Pagi harinya Reyna merasa sangat kantuk sampai dimana suara deringan ponselnya terdengar jelas yang ternyata itu adalah alarm yang sengaja ia setel.“Lagi ngapain kamu?” tanya Andreas membuat Reyna terkejut karena mendengar suara Andreas yang mendadak mengagetkan dirinya. “Saya sedang mematikan alarm,” ujar Reyna seraya membawa ponselnya yang sebelumnya berada di atas nakas menjadi di atas kasur bersamanya. Reyna kembali memainkan ponselnya dan tak sengaja melihat ada sebuah kiriman dari grup kuliahnya yang ternyata foto foto preweding beberapa teman-temannya yang akan menikah. Andread melirik sekilas dari samping dan menemukan Reyna yang tengah melihat foto foto pasangan dengan gaun dan jas seperti orang yang sedang nikahan. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Andreas membuat Reyna menggelengkan kepala namun Andreas langsung menarik ponsel wanita itu dari tangan Reyna yang gelagapan. “Kenapa melihat foto pernikahan orang lain?” tanya Andreas membuat Reyna kebingungan harus menjawab a
Reyna dan Andreas makan dengan tenang disalah satu restaurant barat. “Tidak boleh makan pedas dulu,” ujar Andreas menjauhkan bubuk cabai dari samping tangan Reyna. “Kenapa Bapak jadi suka melarang saya makan ini dan itu, bahkan Pak Andreas membatasi saya makan sushi mentah?” tanya Reyna penasaran. “Saya hanya merasa itu kurang sehat saja, tidak ada yang salah dengan itu bukan,” ujar Andreas membuat Reyna menghela napas berat. Ting!Andreas mendapat pesan dari orangnya bahwa seorang reporter berhasil mengambil informasi tempat tinggal mereka yang nantinya akan dijadikan berita hangat mengenai hubungannya dengan Reyna. Andreas menghela napas berat, kenapa kejadian ini harus disaat dirinya sedang merasa kelelahan. “Sepertinya ada masalah ya?” tanya Reyna yang mencoba menebaknya. Andreas menggeleng. “Kita tidak bisa kembali dulu kepenginapan, kamu mau tinggal di hotel malam ini?” tanya Andreas pada Reyna yang mengangguk ragu. “Eh, saya punya ide!” ujar Reyna pada Andreas yang langsu
Mereka tidur berpelukan hingga hujan terdengar semakin deras di luar sana, hal itu membuat Andreas memeluk tubuh Reyna semakin erat lagi. “Sudah tidur?” bisik Andreas dari belakang membuat Reyna menggelengkan kepalanya.Sebetulnya Reyna bisa merasakan benda di bawah tubuh Andreas terasa mengeras di tengah kedua pahanya. “Saya harus apa supaya kamu bisa tidur?” tanya Andreas pada Reyna yang menggelengkan kepala. Suara petir yang muncul dari luar membuat Reyna sedikit takut begitu juga sebenarnya yang kerap dirasakan Andreas. Namun Andreas tak dapat menunjukan ketakutannya di hadapan Reyna. “Yasudah coba penjamkan mata terus dan pikirkan hal yang baik saja,” ujar Andreas pada Reyna yang tanpa Andreas duga akan membalikan tubuh untuk menghadapnya. “Ada apa lagi?” tanya Andreas pada Reyna yang menggelengkan kepala. “Saya merasa tubuh saya bergerak sendiri seakan menginginkan Pak Andreas untuk bisa lebih mendekap saya malam ini,” ujar Reyna pada Andreas yang terlihat menelan salivanya.
"Menghadaplah ke belakang, saya akan memasukannya dari belakang," ucap Andreas yang membuat Reyna segera menuruti kemauan bosnya malam ini. Alhasil Reyna tanpa berpikir dua kali membalikan tubuhnya dan benar saja, saat itu juga Andreas memasukan juniornya sembari meremas dua buah dada Reyna dari belakang. “Ah!” lenguh Reyna di bawah derungan petir serta hujan di luar sana. Namun suasana seperti ini seakan mendukung Andreas dan Reyna untuk melakukan sesi percintaan ini. “Mngshsmngh,” lenguh Reyna tak tertahankan saat buah dadanya juga diremas kencang oleh Andreas.Hanya saja yang membuatnya bingung adalah gerakan pinggul Andreas yang tak kencang dan sedikit kasar seperti biasanya. “Pal Andreas, mngapa bisa lebih keras lagimngh?” tanya Reyna yang terlihat sangat bernapsu, yang mungkin saja di karenakan kehamilannya. Andreas nampak menggelengkan kepala. “Saya juga mau tapi untuk sekarang saya harus mati-matian menahannya,” ujar Andreas yang masih menggoyangkan pinggulnya dengan gera
"Saya tidak akan membiarkanmu keluar dengan cepat malam ini," ucap Andreas dengan smirk nakalnya.Kini Reyna menyeder dengan pintu mobil dalam van dengan keadaan tanpa busana, Andreas dengan perlahan memasukan juniornya kembali ke dalam buah plum istri kontraknya. “Uh!” lenguh Reyna seraya merem melek dibuatnya. Andreas menggerakan pinggulnya perlahan tapi pasti, pria itu terlihat sangat menikmatinya ketika bermain dengan gaya dari belakang. “Mngsh…, mnsgshyeash!” lenguh Andreas tak tertahankan ketika merasa bahwa milik Reyna kembali menjepit dirinya. Andreas menggigit bibirnya kala satu tangan Reyna mencoba menggapai lalu menyentuh bokongnya dengan niatan ingin membuat Andreas bisa lebih dalam lagi ketika memasukan juniornya. “Ah, Reyna mngshhah janganmngsh!” ujar Andreas yang memang tidak dapat membiarkan Reyna mendapatkan apa yang dia mau saat ini. Karena Andreas tidak bisa ceroboh sampai membuat calon anaknya di dalam rahim wanita itu mendapatkan masalah. “Ada yang harus say
Andreas membalas dengan ikut memajukan tubuhnya seraya terlihat meremas bokong Reyna. “Ada apa denganmu, kamu mulai menyukai bercinta dengan saya?” bisik Andreas membuat Reyna terlihat tidak peduli. Andreas menelan salivanya ketika bibir Reyna mengecup lehernya penuh dengan napsu. “Ah!” lenguh Andreas saat merasakan lehernya digigit. Saat itu Andreas langsung menarik Reyna agar dapat menatapnya. “Kamu melakukannya dengan sengaja?” tanya Andreas pada Reyna yang menggeleng. “Saya hanya merasa ingin menggigit leher Bapak, tapi saya tidak sama sekali berniat ingin melakukannya,” ucap Reyna dengan perasaan bersalah. Sedangkan Andreas yang tak mau membuat Reyna sedih akhirnya mengelus pipi wanita itu dengan lembut lalu menganggukan kepalanya. “Tidak masalah, saya hanya bertanya saja. Kamu boleh menggigit saya kapan saja,” ujar Andreas seraya menatap perut Reyna yang berisikan anaknya. “Kenapa bibirmu masih manyun begitu?” tanya Andreas pada Reyna memegangi perutnya. “Saya lapar lagi,
Reyna yang menemukan milik Andreas telah mengeras mencoba untuk memasukan junior suaminya itu ke dalam mulutnya.“Uhuk! Uhuk!” Reyna terbatuk ketika melakukannya membuat Andreas akhirnya harus membawa tubuh Reyna ke dalam dekapannya. “Sudah malam, tidak baik untuk kesehatan jika belum tidur juga,” ujar Andreas membuat Reyna mau tidak mau harus menuruti ucapan pria itu. Akhirnya benar saja bahwa Reyna dan Andreas tidur malam itu hingga pagi hari tiba. Jujur, tadi malam Andreas harus mati-matian membuat miliknya di bawah sana kembali turun lagi karena tidak mungkin ia bisa tidur dengan keadaan burungnya yang masih berdiri tegak. Kalau saja Reyna sedang tidak hamil, Andreas akan dengan gencar membuat wanita itu melenguh di bawahnya. “Tiga bulan, aku harus menahannya selama itu untuk bisa bercinta dengan ritme seperti biasanya,” gumam Andreas sendirian saat tengah menyiapkan sereal untuk makan pagi mereka. Reyna nampak baru saja bangun dari tidurnya. sembari menguap wanita itu mempe
Reyna dapat bernapas sedikit lebih lega ketika tak menemukan siapapun di dalam ruangan tersebut. Ia memang sudah biasa menemani Andreas kemanapun karena dirinya memang seorang sekretaris utama dari bosnya. Namun ketegangan saat ini lebih terasa ketika kini dirinya telah berstatus sebagai istri dari bosnya yang mana sedang berkunjung ke salah satu kerabat dekat dari Andreas.“Andreas,” ucap seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan yang kini tengah mereka tempati. Reyna menoleh ke sumber suara yang tak lain dari seorang pria paruh baya. “Kakek,” ucap Andreas sembari memberi salam hormat ala Jepang yang segera diikuti oleh Reyna saat itu. “Ini istrimu?” ujar Kakek seraya menatap Reyna yang tersenyum manis padanya. Andreas menaikan satu alisnya. “Jangan menatapnya begitu jika Kakek tidak ingin istriku melarikan diri,” ujar Andreas pada sang Kakek yang berdehem. Andreas kini nampak duduk dengan santai, berbeda dengan Reyna yang kini masih terlihat cukup tegang dibuatnya. “Kenap