mereka hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun, bahkan satu kata pun tidak keluar dari bibir mereka. Tentu saja hal itu membuat suasana menjadi bosan. "Mau sampai kapan berdiam diri terus menerus seperti ini?" ucap salah satunya. Pria yang mengenakan baju merah.Pria berbaju hitam pun mendesah, dia pun menggeleng lalu mengangguk. "Aku juga tidak tahu." "Mau aku kasih saran?" "Apa?" "Lebih baik selesaikan dengan cepat sebelum semuanya berakhir dengan saling menyakiti. Kamu terlihat serius tapi sebenarnya kamu hanya ingin tahu saja kan?"Pria berbaju hitam itu langsung diam. Semua itu tidak benar, apa yang dia lakukan itu benar apa adanya. Dia sangat serius hingga ingin meminang wanita itu untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Tapi disisi lain dia sedang menyakinkan dirinya jika apa yang dia rasakan itu adalah rasa cinta, bukan rasa tertarik sesaat yang dimana tidak ada ni
Terpantau terlalu jauh, akhirnya Sophia pun menerima ajakan Alucard yang katanya ingin menunjukkan sesuatu pada Sophia. Entah apa yang ingin Alucard tunjukan sehingga mampu membuat Sophia tidak tenang. Sejak pagi hingga sore hari, Sophia terus menerus marah tidak jelas karena penasaran dengan ucapan Alcand. Jika pria itu kembali melamar Sophia, ingat kata Ayu dan juga Ibu, Terima saja mungkin bahagia Sophia ada di tangan Alcand. Tentu saja Sophia juga sudah memikirkan matang-matang jawaban apa yang harus diberikan pada Alcand. Melihat Alcand yang datang, Sophia pun tersenyum sangat cerah. Apalagi Alcand yang baru saja turun dari mobilnya sambil membawa bunga mawar salem kesukaan Sophia. "Terimakasih." ucap Sophia saat menerima rangkaian bunga dari Alcand."Ayo kita pergi sekarang." ajak Alcand. Sophia mengangguk, setelah menaruh bunga yang diberikan di ruang tamu Sophia memilih untuk pergi cepat. Dengan status barunya yang seorang janda, banyak sekali tetangga yang mencibir apalagi
Shaka melemparkan tatapan tajam pada wanita yang baru saja bangun dari tidur panjangnya. Mungkin sekitar tiga hari Valery tidak sadarkan diri setelah pasca melahirkan. Wanita itu masih sibuk menatap bayinya yang ada di sampingnya. Lebih tepatnya masih ada di dalam boxs bayi dan tidur. Selama Valery tidak sadarkan diri, Shaka terus saja memaksa Ranu untuk mengatakan hal sejujurnya pada Shaka tentang Ranu dan juga Valery. Anggap saja Shaka bodoh selama ini, sehingga dia ingin mencekik Valery saat ini juga.Diperhatikan dari kejauhan, Valery pun mengerutkan keningnya heran. “Sayang kamu tidak ingin melihat bayi kita? Atau mungkin memberi nama untuk bayi kita mungkin?” Bayi kita? Setelah Valery melahirkan dan mengetahui kebenarannya, sekalipun Shaka tidak ingin melihat bayi itu. Meskipun suster dan juga para dokter meminta Shaka untuk melihat, atau mungkin menggendong bayi mereka. sekalipun, Shaka tidak menyentuh bayi itu. Rasanya dia benar-benar bodoh selama ini, dibutakan oleh cinta V
Sudah tiga bulan lamanya, setelah pindah rumah Sophia tak lagi pernah melihat sosok Alcand kembali. Pria itu seolah hilang ditelan bumi, tidak lagi pernah mengirim pesan atau mungkin meneleponnya seperti dulu. Bukannya Sophia berharap, tapi setidaknya pria itu mendatangi Sophia sekali saja untuk meminta maaf pada Sophia. Setidaknya mengakui jika dia salah telah membuat Sophia kembali merasakan sakit, padahal Alcand pernah berjanji pada Sophia untuk membuat wanita itu bahagia.Ah ya, tentang Ayu. Karena hubungannya dengan Alcand sudah merenggang, awalnya Sophia ingin memberhentikan Ayu untuk bekerja dengannya di toko bunga. Uang yang Sophia berikan tidak sebanyak yang Alcand berikan pada Ayu setiap bulannya. Tapi yang terjadi, Ayu lebih dulu meminta resign dari kerjanya dan ingin pulang ke kampung. Ibunya sedang sakit dan tidak ada yang merawat ayah dan juga adiknya di kampung, itu sebabnya Ayu memilih untuk pulang kampung dan membuka usaha kecil-kecilan. Setidaknya jika terjadi sesuat