'Sialan! Siapa suruh aku berutang padanya?!' pikir Leni....Setelah Irene kembali ke Kediaman Yunata bersama Michael, Michael bertanya, "Hari ini, kamu kecewa, nggak? Sudah pergi ke Kota Saraya, tapi nggak mendapatkan petunjuk apa pun yang berguna."Irene menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Nggak, kok.""Nggak kecewa?" tanya Michael dengan heran."Karena kamu bersedia membantuku mencari petunjuk, supaya kebenaranku terbuktikan," kata Irene. "Nggak peduli kamu bisa membantuku mendapatkan petunjuk yang berguna atau nggak, aku tetap sangat senang."Irene merasa seakan-akan Michael benar-benar memercayainya, sehingga batas antara mereka berdua juga pelan-pelan menghilang.Michael menatap lekat-lekat pada Irene. Dia memahami keinginan Irene untuk aju banding, tetapi .... Dia memang bisa membuktikan bahwa Irene tidak bersalah, tetapi dia tidak bisa memberikan kebenaran di balik kasus itu pada Irene, kebenaran yang ingin Irene ketahui itu."Baguslah kalau kamu senang," kata Michael sambil
"Karena aku ingin tahu sepahit apa obat yang kamu minum," jawab Michael. Kemudian, dia seperti mencicipi rasa obat tradisional itu dan berkata, "Ternyata memang sangat pahit, ya."Irene seketika tidak bisa berkata-kata. Siapa yang mencicipi obat hanya untuk mengetahui sepahit apa obat yang diminum orang lain? Terlebih lagi, obat ini untuk wanita.Meskipun obat yang tersisa sedikit ini tidak akan mencelakai Michael ... Michael terlalu acuh tak acuh."Kalau begitu, makan permen juga, untuk menahan rasa pahit itu," kata Irene sambil mengulum sebutir permen dalam mulutnya."Baiklah," jawab Michael. Namun, dia tidak mengambil permen itu, melainkan mencondongkan badannya pada Irene sambil menarik kepala Irene. Kemudian, wajahnya yang tampan mendekati wajah Irene."Kamu ...." Baru saja Irene membuka mulutnya, Michael sudah langsung mencium bibir gadis ini.Ciuman ini sangat mendalam, juga sangat mendominasi, membuat Irene hampir sesak napas. Dalam ciuman ini, rasa pahit yang bercampur dengan
Irene ragu-ragu sesaat, lalu mengangguk untuk menyetujui ucapan pengurus rumah ini. Dia tidak ingin membuat orang ini terkena masalah.Irene pun meminta sopir untuk membawanya ke sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota.Dia ingin membeli barang yang cocok untuk orang tua. Lantai pertama pusat perbelanjaan ini adalah area khusus makanan, jadi Irene pergi ke lantai ini terlebih dahulu.Setelah Irene melihat kue-kue, dia memilih beberapa kue yang cocok untuk orang tua dan orang dengan gula darah tinggi. Meskipun harganya agak mahal, Irene mengingat bahwa kadar gula darah neneknya terkadang agak tinggi, jadi dia tetap membeli kue ini.Setelah membayar tagihannya, dia membawa kue ini dan berjalan menaiki eskalator.Sesampainya di lantai dua, seseorang tiba-tiba berjalan cepat ke arahnya. Sebelum dia bisa melihat orang itu dengan jelas, dia sudah langsung ditampar dengan kuat.Irene langsung terhuyung karena tamparan itu dan hampir terjatuh. Dia menstabilkan tubuhnya, tetapi kotak kue di tan
"Kamu juga, nggak takut ditertawakan orang lain, ya, di tempat seperti ini?!" seru Harry.Luvana berkata dengan penuh amarah, "Aku benar-benar murka melihatnya. Menurutmu, apa maksud ucapannya tadi? Dia sudah membunuh Helen, tapi masih saja berani bilang kalau dia nggak pernah mencelakai siapa pun!"Harry menatap Irene dengan tatapan tajam sambil berkata, "Kamu sudah keluar dari penjara. Apakah ini peradilan sesat atau bukan, hal ini ditentukan oleh pengadilan. Tapi, kalau kamu bicara soal hak ...."Tatapan Harry penuh akan kebencian, seakan-akan dia sangat menganggap remeh Irene. "Di hadapanku, kamu benar-benar nggak pantas membicarakan tentang hak," kata Harry.Kemudian, dia berkata pada pengawal di sampingnya, "Usir wanita ini ke luar. Kemudian, sebarkan fotonya pada petugas keamanan dan pihak manajemen pusat perbelanjaan ini. Ke depannya, wanita ini nggak diizinkan untuk memasuki pusat perbelanjaan ini lagi."Pengawal itu mengiakan ucapan Harry, lalu dua pengawal hendak membawa Ire
Kilatan cahaya melintas di tatapan Harry. "Nggak susah, kok, untuk memasukkan orang seperti dia kembali ke penjara. Nanti, biar aku suruh seseorang untuk mengurus hal ini," kata Harry dengan santai, seakan-akan mengendalikan nasib orang lain adalah sesuatu yang sangat normal baginya.Mata Luvana seketika berkilau. Dia menggertakkan giginya sambil berkata, "Kalau begitu, kali ini, berikan dia hukuman seumur hidup! Aku mau dia nggak keluar dari penjara seumur hidupnya!" Hanya dengan begitulah baru amarah dalam hatinya bisa mereda."Baiklah, sesuai keinginanmu saja," kata Harry. "Jangan terlalu memikirkan masalah Helen, hingga kondisi kesehatanmu memburuk. Sebaiknya lebih pikirkan Hannah.""Tentu saja aku tahu. Sekarang, Hannah putri kita satu-satunya. Siapa lagi yang akan kupedulikan kalau bukan Hannah?!" kata Luvana. "Sayangnya, orang yang dia sukai adalah si bocah dari Keluarga Susanto. Kalau itu Michael, sekarang, kita mungkin sudah menjadi mertuanya Michael!" Nada bicara Luvana terde
Luvana seketika tercengang. Sampai sekarang, dia baru menyadari bahwa ekspresi putrinya benar-benar masam. "Hannah, apa maksudmu? Minta maaf? Minta maaf pada Irene? Mana mungkin! Dia sudah harus bersyukur aku nggak menamparnya hingga wajahnya hancur! Kamu malah menyuruhku untuk minta maaf? Nggak mungkin!" kata Luvana."Kalau Ibu dan Ayah nggak minta maaf, nanti kalian akan terlambat," kata Hannah sambil mengeluarkan ponselnya. Baru saja dia hendak menghubungi ayahnya, ibu kandungnya ini langsung merampas ponselnya."Ada apa sebenarnya? Jelaskan semuanya padaku," kata Luvana sambil menatap putrinya.Hannah menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Ibu, orang yang mendukung Irene adalah Michael, Keluarga Yunata yang nggak bisa kita singgung!"Ekspresi Luvana seketika berubah. Dengan tatapan terkejut, dia berkata, "Nggak mungkin! Kamu bercanda, ya?!""Aku juga berharap aku sedang bercanda, tapi bukan begitu!" kata Hannah. "Sebelumnya, bukankah Ibu juga pernah bertanya padaku kenapa Melvina
Michael mengernyit sambil menerima ponsel yang disodorkan oleh Charles. Kemudian, saat dia memutar video tersebut, tatapannya tiba-tiba menjadi dingin.Dia juga memancarkan aura yang menegangkan. Meskipun Charles tahu bahwa amarah bosnya pada saat ini bukan tertuju padanya, dia yang berdiri di satu sisi pun masih merinding ketakutan.Begitu Michael marah, seluruh Kota Cena layaknya bergetar.Terlebih lagi, sekarang, orang yang Keluarga Moiras serang adalah Irene, wanita kesayangan Michael. Biasanya, Michael bahkan tidak rela membiarkan Irene menerima sedikit pun ketidakadilan, apalagi membiarkan orang lain merekam adegan ini dan mengunggahnya di internet."Hapus semua video ini dari internet. Ke depannya, jangan sampai aku melihat video ini lagi di internet!" seru Michael. "Selain itu, cari orang yang mengambil rekaman ini dan hapus video aslinya dari ponsel orang itu.""Baik," jawab Charles.Michael langsung mengembalikan ponsel itu pada Charles, lalu mengambil jas luarnya yang terlet
Namun, tidak ada yang menanggapi ucapan Michael dari dalam kamar.Michael berbalik dan berjalan ke kamarnya. Kemudian, dia berjalan memasuki kamar Irene melalui pintu yang menghubungi kamar mereka.Kamar Irene gelap gulita. Jendelanya tertutup oleh gorden, lampunya tidak dinyalakan. Michael hanya bisa melihat situasi di dalam kamar ini dengan cahaya matahari yang samar-samar menembus gorden jendela.Meskipun cahayanya redup, penglihatan Michael tidak terpengaruh.Michael melihat ke sekeliling kamar ini dan segera melihat Irene di sudut ruangan. Irene berada dalam posisi meringkuk, kedua tangannya memeluk lututnya, wajahnya terbenam di kakinya.Seingat Michael, sebelumnya, dia juga pernah melihat Irene meringkuk di sudut ruangan seperti ini ....Tiba-tiba, Michael hanya merasa seakan-akan jantungnya ditusuk sesuatu. Video yang sebelumnya dia tonton juga berputar kembali dalam benaknya.Dalam video itu, Irene ditampar, lalu diusir dari pusat perbelanjaan itu. Meskipun percakapan mereka t