Meski Nadia dan Rini terkejut dengan salah satu pesan yang aneh tersebut. Tapi Rini masih saja mencoba untuk bermain-main dengan si pengirim pesan aneh tersebut. Sedangkan pesan dari pria lainnya hanya berupa sapaan dan mengajak berkenalan. Sedangkan ini, dia langsung on point mengenai maksud yang diinginkannya. Rini pun langsung meraih handphone milik Nasia yang dipegang oleh Nadia dan membalas pesan dari pria aneh tersebut.
๐๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ข๐ฏ๐ฆ๐ฉ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ด๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฌ๐ช๐ณ๐ช๐ฎ ๐ต๐ข๐ฅ๐ช. ๐๐ช๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ธ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ช๐ฌ ๐ด๐ฆ๐ฉ๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ต๐ถ๐ซ๐ถ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ข๐ฏ๐ฎ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต?Selang beberapa saat setelah pesan yang ditulis oleh Rini tadi terkirim, tidak perlu waktu lama untuk menunggu balasan dari si pengirim aneh tersebut..๐๐ข๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ซ๐ถ๐ฎ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ถ๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข๐ธ๐ข๐ญ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฏ๐ซ๐ช๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฏ๐ซ๐ช๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ค๐ข๐ณ๐ข ๐ณ๐ฆ๐ด๐ฎ๐ช ๐ฉ๐ช๐ต๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ช๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ฑ๐ถ๐ต๐ช๐ฉ. ๐๐ฆ๐ญ๐ข๐ช๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ข๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐จ๐ข๐ซ๐ช ๐ฃ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ข๐ณ ๐ต๐ช๐จ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ถ๐ฉ ๐ซ๐ถ๐ต๐ข ๐ต๐ช๐ข๐ฑ ๐ฃ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ณ๐ฆ๐ด๐ฎ๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ช๐ด๐ต๐ณ๐ช ๐ด๐ข๐บ๐ข. ๐๐ฆ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ด๐บ๐ข๐ณ๐ข๐ต๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ญ๐ข๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ถ๐ณ๐ถ๐ด๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐บ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐จ๐ช๐ต๐ถ ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐บ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ถ๐ด๐ช๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ. ๐๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ข๐ฏ๐ฅ๐ช๐ธ๐ข๐ณ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ฑ๐ข๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐บ๐ข ๐ฅ๐ช๐ฅ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ-๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ. ๐๐ฑ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ณ๐ช๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ต๐ถ๐ซ๐ถ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ต๐ข๐ธ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐บ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ? ๐๐ช๐ฌ๐ข ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฉ๐ข๐ญ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ข๐ซ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ด๐บ๐ข๐ณ๐ข๐ต ๐ญ๐ข๐ช๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ช๐ญ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ข๐บ๐ข.Rini pun terbelalak membaca isi pesan dari pria aneh itu. Kenapa tidak? Gaji yang diberikannya untuk berpura-pura menjadi istrinya sungguh fantastis. Melebihi gaji UMR pemerintah. Hal ini benar-benar membuat Rini tergiur. Jika tawaran itu diberikan kepadanya, dia tidak perlu lagi bekerja dengan keras. Dia akan menikmati hidupnya dengan uang yang diberikan oleh pria aneh tersebut. Dia tidak perlu lagi mencari uang melainkan uang yang akan datang sendiri kepadanya. Sungguh impian setiap orang. Melihat tingkah aneh dan mencurigakan dari Rini, Nadia pun merebut kembali handphonenya yang telah berpindah tangan ke tangan Rini tadi. Kemudian Nadia membaca isi pesan yang sudah dikirim oleh Rini. Nadia pun ikut terkejut setelah membaca balasan yang dikirim oleh si pria aneh tersebut.Seketika Nadia langsung melongo dan menatap ke arah Rini sambil menutup mulutnya dengan tangannya sebelah. Rini yang mendapat tatapan mata Nadia langsung mengangguk. Dia tau apa yang ada dipikiran Nadia saat ini. Pasti Nadia juga tidak percaya dengan tawaran yang diberikan oleh si pria aneh tersebut. Pria aneh yang bernama Randy."Gila ini banyak banget Rin?" kata nadia dengan nada kaget. Seakan kepalanya sekarang telah berfungsi menjadi kalkulator menghitung nominal angka yang dibacanya tadi."Makanya itu aku aja berasa syok. Gila banget ini cowok tau. Bisa sampai segitunya cuma buat nawarin pura-pura jadi istrinya dia. Tiga puluh juta sebulan itu uang yang banyak tau. Lebih gede dari gajih aku kerja selama enam bulan tau nggak sih Nad" kata Rini girang seakan tidak percaya.Setelah beberapa saat dengan keterkejutannya Nadia pun mengeluarkan nafas panjang. Menata kembali udara yang masuk ke dalam paru-parunya. Dia mencoba berpikir dan mencerna setiap kata-kata yang ditawarkan oleh si pria aneh tersebut. Segitu entengnya dia menganggap sebuah pernikahan itu seperti lelucon untuk hidupnya."Tapi ini nggak bener Rin, seolah-olah mempermainkan arti sebuah pernikahan. Pernikahan itu sakral, itu janji yang akan dia ucapkan atas nama tuhan bukan untuk lelucon" ucap Nadia yang merasa keberatan dengan tawaran Randy."Tapi ini kan sama-sama saling menguntungkan Nad, tidak ada pihak yang dirugikan lho" kata Rini."Kalau kamu nggak mau biar aku saja" kata Rini."Terserah kamu saja Rin, tapi aku sepertinya tidak mau melakukan hal konyol ini. Silahkan kalau kamu mau menerima tawaran itu" kata Nadia berdiri kemudian berjalan ke dapur mengambil air putih yang tersimpan di dalam kulkas"Coba deh kamu pikirkan lagi, ini kesempatan bagus buat kamu ngumpulin duit buat masa depan anak-anak kamu Nad" Rini mencoba untuk membujuk Nadia. Namun disambut gelengan oleh Nadia. Dia bersikukuh untuk tidak terpengaruh dengan sejumlah uang yang ditawarkan oleh pria tersebut. Meski sejujurnya dia sangat membutuhkan uang yang banyak untuk kebutuhan masa depan anak-anaknya."Kita kan nggak tau bagaimana penampilan pria itu. Siapa tau foto yang di taruh di profilnya itu fake?" kata Nadia lagi menjelaskan kepada Rini agar dia berhenti untuk mengoceh memintanya untuk menerima tawaran dari pria aneh tersebut.Rini pun nampak berpikir setelah mendengar perkataan Nadia. Memang akhir-akhir ini banyak sekali penipuan yang dilakukan di media sosial. Banyak para penipu memakai foto orang lain agar bisa memudahkan aksinya dalam menipu para wanita yang mudah dirayu. Malah tidak sedikit kasus penipuan yang terjadi berujung kepada pembunuhan. Apalagi sekarang ini baru saja terjadi pembunuhan mutilasi karena masalah percintaan sesama jenis. Tiba-tiba saja bulu kuduk Rini merinding dan dia pun bergidik ngeri. Seolah-olah hal itu akan terjadi menimpa sahabatnya Nadia."Bener apa yang kamu bilang Nad? Mending nggak usah dihiraukan aja pesan aneh ini" kata Rini lagi dengan nada takut sambil mengusap-usap badannya yang merasa ngeri sendiri. Dia tidak bisa membayangkan jika hal buruk nanti akan menimpa Nadia. Demi uang nyawa melayang, kan lucu jadinya."Amit-amit dah" Rini mencoba menyadarkan dirinya dari pikiran yang tidak karuan.Nadia yang melihat tingkahnya Rini hanya tertawa kecil. Begitulah sifat Rini, selalu menggebu diawal nanti bisa melempem sendiri semangat empat limanya yang menggebu tersebut."Aku mau nganterin paket pesanan ini dulu ya" kata nadia yang sedang memasukkan sebuah bungkusan ke dalam tote bag hitam miliknya yang memang biasa dia gunakan untuk membawa paket pesanan untuk pelanggan setianya."Aku titip anak-anak dulu ya Rin" ucap Nadia lagi ke Rini."Eh Nad, biar aku aja yang nganterin. Sekalian aku mau keluar juga ini beli sesuatu" kata Rini yang hendak membantu Nadia."Nggak ngerepotin nih" ledek Nadia sambil mencoel pipi Rini yang agak sedikit tembem. Memang Rini itu suka makan, tapi badannya tidak gemuk. Hanya pipinya saja yang bertambah bengkak jika dia kebanyakan makan."Ya ngerepotin lah. Jangan lupa bayar upah gojeknya nanti ya" canda Rini sambil menengadahkan kedua telapak tangannya di hadapan Nadia. Serta mengedipkan sebelah matanya."Noh kerja dulu baru minta upahnya" kata Nadia membalas ucapan Rini tadi sambil menaruh tote bagnya di tangan Rini dan menjulurkan lidahnya untuk meledek Rini."Dasar mahmud pelit" canda Rini lagi sambil tertawa dengan wajah yang pura-pura di kesalin."Biarin. Biar cepat kaya tau" jawab Nadia sambil memoncongkan mulutnya."Sudah sana pergi. Sumpek tau kalau kamu masih disini" ujar Nadia seolah-olah dia mengusir Rini. Tapi tangan Nadia sedang merapikan rambut Rini yang masih keluar meski kepala Rini sudah memakai helm.Rini pun kemudian menyalakan motor matic kesayangannya dan mengklakson ke arah Nadia pertanda dia mau berangkat. Sambil berdadah tangan kepada si kecil putri Nadia."Hati-hati dijalan ya Rin" kata Nadia sambil melambaikan tangannya.Setelah Rini pergi, Nadia pun mengurus kedua bocahnya. Mulai dari memandikan mereka berdua hingga menyuapi mereka makan. Setelahnya mereka diminta oleh Nadia untuk menonton televisi saja di dalam kamar. Sebab, Nadia hendak merapikan rumahnya yang berantakan dengan mainan anak-anaknya.Sudah lebih sejam Rini belum pulang dari kepergiannya tadi sore. Nadia pun mulai cemas,dia menghubungi nomer milik Rini. Namun panggilannya tidak dijawab oleh Rini. Entah kenapa perasaan Nadia tidak tenang. Dia merasa gelisah dan cemas. Jantungnya berdegup tidak karuan. Seolah-olah dia memiliki firasat jika terjadi sesuatu terhadap Rini.Dilihatnya kembali kedua anaknya di dalam kamar, ternyata mereka sudah tertidur. Masih dalam keadaan lelah, Nadia hendak bersiap membersihkan badannya. Tapi hati kecilnya meminta dirinya untuk menghubungi nomer Rini kembali. Setelah bunyi panggilan dia terhubung dan diangkat Nadia langsung menanyakan keberadaan Rini saat ini."Keluyuran kemana aja sih kamu,jam segini bel
Setelah beberapa saat, Nadia dipanggil untuk menemui dokter yang sedang menangani Rini. Sang dokter ingin menjelaskan keadaan pasien kepadanya secara langsung."Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Nadia cemas."Apa ibu anggota keluarga dari korban tabrak lari ini?" tanya dokter tersebut kepada Nadia."Bukan dok, saya temannya. Tapi kami sudah seperti keluarga dok" jawabnya."Kalau boleh tau, dimana keluarga pasien Bu" dokter ingin mengetahui keberadaan keluarga Rini. Sebab, tindakan yang akan dia ambil harus ada persetujuan dari pihak keluarga pasien."Saya tidak tahu dok, sejak saya mengenalnya. Dia sudah hidup sendirian dok" jelas Nadia kepada si dokter tentang Rini yang dia ketahui. Dokter pun menghela nafas yang panjang."Sebelumnya saya ingin memberitahukan kalau keadaan pasien sangat kritis. Pasien sudah kehilangan banyak darah. Apalagi untuk sementara stok darah untuk golongan daerah pasien juga sedang kosong di rumah sakit ini. Namun ada hal yang jauh lebih penting dari i
Nadia merasa syok setelah orang yang dimaksud oleh Randy tadi datang. Dia menyampaikan pesan dari Randy kalau besok Nadia akan dijemput oleh dirinya. Dia juga berkata kalau sebaiknya sekarang Nadia pulang saja beristirahat, kasian anak-anaknya kalau ditinggal terlalu lama. Nadia yang belum sempat protes sudah diberitahu kalau pria yang mengantar makanan itulah yang ditugaskan bosnya untuk menjaga Rini di rumah sakit. Sedangkan Nadia akan diantar pulang sopir yang sudah menunggu dimobil. Nadia pun terpaksa harus pergi meninggalkan Rini yang masih dioperasi. Atas paksaan pria tersebut, mau tidak mau dia harus segera pulang, apalagi Randy mengirimi dia pesan.๐๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฉ๐ข๐ธ๐ข๐ต๐ช๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฎ๐ถ. ๐๐ช๐ข ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ด๐ข๐ซ๐ข. ๐๐ฌ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ. ๐๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐บ?
Nadia seperti merasa selalu diawasi dan selalu diatur oleh Randy, tapi mau bagaimana lagi dia adalah calon suaminya. Dia juga orang yang telah membantu Nadia melunasi biaya untuk pengobatan Rini."Iya. Tapi bolehkan sebelumnya aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Rini?" Nadia membalas pesan Randy keesokan harinya. Nadia merasa terlalu lelah untuk membalas pesan Randy, serta Nadia masih terlalu bingung dengan perubahan kehidupan yang akan dia jalani nantinya . Nadia sadar diri, untuk balas budi kepada Randy dia harus mematuhinya apapun permintaannya. Sebab Nadia benar-benar sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Seperti ikuti alur cerita saja. "Nanti setelah acara akad nikah kita selesai kamu boleh menjenguk Rini. Kamu tenang saja dia bersama orang yang menyayanginya sekarang" balas Randy. Balasan dari Randy yang membuat Nadia terkejut. Orang yang menyayangi Rini, siapa? Sejujurnya Nadia tidak terlalu mengetahui kisah hidup Rini. Dia hanya bercerita kalau dia kabur dari rumahnya
Setelah semuanya siap, Nadia dan kedua anaknya serta Dion pergi dari kontrakannya menuju ke tempat acara pernikahan akan dilaksanakan. Terlihat bang Baron sudah menunggu di depan. Semua para tetangga terkejut melihat Nadia yang sudah tampil begitu cantik dengan balutan kebaya putih yang identik dengan orang yang hendak menikah. "Cih, liat. Janda sok cantik itu akhirnya beneran nikah kan sama si Baron preman itu" ucap mpok Nur yang memang terkenal dengan mulutnya yang pedas dalam berbicara. Si ratu gibah disekitaran wilayah itu. "Iya mpok. Pasti tuh sudah isi. Lihat saja, dadakan begitu nikahnya" lanjut mbak Ira ikut mengompori keadaan. Merek berdua yang memang terkenal sebagai duo rese lambe gosip. Mereka berdua lah yang selalu ribut dengan Rini, karena Rini yang memang jengah dengan omongan ngawur mereka. "Nggak usah dengerin ibu-ibu ceriwis ini say. Maklum iri tanda tak mampu" Dion berbicara dengan suara yang diubah seperti perempuan dan bergaya centil khas para makhluk jadi-jadi
"Mulai sekarang kamu dan anak-anakmu tinggal di rumahku. Jadilah istri yang baik buatku" Randy berbicara tersenyum sambil menyentuh dagu Nadia. Nadia tercengang dengan sikapnya."Sungguh kasar" Nadia membatin."Tapi aku mau melihat kondisi Rini terlebih dahulu, kamu sudah berjanji. Jangan bilang kalau kamu ingin mengingkarinya" Nadia mencoba menagih janji yang pernah diberikan oleh Randy."Tentu saja, seperti yang kamu minta"."Oh ya, kamu juga bisa mengajaknya untuk tinggal denganmu nantinya. Ada sebuah rumah kecil di belakang rumahku ini. Dia bisa tinggal disana dengan gratis" ucap Randy menekankan. Nadia langsung tersenyum kecut setelah mendengar ucapan Randy."Aku selalu ingin melihat wajahmu itu tersenyum. Aku tidak ingin dianggap oleh orang-orang kalau aku adalah suami yang jahat" Randy tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Kali ini Nadia merasa jijik dengan sikap Randy seperti ini. Dia lebih memilih sikap Randy yang dingin saja"Apakah dia biseksual, oh no. Jangan pernah t
"Kenapa kamu melakukan hal seperti tadi?" Nadia tampak terlihat bingung dengan sikap Randy barusan."Aku hanya ingin mempermalukan wanita tua itu saja"."Sebagai istriku, tentu saja aku harus melindungimu. Bukankah begitu?" goda Randy santai dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Nadia."Lebih tepatnya istri bayaran, bukan istri sungguhan" Nadia bicara ketus kepada Randy. Randy pun kemudian tiba-tiba menghentikan mobilnya."Bukannya kamu itu istri sungguhan, kamu adalah istri sahku secara hukum negara maupun agama"."Atau mungkin, kamu ingin melakukan tugas seorang istri yang sesungguhnya" goda Randy sambil membisikkan kalimat tersebut ke telinga Nadia. Nadia pun spontan langsung menggeserkan tubuhnya menjauh. Dia merasa takut dengan sikap manis Randy seperti ini. Nadia merasa Randy memang benar-benar seorang psikopat. Sikap dinginnya memang menyebalkan, tapi sikap manisnya jauh lebih mengerikan. Hawa hangat pun seketika merayapi kulit tubuhnya,entah perasaan apa yang tengah menyelimut
Nadia adalah seorang janda beranak dua. Kegiatan sehari-harinya hanyalah berjualan online dan delivery makanan. Nadia tidak bisa bekerja keluar karena dia harus merawat buah hatinya yang masih kecil. Dimas anak sulungnya kini telah berumur 5 tahun. Sedangkan sibungsu Dina yang baru saja berusia 3 tahun. Sudah 2 tahun Nadia menyandang status jandanya karena ulah pelakor yang hadir dalam kehidupan rumah tangganya. Serta ikut campur tangan mertuanya dalam kehidupan pernikahannya dengan Arya."Nad, emang kamu tidak kepengen nikah lagi? " tanya Rini yang merupakan sahabat Nadia serta tetangga kontrakan Nadia. Rini adalah orang yang menampung Nadia ketika dia diusir dari rumah mertuanya. Mereka bertemu ketika Nadia sedang menangis di samping kafe tempat dia bekerja. Pertemuan mereka yang tak terduga tersebut malah membuat mereka menjadi seperti keluarga. "Belum ada pikiran ke arah situ lagi Rin" jawab Nadia santai sambil menemani anak-anaknya yang tengah bermain."Gimana mau dapat jodoh k
"Kenapa kamu melakukan hal seperti tadi?" Nadia tampak terlihat bingung dengan sikap Randy barusan."Aku hanya ingin mempermalukan wanita tua itu saja"."Sebagai istriku, tentu saja aku harus melindungimu. Bukankah begitu?" goda Randy santai dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Nadia."Lebih tepatnya istri bayaran, bukan istri sungguhan" Nadia bicara ketus kepada Randy. Randy pun kemudian tiba-tiba menghentikan mobilnya."Bukannya kamu itu istri sungguhan, kamu adalah istri sahku secara hukum negara maupun agama"."Atau mungkin, kamu ingin melakukan tugas seorang istri yang sesungguhnya" goda Randy sambil membisikkan kalimat tersebut ke telinga Nadia. Nadia pun spontan langsung menggeserkan tubuhnya menjauh. Dia merasa takut dengan sikap manis Randy seperti ini. Nadia merasa Randy memang benar-benar seorang psikopat. Sikap dinginnya memang menyebalkan, tapi sikap manisnya jauh lebih mengerikan. Hawa hangat pun seketika merayapi kulit tubuhnya,entah perasaan apa yang tengah menyelimut
"Mulai sekarang kamu dan anak-anakmu tinggal di rumahku. Jadilah istri yang baik buatku" Randy berbicara tersenyum sambil menyentuh dagu Nadia. Nadia tercengang dengan sikapnya."Sungguh kasar" Nadia membatin."Tapi aku mau melihat kondisi Rini terlebih dahulu, kamu sudah berjanji. Jangan bilang kalau kamu ingin mengingkarinya" Nadia mencoba menagih janji yang pernah diberikan oleh Randy."Tentu saja, seperti yang kamu minta"."Oh ya, kamu juga bisa mengajaknya untuk tinggal denganmu nantinya. Ada sebuah rumah kecil di belakang rumahku ini. Dia bisa tinggal disana dengan gratis" ucap Randy menekankan. Nadia langsung tersenyum kecut setelah mendengar ucapan Randy."Aku selalu ingin melihat wajahmu itu tersenyum. Aku tidak ingin dianggap oleh orang-orang kalau aku adalah suami yang jahat" Randy tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Kali ini Nadia merasa jijik dengan sikap Randy seperti ini. Dia lebih memilih sikap Randy yang dingin saja"Apakah dia biseksual, oh no. Jangan pernah t
Setelah semuanya siap, Nadia dan kedua anaknya serta Dion pergi dari kontrakannya menuju ke tempat acara pernikahan akan dilaksanakan. Terlihat bang Baron sudah menunggu di depan. Semua para tetangga terkejut melihat Nadia yang sudah tampil begitu cantik dengan balutan kebaya putih yang identik dengan orang yang hendak menikah. "Cih, liat. Janda sok cantik itu akhirnya beneran nikah kan sama si Baron preman itu" ucap mpok Nur yang memang terkenal dengan mulutnya yang pedas dalam berbicara. Si ratu gibah disekitaran wilayah itu. "Iya mpok. Pasti tuh sudah isi. Lihat saja, dadakan begitu nikahnya" lanjut mbak Ira ikut mengompori keadaan. Merek berdua yang memang terkenal sebagai duo rese lambe gosip. Mereka berdua lah yang selalu ribut dengan Rini, karena Rini yang memang jengah dengan omongan ngawur mereka. "Nggak usah dengerin ibu-ibu ceriwis ini say. Maklum iri tanda tak mampu" Dion berbicara dengan suara yang diubah seperti perempuan dan bergaya centil khas para makhluk jadi-jadi
Nadia seperti merasa selalu diawasi dan selalu diatur oleh Randy, tapi mau bagaimana lagi dia adalah calon suaminya. Dia juga orang yang telah membantu Nadia melunasi biaya untuk pengobatan Rini."Iya. Tapi bolehkan sebelumnya aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Rini?" Nadia membalas pesan Randy keesokan harinya. Nadia merasa terlalu lelah untuk membalas pesan Randy, serta Nadia masih terlalu bingung dengan perubahan kehidupan yang akan dia jalani nantinya . Nadia sadar diri, untuk balas budi kepada Randy dia harus mematuhinya apapun permintaannya. Sebab Nadia benar-benar sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Seperti ikuti alur cerita saja. "Nanti setelah acara akad nikah kita selesai kamu boleh menjenguk Rini. Kamu tenang saja dia bersama orang yang menyayanginya sekarang" balas Randy. Balasan dari Randy yang membuat Nadia terkejut. Orang yang menyayangi Rini, siapa? Sejujurnya Nadia tidak terlalu mengetahui kisah hidup Rini. Dia hanya bercerita kalau dia kabur dari rumahnya
Nadia merasa syok setelah orang yang dimaksud oleh Randy tadi datang. Dia menyampaikan pesan dari Randy kalau besok Nadia akan dijemput oleh dirinya. Dia juga berkata kalau sebaiknya sekarang Nadia pulang saja beristirahat, kasian anak-anaknya kalau ditinggal terlalu lama. Nadia yang belum sempat protes sudah diberitahu kalau pria yang mengantar makanan itulah yang ditugaskan bosnya untuk menjaga Rini di rumah sakit. Sedangkan Nadia akan diantar pulang sopir yang sudah menunggu dimobil. Nadia pun terpaksa harus pergi meninggalkan Rini yang masih dioperasi. Atas paksaan pria tersebut, mau tidak mau dia harus segera pulang, apalagi Randy mengirimi dia pesan.๐๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฉ๐ข๐ธ๐ข๐ต๐ช๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฎ๐ถ. ๐๐ช๐ข ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ด๐ข๐ซ๐ข. ๐๐ฌ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ. ๐๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐บ?
Setelah beberapa saat, Nadia dipanggil untuk menemui dokter yang sedang menangani Rini. Sang dokter ingin menjelaskan keadaan pasien kepadanya secara langsung."Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Nadia cemas."Apa ibu anggota keluarga dari korban tabrak lari ini?" tanya dokter tersebut kepada Nadia."Bukan dok, saya temannya. Tapi kami sudah seperti keluarga dok" jawabnya."Kalau boleh tau, dimana keluarga pasien Bu" dokter ingin mengetahui keberadaan keluarga Rini. Sebab, tindakan yang akan dia ambil harus ada persetujuan dari pihak keluarga pasien."Saya tidak tahu dok, sejak saya mengenalnya. Dia sudah hidup sendirian dok" jelas Nadia kepada si dokter tentang Rini yang dia ketahui. Dokter pun menghela nafas yang panjang."Sebelumnya saya ingin memberitahukan kalau keadaan pasien sangat kritis. Pasien sudah kehilangan banyak darah. Apalagi untuk sementara stok darah untuk golongan daerah pasien juga sedang kosong di rumah sakit ini. Namun ada hal yang jauh lebih penting dari i
Setelah Rini pergi, Nadia pun mengurus kedua bocahnya. Mulai dari memandikan mereka berdua hingga menyuapi mereka makan. Setelahnya mereka diminta oleh Nadia untuk menonton televisi saja di dalam kamar. Sebab, Nadia hendak merapikan rumahnya yang berantakan dengan mainan anak-anaknya.Sudah lebih sejam Rini belum pulang dari kepergiannya tadi sore. Nadia pun mulai cemas,dia menghubungi nomer milik Rini. Namun panggilannya tidak dijawab oleh Rini. Entah kenapa perasaan Nadia tidak tenang. Dia merasa gelisah dan cemas. Jantungnya berdegup tidak karuan. Seolah-olah dia memiliki firasat jika terjadi sesuatu terhadap Rini.Dilihatnya kembali kedua anaknya di dalam kamar, ternyata mereka sudah tertidur. Masih dalam keadaan lelah, Nadia hendak bersiap membersihkan badannya. Tapi hati kecilnya meminta dirinya untuk menghubungi nomer Rini kembali. Setelah bunyi panggilan dia terhubung dan diangkat Nadia langsung menanyakan keberadaan Rini saat ini."Keluyuran kemana aja sih kamu,jam segini bel
Meski Nadia dan Rini terkejut dengan salah satu pesan yang aneh tersebut. Tapi Rini masih saja mencoba untuk bermain-main dengan si pengirim pesan aneh tersebut. Sedangkan pesan dari pria lainnya hanya berupa sapaan dan mengajak berkenalan. Sedangkan ini, dia langsung on point mengenai maksud yang diinginkannya. Rini pun langsung meraih handphone milik Nasia yang dipegang oleh Nadia dan membalas pesan dari pria aneh tersebut.๐๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ข๐ฏ๐ฆ๐ฉ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ด๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฌ๐ช๐ณ๐ช๐ฎ ๐ต๐ข๐ฅ๐ช. ๐๐ช๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ธ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ช๐ฌ ๐ด๐ฆ๐ฉ๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ต๐ถ๐ซ๐ถ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ข๐ฏ๐ฎ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต? Selang beberapa saat setelah pesan yang ditulis oleh Rini tadi terkirim, tidak perlu waktu lama untuk menunggu balasan dari si pengirim aneh tersebut..๐๐ข๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ซ๐ถ๐ฎ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ถ๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข๐ธ๐ข๐ญ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ซ?
Nadia adalah seorang janda beranak dua. Kegiatan sehari-harinya hanyalah berjualan online dan delivery makanan. Nadia tidak bisa bekerja keluar karena dia harus merawat buah hatinya yang masih kecil. Dimas anak sulungnya kini telah berumur 5 tahun. Sedangkan sibungsu Dina yang baru saja berusia 3 tahun. Sudah 2 tahun Nadia menyandang status jandanya karena ulah pelakor yang hadir dalam kehidupan rumah tangganya. Serta ikut campur tangan mertuanya dalam kehidupan pernikahannya dengan Arya."Nad, emang kamu tidak kepengen nikah lagi? " tanya Rini yang merupakan sahabat Nadia serta tetangga kontrakan Nadia. Rini adalah orang yang menampung Nadia ketika dia diusir dari rumah mertuanya. Mereka bertemu ketika Nadia sedang menangis di samping kafe tempat dia bekerja. Pertemuan mereka yang tak terduga tersebut malah membuat mereka menjadi seperti keluarga. "Belum ada pikiran ke arah situ lagi Rin" jawab Nadia santai sambil menemani anak-anaknya yang tengah bermain."Gimana mau dapat jodoh k