Pertengkaran itu membuat suasana rumah ini jadi hening. Di meja makan Shaka dan juga Sophia lebih sibuk menikmati makanan mereka ketimbang berbicara satu sama lain. Yang biasanya mereka tukar ceritanya saling menyapa bahkan saling bercanda, nyatanya saat ini mereka lebih memilih untuk diam. Selesai makan pun Shaka juga pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. Tidak ada Sophia yang mencium punggung tangan Shaka. Tidak ada Shaka yang mencium kemungkinan Sophia, yang ada Shaka pergi ke kantor dan Sophia pergi ke toko bunga. Tidak hanya itu, Sophia lebih memilih memesan taksi online ketimbang satu mobil dengan Shaka. Menurut Sophia itu jauh lebih baik ketimbang dia harus berinteraksi dengan Shaka.“Selamat pagi, Nona. Sedang menunggu taksi online datang ya?” kekeh orang itu.Sophia menarik atensinya dari ponselnya dan menatap Alcand yang baru saja datang dengan tawanya yang khas. “Alcand … aku pikir siapa loh.” Alcand tertawa kecil, “Masuk sini ketimbang menunggu taksi online yang lam
Sekarang Sophia menjalani hidupnya seperti dulu. Seperti Sophia datang ke rumah Shaka untuk pertama kalinya. Dia tidak memperdulikan keberadaan Shaka sama sekali, bahkan mau terjatuh pun juga Sophia tidak peduli sama sekali. Ini sudah berjalan selama berbulan-bulan, hanya di depan kedua orang tua mereka saja Sophia dan Shaka melanjutkan drama suami istri yang romantis dan berkesan baik-baik saja. Meskipun sebenarnya Sophia lelah dan ingin mengakhiri semuanya. Bisa saja Sophia mengatakan semuanya pada Petra tentang semua ini, tapi tetap saja Sophia tidak tega menyakiti orang tua. Lebih baik dia mengalah dengan rasa sakit yang sering kali Shaka berikan padanya. “Sudah berapa bulan Sophia kehamilanmu?” tanya Petra antusias. “Lima bulan Pi, bayi dan ibunya sehat.” jawab Shaka.Selama kontrol kandungan hanya Shaka saja yang mengantar. Sophia tidak pernah mau ikut, karena tidak ingin terluka jauh lebih dalam lagi. Cukup setelah hari berdiam diri dan tidak saling sapa menurut Sophia sudah
Dengan susah payah, Shaka mengangkat Petra untuk masuk kedalam mobil dan membawanya ke rumah sakit. Shaka hanya takut terjadi sesuatu dengan ayahnya setelah mengetahui hal ini. Sebenarnya bukan ini yang Shaka inginkan, dia tidak ingin kebenaran ini terungkap lebih dulu sebelum Shaka menginginkannya. Shaka masih menunggu bayi itu lahir sebelum Petra tahu semuanya. Tapi yang terjadi …“Sophia.” panggil Shaka. Dia tahu, setelah siuman ayahnya pasti mencari sosok Sophia.“Jangan cari dia dulu, kita harus bawa Papi mu ke rumah sakit. Ini lebih penting ketimbang wanita cacat itu!!” seru Mia kesal.“Apa yang dikatakan Tante Mia itu benar, kita harus selamatkan Om Petra dulu, setelah itu baru kita urus Sophia.” tambah Valery.Shaka menurut, dia pun langsung memutari mobilnya dan duduk di depan kemudi. Beda dengan Mia dan juga Valery yang malah tersenyum penuh kemenangan. Ya, hal ini sengaja Mia dan Valery lakukan untuk membongkar kedok kehamilan Sophia. Mia ingin Shaka dan juga Sophia berpisa
Valery merasa lelah, dia memilih untuk pulang ke rumahnya setelah Shaka mengantarkannya. Pria itu juga sempat mampir ke rumah dan tidak menemukan siapapun kecuali bekas darah kering di lantai. Itu tandanya, Sophia terluka setelah Mia mendorongnya tadi. Mengambil beberapa baju, Shaka hendak pergi kembali ke rumah sakit, dia akan menginap disana dan mengirim pesan pada Sophia tentang Petra. Tapi yang terjadi, Shaka malah dikejutkan dengan isi pesan dari Ayu. Dimana Ayu memberitahu Shaka akhirnya tentang keadaan Sophia yang juga di rawat di rumah sakit dekat rumahnya. Sophia mengalami luka serius akibat dorongan tadi, sehingga kandungannya yang baru saja memasuki bulan kedua mengalami keguguran. Shaka shock, sampai ponselnya pun jatuh ke lantai. Itu tandanya malam itu Sophia tak benar-benar meminum obat kontrasepsi setelah mereka tak sengaja berhubungan badan? Apalagi Shaka dalam keadaan mabuk berat karena melihat Sophia berciuman dengan Alcand. “Tidak mungkin!!” gumam Shaka pelan.“A
Mia dan bagian terkejut melihat wajah Shaka yang babak belur. Pria itu beralasan jika ada rampok ketika di pulang ke rumah, dan rumah keadaan sepi tidak ada satu orang pun. Sophia dirawat dirumah sakit dan Ayu yang menjaganya. Shaka juga belum sempat menjenguk Sophia karena sibuk dengan Mia dan juga Petra. Besok atau lusa Shaka janji akan melihat keadaan Sophia, wanita itu jelas merasakan terpukul dengan insiden yang terjadi pada diri Sophia.“Huh baru juga begitu dia sudah masuk rumah sakit? Mami bahkan ingin sekali mendorong Sophia ke jurang hingga tewas.” ucap Mia geregetan.“Mami jaga ucapanmu, bagaimanapun dia istriku. Dan dia juga masih punya keluarga!!” Mia memutar bola matanya malas. “Kamu pikir dia menikah denganmu itu karena apa? Yang jelas ingin hidup enak, apa yang dia inginkan semuanya ada dan gratis. Hidupnya sangat miskin, tidak mungkin ada alasan lain selain itu.” cetus Mia yang terus terusan membenci Sophia. “Mendengar toko bunga dia terbakar saja Mami udah berharap
Sophia mencoba keluar dari zona gelapnya. Dia sudah mencoba berbaur dengan beberapa tetangga yang mulai menyapa Sophia. Maklum saja satu minggu tinggal dirumah ini tak sekalipun Sophia keluar dari rumah hanya sekedar ingin tahu bagaimana wujud tetangganya. Kecuali Ayu yang sering membeli sayur di penjual sayur keliling di sering berhenti di pos yang tak jauh dari rumah yang ditempati Sophia. Bertegur sapa, sampai ada beberapa tetangga yang penasaran dengan majikan Ayu yang tidak pernah keluar rumah saja sekali. Dan ini kali pertama Sophia keluar rumah dan di sambut oleh beberapa tetangga barunya. Awalnya mereka berbisik setelah melihat kondisi Sophia yang berbeda dengan mereka. Bahkan mereka sampai memperhatikan dengan detail bagaimana cara Sophia berjalan dengan kaki cacatnya. Setelah tahu Sophia itu murah sembuh dan kelihatan baik, membuat mereka cepat mengakrabkan diri. “Kata Ayu, kamu suka sekali dengan bunga ya.” ucap Angelin tetangga baru Sophia. Sophia tersenyum. Lebih tepat
Sophia pikir dia sudah bangun lebih awal dari semua orang. Taunya ada satu manusia yang menyibukkan diri di dapur dan memasak sesuatu, sehingga membuat Sophia tertarik untuk mendekatinya. “Selamat pagi. Lagi masak apa ini?” tanya Sophia bersemangat.Alcand yang hanya menggunakan baju tanpa lengan dan di titik bagian depan dengan celemek pun tersenyum kaku. “Aku sedang membuat beberapa menu masakan baru untuk sarapan kita.” ucap Alcand meringis. “Aku membuat sandwich alpukat dan juga salmon. Tapi … sepertinya salmon nya tidak ingin dimasak sehingga protes ketika masuk ke minyak panas.” lanjutnya.Sophia tertawa mendengar hal itu, bagaimana tidak protes jika Alcand saja melempar daging salmon itu masuk ke dalam penggorengan. Jangankan ikan salmon apapun yang masuk penggorengan dengan cara dilempar pun akan menimbulkan minyak panas muncrat kemana-mana. Termasuk mengenai tangan Alcand hingga melepuh. “Alcand kamu bisa duduk, biar aku yang memasak.” “Tidak!! Kamu saja yang duduk, aku y
Sudah hampir setengah jam Shaka memperhatikan selembar kertas di tangannya. Dia pikir Sophia datang untuk kembali padanya, taunya malah memberikan surat cerai untuk Shaka. Dan saat ini hubungan mereka benar-benar berakhir, Sophia tidak lagi menjadi istri Shaka, meskipun pria itu sempat memohon pada pada Sophia untuk tidak melakukan hal ini, tapi yang ada tekad Sophia sudah bulat dan dia ingin berpisah dari Shaka.“Aku harap kamu bisa menerima keputusanku, Shaka.” Shaka mendongak menatap Sophia dengan tidak percaya. “Keputusan apa? Kamu bahkan tidak membicarakan lebih dulu denganku, Phia. Bagaimana bisa aku menerimanya!!” “Ini keputusan yang tepat untuk kita. Aku tidak mau tersakiti terus menerus.” “Demi Tuhan Sophia, aku mulai jatuh cinta denganmu dan kamu malah menyelesaikan hubungan kita? Apa selama ini bukti cintaku kurang untuk mempertahankan kamu?” Kalau saja ungkapan itu terdengar sebelum mereka bertengkar hebat, yang membuat Petra masuk rumah sakit. Mungkin Sophia masih bis