Selama dalam perjalanan juga Aluna mulai berpikir macam-macam, karena sebelumnya dia belum pernah bertemu dengan calon mertuanya, yaitu Danita. Dia berpikir kalau orang tua Darren itu mungkin lebih galak dan seperti mertua-mertua yang ada di sinetron. Memikirkannya saja membuat Aluna merasa stres sendiri. Tetapi kalau tidak seperti ini, wanita itu tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, mengingat besok mereka harus menikah. Entah bagaimana reaksi ibunya nanti kalau tahu Darren tidak masuk sebab perbuatan Aluna kemarin. Tetapi satu hal yang pasti, Aluna harus memastikan dulu apa yang sebenarnya terjadi kepada Darren, sampai pria itu tidak menghubunginya. Bahkan Darren tidak memberitahu dirinya kalau tidak akan ke kantor hari ini. Sementara itu, di sisi lain Amarudin berusaha untuk menghubungi wanita paruh baya. Dia harus memberitahu perihal kedatangan Aluna. Kalau tidak, maka penyamaran wanita paruh baya itu akan terbongkar. Untunglah saat itu Danita sedang memainkan ponse
Setelah masuk ke dalam ruangan, dia dikagetkan lagi dengan semua arsitektur tempat itu yang begitu indah. Benar-benar seperti kastil, lebih besar dan megah. Salah satu satpam menyuruh Aluna untuk duduk. Setelahnya tak lama kemudian ada beberapa wanita paruh baya memakai pakaian khas maid, itu adalah ART yang ada di sini.Namun bukannya merasa senang, gadis itu malah jadi gugup sendiri. Takut jika Darren melakukan sesuatu yang aneh untuknya. Bagaimana kalau misalkan dia dijebak dengan semua rencana yang Darren buat? Biasanya pria itu akan melakukan hal aneh padanya. "Silakan, tunggu sebentar, ya, Nona. Saya akan bertanya dulu kepada Tuan Darren. Apakah Nona langsung masuk kamarnya atau tunggu di sini." Aluna langsung terperangah dan saat itu juga sang gadis langsung berpikiran kalau memang semua ini adalah rencana Darren. Kalau benar begitu, maka sang gadis tidak akan mau meminta maaf. Sebaliknya dia akan memaki-maki Darren karena sudah mempermainkannya seperti ini. Padahal semalama
Darren yang saat itu juga baru bangun hanya terdiam. Dia berpikir kalau saat ini pria itu sedang bermimpi bertemu dengan Aluna, karena menurutnya tidak mungkin gadis itu mau menghampirinya. Mengingat bagaimana tabiat Aluna selama ini. Jadi, pria itu berpikir kalau sekarang sedang bermimpi. Untuk beberapa saat mereka saling pandang. Maid yang ada di luar pun merasa malu sendiri melihat aktivitas mereka saat ini. Jadi, tanpa permisi wanita paruh baya itu pun meninggalkan mereka berdua. Tiba-tiba saja Darren tersenyum, membuat Aluna semakin tidak bisa berkutik. Gadis itu malah semakin mematung, sampai jari jemarinya tidak bisa digerakkan sama sekali kala melihat senyuman Darren untuk pertama kalinya. Pria itu terlihat melengkungkan bibir yang begitu tulus. Ini tabu, karena selama ini Darren jarang sekali tersenyum kepadanya. Yang dilakukan pria itu hanyalah marah-marah dan terus-terusan saja menyiksanya. Darren semakin yakin itu mimpi saat melihat kalau Aluna hanya diam saja. Pria it
Sudah 5 menit berlalu mereka saling diam. Saat ini Darren dan Aluna berhadapan di kamar pria itu. Darren melakukan itu, takut kalau sampai Danita marah lagi kepadanya. Walaupun sekarang dia bertanya-tanya kenapa Danita tadi datang, lalu tiba-tiba kembali pergi. Hanya saja pertanyaan itu harus disimpan terlebih dahulu, karena saat ini ada yang lebih penting. Yaitu mengurusi kedatangan Aluna yang tiba-tiba saja hadir tanpa permisi dengan alasan yang begitu mengagetkan. Kebetulan di kamar Darren ada sofa yang biasa dipakai untuk menonton TV. Jadi, mereka bisa saling berhadapan. Aluna menunduk, dia benar-benar malu mengingat kejadian hari ini. Harusnya dari tadi dia itu tidak datang ke rumah Darren. Harusnya dia juga mendengarkan kata Amalia agar tidak keluar, karena besok adalah hari pernikahan. Mau ditaruh di mana mukanya? Terlebih Darren tiba-tiba saja mencium Aluna, setelah itu kembali berekspresi menyebalkan di depannya. Darren menghela napas panjang, lalu menyandarkan punggungny
Tempat pukul 10.00 pagi akhirnya Aluna pun keluar dari rumahnya Darren. Dia sama sekali tidak bertemu dengan Danita dan itu memang sudah direncanakan oleh wanita paruh baya itu. Dia hanya bisa mengintai dari CCTV, tapi tidak termasuk di dalam kamar Darren. Ya, karena kamar anaknya itu bebas dari CCTV sesuai dengan keinginan Darren. Tentu saja karena itu adalah sebuah privasi. Sebenarnya dari tadi ingin sekali menemui Aluna dan menceritakan banyak hal sebelum menjadi menantunya, tetapi ada misi yang belum terlaksana. Apalagi dia harus mengungkap kejahatan yang dilakukan Siska dan juga beberapa kasus yang ada di perusahaan anaknya. Darren harus tahu semua itu. Memang sepertinya dia harus mengirimkan satu orang untuk menjadi mata-mata di perusahaan, agar tahu mana yang berkhianat dan mana yang bekerja dengan benar. Darren pun mengantarkan Aluna sampai gerbang rumah. Dia tidak mau sampai Danita melihat kalau dirinya tidak melakukan apa-apa untuk gadis itu atau akan ada perdebatan di ru
"Kenapa Ibu selalu mengancamku, sih? Bisakah Ibu sekali-kali mendukungku atau memberikan nasihat yang baik? Bukan malah menakut-nakutiku seperti itu," ucap Darren tiba-tiba saja membuat Danita terkesiap. Biasanya pria itu anti sekali jika mengungkapkan perasaannya yang sedang dia pikirkan atau dirasakan. Tetapi untuk kali ini wanita paruh baya itu sungguh kaget saat tahu kalau Darren tiba-tiba saja berkata seperti itu. Kala dia putus dengan Monica pun pria itu memilih untuk menyendiri dan menjauh dari hiruk pikuk, termasuk dari ibunya. Namun sekarang tiba-tiba saja Darren seperti ini. Ini sungguh menarik bagi Danita, yang sudah dipastikan kalau Aluna itu bukan gadis sembarangan yang bisa membuat anaknya uring-uringan seperti sekarang. "Tumben kamu bilang seperti itu? Biasanya kalau kamu ada masalah tentang wanita diam saja. Bahkan menjauh dari Ibu dan sama sekali tidak mau bercerita, tapi kenapa sekarang malah mengatakan hal seperti itu? Kamu butuh saran dari Ibu? Dukungan dari Ibu
"Tanya sesuatu? Tanya apa? Kalau aku bisa menjawab, tentu saja aku menjawabnya. Lagian, kenapa kamu harus izin segala, sih? Biasanya juga langsung bertanya," ujar Aluna karena merasa heran saja Alika tiba-tiba meminta izin seperti itu. Seperti bukan sahabatnya saja. Alika menggigit bibir bawah, merasa takut jika Aluna marah kepadanya. Tetapi rasa penasaran ini mencuat, apalagi banyak sekali karyawan lain yang mendesaknya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai undangan itu tersebar luas di perusahaan. Secara pribadi Alika juga benar-benar takut jika Aluna dijahili oleh Darren karena setahunnya pria itu antipati terhadap wanita manapun dan juga rumor tentang ibunya yang mendesak pria matang itu untuk segera menikah sudah menyebar luas. Jadi, banyak sekali asumsi yang mengatakan kalau Aluna itu dijadikan istri palsu oleh Darren. Tetapi selain itu ada juga yang menuduh kalau Aluna adalah gadis mata duitan yang menggoda Darren hingga pria seperti Darren bisa menikahi sang
"Oh, kamu berani mengancam, ya? Songong sekali kamu! Mentang-mentang akan menjadi istrinya seorang bos, jadi kamu bisa berkata seperti itu. Ke mana saja kemarin menghindariku dan berbicara kalau kamu ini tidak mau berhubungan dengan siapa pun? Tetapi secara terang-terangan undangan itu tersebar. Ternyata kamu itu hanyalah seorang wanita munafik yang ingin mendapatkan harta kekayaan pria kaya seperti Pak Darren, kan?" terang Amar dengan penuh emosi. Aluna benar-benar tidak terima. Pria yang tidak tahu asal-usulnya ini menghina dirinya begitu saja. Padahal harusnya Amar itu tahu kalau posisinya itu tidak seperti yang disebutkan tadi. Dengan geram dia pun mendekat kepada Amar dan melotot. "Jaga ucapanmu, Amar! Kamu sudah kelewat batas. Semua yang kamu katakan itu fitnah. Kalau kamu berani mengucapkan hal seperti itu, akan kulaporkan kamu ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik dan perbuatan yang tidak menyenangkan. Pergi dari sini! Aku tidak mau lagi melihatmu dan jangan pernah m