"Kamu juga, nggak takut ditertawakan orang lain, ya, di tempat seperti ini?!" seru Harry.Luvana berkata dengan penuh amarah, "Aku benar-benar murka melihatnya. Menurutmu, apa maksud ucapannya tadi? Dia sudah membunuh Helen, tapi masih saja berani bilang kalau dia nggak pernah mencelakai siapa pun!"Harry menatap Irene dengan tatapan tajam sambil berkata, "Kamu sudah keluar dari penjara. Apakah ini peradilan sesat atau bukan, hal ini ditentukan oleh pengadilan. Tapi, kalau kamu bicara soal hak ...."Tatapan Harry penuh akan kebencian, seakan-akan dia sangat menganggap remeh Irene. "Di hadapanku, kamu benar-benar nggak pantas membicarakan tentang hak," kata Harry.Kemudian, dia berkata pada pengawal di sampingnya, "Usir wanita ini ke luar. Kemudian, sebarkan fotonya pada petugas keamanan dan pihak manajemen pusat perbelanjaan ini. Ke depannya, wanita ini nggak diizinkan untuk memasuki pusat perbelanjaan ini lagi."Pengawal itu mengiakan ucapan Harry, lalu dua pengawal hendak membawa Ire
Kilatan cahaya melintas di tatapan Harry. "Nggak susah, kok, untuk memasukkan orang seperti dia kembali ke penjara. Nanti, biar aku suruh seseorang untuk mengurus hal ini," kata Harry dengan santai, seakan-akan mengendalikan nasib orang lain adalah sesuatu yang sangat normal baginya.Mata Luvana seketika berkilau. Dia menggertakkan giginya sambil berkata, "Kalau begitu, kali ini, berikan dia hukuman seumur hidup! Aku mau dia nggak keluar dari penjara seumur hidupnya!" Hanya dengan begitulah baru amarah dalam hatinya bisa mereda."Baiklah, sesuai keinginanmu saja," kata Harry. "Jangan terlalu memikirkan masalah Helen, hingga kondisi kesehatanmu memburuk. Sebaiknya lebih pikirkan Hannah.""Tentu saja aku tahu. Sekarang, Hannah putri kita satu-satunya. Siapa lagi yang akan kupedulikan kalau bukan Hannah?!" kata Luvana. "Sayangnya, orang yang dia sukai adalah si bocah dari Keluarga Susanto. Kalau itu Michael, sekarang, kita mungkin sudah menjadi mertuanya Michael!" Nada bicara Luvana terde
Luvana seketika tercengang. Sampai sekarang, dia baru menyadari bahwa ekspresi putrinya benar-benar masam. "Hannah, apa maksudmu? Minta maaf? Minta maaf pada Irene? Mana mungkin! Dia sudah harus bersyukur aku nggak menamparnya hingga wajahnya hancur! Kamu malah menyuruhku untuk minta maaf? Nggak mungkin!" kata Luvana."Kalau Ibu dan Ayah nggak minta maaf, nanti kalian akan terlambat," kata Hannah sambil mengeluarkan ponselnya. Baru saja dia hendak menghubungi ayahnya, ibu kandungnya ini langsung merampas ponselnya."Ada apa sebenarnya? Jelaskan semuanya padaku," kata Luvana sambil menatap putrinya.Hannah menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Ibu, orang yang mendukung Irene adalah Michael, Keluarga Yunata yang nggak bisa kita singgung!"Ekspresi Luvana seketika berubah. Dengan tatapan terkejut, dia berkata, "Nggak mungkin! Kamu bercanda, ya?!""Aku juga berharap aku sedang bercanda, tapi bukan begitu!" kata Hannah. "Sebelumnya, bukankah Ibu juga pernah bertanya padaku kenapa Melvina
Michael mengernyit sambil menerima ponsel yang disodorkan oleh Charles. Kemudian, saat dia memutar video tersebut, tatapannya tiba-tiba menjadi dingin.Dia juga memancarkan aura yang menegangkan. Meskipun Charles tahu bahwa amarah bosnya pada saat ini bukan tertuju padanya, dia yang berdiri di satu sisi pun masih merinding ketakutan.Begitu Michael marah, seluruh Kota Cena layaknya bergetar.Terlebih lagi, sekarang, orang yang Keluarga Moiras serang adalah Irene, wanita kesayangan Michael. Biasanya, Michael bahkan tidak rela membiarkan Irene menerima sedikit pun ketidakadilan, apalagi membiarkan orang lain merekam adegan ini dan mengunggahnya di internet."Hapus semua video ini dari internet. Ke depannya, jangan sampai aku melihat video ini lagi di internet!" seru Michael. "Selain itu, cari orang yang mengambil rekaman ini dan hapus video aslinya dari ponsel orang itu.""Baik," jawab Charles.Michael langsung mengembalikan ponsel itu pada Charles, lalu mengambil jas luarnya yang terlet
Namun, tidak ada yang menanggapi ucapan Michael dari dalam kamar.Michael berbalik dan berjalan ke kamarnya. Kemudian, dia berjalan memasuki kamar Irene melalui pintu yang menghubungi kamar mereka.Kamar Irene gelap gulita. Jendelanya tertutup oleh gorden, lampunya tidak dinyalakan. Michael hanya bisa melihat situasi di dalam kamar ini dengan cahaya matahari yang samar-samar menembus gorden jendela.Meskipun cahayanya redup, penglihatan Michael tidak terpengaruh.Michael melihat ke sekeliling kamar ini dan segera melihat Irene di sudut ruangan. Irene berada dalam posisi meringkuk, kedua tangannya memeluk lututnya, wajahnya terbenam di kakinya.Seingat Michael, sebelumnya, dia juga pernah melihat Irene meringkuk di sudut ruangan seperti ini ....Tiba-tiba, Michael hanya merasa seakan-akan jantungnya ditusuk sesuatu. Video yang sebelumnya dia tonton juga berputar kembali dalam benaknya.Dalam video itu, Irene ditampar, lalu diusir dari pusat perbelanjaan itu. Meskipun percakapan mereka t
"Tenang saja, aku sudah menyuruh seseorang untuk menghapus video itu. Waktu video itu tersebar di internet nggak panjang. Selain itu, ke depannya, video ini nggak akan muncul lagi di internet," kata Michael sambil mengelus pipi Irene yang merah.Irene seketika tersentak.Tatapan Michael menjadi makin dingin. "Nanti, aku akan menyuruh dokter keluarga untuk memeriksa keadaanmu," kata Michael."Nggak usah. Nanti, aku hanya perlu mengompresnya dengan es," kata Irene."Aku masih khawatir, aku hanya bisa tenang kalau ada dokter yang memeriksa keadaanmu," kata Michael. "Sudahlah, sepakat, ya. Masih ada luka lain, nggak? Apakah para petugas keamanan di pusat perbelanjaan itu melukaimu?""Nggak ada, aku nggak terluka," kata Irene sambil berusaha terdengar santai. Dia tidak ingin membuat Michael khawatir. "Oh iya, besok ... aku akan pergi mengunjungi Nenek. Awalnya, aku berencana untuk membeli sesuatu untuk Nenek. Akhirnya, aku nggak bisa beli apa-apa. Nanti malam, setelah makan malam, bagaimana
Pada saat ini, Harry dan Luvana tidak lagi bersikap sombong seperti saat mereka menghadapi Irene, tidak lagi bersikap seakan-akan Irene adalah keberadaan yang sangat tidak bermakna bagi mereka.Sekarang, merekalah yang merasa sangat tidak berguna!Sebagai seorang aktris, Hannah adalah orang yang paling mahir menyembunyikan ekspresinya di antara ketiga orang ini. Dia memasang ekspresi bersalah dan berkata, "Kak Michael, hari ini, orang tuaku bertemu dengan Ire ... Nona Irene di pusat perbelanjaan. Karena dorongan amarah, mereka baru melakukan hal-hal seperti itu pada Nona Irene. Jadi, kami datang untuk meminta maaf pada Nona Irene, untuk mendapatkan pengampunannya."Bagi Hannah, panggilan "Nona Irene" sangat susah diucapkan.Bagaimanapun, Hannah sama sekali tidak menyukai Irene, Irene hanyalah seseorang yang sama sekali tidak berarti baginya. Namun, sekarang, Hannah malah harus memanggil orang yang dia anggap tidak berarti ini dengan panggilan hormat, seakan-akan dia harus membuang harg
Apa pun yang terjadi, pada saat ini, Harry tetap menempatkan dirinya di posisi yang sangat rendah."Nggak usah, sepertinya dia juga nggak tentu ingin bertemu dengan kalian," kata Michael dengan cuek.Hannah dan Luvana seketika terlihat lega. Bagi mereka, tidak perlu meminta maaf pada Irene secara langsung adalah hal yang sangat baik. Setidaknya, mereka tidak akan merasa terlalu terhina.Bagaimanapun, mereka tentu saja tidak ingin meminta maaf pada seseorang yang mereka pandang rendah. Terutama, bagi mereka, Irene adalah seorang pembunuh. Bagi Hannah, Irene juga pernah menjadi saingannya dalam percintaan.Hanya saja, Harry malah mengernyit. Dia merasakan sejenis firasat buruk dalam hatinya. Dia takut masalah ini tidak semudah yang awalnya dia pikirkan."Kalau begitu, kami nggak akan mengganggumu lagi, Michael. Kami pergi dulu, ya," kata Luvana sambil mengisyaratkan pada Harry untuk pergi dengan tatapannya.Hanya saja, baru saja Luvana berdiri, Michael sudah langsung berkata, "Oh iya, ba