Share

Chapter 69

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-03-09 13:53:08

Berada di dalam pabrik.

Lucas menatap semuanya berantakan.

Ada mesin yang berhasil di bawa kabur.

Lucas berkacak pinggang.

BRAAAK.

Menendang apapun yang berada di sekitarnya dengan keras. “Siapa yang bertanggung jawab atas keamanan di sini?” tanya Lucas memutar tubuhnya.

Dari banyaknya jajaran anak buahnya yang berada di hadapannya, ada satu orang yang berani maju.

“Saya, Sir.”

Lucas mendekat. tangannya mengepal dan memukul perut orang itu sampai mundur…

Pria itu memegang perutnya yang terasa sangat keram setelah mendepat pukulan dari Lucas.

“Aku tidak memperkerjakanmu untuk membuat kesalahan seperti ini!” Lucas benar-benar marah.

Satu mesin saja bernilai ratusan ribu dollar.

Belum lagi perlatan yang berantakan sseperti ini.

Lucas memukul pria itu seperti samsak.

Samsak kemarahannya. Ia melampiaskan kemarahannya pada pria itu sampai pria itu jatuh tersungkur.

Lucas mengatur nafasnya. Darahnya terasa mendidih—ia memejamkan mata.

Menggulung lengan kemejan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 70

    Ketukan sebuah heels membuat Lucas mendongak. Beberapa hari ini ia disibukkan dengan pekerjaan kantor. Ia tidak menghubungi siapapun dan hanya bekerja terus-menerus. “Sibuk?” tanya Isabel yang datang. Wanita itu menggunakan dress ketat berwarna hitam. Dengan bibir yang merah menyala. Isabel mendekati Lucas dan mengambil duduk di pangkuan pria itu. “Aku merindukanmu.” memeluk leher Lucas. “Aku sungguh merindukanmu.” Lucas melepaskan kacamatanya. Membalas pelukan Isabel. Mencium bahu Isabel pelan. “Apa kau tidak merindukanku?” tanya Isabel. “Sepertinya tidak. Jika iya, kamu pasti menemuiku.” “Sudah aku bilang, aku sibuk,” balas Lucas. “Pekerjaanku akhir-akhir ini juga banyak.” Isabel melepaskan pelukannya. Kemudian menangkup wajah Lucas. “Tapi kamu punya waktu kalau dengan wanita itu.” Lucas terdiam sesaat. “Aku harus membuatnya hamil anakku.” “Aku sedikit cemburu.” Isabel mengerucutkan bibirnya. “aku tidak suka kamu bersama wanita lain.” Lucas mengusap pipi

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 71

    “Kau baik-baik saja?” tanya Lucas ketika masuk ke dalam ruangan. Lila terbelalak. Kenapa Lucas sudah berada di sini. Ia segera berbalik. Bi Rosa yang tahu dengan keadaan akhirnya bergerak menutupi Leonard dari pandangan Lucas. Bi Rosa mendekati Lila. “Kalian bicara berdua dulu.” mengusap punggung Lila pelan. Sembari berbisik. “Bibi akan jaga Leonard.” Lucas mengernyit—ia menatap Lila yang baik-baik saja. Lalu pandangannya tertuju pada selang infus yang terhubung pada sebuah tubuh mungil. Pasti itu anak Lila yang sedang terbaring di ranjang. Lucas tidak bisa melihat wajah bocah bayi itu karena tubuh Bi Rosa. “Kenapa kau ke sini?” tanya Lila berjalan mendekati Lucas dengan sangat pelan. “Aku mengerti…” lirih Lucas. “Ternyata anakmu yang sakit, bukan kau.” Tangan Lila terulur—ke bawah. Meraba tangan Lucas sebelum menggenggam pergelangan tangan pria itu. “Kita bicara di luar.” Lucas menunduk, melihat pergelangan tangannya yang digenggam Lila. Lucas mengambil tangan

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 72

    “Tapi aku belum memikirkan hukuman apa yang akan kau terima jika kau berhianat dariku.” Lucas meremas pelan pinggang Lila. Lila menyipitkan mata. menyentuh tangan Lucas yang berada di pinggangnya. “Sudah malam. pulanglah, kau harus istirahat.” “Kau mengusirku?” tanya Lucas tidak percaya. “Hm.” Lila mengangguk. “Aku juga butuh istirahat.” Lucas menatap jengah Lila. “Setidaknya aku harus mendapatkan bibirmu sebelum aku pulang.” “Ini rumah sakit, Lucas.” “Kau pikir aku tidak bisa?” Lucas menarik tengkuk Lila dan mencium bibir wanita itu dengan rakus. Padahal belum seminggu mereka tidak bertemu. Tapi Lucas sudah merindukan bibir wanita itu—tidak. Bahkan tubuh wanita itu. Lucas membawa Lila ke pangkuannya. Memangut bibir Lila dengan rakus dan lebih dalam. Mereka saling memangut dan mencecap satu sama lain. Sampai Lila menepuk dada Lucas. “Sampai di sini. jangan meminta lebih. Ada orang yang bisa—” Lucas tersenyum miring dan kembali mencium bibir Lila. Lebih dalam

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 73

    Sudah beberapa hari di rawat, akhirnya Leonard bisa pulang juga. Lila bisa bernafas lega Leonard dinyatakan telah sembuh oleh dokter. Perjalanan pulang—bibi yang menggendong Leonard. Mungkin inilah waktunya untuk memberitahu Lucas tentang Leonard. Untuk itu, ia telah mengirim pesan suara pada Lucas. bahwa ia ingin bertemu. Omar menoleh ke belakang. “Aku jadi penasaran bagaimana wajah Leonard…” lirihnya. Bi Rosa membenarkan tudung yang menutupi wajah Leonard. “Yang pasti sangat tampan,” balas Bi Rosa. Omar menatap Leonard yang hanya terlihat kakinya saja. kaki mungil seorang bayi. “Dia pasti sangat lucu.” Bi Rosa menatap Omar. “Bibi yakin, kamu ingin punya anak kan? Segera berkencan dan menikahlah!” Bi Rosa memarahi Omar layaknya seorang ibu yang memarahi anak. “Wanita di luar sana banyak yang mengatri padaku. Tapi aku saja yang masih memilih,” balas Omar. Bi Rosa menggeleng. “Terlalu percaya diri itu tidak baik, Omar. Merendahlah, perlakukan wanita dengan baik. K

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 74

    Di sebuah restoran yang sangat tertutup. Lila duduk dengan tenang. Di hadapannya ada seorang wanita yang sedang menatapnya dengan intens. Isabel menilai penampilan Lila dari atas hingga bawah. “Terlalu cantik untuk ukuran wanita buta!” berdecih. Isabel bersindekap. “Baguslah kau memilih tempat yang sepi dan tertutup seperti ini.” Ya, Lila sendiri yang menentukan restoran mana untuk mereka bertemu. “Apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Lila. Isabel tersenyum. “Apa kau penasaran siapa aku?” tanyanya. Isabel mendekat—kedua tangannya terangkat dan hendak memukul pipi Lila. Wanita itu sama sekali tidak berkedip. Artinya memang buta. Tapi… “Singkirkan tanganmu dari hadapanku.” Isabel menarik tangannya. “Kau bisa melihat?” tanya Isabel lagi. Kali ini menekuk jemarinya hingga hanya menampilkan tiga jarinya saja. “Ini berapa.” “Aku tidak tahu,” balas Lila dengan datar. Isabel tersenyum miring. “Kau unik juga ya.. pantas saja Lucas betah bersamamu. Lucas p

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 75

    “Kalian sudah melihat aku bertemu dengan siapa. aku minta jangan beritahu Lucas karena aku sendiri yang akan memberitahukannya.” Lila berada di dalam mobil. “Kita langsung pulang nona?” tanya Gate. “Tunggu.” Lila mengeluarkan ponselnya dari sakunya. “Perasaan tadi sangat sepi. Ini kenapa parkiran mendadak penuh seperti ini,” gerutu Omar. Parkiran yang tadinya hanya ada beberapa mobil saja. kini penuh dengan kendaraan. Sampai-sampai mobil mereka sulit keluar.“Kau keluar,” usir Gate. “Mobil tidak bisa keluar jika seperti ini. Lila menggeleng pelan. inilah kerusuhan jika ia pergi ke restoran. Jemari Lila bergerak menekan satu tombol untuk memanggil seseorang. “Sekarang jam berapa?” tanya Lila pada bodyguardnya. “Jam 5 nona.” Lila mengangguk. “Waktunya dia pulang…” Lila menunggu panggilannya terangkat. Sampai akhirnya… “Aku ingin ke rumahmu,” ucap Lila. “Ke rumahku?” ulang Lucas. “Hm. Aku ingin bertemu denganmu.” Lebih baik memang mereka bertemu di rumah Lucas saja. Lila s

    Last Updated : 2025-03-11
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 76

    Mansion yang begitu luas. Mansion yang didominasi oleh warna hitam dan putih. Dikelilingi oleh hutan. Lila menyudahinya.. Ia tidak ingin pingsan karena ingin melihat rumah Lucas seperti apa. “Mari saya antar.” Seorang pria mengulurkan tangannya. Lila terdiam. “Berjalanlah. Aku akan mengikutimu.” Pria itu mengernyit—tapi kemudian berjalan lebih dulu dengan ragu. Benar, Lila mengikutinya dari belakang. Meski langkah wanita itu sangat pelan. Tapi Lila tidak terjatuh sama sekali. Tidak hanya luar yang nampak begitu megah. Tapi juga di dalam. Setelah berjalan—mereka sampai di ruang tamunya. “Anda bisa menunggu tuan Lucas di sini.” pria itu meninggalkan Lila. Lila memejamkan mata—ia penasaran. Ia hanya akan melihatnya sekilas sehingga tidak akan menguras energinya. Lila memejamkan mata. mulai… Menelurusi rumah ini… Dapat ia simpulkan, Lucas memang sangat kaya. Hunia seperti ini hanya bisa dibeli oleh billioner. Tapi.. ia belum menemukan penjara bawah tan

    Last Updated : 2025-03-11
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 77

    “Kau tahu Isabel?” tanya Lucas. Lila tersenyum. “Melihat responmu seperti ini. Aku yakin kau memang mencintai wanita itu.” Lucas memejamkan mata sebentar. “Tunggu. Kau tahu dari mana? Kau bertemu dengannya?” Lila menggeleng. ia mengerucutkan bibirnya. “Ketika kita berada di kasino-mu. Ketika aku berada di toilet lantai bawah. Banyak wanita yang membicarakanmu dengan Isabel.” “Mereka bilang Isabel cantik dan sempurna. Mereka bergunjing, tidak mungkin kau berpaling padaku. Mereka bilang, aku hanya wanita buta yang tidak bisa apa-apa. berbeda dengan Isabel yang begitu sempurna.” “Ah.. pantas saja kau sangat mencintainya. Yang jadi pertanyaanku..” Lila masih menggenggam tangan Lucas. “Apa kalian sudah menjadi mantan atau mungkin kalian masih menjalin hubungan dan kau menyembunyikan hubungan kita darinya?” Lucas mendekat—kemudian tersenyum. “Kau cemburu?” Lila mengangguk tanpa ragu. “Aku memang cemburu.” Lucas tersenyum smirk. Tangannya terulur mengusap helaian rambut Lila

    Last Updated : 2025-03-11

Latest chapter

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 253

    21++ “Katakan padaku sayang.” Ruby mendongak. “Aku bisa menjaga rahasia.” Leonard terdiam sebentar. “Kamu ingin tahu karena menghawatirkan Stormi?” Ruby mengangguk jujur. Ia takut kalau Diego tidak sebaik yang ia kira. Ia takut suatu saat Diego bisa menyakiti Stormi. Apalagi Stormi baru saja gagal menikah. diselingkuhi mantan kekasihnya. “Yang aku lihat hanya sekilas karena aku menahan diriku. Tapi kejadian itu tetap terlihat.” Leonard mengusap punggung Ruby. “Aku melihatnya banyak menembak orang…” lirih Leonard. Ruby mengerjap. “Sungguh?” Leonard mengangguk. “Seperti Papa dulu..” lanjutnya. “Dia banyak terlibat keributan. Hidupnya memang dipenuhi dengan bahaya.” Ruby melepaskan pelukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Stormi?” “Jangan.” Leonard menggeleng. “Di antara banyaknya kejadian yang terlintas di kepalaku. Aku tidak melihatnya menyakiti wanita.” “Dan juga…” Leonard menyipitkan mata. Ruby menunggu ucapan suaminya. “Dan juga?”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 252

    Waktunya pulang…. Ruby dan Leonard sudah berada di pesawat. Dengan menggunakan pesawat pribadi seperti ini, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke kota. Ruby turun perlahan dibantu Leonard yang selalu menggenggam tangannya. “Perutku..” Ruby mengernyit. Lagi-lagi mual. “Aku sangat bosan…” Ruby mengernyit. “Aku selalu seperti ini setelah melakukan perjalanan.” Leonard menunduk. “Kita ke rumah sakit dulu.” Ruby menggeleng. “aku baik-baik saja. hanya sedikit mual. Tidak sampai ingin muntah.” Leonard mengusap punggung Ruby pelan. “Jangan menahannya.” Ruby mengangguk. mereka masuk ke dalam mobil. Perjalanan akan berlanjut sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah kakek neneknya. Tapi tujuan mereka bukan rumah dahulu. Tapi… Mereka akhirnya sampai di sebuah pemakaman. Ruby membawa bunga yang ia beli saat perjalanan ke sini. Ia menggandeng tangan Leonard—sampai berada di depan makam kakek neneknya. Makam yang sangat sejuk. Tidak seperti kebanyaka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 251

    Berkeliling mansion… Berkeliling peternakan hewan yang ada di Mansion lebih tepatnya. Di belakang Mansion ada bangunan yang khusus digunakan sebagai ternak hewan. Mereka berempat sedang berjalan ke sana. bangunan yang mirip dengan kebun binatang. “Kenapa kau membangun kebun binatang di belakang rumahmu?” tanya Leonard yang begitu heran. Ia memeluk pinggang Ruby dari samping. Diego dan Stormi berjalan lebih dulu memimpin perjalanan mereka dari berkeliling ini. “Ini bukan kebun binatang,” balas Diego. “Ini Peternakan.” Mereka sampai peternakan buaya. Bentuknya seperti rawa. Namun mereka berdiri di ruangan yang dilapisi dengan dinding dan kaca. Sehingga mereka bisa memantau para buaya yang berada di depan mereka. “Buaya?” tanya Leonard. “Waah..” Stormi mendekat. “Ini menakjubkan.” Di depan sana—ada beberapa petugas yang sudah ahli memberi makan buaya dengan daging ayam. Ruby mengerjap—ia tidak pernah melihat buaya secara langsung. Tapi ini—sungguh membuatnya m

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 250

    “Aku akan mengajakmu berkeliling. Tapi makan dulu.” Diego memundurkan kursi untuk Stormi. Stormi mengangguk. ia duduk di samping Diego. “Kenapa barang-barang di bawa orang? Mau pindah?” tanya Stormi. “Pembangunan Mansionku yang baru sudah selesai. aku akan segera pindah ke sana. dan ada barang-barang yang tidak bisa aku tinggalkan. Jadi aku membawanya.” “Lalu bagaimana dengan Mansion ini?” tanya Stormi. “Mansion ini akan dijadikan sebagai Markas sekaligus kantorku.” Stormi mengerti. “Ooh…” “Makanlah. Jangan banyak berpikir.” Diego mengambil satu roti. “Mau pakai apa?” “Cokelat saja.” Diego mengoleskan selai cokelat di roti yang sudah dipanggang. Dengan pelan-pelan dan teliti. “Kau seperti pangeran,” ucap Stormi memperhatikan tingkah perilaku Diego. “Tidak ada pangeran yang memiliki banyak tato sepertiku.” Diego menaruh roti itu di atas piring Stormi. Tidak tanggung-tanggun. Ia melakukannya pada lima lembar roti. “Hanya perilakumu..” Stormi menyipitkan mata. “Wajahmu juga

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 249

    Diego menghela nafas. ia memejamkan mata sebentar. Sekali lagi ia harus menyadarkan diri. Stormi memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan wanita yang ia temui. “Bilang saja menyelamatkanku.” Stormi menoleh. “Mana bisa…” “Kenapa tidak bisa?” “Aku memberitahu ibuku kalau aku dan kekasihku batal menikah. lalu bagaimana jika aku bilang kalau aku terluka karena menyelamatkan seorang pria lain….” Stromi berhenti bicara. Ia menoleh pada Diego yang sedari tadi menyimak ucapannya. Bukankah ini terlalu awal untuk menceritakan bagaimana kisahnya pada pria ini. Tapi mulutnya memang tidak bisa dikondisikan. “Aku pasti sudah gila..” lirihnya. “Pria mana yang meninggalkanmu?” tanya Diego. “Pria mana yang menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?” Tangan Diego terangkat mengusap pipi Stormi. “Dia memang brengsek. Aku menjalin hubungan dengannya 2 tahun. Tapi dia berselingkuh dengan teman kantorku. Kita sudah bertunangan dan berencana akan menikah di waktu dekat. Tapi dia

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 248

    Stormi memejamkan mata. Ia membiarkan Diego yang berusaha melepaskan pakaiannya. Ciuman mereka semakin dalam. Stormi tidak menolak sentuhan Diego. sama sekali tidak menolak. Sentuhan pria itu sangat hati-hati dan lembut. Memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Namun… “Akh!” Jari Diego tidak sengaja mengenai lukanya. “Kau baik-baik saja?” tanya Diego segera melepaskan Stormi. Stormi mengangguk. Namun, sesungguhnya masih sedikit nyeri. “Biar aku lihat.” Diego melepaskan kancing piyama Stormi lagi. Kali ini bukan karena nafsu. Tapi karena ia mencemaskan wanita itu. ia ingin melihat luka Stormi apakah terbuka dan semakin parah. “Tidak parah kan?” tanya Stormi. Ia sedikit malu. pakaiannya berantakan karena dibuka Diego. Ia menggigit bibirnya lagi. tapi untungnya pria itu tidak fokus pada tubuhnya dan hanya fokus pada lukanya. Diego melihat Luka Stormi yang mengeluarkan darah. “Lukamu harus diperiksa dokter,” ucap Diego. Pria itu hendak berdiri. Namun Stor

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 246

    Diego tersenyum lagi. Kali ini tertawa kecil. “Bagaimana kalau aku bilang aku juga tertarik denganmu?” tanyanya. Stormi menggigit bibirnya. “Kenapa? Karena kasihan padaku? atau karena aku menyelamatkanmu?” Stormi menggeleng. “Jangan merasa bersalah. Aku baik-baik saja kalau kau tidak tertarik denganku. Jangan memaksa dirimu hanya karena merasa bersalah padaku.” “Aku tidak pernah merasa bersalah pada orang.” Diego mendekat. “Kau tahu aku akan? Aku bahkan bisa membunuh orang dengan mudah. Untuk apa membohongi perasaanku sendiri.” “Aku juga tertarik denganmu.” Stormi mengerjap—menunjuk dirinya. “Denganku?” Diego mengangguk. “Bukankah kau suka dengan Ruby? Kau terlihat menyukai Ruby?” tanya Stormi. “Pada awalnya aku hanya penasaran dengannya karena wajahnya tidak asing. Aku semakin penasaran karena melihat kekuatannya. Hanya sebatas itu.. ketertarikanku hanya sebatas itu..” “Aku juga merasa kita khanya cocok menjadi teman. Dia juga sudah bersuami. Meskipun aku kejam. Aku tidak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 245

    “Ruby pergi bersama suaminya.” Suara itu membuat Stormi menoleh. Di sanalah—di sofa. Diego sedang duduk sembari mengusap wajah sebentar. Apa pria itu menunggunya? “Aku takut…” lirih Stormi. Hanya ada dua lampu tidur yang menyala. Sehingga cahaya di kamar ini gelap. Diego berdiri dari duduknya. Menyalakan saklar lampu sehingga semuanya menjadi cerah. “Aku pikir mematikan lampunya agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Stormi menatap Diego… Sedikit takut.Masih takut. “Apa yang membuatmu takut? aku membuatmu takut?” tanya Diego berjalan mendekat. Stormi menggangguk namun segera menggeleng lagi. “Ti-tidak. Aku tidak takut padamu.” Diego nampak lebih santai. tidak sepergi biasanya yang selalu menggunakan pakaian formal. Kali ini, pria itu hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam. Memang tidak pernah jauh-jauh dari warna hitam. Diego mengambil duduk di samping ranjang Stormi. Menatap Stormi lekat. Stormi mengerjap—kedua tangannya meremas selimut yang membungkus tubuhnya

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status