Pada akhir pekan, Irene mendapatkan giliran istirahat yang jarang sekali didapatkan dan Leni pun membawanya pergi jalan-jalan.Mungkin karena mereka sudah lama tidak jalan-jalan, jadi saat jalan-jalan dengan Leni, Irene merasa seakan-akan dia kembali ke masa lalu.Dulu, sebelum kecelakaan itu terjadi, pada akhir pekan, Irene juga sering membawa Leni pergi jalan-jalan. Pada saat itu, dia merasa tidak terbebani, seakan-akan semua pemandangan di depannya terlihat indah."Oh ya, Mike di mana? Sekarang, kamu sudah mengenal dia lebih dekat, belum? Misalnya rumahnya di mana atau tentang keluarganya," kata Leni. Intinya, Leni khawatir teman baiknya akan ditipu."Aku hanya tahu ayahnya sudah meninggal dan ibunya sepertinya meninggalkan mereka. Selain itu, dia nggak cerita, jadi aku juga nggak tanya," kata Irene sambil tersenyum."Kamu bodoh, ya? Kenapa nggak tanya? Setidaknya, kamu juga harus tahu pekerjaannya sebelumnya!" kata Leni.Irene hanya tersenyum dan berkata, "Apa gunanya aku tahu peke
"Kata siapa kami nggak beli? Aku bisa ...." Leni sebenarnya ingin bersikeras untuk tetap membeli satu baju. Dia ingin melampiaskan amarahnya, sekaligus supaya pegawai toko ini tidak meremehkan mereka.Irene langsung menariknya, lalu berkata pada manajer itu, "Kalau kami nggak beli, kami nggak boleh lihat-lihat?""Kalian datang ke toko yang jauh melampaui penghasilan kalian untuk melihat baju. Kalian bisa saja datang untuk membuat keributan, jadi aku hanya menjaga hak tamu lainnya di toko," kata manajer itu dengan sok masuk akal.Irene langsung berkata, "Tapi, kamu nggak punya bukti. Sebaliknya, kamu malah jelas-jelas mendiskriminasi pelanggan. Oh ya, ucapanmu tadi juga sudah kurekam. Sepertinya, rekaman ini sudah termasuk barang bukti yang bisa dikumpulkan ke pihak manajemen pusat perbelanjaan ini, 'kan?""Kamu ...." Wajah manajer ini langsung memerah. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Irene merekam ucapannya barusan."Irene, sudah cukup, deh. Kamu hanya penyapu jalanan, apa yang b
Martin jelas-jelas terkejut melihat mantan pacarnya. "Irene?!"Begitu Melvina melihat kakaknya, dia langsung pergi mengadu. "Kak, tahukah kamu betapa nggak tahu malunya si Irene? Dia malah menyuruhku membelikan gaun seharga 9,6 miliar untuknya. Dia nggak pikir, memangnya sekarang dia cocok pakai gaun itu?!""Diam!" tegur Martin dengan ekspresi yang sangat masam. Adiknya mau cari mati, ya?! Harus diketahui, sekarang, orang di belakang Irene adalah Michael. Jangankan 9,6 miliar, bahkan gaun seharga 96 miliar juga cocok untuk Irene!"Kak, kamu kenapa, sih? Kenapa kamu berteriak? Aku hanya lagi mengatai Irene," kata Melvina dengan kesal."Apa yang perlu dikatakan?" balas Martin dengan kesal. Kemudian, dia berkata pada pegawai toko di satu sisi, "Bungkus gaun itu."Ucapan Martin seketika membuat semua orang di dalam toko terkejut."Kak, kamu ngapain? Jangan-jangan kamu mau beli gaun itu untuk Irene?" kata Melvina. Dia tidak berani memercayai ucapan Martin.Hannah juga mengernyit, amarah pun
Irene menerima cek itu dan langsung meninggalkan toko ini dengan Leni."Irene, menurutmu, ada yang aneh, 'kan?" Begitu mereka keluar, Leni langsung berkata, "Martin langsung memberikanmu 9,6 miliar tanpa ragu-ragu. Selain itu, Hannah berada di sana! Dia nggak takut Hannah salah paham?""Memang lumayan aneh," kata Irene."Jangan-jangan Martin masih menyukaimu?" tebak Leni."Bukan, dia lagi takut, sepertinya takut aku marah pada Melvina, lalu akan merugikan Keluarga Susanto?" kata Irene.Mendengar ucapan Irene, Leni hanya merasa agak absurd. "Dia berpikir terlalu jauh, deh.""Entahlah," kata Irene sambil mengangkat bahunya. Kemudian, dia melihat cek di tangannya."Apa yang akan kamu lakukan dengan cek ini? Merobeknya?" tanya Leni. Dia mengenal teman baiknya. Dengan sifat Irene, dia tidak akan menggunakan uang ini."Kenapa dirobek? Langsung disumbangkan pada orang yang memerlukan saja," kata Irene sambil menyimpan cek ini dengan hati-hati di tasnya.Setelah jalan-jalan sejenak lagi, merek
"Atas dasar apa aku harus minta maaf?!" seru Melvina dengan amarah yang menggebu-gebu.Sedangkan pada saat ini, beberapa orang berjalan ke arah eskalator dan di antaranya ada yang mengenal Hannah. Bagaimanapun, Hannah adalah artis terkenal. Meskipun dia memakai topi dan kacamata hitam yang menghalangi sebagian besar mukanya, masih saja ada orang yang mengenalinya."Itu Hannah Moiras! Sepertinya orang di sampingnya itu calon suaminya, deh!""Ngapain mereka di sini?""Ada apa dengan eskalatornya? Ada kecelakaan, ya?"Orang-orang di sekitar terus berdiskusi. Melihat Leni memapah Irene berjalan menuruni eskalator, Martin bergegas mengejar mereka.Hannah tampak terkejut. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Martin malah meninggalkannya dan pergi mengejar Irene! Sedangkan orang-orang yang mengerumuni Hannah pun mulai bergosip."Calon suaminya Hannah pergi mengejar wanita lain.""Astaga, jangan-jangan ini cinta segitiga!"Hannah tampak malu. Dia menutupi wajahnya dengan tangannya untuk mengh
"Mike," jawab Irene. "Aku nggak tahu harus berapa lama di rumah sakit, jadi aku menelepon agar dia nggak menungguku makan malam."Sambil berbicara, Irene menghubungi nama "Mike" dalam daftar kontak di ponselnya.Tidak lama kemudian, panggilan ini terhubung. Terdengar suara Michael yang agak dingin. "Kak.""Aku ada masalah kecil. Hari ini, sepertinya aku akan pulang lebih malam. Kamu ... makan malam sendiri saja," kata Irene."Apa maksudmu masalah kecil?! Langsung beri tahu dia kalau kamu lagi di rumah sakit," sela Leni dari samping."Kak, kamu lagi di rumah sakit?" tanya Michael. Suaranya sepertinya agak berubah."Ya, aku terjatuh. Sekarang, aku lagi menunggu untuk pemeriksaan rontgen di rumah sakit," kata Irene."Rumah sakit mana? Aku ke sana sekarang juga," kata Michael."Nggak perlu. Ada Leni, kok, di sini. Kamu tunggu saja di rumah," kata Irene dengan terburu-buru.Di ujung telepon lainnya, Michael terdiam. Sesaat kemudian, suara yang dingin itu kembali terdengar. Dia tetap bersike
Hanya saja, karena pesan direktur rumah sakit, Dokter Cokro baru lebih memperhatikan Irene.Tepat pada saat ini, seseorang berjalan memasuki ruangan ini dan menghampiri Irene. "Kak," panggil orang ini."Kamu sudah datang, ya," kata Irene. Pria ini tiba lebih cepat daripada yang Irene bayangkan."Ya, jalanan macet, jadi agak telat," kata Michael."Pak Dokter, bagaimana? Apakah temanku terluka parah? Tadi, dia dibuat tersandung oleh seseorang dan terjatuh beberapa anak tangga di eskalator," kata Leni dengan gugup."Lukanya nggak parah, hanya saja di bagian mata kaki ada patah tulang ringan. Istirahat seminggu atau dua minggu sudah cukup, tapi ...." Dokter Cokro ragu-ragu sesaat."Tapi apa?" tanya Leni."Tapi, Nona Irene, beberapa tahun yang lalu, kamu sering terluka, ya?" tanya Dokter Cokro.Irene tercengang. Untuk sesaat, dia tidak bisa menjawab pertanyaan ini."Aku nggak bermaksud apa-apa, tapi dari hasil rontgen, bisa dilihat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kamu sepertinya sering
Saat nama "Michael Yunata" keluar dari mulut Irene, tubuh Michael seketika menjadi kaku."Kamu membenci Michael Yunata?" gumam Michael.Irene membuang napas dan berkata, "Semua orang di Kota Cena kenal dengannya. Di kecelakaan itu, orang yang meninggal itu Helen Moiras, calon istrinya Michael. Jadi, tentu saja nasibku akan menjadi buruk. Ada banyak orang yang ingin menjilat Michael, jadi mereka menyakitiku."Setelah terdiam sejenak, Irene mentertawakan dirinya sendiri, dia berkata, "Terkadang, aku bahkan berpikir, kalau saat itu orang yang terlibat dalam kecelakaan itu bukan Helen, apakah aku bisa memenangkan kasus itu? Apakah aku nggak akan masuk penjara tiga tahun dan mengalami semua penderitaan itu?"Irene tidak tampak marah, tetapi caranya mentertawakan dirinya sendiri seperti ini malah membuat Michael makin merasa bersalah.Mungkin, setengah dari penderitaan yang Irene alami berhubungan dengan Michael.Michael berjongkok di hadapan Irene, tatapannya menembus rambutnya yang tebal d
"Martin, aku merasa agak pengap, ayo pergi ke taman bunga di belakang," kata Hannah."Baiklah," kata Martin sambil menatap calon istrinya dengan tatapan yang agak rumit. "Tadi, kamu sengaja nggak membiarkanku bicara, untuk ini?" Martin mengucapkan kata-kata ini dengan suara yang sangat rendah, sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengar suaranya."Iya. Kalau ada yang mau cari masalah, untuk apa kita memperingatkannya?" kata Hannah sambil tersenyum. "Selain kedua keluarga kita, tentu saja masih ada keluarga lain yang akan menyinggung Michael dan nasib mereka akan lebih parah lagi."Melihat senyuman di bibir calon istrinya ini, Martin tiba-tiba merasakan kehilangan dan keberatan yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya, seakan-akan ada sesuatu yang sudah menghilang darinya dan tidak akan bisa kembali lagi.Sedangkan sekarang, hal yang bisa Martin lakukan hanyalah terikat erat dengan wanita di hadapannya ini, demi kepentingan kedua keluarga!Tidak jauh dari mereka, ada juga seseorang
Ternyata, Irene adalah pengemudi mobil yang menyebabkan kecelakaan yang membunuh Helen. Sedangkan sekarang, Michael berpacaran dengan Irene. Sama sekali tidak ada yang menyangka bahwa hal yang tidak mungkin terjadi ini akhirnya terjadi juga!Bruk!Jason mendengar suara sesuatu terjatuh di belakangnya. Dia menoleh dan melihat Winny yang jatuh terduduk di lantai karena kedua kakinya lemas.Jason menatap Winny dengan tatapan simpati. Sepertinya, Keluarga Avila akan jatuh sial dan Winny sepertinya akan dikeluarkan dari lingkaran kelas atas ini.Bagaimanapun, Michael bukanlah orang yang murah hati.Pada saat ini, Debbie dan Ivanna merasa ketakutan. Terutama Debbie, meskipun dia merasa tidak rela, tatapannya tetap saja tampak ketakutan.Tindakan Michael barusan sudah menunjukkan bahwa dia sebenarnya sudah mengetahui perihal Irene pernah dipenjara. Kalau begitu, perbuatan Winny tadi jelas-jelas mencari masalah untuk dirinya sendiri.Selain itu ... tadi, Michael berjongkok di hadapan Irene, wa
"Aku hanya dikatai, terus gaunku diinjak hingga robek," jawab Irene. Dia tidak ingin mengeluh di tempat ini. "Maaf, ya. Hari ini, kamu membawaku ke sini, tapi aku malah ....""Maaf apanya," kata Michael. Dia memotong ucapan Irene dan berkata, "Akulah yang nggak menjagamu dengan baik, sehingga kamu terkena masalah seperti ini."Kemudian, Michael berjongkok dan mengikat ujung rok Irene yang robek, supaya ujung rok itu tidak terseret di lantai, sehingga Irene menginjaknya.Saat Michael berjongkok, semua orang di sekitar terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa Tuan Michael yang sangat terhormat di Kota Cena malah bisa berjongkok di hadapan seorang wanita seperti ini.Setelah Michael membantu Irene merapikan ujung rok Irene, Michael menengadah dan menatap Irene sambil bertanya, "Kamu terluka, nggak?"Pada saat ini, Michael berjongkok sambil menengadah, sedangkan Irene berdiri sambil menunduk. Keduanya saling bertatapan. Untuk sesaat, Irene merasa seakan-akan pada saat ini, Michael sedang m
"Benar. Wanita inilah yang nggak tahu malu. Entah dengan cara apa dia menipu Michael. Sepertinya, sekarang, Michael juga nggak tahu kalau wanita ini pernah masuk penjara," timpal Ivanna.Mendengar ucapan wanita-wanita ini, Hannah dan Martin tampak terkejut. Baru saja Martin ingin mengucapkan sesuatu, Hannah diam-diam menarik Martin untuk mengisyaratkan agar Martin tidak mengatakan apa pun.Irene hanya merasa bahwa makin banyak orang di sekitar yang menatap ke arah mereka. Selain itu, banyak orang mendengar ucapan Winny dan yang lainnya barusan. Pada saat ini, tatapan yang tertuju ke arah mereka beragam, ada yang terkejut, ada yang menghina, semuanya seperti sedang menonton pertunjukan.Irene membuang napas dalam hatinya. Sepertinya, di pesta hari ini, dia mempermalukan Michael lagi. Bagaimanapun, dia tidak bisa mengubah hal-hal yang pernah dia alami sebelumnya.Irene tidak ingin mempermalukan dirinya lebih lama lagi, jadi dia berbalik untuk pergi.Namun, kali ini, baru saja dia mengamb
Mendengar hal ini, Winny dan Debbie yang berada di satu sisi juga langsung terkejut.Winny tiba-tiba tertawa dan berkata, "Kukira kamu siapa. Ternyata kamu pembunuh, ya! Michael tahu, nggak, kalau kamu orang yang membunuh Helen?"Pada saat ini, Winny sudah tidak sabar ingin melihat reaksi Irene saat Michael mengetahui bahwa Irene adalah pelaku dalam kecelakaan mobil itu.Menurut Winny, Michael pasti tidak mengetahui hal ini. Kalau tidak, bagaimana mungkin Michael akan membiarkan Irene berias seperti ini dan menghadiri pesta ini sebagai pendampingnya?!Sedangkan Debbie tersenyum sinis dan berkata, "Oh iya, hari ini Martin juga datang ke pesta ini. Tadi, aku melihatnya dengan Hannah. Bagaimana kalau kami bantu agar kamu bisa bertemu dengan mantan pacarmu itu?"Mendengar ucapan Debbie, Winny langsung bersemangat. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke sekeliling. Kebetulan, Martin dan Hannah berada tidak jauh dari mereka.Oleh karena itu, Winny seketika berseru ke arah kedua orang itu, "
"Oh iya, apa hubunganmu dengan Michael? Bagaimana kalau kamu beri tahu kami, untuk memuaskan rasa ingin tahu kami?" kata Debbie.Irene tersenyum dan menjawab, "Ini masalah pribadiku, jadi aku nggak bisa beri tahu kalian."Begitu Irene mengucapkan kata-kata ini, ekspresi ketiga wanita itu sontak berubah. Winny Avila, putri dari presiden direktur jaringan toko kelontong, langsung berkata, "Ucapanmu sungguh nggak enak didengar. Jangan-jangan hubungan kalian memalukan, ya, jadi kamu nggak berani bilang?"Wajah Irene agak menggelap. Hal yang dia duga ... akhirnya terjadi. Meskipun dia ingin menghindar, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Sedangkan Ivanna, cucunya bos hotel terkenal, memelototi Irene sambil mengernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu.Winny melanjutkan ucapannya dengan agresif. "Jangan-jangan kamu menggunakan cara yang nggak etis untuk menjalin hubungan dengan Michael?" kata Winny.Irene mengerutkan bibirnya dan berkata, "Maaf, aku masih ada urusan, jadi aku pergi dul
Jason menelan ludah sambil berpikir, 'Baiklah. Kalau begitu, kelak, Irene jelas-jelas akan menikah ke Keluarga Yunata dan menjadi nyonya di Keluarga Yunata.'"Sepertinya dia benar-benar beruntung," gumam Jason."Akulah yang beruntung," kata Michael dengan santai. Dengan kata lain, kemalangan Irene adalah keberuntungan bagi Michael.Dulu, tanpa kecelakaan itu, mungkin saja sekarang, Irene sudah menikah dan berkeluarga dengan Martin, tidak bertemu dengan Michael dengan cara seperti itu. Terlebih lagi, Michael tidak akan menyadari bahwa berada di sisi Irene adalah sesuatu yang begitu menyenangkan.Mendengar ucapan Michael, Jason terkejut.Pada saat ini, dia hanya merasa bahwa Michael benar-benar sudah jatuh hati sepenuhnya pada Irene!…Irene mengambil segelas sampanye dari seorang pelayan dan meminumnya. Dengan kadar alkohol yang rendah dan rasa buah yang segar, sampanye ini terasa lumayan enak.Namun, sampanye seperti ini tidak boleh diminum terlalu banyak. Bagi orang dengan tingkat tol
Irene jarang sekali mendengar Michael menyebut siapa pun sebagai temannya, jadi Jason Tamara ini sepertinya berhubungan lumayan baik dengan Michael. "Halo, aku Irene Linardo," kata Irene.Irene memperkenalkan dirinya dengan natural."Halo, sudah lama aku ingin bertemu denganmu, tapi nggak pernah ada kesempatan," kata Jason sambil tersenyum. Bagaimanapun, dia sangat penasaran dengan wanita yang bisa mendapatkan hati sahabatnya ini.Terlebih lagi, pada malam tahun baru, sahabatnya ini membawa segerombolan polisi ke sebuah kota kecil yang terletak di samping Kota Cena dan bahkan meninggalkan tuan besar dari Keluarga Yunata demi wanita ini. Tentu saja hal ini membuat Jason terkejut dan juga penasaran.Sekarang, setelah Jason melihat Irene, dia merasa bahwa meskipun Irene tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, Irene membuat orang lain merasa sangat nyaman, wanita ini tampak halus dan tenang.Sedangkan Michael yang berdiri dengan Irene seperti terlihat lebih tenang daripada biasanya.Dal
Pada saat ini, Kris bahkan memiliki sebuah firasat, jika dia tidak melepaskan tangan Irene, Michael sepertinya akan langsung mematahkan pergelangan tangannya.Kris memang tidak perlu berselisih dengan Michael hanya demi seorang wanita. Lagi pula … sebelumnya, bukankah Kris sudah mengetahui bahwa Irene bukanlah orang yang ingin dia cari?Kris hanya menurunkan tatapannya sambil melepaskan pegangannya di tangan Irene. Tangan Irene seketika mendapatkan kembali kebebasannya."Maaf. Tadi, aku lepas kendali, Nona Irene mengingatkanku akan seorang teman lama," kata Kris."Dia bukan teman lamamu itu. Ke depannya, jangan melakukan hal seperti ini lagi," kata Michael dengan dingin sambil meraih tangan Irene dan meninggalkan Kris dan Elena.Kris menatap punggung Irene dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. Di belakang Kris, Elena hampir ingin berteriak.Bukan? Sebenarnya … iya! Jika orang di lukisan di studio Kris benar-benar teman lamanya Kris, Elena yakin bahwa teman lama itu adalah Irene.Gaun