Share

Chapter 100

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-17 14:08:57

Kamboja adalah negara yang akan didatangi Lila untuk bersembunyi.

Di sanalah nanti, Derrick juga bisa memperluas usahanya.

Lila berkemas…

Hanya membawa barang-barang penting saja. Terutama keperluan Leonard.

“Mamamama…”

Lila meraba kasurnya sebelum duduk di samping Leonard. “Terima kasih sudah bertahan bersama mama..” Lila mengusap pelan kaki anaknya.

Ia tersenyum. “Kita akan pergi. nanti…” Lila membayangkan di tempat baru. “Di sana, kita akan mulai hidup baru. Mama yakin kita bisa hidup bersama dengan damai di sana.”

Lila sudah melihat tempat yang akan ia tempati.

Tempatnya bagus dan tidak ada hal yang aneh.

Untuk itu ia ingin segera ke sana saja. Lila mengangkat Leonard dan menggendong anaknya dengan nyaman.

Tok tok

“Aku sudah selesai!” teriak Lila.

Akhirnya mereka berada di dalam mobil.

Derrick berada di sampng Lila. Pria itu tidak berhenti menatap Lila dari samping.

‘aku puas-puaskan melihatnya. Setelah ini aku tidak bisa melihatnya lagi..’ Derrick meli
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 101

    “Sekarang, Sir.” Sam memberi aba-aba pada Lucas. Lucas sudah memasuki mobil untuk menuju kediaman Derrick yang terletak di derah timur. Membutuhkan waktu hampir 2 jam untuk ke sana. Mereka hampir sampai. Rombongan Lucas begitu banyak. Ada belasan mobil hitam yang terisi dengan anak buah. Mereka siap menggunakan senjata masing-masing. Tidak tanggung-tanggung ketika berada di sana. Mereka langsung adu senjata. DOOR! DOOR! Suara pistol tidak terelakkan lagi. Semua anak buah Derrick yang berjaga di depan langsung tumbang. Lucas duduk manis di dalam mobil sedangkan anak buahnya yang menyelesaikan. Setelah menghabisi anak buah Derrick—mobil kembali berjalan sampai di rumah yang tidak begitu besar. Lucas berdecih—rumah itu hanya cukup untuk menampung hewan peliharaan Lucas seperti serigala. Lucas keluar dari mobil. Ia melihat satu dari mereka yang familiar di ingatannya. Si rambut merah. Pria itu menodongkan senjata ke arahnya. “Kau si red velvet ya kan?” Lucas ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 102

    Derrick mengarahkan pistolnya pada Lucas. “Kau kalah.” Lucas tersenyum miring. “Anak buahmu akan mati di sini…” Derrick membawa Lila ke belakangnya. “Kau melanggar peraturan.” Derrick berdecih. “Tidak seharusnya kau berada di sini.” Derrick menatap tajam Lucas. “Kau yang akan mati. Kau yang kalah.” Lucas mengedikkan bahu. “Sayangnya mulai sekarang setengah dari bagian timur adalah wilayahku. Kau tidak tahu? Aku baru saja membeli bandara ini.” “Membeli beberapa tanah dan bangunan di sini…” lanjut Lucas dengan senyum smirk. Derrick menatap anak buahnya yang kalah jumlah. Ada begitu banyak anak buah Lucas. Jumlahnya dua kali lipat dari jumlah anak buahnya yang ada di sini. Anak buah Lucas menyergap anak buahnya hingga tidak bisa bergerak.Banyak anak buahnya di rumah untuk melindungi rumah serta markas utamanya. Ia tidak mengira kalau Lucas secepat itu membeli bandara. Sebelum membeli tiket—ia sudah memastikan jika bandara ini sangat aman dari Lucas. Pria ini memang benar-ben

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 103

    Derrick dilepaskan. Dengan anak buahnya yang masih hidup. Namun, hal yang paling berharganya justru pergi. Derrick menatap nanar Lila yang sudah dibawa pergi oleh Lucas. “AAARGGGH!” teriak Derrick sembari menangisl. Memukul kursi besi itu dengan tangannya berkali-kali. Sampai tangannya berdarah sekalipun. Gagal. Gagal menjaga wanita yang paling ia cintai. Gagal melindungi sahabatnya. Sebelum pergi, Lila sempat berkata. “Ada maupun tidak ada aku. Kau harus tetap hidup lebih lama. Kau satu-satunya sahabat yang aku miliki. Aku tidak mau melihatmu menyerah dengan mudah pada hidup.” Itulah pesan Lila sebelum dibawa Lucas pergi. BRAAK BRAAK Derrick meraung sampai terguntai lemas di lantai. Mengusap wajahnya kasar… Itulah akhir dari pertemuan mereka. Tidak ada rencana yang bisa mereka lakukan. Rencana untuk mengunjungi wanita itu setiap bulan. Rencana untuk menjadi ayah dari anak wanita itu. Semuanya musnah begitu saja. “Dia pergi?” tanya seorang pria b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 104

    Lucas tertawa. Tawa seram yang menggelegar. Ia mengusap pipinya yang terasa sedikit panas akibat tamparan. “Kau berani padaku.” Lucas menatap tajam Lila. “Aku akan menunjukkanmu siapa aku!” menarik Lila. “Maid!” teriak Lucas. Satu maid datang dengan terburu-buru. Maid itu menunduk takut. “Ambil bayinya!” maid itu berusaha mengambil leonard yang berada di gendogan Lila. Namun Lila tidak melepaskan anaknya. ia berusaha menahan Leonard agar tetap berada di dalam gendongannya. Uweeek! Tangisan Leonard yang terdengar. “Jangan!” Lila menarik Leonard. “Lepaskan atau aku akan membunuh anakmu!” ancam Lucas. Jika saja Lila bisa memberitahukan bahwa anak yang ingin dibunuh itu adalah anak pria itu sendiri. Lila akhirnya melepaskan Leonard yang berada di gendongannya. Merelakan Leonard diambil oleh orang lain. Namun Lila memastikan jika wajah Leonard tertutup oleh kain gendong. Ia tidak akan membiarkan Lucas melihat wajah anaknya. Baru saja melepaskan Leonard, Lila

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 105

    “Berhenti membuatku marah.” Lucas memejamkan mata. “Aku ingin membunuh semua orang yang ada di sini..” Lila mengerjap. “Jangan pernah membunuh mereka,” balas Lila. “Maka berhentilah melawanku.” Lucas menatap tajam Lila. “Aku akan berhenti melawan jika kau melepaskan mereka!” Lucas mundur beberapa langkah. Mengambil satu kunci yang dibawanya. Kemudian membuka sel Bi Rosa serta Omar dan Gate. Sehingga mereka pergi dari ruang bawah tanah itu meninggalkan Lucas dan Lila di sana. Mereka sempat menatap Lila dengan kasihan. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain segera pergi. Jika mereka berusaha menyelematkan Lila juga percuma. Hal itu akan menambah kemarahan Lucas dan bisa berakhir lebih buruk. “Sudah…” lirih Lucas. “Jangan membantahku apalagi melawanku.” Lucas mendekati Lila. Kembali mengurung wanita itu di tembok. “Tidakkah kau sadar jika aku pergi karena kesalahanmu juga?” tanya Lila. “Kau tidak tahu alasanku pergi?” tanyanya. Lucas menyipitkan mata.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 106

    21++Lucas menarik pinggang Lila kasar. “Kau ingin melakukannya di sini? di saksikan tahananku..” “Kau gila!” Lila berusaaha berjalan dan melepaskan diri dari Luas. Tapi Lucas kembali menarik pinggangnya. Menarik tengkuknya dan menciumnya dengan kasar. Lucas menggigit bibir bawah Lila hingga berdarah—mengakses lebih dalam ketika bibir Lila terbuka. Lucas meremas pinggang Lila—tidak berhenti mencium bibir Lila hingga wanita itu sulit bernafas. Lila memukul dada Lucas—hingga ciuman mereka terlepas. Lucas menunduk dan menatap Lila. “Kau takut?” tanyanya. Lila menyentuh lengan Lucas. “Bawa aku ke kamarmu. Aku akan memuaskanmu.” Lucas tidak bisa menahan senyumnya. Lila bisa merubah suasana hatinya yang buruk perlahan menjadi baik. Mendengar kata ‘memuaskanmu’ membuatnya tertarik. “Kalau aku tidak tidak puas…” Lucas mengusap bibir bawah Lila yang mengeluarkan darah. “Aku akan menyiksamu.” Belum sempat membalas ucapan pria itu. tubuh Lila terasa melayang. Terasa menggantung di u

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 107

    Terbangun lebih dulu. Lila berjalan pelan—ia tidak tahu jam berapa sekarang. Yang ia lihat adalah ruangan yang masih gelap. Setiap kali mereka bercinta, ruangan akan menjadi sangat gelap. Ia tidak tahu kenapa Lucas seperti itu. Pria itu selalu mematikan semua lampu dan membuat ruangan menjadi gelap. Tapi sungguh, Lila sangat membenci pria itu. Ia meraba tembok sampai berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Lantai yang dingin bersentuhan dengan telapak kakinya. Lila mengguyur tubuhnya dengan shower. Ia tidak tahu jika Lucas begitu licik dan berbuat sesuka hati. Hanya saja ia tidak menyangka jika pria itu seburuk itu… Lila hampir berteriak saat tangan yang tiba-tiba menelusup di pinggangnya. “Wajahmu seperti sedang mengumpatiku,” ucap Lucas sembari mengecup punggung telanjang Lila. “Memang,” balas Lila cuek. Lucas tersenyum remeh. “Kau menjadi pembangkang sekarang.” “Aku pembangkang?” tanya Lila. “Bahkan sekarang aku lebih patuh padamu. Aku tidak akan melawanm

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 108

    Tidak ada yang membuat Lila benar-benar sedih selain dipisahkan dengan anaknya sendiri. Hampir seminggu ia dipisahkan dengan anaknya. Yang ia lakukan di sini hanyalah sebagai jalang dari Lucas. Lucas mendatanginya untuk melampiaskan nafsu dan juga agar dirinya segera hamil. Tapi ia sedikit merasa tenang karena yang merawat Leonard adalah Bi Rosa. Lila berjalan ke belakang. Ia senang datang ke teman untuk melihat bunga dengan tenang. Setidaknya ada bagian dari rumah ini yang indah. “Nona mau ke mana?” tanya Omar mendekati Lila yang sedang berjalan. “Aku ingin ke teman.” Lila berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Omar dari belakang. “Bagaimana keadaan Leonard?” tanya Lila yang duduk di sebuah bangku. Omar mengambil duduk di bangku samping Lila. “Leonard baik, hanya saja kata bibi saat malam sering terbangun.” Lila tersenyum. “Pasti merindukanku..” lirihnya. Selain bodyguardnya, Omar dan Gate juga bertugas sebagai mata-matanya. Mereka sering ke rumah lama Lucas u

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19

Bab terbaru

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 253

    21++ “Katakan padaku sayang.” Ruby mendongak. “Aku bisa menjaga rahasia.” Leonard terdiam sebentar. “Kamu ingin tahu karena menghawatirkan Stormi?” Ruby mengangguk jujur. Ia takut kalau Diego tidak sebaik yang ia kira. Ia takut suatu saat Diego bisa menyakiti Stormi. Apalagi Stormi baru saja gagal menikah. diselingkuhi mantan kekasihnya. “Yang aku lihat hanya sekilas karena aku menahan diriku. Tapi kejadian itu tetap terlihat.” Leonard mengusap punggung Ruby. “Aku melihatnya banyak menembak orang…” lirih Leonard. Ruby mengerjap. “Sungguh?” Leonard mengangguk. “Seperti Papa dulu..” lanjutnya. “Dia banyak terlibat keributan. Hidupnya memang dipenuhi dengan bahaya.” Ruby melepaskan pelukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Stormi?” “Jangan.” Leonard menggeleng. “Di antara banyaknya kejadian yang terlintas di kepalaku. Aku tidak melihatnya menyakiti wanita.” “Dan juga…” Leonard menyipitkan mata. Ruby menunggu ucapan suaminya. “Dan juga?”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 252

    Waktunya pulang…. Ruby dan Leonard sudah berada di pesawat. Dengan menggunakan pesawat pribadi seperti ini, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke kota. Ruby turun perlahan dibantu Leonard yang selalu menggenggam tangannya. “Perutku..” Ruby mengernyit. Lagi-lagi mual. “Aku sangat bosan…” Ruby mengernyit. “Aku selalu seperti ini setelah melakukan perjalanan.” Leonard menunduk. “Kita ke rumah sakit dulu.” Ruby menggeleng. “aku baik-baik saja. hanya sedikit mual. Tidak sampai ingin muntah.” Leonard mengusap punggung Ruby pelan. “Jangan menahannya.” Ruby mengangguk. mereka masuk ke dalam mobil. Perjalanan akan berlanjut sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah kakek neneknya. Tapi tujuan mereka bukan rumah dahulu. Tapi… Mereka akhirnya sampai di sebuah pemakaman. Ruby membawa bunga yang ia beli saat perjalanan ke sini. Ia menggandeng tangan Leonard—sampai berada di depan makam kakek neneknya. Makam yang sangat sejuk. Tidak seperti kebanyaka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 251

    Berkeliling mansion… Berkeliling peternakan hewan yang ada di Mansion lebih tepatnya. Di belakang Mansion ada bangunan yang khusus digunakan sebagai ternak hewan. Mereka berempat sedang berjalan ke sana. bangunan yang mirip dengan kebun binatang. “Kenapa kau membangun kebun binatang di belakang rumahmu?” tanya Leonard yang begitu heran. Ia memeluk pinggang Ruby dari samping. Diego dan Stormi berjalan lebih dulu memimpin perjalanan mereka dari berkeliling ini. “Ini bukan kebun binatang,” balas Diego. “Ini Peternakan.” Mereka sampai peternakan buaya. Bentuknya seperti rawa. Namun mereka berdiri di ruangan yang dilapisi dengan dinding dan kaca. Sehingga mereka bisa memantau para buaya yang berada di depan mereka. “Buaya?” tanya Leonard. “Waah..” Stormi mendekat. “Ini menakjubkan.” Di depan sana—ada beberapa petugas yang sudah ahli memberi makan buaya dengan daging ayam. Ruby mengerjap—ia tidak pernah melihat buaya secara langsung. Tapi ini—sungguh membuatnya m

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 250

    “Aku akan mengajakmu berkeliling. Tapi makan dulu.” Diego memundurkan kursi untuk Stormi. Stormi mengangguk. ia duduk di samping Diego. “Kenapa barang-barang di bawa orang? Mau pindah?” tanya Stormi. “Pembangunan Mansionku yang baru sudah selesai. aku akan segera pindah ke sana. dan ada barang-barang yang tidak bisa aku tinggalkan. Jadi aku membawanya.” “Lalu bagaimana dengan Mansion ini?” tanya Stormi. “Mansion ini akan dijadikan sebagai Markas sekaligus kantorku.” Stormi mengerti. “Ooh…” “Makanlah. Jangan banyak berpikir.” Diego mengambil satu roti. “Mau pakai apa?” “Cokelat saja.” Diego mengoleskan selai cokelat di roti yang sudah dipanggang. Dengan pelan-pelan dan teliti. “Kau seperti pangeran,” ucap Stormi memperhatikan tingkah perilaku Diego. “Tidak ada pangeran yang memiliki banyak tato sepertiku.” Diego menaruh roti itu di atas piring Stormi. Tidak tanggung-tanggun. Ia melakukannya pada lima lembar roti. “Hanya perilakumu..” Stormi menyipitkan mata. “Wajahmu juga

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 249

    Diego menghela nafas. ia memejamkan mata sebentar. Sekali lagi ia harus menyadarkan diri. Stormi memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan wanita yang ia temui. “Bilang saja menyelamatkanku.” Stormi menoleh. “Mana bisa…” “Kenapa tidak bisa?” “Aku memberitahu ibuku kalau aku dan kekasihku batal menikah. lalu bagaimana jika aku bilang kalau aku terluka karena menyelamatkan seorang pria lain….” Stromi berhenti bicara. Ia menoleh pada Diego yang sedari tadi menyimak ucapannya. Bukankah ini terlalu awal untuk menceritakan bagaimana kisahnya pada pria ini. Tapi mulutnya memang tidak bisa dikondisikan. “Aku pasti sudah gila..” lirihnya. “Pria mana yang meninggalkanmu?” tanya Diego. “Pria mana yang menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?” Tangan Diego terangkat mengusap pipi Stormi. “Dia memang brengsek. Aku menjalin hubungan dengannya 2 tahun. Tapi dia berselingkuh dengan teman kantorku. Kita sudah bertunangan dan berencana akan menikah di waktu dekat. Tapi dia

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 248

    Stormi memejamkan mata. Ia membiarkan Diego yang berusaha melepaskan pakaiannya. Ciuman mereka semakin dalam. Stormi tidak menolak sentuhan Diego. sama sekali tidak menolak. Sentuhan pria itu sangat hati-hati dan lembut. Memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Namun… “Akh!” Jari Diego tidak sengaja mengenai lukanya. “Kau baik-baik saja?” tanya Diego segera melepaskan Stormi. Stormi mengangguk. Namun, sesungguhnya masih sedikit nyeri. “Biar aku lihat.” Diego melepaskan kancing piyama Stormi lagi. Kali ini bukan karena nafsu. Tapi karena ia mencemaskan wanita itu. ia ingin melihat luka Stormi apakah terbuka dan semakin parah. “Tidak parah kan?” tanya Stormi. Ia sedikit malu. pakaiannya berantakan karena dibuka Diego. Ia menggigit bibirnya lagi. tapi untungnya pria itu tidak fokus pada tubuhnya dan hanya fokus pada lukanya. Diego melihat Luka Stormi yang mengeluarkan darah. “Lukamu harus diperiksa dokter,” ucap Diego. Pria itu hendak berdiri. Namun Stor

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 246

    Diego tersenyum lagi. Kali ini tertawa kecil. “Bagaimana kalau aku bilang aku juga tertarik denganmu?” tanyanya. Stormi menggigit bibirnya. “Kenapa? Karena kasihan padaku? atau karena aku menyelamatkanmu?” Stormi menggeleng. “Jangan merasa bersalah. Aku baik-baik saja kalau kau tidak tertarik denganku. Jangan memaksa dirimu hanya karena merasa bersalah padaku.” “Aku tidak pernah merasa bersalah pada orang.” Diego mendekat. “Kau tahu aku akan? Aku bahkan bisa membunuh orang dengan mudah. Untuk apa membohongi perasaanku sendiri.” “Aku juga tertarik denganmu.” Stormi mengerjap—menunjuk dirinya. “Denganku?” Diego mengangguk. “Bukankah kau suka dengan Ruby? Kau terlihat menyukai Ruby?” tanya Stormi. “Pada awalnya aku hanya penasaran dengannya karena wajahnya tidak asing. Aku semakin penasaran karena melihat kekuatannya. Hanya sebatas itu.. ketertarikanku hanya sebatas itu..” “Aku juga merasa kita khanya cocok menjadi teman. Dia juga sudah bersuami. Meskipun aku kejam. Aku tidak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 245

    “Ruby pergi bersama suaminya.” Suara itu membuat Stormi menoleh. Di sanalah—di sofa. Diego sedang duduk sembari mengusap wajah sebentar. Apa pria itu menunggunya? “Aku takut…” lirih Stormi. Hanya ada dua lampu tidur yang menyala. Sehingga cahaya di kamar ini gelap. Diego berdiri dari duduknya. Menyalakan saklar lampu sehingga semuanya menjadi cerah. “Aku pikir mematikan lampunya agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Stormi menatap Diego… Sedikit takut.Masih takut. “Apa yang membuatmu takut? aku membuatmu takut?” tanya Diego berjalan mendekat. Stormi menggangguk namun segera menggeleng lagi. “Ti-tidak. Aku tidak takut padamu.” Diego nampak lebih santai. tidak sepergi biasanya yang selalu menggunakan pakaian formal. Kali ini, pria itu hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam. Memang tidak pernah jauh-jauh dari warna hitam. Diego mengambil duduk di samping ranjang Stormi. Menatap Stormi lekat. Stormi mengerjap—kedua tangannya meremas selimut yang membungkus tubuhnya

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status