Merentangkan kedua tangannya, Sophia pun tersenyum penuh dengan arti. Pagi ini Alcand mau datang ke rumah untuk ikut sarapan bersama, Sophia sudah memberitahu ibu dan ayahnya untuk menyiapkan lebih banyak makanan pagi ini. Menyiapkan diri lebih dulu, Sophia pun sudah siap dengan dress coklat tua polos yang dia kenakan. Wanita itu mempoles wajahnya dengan bedak tipis lalu lipstik berwarna nude kesukaan Sophia.“Cantik banget anak Ibu.” goda Lita. Kedua pipi Sophia pun bersemu merah, jantungnya berdegup kencang seolah ingin lompat dari tempatnya. Ini hanya sarapan pagi seperti biasanya, mereka juga sering bertemu, lalu kenapa juga jantungnya bereaksi berbeda? Seharusnya tidak seperti ini, lagian ini tidak berlebihan. “Ibu jangan menggodaku.” Lita tertawa kecil, dia pun langsung menatap ulang makanan yang sudah jadi di meja makan kecilnya dengan rapi. Menu sederhana yang jauh dari kata mewah, Lita hanya berharap jika Alcand tidak akan kecewa dengan masakan Lita. Suara ketukan pintu m
Tepat jam tujuh malam, Sophia sudah siap dengan penampilan nya yang elegan. Dia pun duduk di teras rumahnya sambil meremas kedua tangannya, tiba-tiba saja tangannya berkeringat, jantungnya juga bereaksi berlebihan. Entah apa yang terjadi, tapi Sophia tidak suka dengan hal ini. Dia baru saja di sakiti oleh Shaka masa iya dia harus jatuh cinta dengan Alcand. Tidak!! Itu tidak mungkin!Ucapkan Alcand waktu itu tidak benar. Itu hanya gurau saja, mana mungkin Alcand meminta cinta pada Sophia yang jelas-jelas seorang janda yang sudah tidak suci lagi. Sedangkan di kontrak yang tertulis mereka tidak dibolehkan saling menyentuh satu sama lain.“Bu, nunggu bapak Alcand ya.” kekeh Ayu. Sophia hanya menggeleng, “Tidak. Aku cuma ingin duduk di teras saja.” “Loh, tidak papa Bu kalau iya. Saya setuju Ibu dengan pak Alcand.” “Jangan banyak berharap, kita tidak sedekat itu.” Ayu ingin menyela, membuka mulutnya dan menjawab ucapan Sophia. Tapi dia urungkan ketika ada sebuah mobil yang berhenti di d
“Dia itu kekasih Valery yang baru.” ucap Alcand tiba-tiba.Sophia menatap Alcand dengan penuh tanda tanya. “Maksudnya? Bukannya Valery kembali dengan Shaka dan sebentar lagi mau menikah?” “Memang.!! Shaka itu terlalu bodoh, aku sudah mengingatkan tapi dia tidak peduli sama sekali.” Sophia masih tidak mengerti dengan apa yang Alcand katakan. Hanya saja dia cuma tahu kalau Shaka sangat mencintai Valery dan ingin kembali.Disini Alcand menjelaskan dengan detail, jika selama ini Valery itu tidak mencintai Shaka. Dia hanya memanfaatkan Shaka saja untuk hidupnya. Awalnya Valery juga seorang model terkenal, tapi karirnya hancur karena ulah dia sendiri yang suka keluar masuk apartemen dengan suami orang. Kasus itu sempat viral dan semua orang tahu akan hal itu, Alcand tidak tahu Shaka tau masalah itu atau tidak. Tapi dengan cepat Valery langsung meminta para wartawan untuk menutup kasus itu, apalagi waktu itu Valery dan Shaka sedang pendekatan. Mungkin untuk terlihat menjadi orang yang baik
Sophia melipat tangannya di dada sambil menatap beberapa bingkisan di atas meja. Alis wanita itu terangkat sebelah, lalu menatap dua pria yang berdiri di hadapannya dengan raut wajah kebingungan.“Ini kalian ada acara apa sampai membawa banyak sekali bingkisan ke rumahku.” tanya Sophia heran.“Tidak ada. Hanya ingin memberi saja. Aku melihat ada gaun bagus jadi aku beli.” jelas Asriel menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.“Aku juga. Aku melihat flatshoes bagus, lalu ingat kamu terus aku beli juga.” sambung Alcand. Sophia mendesah, dia pun duduk di kursi single dan memijat pelipisnya pusing. Tidak seharusnya mereka datang ke rumah ini dengan membawa banyak barang. Baju dan juga flatshoes milik Sophia sudah terlalu banyak, meskipun harganya murah dan tidak semahal seperti yang mereka belikan tapi Sophia nyaman. Mereka tidak perlu membawa bingkisan ke rumah jika ingin bertemu dengan Sophia. Tidak perlu membawa banyak barang atau apapun itu, Sophia tidak membutuhkan hal itu. Mereka
Mengacak rambutnya, Sophia tak henti-hentinya memikirkan malam itu. Dimana dia dan juga Alcand sedang berada di tengah laut hanya untuk makan malam bersama.Malam itu … Pujian Alcand memang sempat membuat jantung Sophia berhenti berdetak. Itu hanya ucapan biasa tapi entah kenapa efeknya luar biasa sekali, mampu membuat seluruh aliran tubuh Sophia berhenti. Ini bukan ucapan pertama, bahkan berkali-kali sejak dulu Alcand selalu memuja Sophia dengan kata cantik. Hanya saja kenapa kemarin membuat Sophia seolah hilang akal? Apa ini yang dinamakan rasa tertarik? Atau mungkin jatuh cinta yang sesungguhnya? Karena tidak hanya dengan Alcand saja Sophia merasakan debaran jantung yang sama ketika dengan Shaka. Tidak! Ini hanya rasa tertarik bukan rasa cinta atau apapun itu. Ya, itu rasa tertarik bukan suka atau selebihnya. Setelah insiden menyelipkan rambut, Alcand meminta Sophia untuk segera duduk. Dan lagi, Sophia harus terkejut dengan sebuah rangkaian bunga not forget me yang sangat cantik
Untuk mengusir rasa bosan, Sophia memilih untuk meneguk coklat hangat cafe di salah satu cafe dekat dengan toko bunga. Matanya terarah pada sebuah toko kue dan juga cemilan lain yang berdiri kokoh di depan cafe ini. Toko mama, yang menyediakan banyak sekali kue dan cemilan. Dan Sophia sering kali mendapatkan bingkisan dari toko mama itu. Tapi akhir-akhir ini Sophia tidak lagi mendapatkan paket misterius dari toko mama. Kalaupun ditanya siapa yang membeli karyawan dan juga pemilik toko kue tersebut tidak memberitahu Sophia siapa yang mengirim cemilan itu. Meskipun Sophia penasaran, tapi tetap saja Sophia tidak menerima informasi apapun.Dan sampai saat ini Sophia tidak tahu pengiriman yang sebenarnya. Sedangkan Sophia ingin tahu apa motif dari paket yang sering diterima dari toko mama. Minimal Sophia tahu alasannya saja sudah lebih dari cukup. “Hai Nona … sedang melamun?” Ucapan itu membuat lamunan Sophia buyar. Dia pun menatap ke arah samping, dimana Asriel yang datang dengan satu c
Kehidupan Sophia benar-benar seperti yang Sophia inginkan. Dia tidak harus mendengar cacian maki dari orang yang tidak suka dengannya. Sekarang ada lebih banyak orang yang menghargai lebih menghargai Sophia. Doa tidak perlu takut lagi tentang siapa yang akan mau menikah dengannya atau tidak. Dan Sophia tidak perlu memikirkan hal itu.Menggaruk tanah dan menabur benih bayam, Sophia ingin menanam banyak sekali sayur di samping lahan kosong rumahnya. Sayang sekali jika tanah kosongnya dianggurin, sedangkan yang sampingnya sudah ada taman bunga yang lumayan banyak dan siap panen. Katanya, siang nanti akan ada orang suruhan Sion untuk mengambil bunga di rumah. Tapi sudah sampai sore begini tidak ada orang yang datang ke rumah. Apa mungkin Sion lupa ya? Maklum saja ayahnya itu sudah tua dan gampang sekali lupa. Sophia sengaja tidak datang ke toko bunga karena ingin bertanam di rumah sendiri.Kembali menabur benih Sophia malah mendengar pertengkaran kecil di sekitar rumahnya. Sophia mengeru
Saka berlari kencang setelah menerima panggilan masuk dari Petra, yang memberi kabar jika Mia mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Shaka yang panik pun segera menjumpai Petra yang tengah duduk di depan ruang rawat.“Apa yang terjadi, Pi? Bagaimana hal ini bisa terjadi?” tanya Shaka bertubi-tubi.Petra menggeleng, “Papi juga tidak tahu apa yang terjadi. Ada seseorang yang menerima panggilan Papi, dan orang itu bilang jika Mami kamu kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Mami kamu tidak sadarkan diri selama dua jam, dokter sedang memeriksa dan semoga saja semuanya baik-baik saja.” Shaka juga berharap seperti itu, semoga tidak terjadi sesuatu dengan ibunya. Jantung Shaka berdebar kencang tidak sepertinya biasanya, sesuatu telah terjadi tapi yang ada dipikiran Shaka malah Sophia. Seolah dia ingin sekali memberitahu Sophia jika ibunya mengalami kecelakaan. Tapi detik berikutnya Shaka pun kembali berpikir, untuk apa juga dia memberitahu Sophia tentang hal ini. Toh, wanita itu tidak a
Apa yang diharapkan terwujud. Asriel dan juga Sophia sudah resmi menjadi suami istri beberapa jam yang lalu. Asriel dengan lantang mampu mengucapkan janji suci yang membuat Sophia gemetar. Padahal Sophia sudah merasa takut jika pernikahannya dengan Asriel akan gagal. Tapi ternyata … “Susah banget sih ini gaun lepasnya.” ucap Sophia. Wanita itu mencoba untuk menurunkan resleting gaun yang berada di punggungnya.Melihat hal itu Asriel pun mencoba membantu Sophia untuk melepaskan gaun yang wanita itu kenakan. Gaun pilihan ibunya yang katanya memberatkan tubuh Sophia. Asriel pikir hanya satu kali saja Sophia gantung baju, ternyata Irana sudah menyiapkan empat gaun untuk Sophia kenakan sampai malam hari untuk resepsi. “Kamu ngapain?” tanya Sophia heran.“Bantu kamu.” Asriel terlalu fokus menatap punggung Sophia yang terpampang jelas sekali di mata Asriel. Tangannya reflek menyentuh punggung itu dan mengusapnya.Sedangkan Sophia, dia sudah mencoba menopang baju bagian depan agar tidak j
Setelah melihat undangan yang sudah jadi, Sophia dan juga Irana memilih untuk pergi ke butik. Irana ingin memilih gaun yang cocok untuk Sophia menikah dengan putranya. Pernikahan ini sudah Irana idamkan sejak dulu, hanya saja putranya tidak ingin menikah jika bukan dengan Sophia. Entah apa maksudnya, Irana juga tidak mempermasalahkan status Sophia yang janda. Karena dengan uang, Asriel bisa mengubah semua identitas Sophia sesuai dengan apa yang dia inginkan. Masuk ke dalam butik, Irana meminta beberapa orang untuk menunjukkan beberapa gaun mewah untuk dipilih Sophia.“Kamu mau pilih yang mana, Phia?” tanya Irana.Sophia bingung dihadapi dengan beberapa gaun mewah di depannya. Sudah dipastikan gaun itu akan terasa berat dan tidak nyaman untuk Sophia kenakan. Mau menolak secara kasar pun juga Sophia sungkan, dipikir nanti Sophia tidak punya sopan santun oleh Irana. “Aku bingung, Tante.” jawab Sophia akhirnya Irana tertawa kecil. Dia pun memilih satu gaun putih bersih nomor dua dari s
“Aaaa sialan!!” umpat Valery. Sepanjang hari ini beritanya hanya satu. Tentang pernikahan Sophia dan juga Asriel yang menjadi berita paling terdepan. Unggahan Asriel membuat beberapa wartawan mulai meliput dan mencari tahu wanita mana yang berhasil dan beruntung menikah dengan pria itu. Dan yang jelas wartawan dengan cepat menemukan wanita yang beruntung itu. Siapa lagi jika bukan Sophia dan yang langsung membuat Valery tidak suka. “Jangan mengumpat, Saverio tahu apa yang kamu katakan, Valery.” ucap Ranu.Ya, keluar dari rumah sakit dan Shaka menceraikan Valery. Wanita itu yang takut hidup miskin dan serba kurang akhirnya memilih menikah dengan Ranu. Sesuai dengan janji yang Shaka katakan waktu itu, dia memberikan sejumlah uang untuk Valery, dengan harapan wanita itu bisa mengelolanya dengan baik. Dan masalah perusahaan Ranu, selama tiga bulan ini sedikit demi sedikit bisa kembali bangkit dan tidak kekurangan biaya apapun. Ranu pikir Shaka akan berbohong dan membiarkan dia hidup gel
Sudah tiga bulan lamanya, setelah pindah rumah Sophia tak lagi pernah melihat sosok Alcand kembali. Pria itu seolah hilang ditelan bumi, tidak lagi pernah mengirim pesan atau mungkin meneleponnya seperti dulu. Bukannya Sophia berharap, tapi setidaknya pria itu mendatangi Sophia sekali saja untuk meminta maaf pada Sophia. Setidaknya mengakui jika dia salah telah membuat Sophia kembali merasakan sakit, padahal Alcand pernah berjanji pada Sophia untuk membuat wanita itu bahagia.Ah ya, tentang Ayu. Karena hubungannya dengan Alcand sudah merenggang, awalnya Sophia ingin memberhentikan Ayu untuk bekerja dengannya di toko bunga. Uang yang Sophia berikan tidak sebanyak yang Alcand berikan pada Ayu setiap bulannya. Tapi yang terjadi, Ayu lebih dulu meminta resign dari kerjanya dan ingin pulang ke kampung. Ibunya sedang sakit dan tidak ada yang merawat ayah dan juga adiknya di kampung, itu sebabnya Ayu memilih untuk pulang kampung dan membuka usaha kecil-kecilan. Setidaknya jika terjadi sesuat
Shaka melemparkan tatapan tajam pada wanita yang baru saja bangun dari tidur panjangnya. Mungkin sekitar tiga hari Valery tidak sadarkan diri setelah pasca melahirkan. Wanita itu masih sibuk menatap bayinya yang ada di sampingnya. Lebih tepatnya masih ada di dalam boxs bayi dan tidur. Selama Valery tidak sadarkan diri, Shaka terus saja memaksa Ranu untuk mengatakan hal sejujurnya pada Shaka tentang Ranu dan juga Valery. Anggap saja Shaka bodoh selama ini, sehingga dia ingin mencekik Valery saat ini juga.Diperhatikan dari kejauhan, Valery pun mengerutkan keningnya heran. “Sayang kamu tidak ingin melihat bayi kita? Atau mungkin memberi nama untuk bayi kita mungkin?” Bayi kita? Setelah Valery melahirkan dan mengetahui kebenarannya, sekalipun Shaka tidak ingin melihat bayi itu. Meskipun suster dan juga para dokter meminta Shaka untuk melihat, atau mungkin menggendong bayi mereka. sekalipun, Shaka tidak menyentuh bayi itu. Rasanya dia benar-benar bodoh selama ini, dibutakan oleh cinta V
Terpantau terlalu jauh, akhirnya Sophia pun menerima ajakan Alucard yang katanya ingin menunjukkan sesuatu pada Sophia. Entah apa yang ingin Alucard tunjukan sehingga mampu membuat Sophia tidak tenang. Sejak pagi hingga sore hari, Sophia terus menerus marah tidak jelas karena penasaran dengan ucapan Alcand. Jika pria itu kembali melamar Sophia, ingat kata Ayu dan juga Ibu, Terima saja mungkin bahagia Sophia ada di tangan Alcand. Tentu saja Sophia juga sudah memikirkan matang-matang jawaban apa yang harus diberikan pada Alcand. Melihat Alcand yang datang, Sophia pun tersenyum sangat cerah. Apalagi Alcand yang baru saja turun dari mobilnya sambil membawa bunga mawar salem kesukaan Sophia. "Terimakasih." ucap Sophia saat menerima rangkaian bunga dari Alcand."Ayo kita pergi sekarang." ajak Alcand. Sophia mengangguk, setelah menaruh bunga yang diberikan di ruang tamu Sophia memilih untuk pergi cepat. Dengan status barunya yang seorang janda, banyak sekali tetangga yang mencibir apalagi
Dua orang pria dewasa tengah duduk santai sambil menikmati segelas wine di tangan mereka. Hampir satu jam lebih mereka hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun, bahkan satu kata pun tidak keluar dari bibir mereka. Tentu saja hal itu membuat suasana menjadi bosan. "Mau sampai kapan berdiam diri terus menerus seperti ini?" ucap salah satunya. Pria yang mengenakan baju merah.Pria berbaju hitam pun mendesah, dia pun menggeleng lalu mengangguk. "Aku juga tidak tahu." "Mau aku kasih saran?" "Apa?" "Lebih baik selesaikan dengan cepat sebelum semuanya berakhir dengan saling menyakiti. Kamu terlihat serius tapi sebenarnya kamu hanya ingin tahu saja kan?"Pria berbaju hitam itu langsung diam. Semua itu tidak benar, apa yang dia lakukan itu benar apa adanya. Dia sangat serius hingga ingin meminang wanita itu untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Tapi disisi lain dia sedang menyakinkan dirinya jika apa yang dia rasakan itu adalah rasa cinta, bukan rasa tertarik sesaat yang dimana tidak ada ni
“Bu di depan ada orang yang ingin membeli bunga rangkai.” ucap Ayu.Alis Sophia mengerut secara sempurna. Dia pun menatap Ayu dengan heran, bunga rangkai di depan sudah di pesan oleh seseorang dan satu jam lagi akan diambil oleh orang memesan. Dan sekarang ada orang yang datang untuk membeli bunga rangkai itu? Dengan berjalan tertatih, Sophia pun keluar ruangan nyamannya untuk melihat siapa yang ingin membeli bunga rangkai miliknya. Dan itu adalah Valery yang datang dengan perut buncit nya. Sophia menarik nafasnya, sejujurnya dia paling malas tapi mau bagaimana lagi. Menuruni dua anak tangga untuk bisa berdiri tepat di depan Valery.“Mau apa?” tanya Sophia heran.“Mau apa? Seharusnya tanpa aku jelaskan kamu sudah tau maksud dari kedatanganku, Sophia.” Dan nyatanya sampai saat ini Sophia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Valery. Wanita itu datang ke toko bunganya dengan keadaan marah tidak jelas, jika saja Sophia bisa membaca pikiran orang mungkin tanpa diperjelas pun Sophia akan ta
Saka berlari kencang setelah menerima panggilan masuk dari Petra, yang memberi kabar jika Mia mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Shaka yang panik pun segera menjumpai Petra yang tengah duduk di depan ruang rawat.“Apa yang terjadi, Pi? Bagaimana hal ini bisa terjadi?” tanya Shaka bertubi-tubi.Petra menggeleng, “Papi juga tidak tahu apa yang terjadi. Ada seseorang yang menerima panggilan Papi, dan orang itu bilang jika Mami kamu kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Mami kamu tidak sadarkan diri selama dua jam, dokter sedang memeriksa dan semoga saja semuanya baik-baik saja.” Shaka juga berharap seperti itu, semoga tidak terjadi sesuatu dengan ibunya. Jantung Shaka berdebar kencang tidak sepertinya biasanya, sesuatu telah terjadi tapi yang ada dipikiran Shaka malah Sophia. Seolah dia ingin sekali memberitahu Sophia jika ibunya mengalami kecelakaan. Tapi detik berikutnya Shaka pun kembali berpikir, untuk apa juga dia memberitahu Sophia tentang hal ini. Toh, wanita itu tidak a