Share

Chapter 43

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-03-02 17:23:49

“Lucas,” panggil Lila.

Mereka berada di dalam mobil yang sedang berjalan.

Lila merasa Lucas marah padanya.

“Apa?!” setengah berteriak.

Lucas melempar ipadnya sembarang arah.

“Kenapa kau teriak-teriak?” tanya Lila.

“Memangnya kenapa?! aku memang seperti ini!” Lucas masih berteriak.

“Kau berniat audisi menjadi penyanyi opera ya?”

*Opera adalah bentuk seni pertunjukkan yang memadukan musik, vokal, tari dan dialog. Biasanya dinyanyikan dengan nada tinggi.

Seperti berteriak. Seperti yang dilakukan Lucas…

Pffffttt!!!

Dua orang di depan itu tidak bisa menahan tawanya.

Meskipun sudah mati-matian menahannya. Tapi tetap tidak bisa—mereka menutup mulutnya rapat.

Menepuknya karena keceplosan tertawa.

“Kalian tertawa?” tanya Lucas kesal. matanya menajam penuh amarah.

“Ampun, Sir!” ucap mereka berdua.

Lila mengulurkan tangannya. Menyentuh lengan Lucas pelan.

“Siapa nama kalian?” tanya Lila.

“Omar nona, saya bodyguard.”

“Saya Gate. Saya sopir, Nona.”

Lila terseny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 44

    21++ Lucas menekan satu tombol hingga ruangan dalam mobil berubah menggelap. Kesunyian ini membawa Lila bertanya. “Ini di mana…” Lila memejamkan mata. Ia akan menggunakan kekuatannya untuk melihat di mana mereka berada sekarang. Namun, sebelum itu terjadi—tengkuknya sudah lebih dulu ditarik. Lucas menciumnya—Lila mencengkram bahu Lucas. Lucas menghisap dan menyecap bibir Lila dengan rakus. Tangannya mengusap pinggang wanita itu pelan. “Ini hukumanmu…” lirih Lucas—memberi ruang agar Lila bisa bernafas. “Apa?” Lucas kembali menarik tengkuk Lila dan kembali mencium bibir wanita itu kembali. Tangannya bergerak melepaskan kancing depan dress yang digunakan oleh Lila. Buah dada wanita itu menonjol—Lucas meremasnya pelan. Kenyal dan lembut. Lila merintih… Entah kesakitan atau justru menikmatinya? Lucas menunduk—menyesap puncak dada Lila dengan rakus. Menyesap air yang keluar dari dada wanita itu. Menelannya seakan air. Lucas menikmatinya—tangannya tidak berhent

    Last Updated : 2025-03-03
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 45

    21++ “Jangan!” Lila menarik tangannya kembali. “Jika kau tidak mau…” Lucas menelusuri leher Lila dengan jarinya—gerakannya abstrak. Sampai turun dan melingkari buah dada Lila. “Aku akan menghukummu lebih berat dari ini atau…” “…aku hukum timmu saja?” dengan senyum devil. Lila menutup dadanya. “Kau keterlauan Lucas.” Lucas tersenyum miring. “Aku sudah memberitahumu seperti apa aku. Yang pasti aku tidak suka dibantah…” “Lakukan hukumanmu.” Lucas membawa tangan Lila paksa menyentuh miliknya di bawah sana. Hanya dengan sentuhan mungil yang tidak berarti itu—kepala Lucas terasa begitu penuh. Lila akhirnya menyentuhnya—meremasnya pelan. Sampai—bibirnya kembali dicium. Kali ini lebih kasar. Seolah Lucas sedang menegasknya bahwa suasana hati pria itu sedang buruk. Jadi jangan membantahnya lagi! Lila membalas ciuman Lucas dengan tangannya yang tidak berhenti meremas milik pria itu di bawah sana. Lucas menggeram pelan—membuka resleting celananya. Membawa miliknya yang s

    Last Updated : 2025-03-03
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 46

    “Mamamama…..” suara ocehan Leonard membuat Lila tersenyum. Pertumbuhan anaknya baik. Namun… Lila justru kawatir. Semakin hari Leonard tumbuh. Dan kata bi Rosa, Leonard begitu mirip dengan lucas. Bahkan Bi Rosa bilang, jika Tuan Leonard bersama Lucas. Semua orang akan mengira jika Leonard adalah anak lucas. Katanya, memang semirip itu. Lantas, mau sampai kapan ia menyembunyikan hal ini. jujur ia masih ragu memberitahukan Lucas. Pria itu masih kejam. Meskipun terkadang baik. Tapi—lila belum sepenuhnya yakin. Lila memeluk putranya. Berbaring di atas ranjang—Lila menunduk dan mencium pipi anaknya. “Coba katakan lagi, Mama..mamama..” ucap Lila. Bayi itu menggerakkan tangan dan kakinya. mulutnya terbuka. “Mamamamamam…” Mengoceh lagi. Tok tok! Bi Rosa mengetuk pintu sebelum membuka kamar dengan kunci cadangan. Lila memang mengunci pintu kamarnya. Bukan apa-apa, ia sangat berhati-hati saat bersama Leonard. Takut jika tiba-tiba Lucas datang dan melihat anaknya. S

    Last Updated : 2025-03-03
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 47

    Lucas duduk santai di sebuah ruang kantornya. Televisi di hadapannya menyala. Menampilkan berita yang sedang heboh. Lucas tersenyum puas. tangannya mengangkat sebuah cairan berisi wine. “Kerja bagus, Dante!” Lucas mengangguk senang. “Tinggal dua orang yang belum aku hancurkan?” “Walaupun belum sepenuhnya dihancurkan. Mereka sudah hancur.” Dante mengambil satu rokoknya. Menyulutnya pelan sebelum menghisap ujungnya. “Kasus ibu tiri nona Lila lebih rumit dari yang aku bayangkan.” “Penipuan itu tidak dilakukan sendirian. Tapi dilakukan dengan beberapa ibu pejabat lainnya. Mereka menjual berlian ke istri pengusaha. Karena mereka berasal dari lingkup pemerintahan, para istri pejabat itu jadi lebih percaya.” Lucas berdecak pelan. “Kerjamu memang bagus. Tapi kita meringankan beban polisi yang ada di negeri ini.” “Enak sekali jadi mereka, tinggal menerima jadi. Tinggal menghukum tanpa susah payah menyelidiki.” Lucas meggeleng pelan. “Sudah aku ringankan pekerjaan mereka, tapi

    Last Updated : 2025-03-03
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 48

    “Sir, saya Omar. Saya menemani nona Lila ke tempat pamannya. Saya menunggu di luar. Tapi karena nona Lila tidak kunjung keluar. akhirnya saya masuk bersama bodyguard yang lain.” “Tapi, nona tidak ada.” Lucas memejamkan mata—mengepalkan tangannya. Urat lehernya terlihat. Rahangnya mengeras. Menandakan bahwa kemarahannya sekarang diujung tanduk. “Tetap cari—aku akan ke sana dengan yang lain.” Lucas menutup sambungan teleponnya. Beberapa menit yang lalu. Lila baru ingin makan kuenya. Tapi… Lila merogoh saku dressnya. Kenapa ponselnya tidak ada? Lila ingin menghubungi Omar untuk menjemputnya ke sini. firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk. Lila tidak tahu—apakah dirinya atau tempat ini. Lila tidak bisa menghubungi siapapun karena ponselnya tidak ada. Memejamkan mata—dan bersiap menggunakan kekuatannya untuk menemukan ponselnya. Ia justru membuka mata kembali ketika mendengar suara langkah seseorang. Dan saat ia baru saja ingin berteriak memanggil. Mulutnya dibekap. La

    Last Updated : 2025-03-04
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 49

    “Aku tidak bekerja karena uang,” jawab Lila. “Aku hanya bekerja pada orang-orang yang aku mau.” Pria itu tersenyum. “Maka, jadikanlah aku orang yang kau mau. Aku bukan orang jahat kok. Aku hanya membutuhkanmu untuk mengembangkan usahaku.” “Aku tidak mau!” jawab Lila dengan tegas. Pria itu menarik kursinya semakin dekat dengan Lila. “Maka aku akan memaksa.” Pria itu mengusap pelan pipi Lila. “Kenapa wanita secantik kau harus disia-siakan keluarga Bennedict? Aku tahu semua tentangmu. Aku juga tahu kalau kau batal menikah dengan calon suamimu dan malah menikah dengan Lucas.” “Kau menguntitku?” “Bukan.” Pria itu menggeleng. tangannya yang penuh tatto itu mengusap pipi Lila lagi. “Lebih tepatnya aku penggemarmu.” “Aku dan Carlo bermusuhan. Itulah kenapa aku sulit bertemu denganmu, karena pria itu memberikan penjagaan yang begitu ketat padamu.” “Tapi hari ini, jalang itu berhasil membawamu ke sini.” Pria itu tertawa. “Aku sangat senang.” “Kau gila!” Lila berusaha berg

    Last Updated : 2025-03-04
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 50

    Bugh! Bugh! Entah dihajar yang ke berapa. Yang pasti, wajah Omar sudah babak belur. Lucas menyugar rambutnya. “Kepergian Lila karena murni kesalahanmu!” Omar mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Ia menunduk. “Maaf, Sir.” “Apa yang dilakukannya sampai tidak mau diikuti bodyguard?” tanya Lucas. “Apa dia bermesraan dengan pria tua itu?” Omar menggeleng. “Tidak, Sir. Dari keterangan pegawai yang di sini. Hari ini ulang tahun Nona Lila. Jadi nona Lila selalu kesini dan merayakan ulang tahun dengan pamannya.” “Saya menuruti keinginan nona Lila yang ingin menghabiskan waktu dengan pamannya. Ketika Carlo pergi—saya sudah buru-buru mengecek ke dalam. Namun, nona Lila begitu cepat dibawa kabur.” “Saya sudah berusaha mencari nona di sekitar sini. tapi saya tidak mendapatkan apapun. Tidak ada rekaman cctv di sini yang merekam nona Lila.” Lucas berkacak pinggang. “Hal ini sudah direncanakan lama.” Lucas menatap Omar yang babak belur dihajar tangannya. “Ini belum cukup. Kau a

    Last Updated : 2025-03-04
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 51

    24 jam… Lamanya seorang perempuan tertidur tanpa terbuka sama sekali. Lila menggerakkan jemarinya perlahan. Lila mencium aroma sekitarnya. Asing… Tidak di kamarnya. tidak di rumah. lalu di mana ia sekarang… Ia merasa tangannya sedikit kebas. Seperti ada yang menancap. Ketika ia meraba tangannya—satu infus yang tertancap di punggung tangannya. Lila memejamkan mata kembali. “Berhenti!” Lucas mendekat. “Jangan menggunakan kekuatanmu lagi. kau berada di rumah sakit.” “Di mana ponselku. Aku harus menghubungi bi Rosa.” “Anakmu baik-baik saja. aku menambah keamanan di rumah itu,” balas Lucas. Kau sudah tidur 24 jam tanpa terbangun sama sekali.” Lila bernapas lega. “Selama itu…” lirihnya. Lucas menarik satu kursi hingga berada di samping ranjang Lila. “Apa yang terjadi denganmu saat di sana?” “Kenapa saat aku di sana kau sendiri?” tanya Lucas. Lila terdiam. “Karena aku ditinggal…” “Aku tahu.” Lucas tidak sabar. “Maksudnya bagaimana sampai kau ditinggal. Lalu apa ya

    Last Updated : 2025-03-04

Latest chapter

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 225

    “Berhenti!” Ruby menoleh ketika ada yang berani menyentuh tangannya. “Berhenti. Dia bisa mati!” Pria itu menunjuk salah satu cctv yang ada di pojok bangunan. “Jika kau ingin membunuhnya. Lakukan di tempat yang aman. Setidaknya jangan di depan orang-orang!” Ruby menatap sekitarnya. Banyak orang ternyata. Ia menjatuhkan tubuh Dario begitu saja. Ruby mengusap rambutnya kasar. Beginilah…. Ia hilang kendali… Berakhir dengan menggunakan kekuatannya yang sudah lama ia sembunyikan. Ruby menatap pria itu. “Terima kasih atas bantuannya. Suatu hari aku pasti akan membalasmu. Aku juga akan mengganti sepatumu.” “Dan maaf. Aku muncul di hadapanmu. Tapi setelah ini aku tidak akan muncul lagi di hadapanmu.” Ruby melewati pria itu. Ia mendekati Stormi yang masih saja tidur. “Kalau begitu, berikan aku kartu namamu,” ucap pria itu. Ruby mengerjap. kartu nama… Apakah ia masih punya. Kartu nama yang mana. kartu nama sebagai barista, pelayan klub atau penjaga roti.. atau bisa j

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 224

    Dario mendekat. Namun—Ruby lebih dulu menangkis pukulan pria itu. Ruby berkacak pinggang. Dario mundur beberapa langkah. “Sini. kau tidak akan berhenti sampai kau pingsan!” Ruby sedikit meregangkan tubuhnya. Takutnya kalau terlalu banyak bergerak—dressnya bisa sobek. Tapi ternyata aman saja. Dress ini sangat lentur, jadi ia bisa bergerak dengan bebas. Emosi Dario semakin memuncak. Egonya terluka atas kekalahaannya memukul Ruby. Dario berlari—kali ini ia bersiap menendang perut Ruby. Namun Ruby lebih dulu menedang lebih dulu kaki pria itu. Ruby menendang kaki Dario menggunakan seluruh kekuatannya. Sehingga—tubuh Dario sampai melayang. Jatuh ke tanah dengan posisi terlentang! BRUUUK Ruby mengusap rambutnya. “Menyebalkan!” “Jika dia mati. Aku bisa berurusan dengan polisi.” Ruby berlari—menunduk dan melihat Dario lebih dekat. Menyentuh tangan pria itu dengan jijik. Lalu memeriksa denyut nadi pria itu masih berdetak. Dario masih hidup! namun Ruby tidak bisa

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 223

    Dario… Pria itu ada di sini. Penampilan pria itu terlihat kumuh. Tidak ada lagi pakaian mewah yang selalu membalut tubuh pria itu. Akhirnya Dario mau keluar dan membawa Stormi bersamanya. Masih memeluk Stormi seakan wanita itu adalah kekasihnya. Sedangkan, Stormi yang sudah mabuk tidak punya kendali atas tubuhnya untuk melawan. Ruby frustasi melihatnya. “Lepaskan temanku!” “Beri aku lima belas ribu dollar.” Dario tersenyum miring. Ruby berdecih pelan—mimpi saja. Ruby melepaskan heels yang berada di kakinya. menggulung rambut panjangnya. “Kau masih ingat dengan pelajaran olahraga dulu?” tanya Ruby. “Apa kau tidak trauma setelah bola itu mengenai tubuhmu?” tanya Ruby. Dario tertawa. “Dulu itu kau hanya beruntung. Tidak sekarang!” Dario membawa tubuh Stormi ke belakang—menududukkan Stormi di tembok belakangnya. “Kau harus ingat kalau aku juga pemegang sabuk hitam bela diri.” Dari tersenyum miring. “Jangan melawanku dan beri saja aku uang!” “Hidupku berantakan ka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 222

    “Kau gila?!” Stormi menyeka bibirnya—tidak lupa mengusap meja dengan tisu. Ia menoleh—menunduk dan membisikkan sesuatu pada Ruby. “Dia yang tadi di kereta!” Ruby melebarkan mata. Bagaimana? pria itu bilang jangan pernah bertemu lagi. bagaimana sekarang? apakah Ruby harus pergi? Ruby terpaku—tubuhnya membeku. Pria itu juga menatapnya. Namun untungnya hanya sekilas. “Dia tidak mengingat kita. kau diam saja. jangan membuat keributan!” Ruby membungkam bibir Stormi. Dari sudut matanya—Ruby melihat pria itu berjalan kemudian duduk di salah satu bangku yang sepertinya sangat spesial. Bangku itu berada di tengah. Menggunakan sofa besar. Meja panjang yang dipenuhi dengan berbagai minuman dan makanan. Ruby mengalihkan pandangannya. Jangan sampai pria itu menyadarinya. “Haruskah kita pergi?” tanya Stormi. “Aku takut dia mengingat kita dan membalas dendam karena sepatunya!” Ruby menoleh. “Tidak masalah. Dia tidak akan mengingat kita. lagipula kita tidak se

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 221

    Stormi menggeleng. “Kau sakit.” Semua testpack yang digunakan oleh Ruby bergaris satu. Ruby mundur—mengusap perutnya. “Mungkin aku memang lapar.” Stormi mendesah kecewa. “Aku sangat antusias menyambut bayimu. Tapi yasudahlah…” Ruby mengambil duduk di sofa. setelah meminum obat yang diberikan oleh Stormi, ia akhirnya makan. Untungnya Stormi membeli banyak obat. Ia bisa memilih obat mana yang bisa ia minum. “Bagaimana dengan suamimu…” ucap Stormi. “Apa dia tidak mencarimu?” “Mungkin.” Ruby mengangguk. “Dia bisa mencariku dengan mudah—bahkan menemukanku. Tapi kalau hari ini aku melihatnya, aku tidak akan bisa menahan emosiku.” “Aku bertengkar dengannya.” Ruby menoleh. “Itulah kenapa—aku ingin sedikit menenangkan diri dari dia. Jika aku melihatnya saat ini—aku akan marah lagi.” Stormi mengangguk dengan paham. “Siapa suamimu? Aku penasaran.” “melihat kartu yang ada di dompetmu, pasti suamimu orang kaya kan?” tanya Stormi. “Sangat kaya,” balas Ruby. “Dia bahkan bisa melakukan ap

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 220

    “Hueek!” Ruby kembali muntah. Tubuhnya serasa lemas. Selain memang lapar, ia juga lelah ditambah kembali muntah. Ruby memegang wastafel. “Apa yang terjadi denganku…” “Sebentar lagi layanan makan akan datang.” Stormi mendekat. “Sebenarnya…” Stormi menatap Ruby. “Aku curiga pada satu hal.” Stormi menyipitkan mata. “Apa kau punya pacar?” Ruby menggeleng. “Ah..” Stormi mengangguk. “Kalau begitu mungkin memang kau sedang kelalahan dan mabuk perjalanan saja—” “Aku punya suami. Tapi sebentar lagi—” “APA?!” nampak Stormi sangat kaget. “Kau punya suami dan kau baru bilang sekarang?” Stormi mendekat—tiba-tiba saja mengusap perut Ruby. “Bagaimana jika kau hami? Kau mual kan? Itu gejala orang hamil. Kenapa kau tidak berpikir ke arah sana?” “Atau kau selalu menggunakan pengaman?” tanya Stormi lagi. Ruby menggeleng. “Aku tidak pernah menggunakannya…” Tidak pernah. sekalipun tidak pernah. Leonard dan dirinya memang menginginkan bayi. Mereka sepakat untuk tidak menggunak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 219

    Kota Ardotalia terletak di ujung barat negeri ini. Kota yang memiliki suhu paling rendah. Memiliki penduduk yang juga sedikit. Di kelilingi pegunungan. Terlihat modern dengan bangunan tinggi meski desain bangunan ala eropa kuno. Udaranya begitu sejuk. “Kita harus membeli jaket.” Stormi menarik Ruby untuk masuk ke sebuah toko. Di sanalah ada berbagai jenis jaket. Uniknya semua jaket di jahit sendiri oleh si penjahit yang di sini. Bahkan mereka bisa memesan dahulu. Seperti yang dilakukan oleh beberapa orang di sana. Mereka nampak mengukur tubuh mereka. Ruby memilih untuk membeli langsung. Namun… Apakah uangnya cukup? Ia mengeluarkan dompetnya dari dalam tas. Perjalanan panjang ini ia hanya membawa tas kecil yang ia selempangkan di bahunya. “Uangku tidak cukup.” Ruby menghitung uang yang berada di dompetnya. Stormi juga—uangnya hanya cukup membeli satu jaket saja. Namun matanya cemerlang ketika melihat satu kartu hitam yang berada di dompet Ruby. “Kau bisa me

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 218

    Ruby terbelalak. Muntahannya terkena sepatu pria itu. “Maaf. Maafkan aku!” Ruby menunduk. ia hendak menyeka sepatu pria itu dengan roknya. Namun—perutnya bergejolak lagi. Ruby menutup mulutnya lagi. Ia segera berlari ke toilet. Di dalam toilet. Ruby memuntahkan seluruh isi perutnya. Hueeek! Hueeek! Ruby memejamkan mata—perutnya terasa langsung kosong. Di belakangnya—Stormi mengusap punggungnya. Tidak lupa mengambil tisu. Ia mengusapkan tisu di bibir Ruby. “Kau sepertinya mabuk perjalanan.” Stormi mengeluarkan sebuah minyak. Kemudian di oleskannya di leher Ruby. Minyak yang memiliki aroma khas. Minyak itu juga membuatnya Ruby hangat. “Aku tidak tahu. Aku tidak pernah naik kereta. Tapi aku tidak separah itu. aku biasanya naik bus atau mobil. Tidak pernah mabuk perjalanan. Aku juga pernah naik Yacht. Juga tidak masalah…” jawabnya. “Tentu saja berbeda. Kereta dengan kendaraan yang kau sebutkan tidak sama. bisa jadi tubuhmu tidak begitu kuat naik kereta.”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 217

    “Maaf tuan…” petugas itu menunduk. Ruby mengernyit—ia mundur selangkah. Begitupun Stormi yang tidak melepaskannya sama sekali. Pria dengan setelan hitam. Pria itu lumayan tampan sebenarnya, namun sangat menyeramkan. Tapi tidak akan mengalahkan ketampanan Leonard. “Apa kalian sengaja tinggal di sini?” tanya pria itu. Ruby dan Stormi langsung menggeleng. “Tidak. tentu saja tidak. kami ketiduran, seharusnya kami turun sejak tadi.” “Kalian memang seharusnya tidak ketiduran!” ucap petugas kereta itu. nadanya meninggi seperti memarahi Ruby dan Stormi. “Seharusnya kalian lebih hati-hati. kenapa kalian ketiduran segala. Hanya satu jam kan. Hanya satu jam seharusnya kalian bisa menahannya.” Ruby berkacak pinggang. “Bagaimana kami tidak ngantuk? Pemandangannya bagus. udaranya dingin. Satu jam itu lama, pak! Satu jam itu cukup membuat energi saya kembali!” “Bapak tidak tahu kan? Kami ini sangat kelelahan!” omel Ruby. Petugas kereta itu mengerjap. “Kenapa jadi kami yang memarahi saya?”

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status