Nadia merasa syok setelah orang yang dimaksud oleh Randy tadi datang. Dia menyampaikan pesan dari Randy kalau besok Nadia akan dijemput oleh dirinya. Dia juga berkata kalau sebaiknya sekarang Nadia pulang saja beristirahat, kasian anak-anaknya kalau ditinggal terlalu lama. Nadia yang belum sempat protes sudah diberitahu kalau pria yang mengantar makanan itulah yang ditugaskan bosnya untuk menjaga Rini di rumah sakit. Sedangkan Nadia akan diantar pulang sopir yang sudah menunggu dimobil. Nadia pun terpaksa harus pergi meninggalkan Rini yang masih dioperasi. Atas paksaan pria tersebut, mau tidak mau dia harus segera pulang, apalagi Randy mengirimi dia pesan.
๐๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฉ๐ข๐ธ๐ข๐ต๐ช๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฎ๐ถ. ๐๐ช๐ข ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ด๐ข๐ซ๐ข. ๐๐ฌ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ. ๐๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ฅ๐ช๐ด๐ช๐ฏ๐ช. ๐๐ด๐ข๐ญ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ณ๐ถ๐ต ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ข๐ฏ๐ฌ๐ถ. ๐๐ฌ๐ถ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ณ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ด ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ต๐ณ๐ฆ๐ด๐ด ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ฐ๐ฌ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ช ๐ด๐ฑ๐ฆ๐ด๐ช๐ข๐ญ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฅ๐ถ๐ข, ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ฐ๐ฌ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ช๐ฌ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข. JANGAN MEMBANTAH!!!!Setelah membaca pesan itu Nadia pun bersiap untuk pulang ke rumah kontrakannya, namun dia berulang kali melihat ke arah ruang operasi ada rasa enggan untuk meninggalkan sahabatnya yang sedang berjuang untuk hidupnya sendirian disini."Aku yakin kamu kuat Rini" ucap Nadia dalam hatinya."Saya mohon jaga teman saya ya" kata Nadia kepada pria yang mengantarkan makanan kepadanya tadi.Saat hendak keluar dari rumah sakit sebuah mobil hitam langsung menghampiri Nadia. Kemudian seorang pria berpakaian setelan rapi, keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuknya."Silahkan nona masuk ke dalam mobil, saya akan mengantarkan nona pulang ke rumah dengan selamat. Perkenalkan nama saya Fery asisten tuan Randy" ucap pria berwajah tampan dan berpenampilan sangat rapi itu.Nadia hanya mampu mengangguk karena terpesona dengan rupa dan tutur bicaranya. Nadia kemudian masuk ke dalam mobil yang telah dibukakan oleh Fery. Selama dalam perjalanan pulang Nadia memilih diam dan terlihat tampak grogi berada dalam mobil mewah itu, dia diperlakukan bak putri bangsawan saja. Sebenarnya siapa Randy ini? Kenapa dia begitu sangat baik memperlakukan dia? Apakah wajahnya setampan asistennya? Dia dibuat bertanya-tanya tentang sosok Randy yang begitu misterius ini.Sesampainya dirumah,Nadia melihat ke handphonenya memastikan kalau ada pesan yang mengabarkan tentang Opera Rini berjalan dengan lancar."Bang, bang Baron" kata Nadia mencoba membangunkannya. Bang Baron pun langsung refleks duduk setelah dibangunkan. Walau masih dengan kondisi mata yang mengantuk dia mencoba menyadarkan dirinya."Eh, neng Nadia sudah pulang. Anak-anak tidur nya pulas neng nggak ada yang bangun" kata bang Baron sambil mengucek kedua matanya."Bang Baron sudah makan?" tanya Nadia."Sudah tadi neng, beli nasi goreng tadi di depan toko mba Jum" jawab Baron."Ini ada banyak makanan. Saya dikasih sama orang tadi" ucap Nadia sambil mengeluarkan beberapa Roti, minuman mineral, susu kotak, nasi bungkus empat dan beberapa buah apel."Bang Baron ambil saja mau yang mana?" tanya Nadia lagi ke bang Baron.Bang Baron melirik ke arah nasi bungkus dan itu dilihat oleh Nadia, dia pun tertawa kepada bang Baron."Bang Baron nggak usah malu-malu ambil saja. Anggap ini rejeki buat abang karena sering bantuin Nadia" katanya."Iya neng" kata Baron kemudian mengambil sebungkus nasi. Nadia pun berjalan ke arah dapur mengambil sendok, piring serta gelas berisi air untuk bang Baron dan juga dirinya."Kita makan sama-sama ya bang" ajak Nadia yang diangguki oleh bang Baron sambil tertawa kecil.Setelah membuka bungkusan nasi bang Baron merasa senang sekali karena isinya ternyata nasi padang, makanan kesukaan bang Baron. Dia terlihat begitu lahapnya memakan nasi padang tersebut sambil berucap terimakasih kepada Nadia berulang kali. Setelah selesai makan mereka pun berbincang-bincang."Bang Baron saya bisa tidak minta tolong lagi sama abang?" tanya Nadia."Saya selalu siap bantuin neng Nadia kapanpun itu" jawab Baron."Saya mau abang besok jadi saksi wali nikah saya ya bang. Saya tidak punya keluarga ataupun siapa-siapa disini" kata Nadia. Baron yang mendengar perkataan Nadia terkejut. Nadia akan menikah dengan siapa? Setahunya dari obrolan Baron sama Rini biasanya kalau Nadia enggan untuk menikah lagi. Tapi kenapa ini mendadak akan ada pernikahan?"Kalau boleh tau calon suaminya siapa neng? Rumah tinggalnya dimana? kerjaannya apa? " tanya Baron menyelidik. Namun disambut gelengan oleh Nadia."Kok neng Nadia mau nikah tapi tidak tau asal usul calon suaminya" kata Baron heran."Ceritanya panjang bang" kata Nadia menghembuskan nafasnya dengan berat. Melihat Nadia seperti itu bang Baron jadi tidak enak hati ingin bertanya lebih lanjut lagi."Memang neng Nadia tidak malu kalau saya nanti yang jadi saksinya. Maklum saya ini bukan orang baik neng. Saya orang yang pernah bergelut didunia hitam" ungkap bang Baron."Bang Baron orang baik kok. Cuma bang Baron yang sering bantuin saya sama Rini dikontrakan ini" kata Nadia sedikit merasa terharu.Kontrakan ini terdiri enam pintu hanya dan hanya mereka bertiga yang dikucilkan oleh para tetangga kontrakan yang lain. Bang Baron yang dianggap preman selalu dijauhi ketika mencoba menyapa mereka. Namun tidak pernah dihiraukan oleh mereka. Sedangkan Rini selalu disebut sebagai simpanan om-om karena dianggap sering keluyuran. Sedangkan dirinya selalu dicibir karena mereka menganggap kalo Nadia akan mengambil suami mereka sebab status janda yang disandangnya. Meski mereka tau rumah tangga Nadia hancur karena pelakor. Mereka meanggap Nadia calon pelakor untuk rumah tangga mereka. Pemikiran yang aneh bukan.Selain kontrakan yang ditempati Nadia, diseberang kontrakannya pun juga ada kontrakan delapan pintu. Mereka para ibu-ibu yang hobi bergosip ria, sebab itulah Rini dan Nadia saling menyayangi satu sama lain. Sedangkan bang Baron seperti pelindung bagi mereka berdua, karena bang Baron lah yang menyelamatkan mereka berdua ketika mau didemo para ibu-ibu ceriwis itu karena dianggap wanita yang tidak baik. Namun beruntungnya mereka memiliki pemilik kontrakan yang baik hati bernama bu Juleha istrinya pak Burhan yang gencar sekali ingin memperistri Nadia. Walaupun bu Juleha tahu suaminya ngebet ingin menikahi Nadia tapi bu Juleha sedikitpun tidak marah karena dia yakin Nadia bukan wanita rendahan seperti Ike yang menjadi madunya sekarang."Itu kewajiban saya sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong neng" jawab bang Baron yang merasa terharu karena masih ada yang mau menganggap dirinya baik."Sebenarnya abang kerja apa ya? Memang abang tidak punya keluarga lain lagi disini? Maaf bang kalau saya lancang saya cuma sekedar ingin tau saja. Itupun kalau bang Baron tidak keberatan, jika tidak ingin bercerita juga tidak apa-apa" kata Nadia yang merasa tidak nyaman seperti ingin mengulik kehidupan Baron."Saya punya anak semata wayang neng, namanya Ahmad. Dia saya pondokkan di Gontor sana saat ini. Kalau kerjaan saya cuma penjaga gudang pabrik aja neng. Kalau diminta kerja yang lain kadang mau juga. Lumayan gajinya gede, tapi saya makai uangnya sedikit saja. Uangnya mau dikumpulin buat biaya sekolah anak saya nanti ke Tarim" jelas bang Baron sambil tersenyum ketika menceritakan keinginannya tersebut. Meski dirinya adalah orang yang jahat setidaknya anaknya harus menjadi orang yang baik."MasyaAllah bang. Nggak nyangka saya sama abang, saya benar-benar salut sama abang dalam memikirkan pendidikan anak abang" kata Nadia."Itu emang anaknya yang mau, saya sebagai orang tua ya mendukung saja asal itu hal baik. Cukup saya yang jadi bajingan anak saya jangan. Kasian nanti ibunya, malu saya kalau ketemu ibunya ahmad nanti diakhirat" kata bang Baron menjelaskan."Istri abang memangnya dimana?" tanya Nadia."Istri saya meninggal setelah melahirkan Ahmad neng. Setelah dia selesai menyusuinya untuk pertama dan terakhir kalinya" kata bang Baron dengan nada sedih seperti sedangmengenang mendiang istrinya."Innalillahi wainnailaihi roji'un. Maafkan saya bang" ucap Nadia. Begitu nampak sekali kalau bang Baron sangat menyayangi istrinya. Nadia merasa istrinya bang Baron beruntung mempunyai suami seperti bang Baron."Oh ya neng, gimana keadaan neng Rini? Tadi mau nanya saya kelupaan" kata Baron mengalihkan pembicaraan.Nadia lupa untuk mencek handphonenya untuk mengetahui kabar tentang Rini. Jikalau bang Baron tidak menanyakan, tidak akan lupa tentang kondisi Rini. Nadia segera mengambil handphonenya dan ternyata ada sebuah pemberitahuan kalau Rini sudah selesai menjalani operasinya dan masih dalam masa pemulihan. Selain itu juga, Randy mengiriminya foto Rini yang tengah berada di ruang perawatan. Dia dapat bernafas lega kalau kondisi Rini sekarang sudah lebih baik."Rini sudah lebih baik bang, dia sudah selesai operasi" kata Nadia."Operasi" Baron terkejut."Biaya operasi neng Rini bagaimana neng? Berapa biayanya neng?" tanya Baron ke Nadia perihal biaya operasinya."Sudah lunas bang" kata Nadia."Kalau neng nggak punya uang buat biaya neng Rini bilang saja, nanti saya pinjam uang ke bos saya untuk pengobatan Rini" ucapan Baron tadi seperti sebuah hujaman belati dijantungnya. Seandainya saja dia langsung bicara ke Baron terlebih dahulu tadi mungkin dia tidak akan terlibat dengan pernikahan konyol Randy yang akan dilaksanakan besok."Iya bang" kata Nadia sambil mengangguk. Meski hatinya menjerit menyesali keputusannya tadi."Ya sudah saya pamit pulang dulu neng, biar neng bisa istirahat juga" ujar Baron yang berdiri dan berlalu pergi meninggalkan Kontrakan Nadia****๐๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช๐ณ๐ช๐ฎ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐๐๐ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช๐ฎ๐ถ ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ต๐ช๐ฏ ๐ธ๐ข๐ฏ๐ช๐ต๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ค๐ข๐ฏ๐ต๐ช๐ฌ. ๐๐ช๐ข ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ธ๐ข ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ช๐ข๐ฏ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฅ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช. ๐๐ค๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ข๐ฅ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ค๐ข๐ณ๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ต๐ถ๐ต๐ถ๐ฑ, ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ ๐ฌ๐ฉ๐ข๐ธ๐ข๐ต๐ช๐ณ ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ช๐ฌ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ฆ๐ฌ๐ด๐ฑ๐ฐ๐ด. ๐๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ข๐ณ๐ข ๐ต๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฌ๐ฉ๐ถ๐ด๐ถ๐ด ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ช๐ณ๐ช๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ด๐ข๐ฌ๐ด๐ช ๐ธ๐ข๐ญ๐ช ๐ฏ๐ช๐ฌ๐ข๐ฉ๐ฎ๐ถ ๐ข๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข?Isi pesan Randy si calon suami yang belum pernah dia temui. Sontak saja membuat Nadia terkejut, apakah pernikahan ini sama seperti pernikahan dia sebelumnya?Nadia seperti merasa selalu diawasi dan selalu diatur oleh Randy, tapi mau bagaimana lagi dia adalah calon suaminya. Dia juga orang yang telah membantu Nadia melunasi biaya untuk pengobatan Rini."Iya. Tapi bolehkan sebelumnya aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Rini?" Nadia membalas pesan Randy keesokan harinya. Nadia merasa terlalu lelah untuk membalas pesan Randy, serta Nadia masih terlalu bingung dengan perubahan kehidupan yang akan dia jalani nantinya . Nadia sadar diri, untuk balas budi kepada Randy dia harus mematuhinya apapun permintaannya. Sebab Nadia benar-benar sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Seperti ikuti alur cerita saja. "Nanti setelah acara akad nikah kita selesai kamu boleh menjenguk Rini. Kamu tenang saja dia bersama orang yang menyayanginya sekarang" balas Randy. Balasan dari Randy yang membuat Nadia terkejut. Orang yang menyayangi Rini, siapa? Sejujurnya Nadia tidak terlalu mengetahui kisah hidup Rini. Dia hanya bercerita kalau dia kabur dari rumahnya
Setelah semuanya siap, Nadia dan kedua anaknya serta Dion pergi dari kontrakannya menuju ke tempat acara pernikahan akan dilaksanakan. Terlihat bang Baron sudah menunggu di depan. Semua para tetangga terkejut melihat Nadia yang sudah tampil begitu cantik dengan balutan kebaya putih yang identik dengan orang yang hendak menikah. "Cih, liat. Janda sok cantik itu akhirnya beneran nikah kan sama si Baron preman itu" ucap mpok Nur yang memang terkenal dengan mulutnya yang pedas dalam berbicara. Si ratu gibah disekitaran wilayah itu. "Iya mpok. Pasti tuh sudah isi. Lihat saja, dadakan begitu nikahnya" lanjut mbak Ira ikut mengompori keadaan. Merek berdua yang memang terkenal sebagai duo rese lambe gosip. Mereka berdua lah yang selalu ribut dengan Rini, karena Rini yang memang jengah dengan omongan ngawur mereka. "Nggak usah dengerin ibu-ibu ceriwis ini say. Maklum iri tanda tak mampu" Dion berbicara dengan suara yang diubah seperti perempuan dan bergaya centil khas para makhluk jadi-jadi
"Mulai sekarang kamu dan anak-anakmu tinggal di rumahku. Jadilah istri yang baik buatku" Randy berbicara tersenyum sambil menyentuh dagu Nadia. Nadia tercengang dengan sikapnya."Sungguh kasar" Nadia membatin."Tapi aku mau melihat kondisi Rini terlebih dahulu, kamu sudah berjanji. Jangan bilang kalau kamu ingin mengingkarinya" Nadia mencoba menagih janji yang pernah diberikan oleh Randy."Tentu saja, seperti yang kamu minta"."Oh ya, kamu juga bisa mengajaknya untuk tinggal denganmu nantinya. Ada sebuah rumah kecil di belakang rumahku ini. Dia bisa tinggal disana dengan gratis" ucap Randy menekankan. Nadia langsung tersenyum kecut setelah mendengar ucapan Randy."Aku selalu ingin melihat wajahmu itu tersenyum. Aku tidak ingin dianggap oleh orang-orang kalau aku adalah suami yang jahat" Randy tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Kali ini Nadia merasa jijik dengan sikap Randy seperti ini. Dia lebih memilih sikap Randy yang dingin saja"Apakah dia biseksual, oh no. Jangan pernah t
"Kenapa kamu melakukan hal seperti tadi?" Nadia tampak terlihat bingung dengan sikap Randy barusan."Aku hanya ingin mempermalukan wanita tua itu saja"."Sebagai istriku, tentu saja aku harus melindungimu. Bukankah begitu?" goda Randy santai dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Nadia."Lebih tepatnya istri bayaran, bukan istri sungguhan" Nadia bicara ketus kepada Randy. Randy pun kemudian tiba-tiba menghentikan mobilnya."Bukannya kamu itu istri sungguhan, kamu adalah istri sahku secara hukum negara maupun agama"."Atau mungkin, kamu ingin melakukan tugas seorang istri yang sesungguhnya" goda Randy sambil membisikkan kalimat tersebut ke telinga Nadia. Nadia pun spontan langsung menggeserkan tubuhnya menjauh. Dia merasa takut dengan sikap manis Randy seperti ini. Nadia merasa Randy memang benar-benar seorang psikopat. Sikap dinginnya memang menyebalkan, tapi sikap manisnya jauh lebih mengerikan. Hawa hangat pun seketika merayapi kulit tubuhnya,entah perasaan apa yang tengah menyelimut
Nadia adalah seorang janda beranak dua. Kegiatan sehari-harinya hanyalah berjualan online dan delivery makanan. Nadia tidak bisa bekerja keluar karena dia harus merawat buah hatinya yang masih kecil. Dimas anak sulungnya kini telah berumur 5 tahun. Sedangkan sibungsu Dina yang baru saja berusia 3 tahun. Sudah 2 tahun Nadia menyandang status jandanya karena ulah pelakor yang hadir dalam kehidupan rumah tangganya. Serta ikut campur tangan mertuanya dalam kehidupan pernikahannya dengan Arya."Nad, emang kamu tidak kepengen nikah lagi? " tanya Rini yang merupakan sahabat Nadia serta tetangga kontrakan Nadia. Rini adalah orang yang menampung Nadia ketika dia diusir dari rumah mertuanya. Mereka bertemu ketika Nadia sedang menangis di samping kafe tempat dia bekerja. Pertemuan mereka yang tak terduga tersebut malah membuat mereka menjadi seperti keluarga. "Belum ada pikiran ke arah situ lagi Rin" jawab Nadia santai sambil menemani anak-anaknya yang tengah bermain."Gimana mau dapat jodoh k
Meski Nadia dan Rini terkejut dengan salah satu pesan yang aneh tersebut. Tapi Rini masih saja mencoba untuk bermain-main dengan si pengirim pesan aneh tersebut. Sedangkan pesan dari pria lainnya hanya berupa sapaan dan mengajak berkenalan. Sedangkan ini, dia langsung on point mengenai maksud yang diinginkannya. Rini pun langsung meraih handphone milik Nasia yang dipegang oleh Nadia dan membalas pesan dari pria aneh tersebut.๐๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ข๐ฏ๐ฆ๐ฉ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ด๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฌ๐ช๐ณ๐ช๐ฎ ๐ต๐ข๐ฅ๐ช. ๐๐ช๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ธ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ช๐ฌ ๐ด๐ฆ๐ฉ๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ต๐ถ๐ซ๐ถ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ข๐ฏ๐ฎ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต? Selang beberapa saat setelah pesan yang ditulis oleh Rini tadi terkirim, tidak perlu waktu lama untuk menunggu balasan dari si pengirim aneh tersebut..๐๐ข๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ซ๐ถ๐ฎ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ถ๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข๐ธ๐ข๐ญ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ซ?
Setelah Rini pergi, Nadia pun mengurus kedua bocahnya. Mulai dari memandikan mereka berdua hingga menyuapi mereka makan. Setelahnya mereka diminta oleh Nadia untuk menonton televisi saja di dalam kamar. Sebab, Nadia hendak merapikan rumahnya yang berantakan dengan mainan anak-anaknya.Sudah lebih sejam Rini belum pulang dari kepergiannya tadi sore. Nadia pun mulai cemas,dia menghubungi nomer milik Rini. Namun panggilannya tidak dijawab oleh Rini. Entah kenapa perasaan Nadia tidak tenang. Dia merasa gelisah dan cemas. Jantungnya berdegup tidak karuan. Seolah-olah dia memiliki firasat jika terjadi sesuatu terhadap Rini.Dilihatnya kembali kedua anaknya di dalam kamar, ternyata mereka sudah tertidur. Masih dalam keadaan lelah, Nadia hendak bersiap membersihkan badannya. Tapi hati kecilnya meminta dirinya untuk menghubungi nomer Rini kembali. Setelah bunyi panggilan dia terhubung dan diangkat Nadia langsung menanyakan keberadaan Rini saat ini."Keluyuran kemana aja sih kamu,jam segini bel
Setelah beberapa saat, Nadia dipanggil untuk menemui dokter yang sedang menangani Rini. Sang dokter ingin menjelaskan keadaan pasien kepadanya secara langsung."Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Nadia cemas."Apa ibu anggota keluarga dari korban tabrak lari ini?" tanya dokter tersebut kepada Nadia."Bukan dok, saya temannya. Tapi kami sudah seperti keluarga dok" jawabnya."Kalau boleh tau, dimana keluarga pasien Bu" dokter ingin mengetahui keberadaan keluarga Rini. Sebab, tindakan yang akan dia ambil harus ada persetujuan dari pihak keluarga pasien."Saya tidak tahu dok, sejak saya mengenalnya. Dia sudah hidup sendirian dok" jelas Nadia kepada si dokter tentang Rini yang dia ketahui. Dokter pun menghela nafas yang panjang."Sebelumnya saya ingin memberitahukan kalau keadaan pasien sangat kritis. Pasien sudah kehilangan banyak darah. Apalagi untuk sementara stok darah untuk golongan daerah pasien juga sedang kosong di rumah sakit ini. Namun ada hal yang jauh lebih penting dari i
"Kenapa kamu melakukan hal seperti tadi?" Nadia tampak terlihat bingung dengan sikap Randy barusan."Aku hanya ingin mempermalukan wanita tua itu saja"."Sebagai istriku, tentu saja aku harus melindungimu. Bukankah begitu?" goda Randy santai dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Nadia."Lebih tepatnya istri bayaran, bukan istri sungguhan" Nadia bicara ketus kepada Randy. Randy pun kemudian tiba-tiba menghentikan mobilnya."Bukannya kamu itu istri sungguhan, kamu adalah istri sahku secara hukum negara maupun agama"."Atau mungkin, kamu ingin melakukan tugas seorang istri yang sesungguhnya" goda Randy sambil membisikkan kalimat tersebut ke telinga Nadia. Nadia pun spontan langsung menggeserkan tubuhnya menjauh. Dia merasa takut dengan sikap manis Randy seperti ini. Nadia merasa Randy memang benar-benar seorang psikopat. Sikap dinginnya memang menyebalkan, tapi sikap manisnya jauh lebih mengerikan. Hawa hangat pun seketika merayapi kulit tubuhnya,entah perasaan apa yang tengah menyelimut
"Mulai sekarang kamu dan anak-anakmu tinggal di rumahku. Jadilah istri yang baik buatku" Randy berbicara tersenyum sambil menyentuh dagu Nadia. Nadia tercengang dengan sikapnya."Sungguh kasar" Nadia membatin."Tapi aku mau melihat kondisi Rini terlebih dahulu, kamu sudah berjanji. Jangan bilang kalau kamu ingin mengingkarinya" Nadia mencoba menagih janji yang pernah diberikan oleh Randy."Tentu saja, seperti yang kamu minta"."Oh ya, kamu juga bisa mengajaknya untuk tinggal denganmu nantinya. Ada sebuah rumah kecil di belakang rumahku ini. Dia bisa tinggal disana dengan gratis" ucap Randy menekankan. Nadia langsung tersenyum kecut setelah mendengar ucapan Randy."Aku selalu ingin melihat wajahmu itu tersenyum. Aku tidak ingin dianggap oleh orang-orang kalau aku adalah suami yang jahat" Randy tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Kali ini Nadia merasa jijik dengan sikap Randy seperti ini. Dia lebih memilih sikap Randy yang dingin saja"Apakah dia biseksual, oh no. Jangan pernah t
Setelah semuanya siap, Nadia dan kedua anaknya serta Dion pergi dari kontrakannya menuju ke tempat acara pernikahan akan dilaksanakan. Terlihat bang Baron sudah menunggu di depan. Semua para tetangga terkejut melihat Nadia yang sudah tampil begitu cantik dengan balutan kebaya putih yang identik dengan orang yang hendak menikah. "Cih, liat. Janda sok cantik itu akhirnya beneran nikah kan sama si Baron preman itu" ucap mpok Nur yang memang terkenal dengan mulutnya yang pedas dalam berbicara. Si ratu gibah disekitaran wilayah itu. "Iya mpok. Pasti tuh sudah isi. Lihat saja, dadakan begitu nikahnya" lanjut mbak Ira ikut mengompori keadaan. Merek berdua yang memang terkenal sebagai duo rese lambe gosip. Mereka berdua lah yang selalu ribut dengan Rini, karena Rini yang memang jengah dengan omongan ngawur mereka. "Nggak usah dengerin ibu-ibu ceriwis ini say. Maklum iri tanda tak mampu" Dion berbicara dengan suara yang diubah seperti perempuan dan bergaya centil khas para makhluk jadi-jadi
Nadia seperti merasa selalu diawasi dan selalu diatur oleh Randy, tapi mau bagaimana lagi dia adalah calon suaminya. Dia juga orang yang telah membantu Nadia melunasi biaya untuk pengobatan Rini."Iya. Tapi bolehkan sebelumnya aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Rini?" Nadia membalas pesan Randy keesokan harinya. Nadia merasa terlalu lelah untuk membalas pesan Randy, serta Nadia masih terlalu bingung dengan perubahan kehidupan yang akan dia jalani nantinya . Nadia sadar diri, untuk balas budi kepada Randy dia harus mematuhinya apapun permintaannya. Sebab Nadia benar-benar sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Seperti ikuti alur cerita saja. "Nanti setelah acara akad nikah kita selesai kamu boleh menjenguk Rini. Kamu tenang saja dia bersama orang yang menyayanginya sekarang" balas Randy. Balasan dari Randy yang membuat Nadia terkejut. Orang yang menyayangi Rini, siapa? Sejujurnya Nadia tidak terlalu mengetahui kisah hidup Rini. Dia hanya bercerita kalau dia kabur dari rumahnya
Nadia merasa syok setelah orang yang dimaksud oleh Randy tadi datang. Dia menyampaikan pesan dari Randy kalau besok Nadia akan dijemput oleh dirinya. Dia juga berkata kalau sebaiknya sekarang Nadia pulang saja beristirahat, kasian anak-anaknya kalau ditinggal terlalu lama. Nadia yang belum sempat protes sudah diberitahu kalau pria yang mengantar makanan itulah yang ditugaskan bosnya untuk menjaga Rini di rumah sakit. Sedangkan Nadia akan diantar pulang sopir yang sudah menunggu dimobil. Nadia pun terpaksa harus pergi meninggalkan Rini yang masih dioperasi. Atas paksaan pria tersebut, mau tidak mau dia harus segera pulang, apalagi Randy mengirimi dia pesan.๐๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฉ๐ข๐ธ๐ข๐ต๐ช๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฎ๐ถ. ๐๐ช๐ข ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ด๐ข๐ซ๐ข. ๐๐ฌ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ. ๐๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐บ?
Setelah beberapa saat, Nadia dipanggil untuk menemui dokter yang sedang menangani Rini. Sang dokter ingin menjelaskan keadaan pasien kepadanya secara langsung."Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Nadia cemas."Apa ibu anggota keluarga dari korban tabrak lari ini?" tanya dokter tersebut kepada Nadia."Bukan dok, saya temannya. Tapi kami sudah seperti keluarga dok" jawabnya."Kalau boleh tau, dimana keluarga pasien Bu" dokter ingin mengetahui keberadaan keluarga Rini. Sebab, tindakan yang akan dia ambil harus ada persetujuan dari pihak keluarga pasien."Saya tidak tahu dok, sejak saya mengenalnya. Dia sudah hidup sendirian dok" jelas Nadia kepada si dokter tentang Rini yang dia ketahui. Dokter pun menghela nafas yang panjang."Sebelumnya saya ingin memberitahukan kalau keadaan pasien sangat kritis. Pasien sudah kehilangan banyak darah. Apalagi untuk sementara stok darah untuk golongan daerah pasien juga sedang kosong di rumah sakit ini. Namun ada hal yang jauh lebih penting dari i
Setelah Rini pergi, Nadia pun mengurus kedua bocahnya. Mulai dari memandikan mereka berdua hingga menyuapi mereka makan. Setelahnya mereka diminta oleh Nadia untuk menonton televisi saja di dalam kamar. Sebab, Nadia hendak merapikan rumahnya yang berantakan dengan mainan anak-anaknya.Sudah lebih sejam Rini belum pulang dari kepergiannya tadi sore. Nadia pun mulai cemas,dia menghubungi nomer milik Rini. Namun panggilannya tidak dijawab oleh Rini. Entah kenapa perasaan Nadia tidak tenang. Dia merasa gelisah dan cemas. Jantungnya berdegup tidak karuan. Seolah-olah dia memiliki firasat jika terjadi sesuatu terhadap Rini.Dilihatnya kembali kedua anaknya di dalam kamar, ternyata mereka sudah tertidur. Masih dalam keadaan lelah, Nadia hendak bersiap membersihkan badannya. Tapi hati kecilnya meminta dirinya untuk menghubungi nomer Rini kembali. Setelah bunyi panggilan dia terhubung dan diangkat Nadia langsung menanyakan keberadaan Rini saat ini."Keluyuran kemana aja sih kamu,jam segini bel
Meski Nadia dan Rini terkejut dengan salah satu pesan yang aneh tersebut. Tapi Rini masih saja mencoba untuk bermain-main dengan si pengirim pesan aneh tersebut. Sedangkan pesan dari pria lainnya hanya berupa sapaan dan mengajak berkenalan. Sedangkan ini, dia langsung on point mengenai maksud yang diinginkannya. Rini pun langsung meraih handphone milik Nasia yang dipegang oleh Nadia dan membalas pesan dari pria aneh tersebut.๐๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ข๐ฏ๐ฆ๐ฉ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ด๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฌ๐ช๐ณ๐ช๐ฎ ๐ต๐ข๐ฅ๐ช. ๐๐ช๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ธ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ช๐ฌ ๐ด๐ฆ๐ฉ๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ต๐ถ๐ซ๐ถ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ข๐ฏ๐ฎ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต? Selang beberapa saat setelah pesan yang ditulis oleh Rini tadi terkirim, tidak perlu waktu lama untuk menunggu balasan dari si pengirim aneh tersebut..๐๐ข๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ซ๐ถ๐ฎ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ถ๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข๐ธ๐ข๐ญ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ซ?
Nadia adalah seorang janda beranak dua. Kegiatan sehari-harinya hanyalah berjualan online dan delivery makanan. Nadia tidak bisa bekerja keluar karena dia harus merawat buah hatinya yang masih kecil. Dimas anak sulungnya kini telah berumur 5 tahun. Sedangkan sibungsu Dina yang baru saja berusia 3 tahun. Sudah 2 tahun Nadia menyandang status jandanya karena ulah pelakor yang hadir dalam kehidupan rumah tangganya. Serta ikut campur tangan mertuanya dalam kehidupan pernikahannya dengan Arya."Nad, emang kamu tidak kepengen nikah lagi? " tanya Rini yang merupakan sahabat Nadia serta tetangga kontrakan Nadia. Rini adalah orang yang menampung Nadia ketika dia diusir dari rumah mertuanya. Mereka bertemu ketika Nadia sedang menangis di samping kafe tempat dia bekerja. Pertemuan mereka yang tak terduga tersebut malah membuat mereka menjadi seperti keluarga. "Belum ada pikiran ke arah situ lagi Rin" jawab Nadia santai sambil menemani anak-anaknya yang tengah bermain."Gimana mau dapat jodoh k