Share

3. Tertolak

Author: matchaleite13
last update Last Updated: 2021-12-18 18:51:38

Ibu Nata sedari tadi menahan anak semata wayangnya untuk menghentikan kalimatnya. Perkataan Nata berhasil membuat semua orang gaduh di tempatnya. Nata menatap Eyangnya dengan berani, entah dari mana Ia mendapat keberanian sebesar ini. Ia ingin semua orang tahu kalau Nata tak ingin ada perjodohan dalam hidupnya. Mungkin semua orang bisa menerima takdir mereka, namun Nata ingin sekali saja merubah takdirnya.

“Nata gak mau di jodohin apalagi tunangan,” tegas Nata kembali.

“Tidak bisa, tradisi tetap tradisi!” sentak Eyang Kakung.

“Nata duduk,” ujar Ayah Nata memperingatkan anaknya.

“Maaf Eyang, Pakdhe, Budhe, Mas, Mbak, Paklek dan Bulek, Nata tidak bisa meneruskan tradisi ini,” putus Nata.

“Saya Adinata Lingga Ararya menolak adanya perjodohan ini secara lahir dan batin,” imbuh Nata.

Setelah berujar demikian Nata pamit kembali ke kamarnya lebih dulu. Ia segera membereskan semua barang bawaannya. Jika Nata berdiam diri lebih lama di sini maka Ia akan mendengar semua orang membahas tentang perjodohannya dan itu cukup memuakkan bagi Nata. Beberapa saat kemudian Ayah dan Ibu datang ke kamar anaknya. Nata yang melihat itu segera menghampiri dan memeluk Ibunya erat. Ini keputusan yang besar untuk seorang Nata selama dua puluh satu tahun hidupnya.

“Saya minta maaf Ibu, Ayah. Dari dulu Eyang gak pernah mau dengerin saya dan selalu anggap ucapan saya cuma bercandaan, sekali saja saya mau Eyang tahu kalau saya  serius,” ujar Nata sungguh-sungguh.

Le, Ayah sama Ibu itu dukung kamu tapi kami berdua gak nyangka kalau kamu bakal bilang langsung di depan semuanya hari ini,” ujar Ayah Nata.

Nata mengurai pelukannya dan menatap orang tuanya melas. Ini sudah menjadi pemikiran keluarga kecil ini dari beberapa bulan yang lalu. Baik Ayah dan Ibu Nata selalu menanyakan pada anaknya apakah serius dengan Kinna. Dan Nata selalu menjawab hal yang sama. Nata mau Kinna bukan yang lain. Ayah dan Ibunya selalu memberi wejangan pada Nata kalau hubungan keduanya pasti akan ditentang oleh Keraton terlebih Eyang Ararya yang sangat tegas dengan tradisi.

“Saya selalu nurut kemauan Eyang mulai dari tempat sekolah, jurusan di SMA, bahkan sampai jurusan di kuliah semua Eyang yang menentukan. Saya gak pernah protes kalau Eyang mau ini itu dari saya. Meskipun kadang bandel tapi saya selalu turutin semuanya, sekali aja sekali aja Ibu. Saya mau tentukan pilihan saya sendiri,” jelas Nata.

Ibu Nata yang mendengar itupun tersentuh. Ia kembali memeluk anak laki-laki kebanggaannya. Ia tak suka jika anaknya sedih seperti ini. Nata adalah anak yang periang dan aktif, anaknya tak pernah menunjukan sisi sentimental seperti ini. Dari kecil Nata selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk orang tuanya. Meskipun terkesan selalu membuat ulah namun itu tak pernah mengecewakannya.

“Kamu pulang dulu ke Jakarta, biar Ibu sama Ayah yang bicara sama Eyang,” ujar Ayah Nata.

Nata mengangguk patuh.

“Makasih Ayah, Ibu. Maaf saya ngerepotin, maaf saya banyak maunya, maaf-”

“Mas Nata. Ibu itu cuma punya anak kamu, kalau kamu gak bahagia ya Ibu juga gak bahagia. Ibu mau Mas Nata bahagia, jangan minta maaf lagi nggeh,” potong Ibu Nata.

“Dengerin Ibumu Le, yang kuat. Yang kamu minta itu berat, harus berjuang. Ayah tau anak Ayah gak selemah itu,” ujar Ayah Nata.

Nata mengangguk dan tersenyum lebar. Ia sayang dengan keluarganya, Ayah dan Ibunya tak pernah menuntut apapun dari Nata. Nata hidup dengan didikan yang santai namun juga penuh kasih sayang. Nata memang sering kesepian tapi itu tak pernah membuatnya kekurangan kasih sayang. Jadi meskipun Nata terlihat badung, namun laki-laki itu masih punya batasan karena tak mau mengecewakan orang tuanya. Nata tahu batasannya, itu yang terpenting.

Terkadang Nata juga takut membuat orang tuanya kecewa karena semua hukuman yang Ia terima dari Eyang. Namun Ayahnya selalu berkata, “Apapun yang kamu lakukan ada konsekuensinya. Ayah bebasin kamu tapi kamu juga harus bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan. Jadi laki-laki gak cuma baik tapi juga harus tanggung jawab Mas.”

Kedua orang tuanya pamit karena dipanggil oleh Eyang sedangkan Nata kembali mengemasi barangnya yang sebenarnya hanya sedikit. Tiba-tiba datang segerombolan sepupunya menyerbu kamar Nata. Nata seakan tahu apa yang akan keluar dari mulut sepupu-sepupunya itu. Ia memilih mengabaikan keempat pangeran itu. Namun meskipun keempatnya sudah duduk namun tak ada kata satupun yang keluar selama beberapa menit setelahnya. Justru sekarang Nata mendapat beragam tatapan aneh dari sepupu-sepupunya itu.

“Kalo mau mengadili, menceramahi dan memarahi aku tolong jangan sekarang, kapan-kapan aja. Aku lagi males,” tandas Nata.

“Kepedean kamu!” cibir Sena sembari menoyor kepala adik sepupunya itu.

“Sena, jangan kepala,” ingat Byan yang langsung membuat Sena meminta maaf.

“Lha terus kalian ngapain?” tanya Nata.

“Mengucapkan selamat tinggal. Siapa tau habis ini nama kamu dicoret dari trah Ararya,” ujar Dhanu.

Nata yang mendengar itu hanya tertawa. Bahkan tertawa sangat keras. Namun sedetik kemudian tawanya lenyap. Raut wajahnya menjadi datar. Setelahnya Nata memilih untuk duduk di ranjang dan melihat lekat ke arah jendela. Yang Nata lihat sekarang ada seekor kupu-kupu yang terbang bebas dari bunga satu ke bunga lainnya.

“Boleh juga Mas, nama Ararya berat banget di bawa kemana-mana,” ujar Nata enteng.

Lambemu, kalau bicara yang bener,” ucap Byan mengingatkan Nata.

Memang diantara para pangeran, hanya Byan yang selalu waras mengingatkan adik-adiknya yang terkadang sudah bertindak kelewatan. Bahkan Dhanu yang merupakan adik kandung Byan pun takut melihat kakaknya yang terkadang tak bisa santai sedikit saja. Tak jarang Byan sakit hati karena perkataan adik-adiknya yang sebenarnya hanya bercandaan. Menurut Nata itu semua karena sifat kolot Eyangnya masih kental mengalir di darah seorang calon Putra Mahkota Sang Pewaris Tahta.

“Kalem sih Mas, aku juga tau kalau udah takdirku jadi Pangeran Ararya. Mau gak mau harus menerima,” ujar Nata bijak yang membuat Gala mencibir di pojokan.

“Terus kenapa nolak perjodohan?” sahut Sena.

“Maaf ya Mas Sena, Mas Dhanu dan Mas Byan yang terhormat. Sebagai laki-laki itu yang di pegang omongan dan tindakannya. Kalau mutusin cewe buat jadian sama cewe lain itu gak etis, lagian aku wes cinta mati karo Kinna,” jelas Nata.

“Pacarmu se ayu opo seh, sampai bisa bikin Pangeran Ararya paling bandel ini jadi bucin?” tanya Dhanu.

“Tanya Gala coba,” ujar Nata sembari memasukkan airpods ke tasnya.

Gala yang merasa terpanggil pun berujar, “Ayu banget Mas, baik juga, perhatian sama orang. Keturunan Indo-Jepang, tapi menurutku lebih mirip bule kalo ngomong.”

Byan, Dhanu dan Sena mengangguk paham. Benar-benar tipikal perempuan idaman Nata. Sedari kecil tipe idaman Nata memang tidak berubah dan selalu diceritakan pada keempat sepupunya sampai mereka bosan sendiri. Nata menatap para sepupunya dengan senyum percaya diri andalannya. Keempatnya sibuk mencibir Nata saat laki-laki itu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Sang Pacar.

Yo pantes, visualnya udah setara putri raja,” ujar Sena.

“Pantesan adikku bucin,” sahut Dhanu.

“Tapi tetep aja Nat, yakin kalian bisa dapet restu?” tanya Byan.

“Eyang udah tau tentang hubungan kalian?” imbuh Byan.

Nata menoleh menatap kakak sepupunya itu. Ia tersenyum kecil lalu mengangguk. Bagaimana mungkin Eyang tak tahu kalau setiap 24/7 selalu ada laporan tentang semua kegiatannya. Tentu saja Eyang tahu tentang Kinna. Dan mungkin inilah penyebab utama mengapa perjodohan Nata dipercepat. Nata sangat tahu, bahkan ini semua sudah ada dipikirannya selama ini.

“Aku pulang dulu ke Jakarta ya saudara seper-pangeran-anku, ojo kangen. Biarkan sepupu kalian ini memperjuangkan cintanya, gak usah dibantu tapi cukup didukung aja,” ujar Nata yang berhasil mendapatkan lemparan bantal dari arah Dhanu yang sudah muak melihat kepercayaan diri adik sepupunya.

“Tobat kek lu Mas,” ujar Gala.

“Bacot,” balas Nata.

Nata menatap bangunan Keraton yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya. Tiba-tiba hatinya kembali dipenuhi kekhawatiran. Ia sebenarnya berat meninggalkan kedua orang tuanya, Ia tahu Ayah dan Ibunya pasti kesulitan memperjuangkan hak Nata terlebih pasti Eyang menyalahkan kedua orang tuanya. Ayah dan Ibu Nata pasti dianggap tidak bisa mendidik Nata dengan baik. Nata kembali menghembuskan nafas berat. Otaknya mulai berandai-andai jika pada awalnya Kinna memang di ciptakan untuknya mengapa mereka bertemu dengan status yang berbeda?

“Gimana jadinya kalau kamu beneran putri raja Na? Pasti gak akan seberat ini,” ujar Nata pada keheningan.

Jika memang keduanya ditakdirkan bersama, mengapa bukan Aeri Kinnas Naeswari yang menjadi tunangannya? Mengapa harus orang lain?

Apakah Nata benar-benar bisa merubah pandangan Keraton terhadap perempuan pilihannya?

Apakah Nata bisa bertahan pada pilihannya padahal tak banyak orang yang bisa membantunya melawan Sang Raja?

Apakah seorang Nata yang hanya Pangeran ke-4 ini bisa?

Related chapters

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   4. Keresahan Nata

    Dengan sandwich yang masih ada di mulutnya, Nata sibuk menghubungi sahabatnya yang tadi berkata akan menjemput di bandara. Satu jam yang lalu Nata sampai di sini namun sahabatnya itu belum muncul juga. Nata bahkan telah menelfon berkali-kali entah berapa banyak panggilan tak terjawab yang akan sahabatnya itu dapatkan. Nata menunggu dengan beberapa kali umpatan keluar dari mulutnya. “Lo dimana sih nyet?” umpat Nata. Jika sudah di Jakarta maka Nata bisa kembali kepada dirinya sendiri. Ia tak harus pusing menjaga lisan karena tak akan ada yang tahu. Ia bebas mengumpat bahkan juga tertawa sekeras mungkin, tak akan ada Abdi Dalem yang menegur. Ini wilayah kebebasan Nata dan lebih baik karena jauh dari Eyang Kakung. Nata mendapatkan kembali dirinya sekarang. Lima menit kemudian sosok laki-laki tinggi berwajah blesteran bule datang menghampiri Nata yang masih sibuk menghabiskan makanannya.Laki-laki itu berjalan dengan santainya dengan tangan di saku. Tentu

    Last Updated : 2022-01-04
  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   5. Pacar

    Nata menatap jalanan Ibukota yang tak pernah ada sepinya. Bahkan sedari tadi mobilnya belum juga bergerak maju. Salahkan dirinya yang nekat pergi ke rumah Kinna pada jam-jam sibuk seperti ini. Langit yang semula terang kini sudah kehilangan semburat jingganya. Hampir dua jam Nata berdiam diri di mobil. Ia bahkan sudah menyelesaikan satu album penuh lagi Sheila On 7. Saat Ia melihat ke arah maps, ternyata bukan hanya karena jam sibuk namun juga terjadi kecelakaan di depan pintu tol. Hal itu yang membuat arus kendaraan sama sekali tidak bisa bergerak.“Gue suka Jakarta dari pada Solo, tapi enggak buat macetannya,” ujar Nata.Satu jam kemudian mobil Nata baru bisa bergerak sedikit demi sedikit dan setengah jam berikutnya Ia baru bisa sampai di depan rumah Sang Kekasih. Nata menekan bel rumah minimalis tersebut, rumah Kinna mungkin tak sebesar miliknya namun Nata selalu merasa rumah kekasihnya itu lebih terlihat hangat dibanding rumahnya. Sejak kecil Nata selal

    Last Updated : 2022-01-06
  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   6. Keputusan Nata

    Nata berkali-kali tak bisa menahan rasa bahagiannya dapat ikut berkumpul dengan keluarga Kinna. Meskipun hanya di isi oleh Ibu Kinna, Riyu dan juga Kinna tapi rumah ini selalu ramai dan itu yang tak bisa Nata dapatkan di rumahnya. Sejak kecil Nata selalu bergaul dengan para Abdi Dalem, Ia tak punya saudara yang dapat diajak bermain bersama. Sejak kecil pula Nata hanya bergaul dengan sepupu-sepupunya di Sekolah Kerajaan. Nata tak punya banyak teman kala itu karena tingkahnya yang sangat nakal di antara anak-anak bangsawan.Ia baru punya teman banyak setelah masuk SMP di Jakarta dan bertemu sahabat-sahabatnya yang sekarang. Itulah mengapa sebelum ini kehidupannya sangat hampa. Ia tak kekurangan kasih sayang orang tuanya, hanya saja Nata selalu kesepian karena tak punya teman di rumah sebesar itu. Dan bertemu keluarga Kinna adalah sebuah kebahagiaan kecil Nata, Ia mau ini semua akan bertahan selama bertahun-tahun ke depan.“Nat, kemarin Kak Riyu habis nyoba acar tim

    Last Updated : 2022-01-06
  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   7. Trio Semprul

    Nata terbangun dari tidurnya karena ponselnya yang sedari tadi berdering padahal hari masih gelap. Dirinya baru bisa tidur jam satu malam setelah menyelesaikan semua barang-barangnya, ternyata pindahan memang sangat melelahkan. Ia bergeming sebentar saat melihat nama Byan tertera di sana. Ia bingung mengapa sepupunya itu pagi-pagi buta menelfon bahkan meninggalkan misscall sebanyak ini. Ia membuka ruang obrolan berisi para pangeran dan benar saja keberadaannya sejak semalam sudah dicari-cari. Nata menghembuskan nafasnya berat, lagi-lagi tak ada hari tenang di hidupnya. Sepagi ini sebuah surat dari Bomo telah datang yang menandakan bahwa Eyang Ararya sudah tahu tentang kepindahan Nata. Bomo mengatakan bahwa Nata harus ke Solo untuk mempertanggung jawabkan semua pelanggarannya. Lagi-lagi Nata kembali ke Solo untuk diadili. Sepertinya hanya Nata yang hidupnya berwarna-warni seperti ini sebagai seorang pangeran. “Ya Allah, mau punya istri a

    Last Updated : 2022-01-06
  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   8. Tanggung Jawab

    "Aku mau minta kamu tanggung jawab," ucap Kinna. Langkah Nata terhenti. Kakinya memutar dan menghadapkan tubuhnya di depan Kinna dengan tegap. Netranya menatap lurus ke manik pekat kesukaannya. Kepala Nata mendekat tiba-tiba membuat jarak keduanya terkikis dan hanya tinggal beberapa senti lagi sampai hidung mereka bersentuhan. "Kamu hamil?" tanya Nata. Nata kembali berpikir apakah keduanya memang sudah melakukan sejauh itu? Seingat Nata keduanya memang sering berciuman bahkan saling menyentuh namun hanya sebatas itu, Nata masih tahu batasan. Namun tiba-tiba pipi Nata di cubit kuat oleh Kinna membuatnya berteriak mengaduh kesakitan. Bukannya menghentikan aksinya, Kinna justru semakin liar mempermainkan pipi Nata. "Ampunnn sayang! Sakit!" seru Nata. "Lepasin dulu!" pekik Nata sembari menarik tangan Kinna untuk melepaskan pipinya. Setelah puas akhirnya Kinna melepaskan tangannya dan itu membuat Nata m

    Last Updated : 2022-01-06
  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   1. Malam Pertunangan

    Malam ini aula Keraton Solo sedang mengadakan pesta jamuan untuk pertunangan Pangeran ke-3 mereka. Trah Ararya merupakan trah Jawa murni dengan status kasta tertinggi yang masih ada di jaman yang sudah serba modern ini. Trah ini jugalah yang sekarang meneruskan tahta Raja Solo. Berkembangnya kehidupan di luar kerajaan yang pesat lantas tak membuat budaya mereka terlihat kuno. Kerajaan kini dapat dengan baik beradaptasi meskipun masih menerapkan nilai-nilai budaya Jawa yang masih kental.Adinata Lingga Ararya atau yang biasa di panggil Nata itu tengah menenggak jus jeruk di hadapannya dengan tidak sabaran. Ia menatap kedua pasangan yang sedang ada di hadapan para sesepuh dan juga keluarga besar dengan tenang, semua orang setuju jika kakak sepupunya itu sangat serasi dengan tunangannya.Ketenangan Pangeran ke-4 trah Ararya itu justru mengundang banyak sekali tatapan keheranan dari pangeran-pangeran yang lain. Contohnya sekarang Byan si Pangeran ke-1 sedang memperhatikan

    Last Updated : 2021-12-18
  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   2. Perjodohan

    Nata terbangun saat hari masih subuh. Ia semalam baru tidur jam satu pagi karena asik bermain game online dengan sahabat-sahabatnya. Namun karena ini di Keraton membuatnya mempunyai kebiasaan akan bangun sebelum fajar meskipun jam tidurnya berkurang. Sudah jadi kebiasaannya sejak kecil, entah karena semua orang memang dididik untuk bangun jam segini atau memang Nata tak begitu nyaman tidur di Keraton. Nata menatap ponselnya dan tak menemukan satupun pesan dari kekasihnya. Kamarnya pagi itu terasa lebih dingin sebab Nata lupa menutup jendelanya semalam. Setelah memastikan jendela kamar tertutup, Nata pun menuju kamar mandi dan mencuci muka. Jika sudah begini Nata bingung ingin melakukan apa. Tak ada yang bisa dilakukan jam lima pagi, meskipun semua orang sudah bangun namun kebanyakan memilih untuk berdiam diri di kamar sedangkan Nata tidak bisa terus-terus an diam, aura nya tidak cocok untuk berdiam diri saja. Akhirnya Nata memutuskan untuk mencuci mukanya dan kembali terbeng

    Last Updated : 2021-12-18

Latest chapter

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   8. Tanggung Jawab

    "Aku mau minta kamu tanggung jawab," ucap Kinna. Langkah Nata terhenti. Kakinya memutar dan menghadapkan tubuhnya di depan Kinna dengan tegap. Netranya menatap lurus ke manik pekat kesukaannya. Kepala Nata mendekat tiba-tiba membuat jarak keduanya terkikis dan hanya tinggal beberapa senti lagi sampai hidung mereka bersentuhan. "Kamu hamil?" tanya Nata. Nata kembali berpikir apakah keduanya memang sudah melakukan sejauh itu? Seingat Nata keduanya memang sering berciuman bahkan saling menyentuh namun hanya sebatas itu, Nata masih tahu batasan. Namun tiba-tiba pipi Nata di cubit kuat oleh Kinna membuatnya berteriak mengaduh kesakitan. Bukannya menghentikan aksinya, Kinna justru semakin liar mempermainkan pipi Nata. "Ampunnn sayang! Sakit!" seru Nata. "Lepasin dulu!" pekik Nata sembari menarik tangan Kinna untuk melepaskan pipinya. Setelah puas akhirnya Kinna melepaskan tangannya dan itu membuat Nata m

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   7. Trio Semprul

    Nata terbangun dari tidurnya karena ponselnya yang sedari tadi berdering padahal hari masih gelap. Dirinya baru bisa tidur jam satu malam setelah menyelesaikan semua barang-barangnya, ternyata pindahan memang sangat melelahkan. Ia bergeming sebentar saat melihat nama Byan tertera di sana. Ia bingung mengapa sepupunya itu pagi-pagi buta menelfon bahkan meninggalkan misscall sebanyak ini. Ia membuka ruang obrolan berisi para pangeran dan benar saja keberadaannya sejak semalam sudah dicari-cari. Nata menghembuskan nafasnya berat, lagi-lagi tak ada hari tenang di hidupnya. Sepagi ini sebuah surat dari Bomo telah datang yang menandakan bahwa Eyang Ararya sudah tahu tentang kepindahan Nata. Bomo mengatakan bahwa Nata harus ke Solo untuk mempertanggung jawabkan semua pelanggarannya. Lagi-lagi Nata kembali ke Solo untuk diadili. Sepertinya hanya Nata yang hidupnya berwarna-warni seperti ini sebagai seorang pangeran. “Ya Allah, mau punya istri a

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   6. Keputusan Nata

    Nata berkali-kali tak bisa menahan rasa bahagiannya dapat ikut berkumpul dengan keluarga Kinna. Meskipun hanya di isi oleh Ibu Kinna, Riyu dan juga Kinna tapi rumah ini selalu ramai dan itu yang tak bisa Nata dapatkan di rumahnya. Sejak kecil Nata selalu bergaul dengan para Abdi Dalem, Ia tak punya saudara yang dapat diajak bermain bersama. Sejak kecil pula Nata hanya bergaul dengan sepupu-sepupunya di Sekolah Kerajaan. Nata tak punya banyak teman kala itu karena tingkahnya yang sangat nakal di antara anak-anak bangsawan.Ia baru punya teman banyak setelah masuk SMP di Jakarta dan bertemu sahabat-sahabatnya yang sekarang. Itulah mengapa sebelum ini kehidupannya sangat hampa. Ia tak kekurangan kasih sayang orang tuanya, hanya saja Nata selalu kesepian karena tak punya teman di rumah sebesar itu. Dan bertemu keluarga Kinna adalah sebuah kebahagiaan kecil Nata, Ia mau ini semua akan bertahan selama bertahun-tahun ke depan.“Nat, kemarin Kak Riyu habis nyoba acar tim

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   5. Pacar

    Nata menatap jalanan Ibukota yang tak pernah ada sepinya. Bahkan sedari tadi mobilnya belum juga bergerak maju. Salahkan dirinya yang nekat pergi ke rumah Kinna pada jam-jam sibuk seperti ini. Langit yang semula terang kini sudah kehilangan semburat jingganya. Hampir dua jam Nata berdiam diri di mobil. Ia bahkan sudah menyelesaikan satu album penuh lagi Sheila On 7. Saat Ia melihat ke arah maps, ternyata bukan hanya karena jam sibuk namun juga terjadi kecelakaan di depan pintu tol. Hal itu yang membuat arus kendaraan sama sekali tidak bisa bergerak.“Gue suka Jakarta dari pada Solo, tapi enggak buat macetannya,” ujar Nata.Satu jam kemudian mobil Nata baru bisa bergerak sedikit demi sedikit dan setengah jam berikutnya Ia baru bisa sampai di depan rumah Sang Kekasih. Nata menekan bel rumah minimalis tersebut, rumah Kinna mungkin tak sebesar miliknya namun Nata selalu merasa rumah kekasihnya itu lebih terlihat hangat dibanding rumahnya. Sejak kecil Nata selal

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   4. Keresahan Nata

    Dengan sandwich yang masih ada di mulutnya, Nata sibuk menghubungi sahabatnya yang tadi berkata akan menjemput di bandara. Satu jam yang lalu Nata sampai di sini namun sahabatnya itu belum muncul juga. Nata bahkan telah menelfon berkali-kali entah berapa banyak panggilan tak terjawab yang akan sahabatnya itu dapatkan. Nata menunggu dengan beberapa kali umpatan keluar dari mulutnya. “Lo dimana sih nyet?” umpat Nata. Jika sudah di Jakarta maka Nata bisa kembali kepada dirinya sendiri. Ia tak harus pusing menjaga lisan karena tak akan ada yang tahu. Ia bebas mengumpat bahkan juga tertawa sekeras mungkin, tak akan ada Abdi Dalem yang menegur. Ini wilayah kebebasan Nata dan lebih baik karena jauh dari Eyang Kakung. Nata mendapatkan kembali dirinya sekarang. Lima menit kemudian sosok laki-laki tinggi berwajah blesteran bule datang menghampiri Nata yang masih sibuk menghabiskan makanannya.Laki-laki itu berjalan dengan santainya dengan tangan di saku. Tentu

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   3. Tertolak

    Ibu Nata sedari tadi menahan anak semata wayangnya untuk menghentikan kalimatnya. Perkataan Nata berhasil membuat semua orang gaduh di tempatnya. Nata menatap Eyangnya dengan berani, entah dari mana Ia mendapat keberanian sebesar ini. Ia ingin semua orang tahu kalau Nata tak ingin ada perjodohan dalam hidupnya. Mungkin semua orang bisa menerima takdir mereka, namun Nata ingin sekali saja merubah takdirnya. “Nata gak mau di jodohin apalagi tunangan,” tegas Nata kembali. “Tidak bisa, tradisi tetap tradisi!” sentak Eyang Kakung. “Nata duduk,” ujar Ayah Nata memperingatkan anaknya. “Maaf Eyang, Pakdhe, Budhe, Mas, Mbak, Paklek dan Bulek, Nata tidak bisa meneruskan tradisi ini,” putus Nata. “Saya Adinata Lingga Ararya menolak adanya perjodohan ini secara lahir dan batin,” imbuh Nata. Setelah berujar demikian Nata pamit kembali ke kamarnya lebih dulu. Ia segera membereskan semua barang bawaannya. Jika Nata berdiam diri lebih lama di sini mak

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   2. Perjodohan

    Nata terbangun saat hari masih subuh. Ia semalam baru tidur jam satu pagi karena asik bermain game online dengan sahabat-sahabatnya. Namun karena ini di Keraton membuatnya mempunyai kebiasaan akan bangun sebelum fajar meskipun jam tidurnya berkurang. Sudah jadi kebiasaannya sejak kecil, entah karena semua orang memang dididik untuk bangun jam segini atau memang Nata tak begitu nyaman tidur di Keraton. Nata menatap ponselnya dan tak menemukan satupun pesan dari kekasihnya. Kamarnya pagi itu terasa lebih dingin sebab Nata lupa menutup jendelanya semalam. Setelah memastikan jendela kamar tertutup, Nata pun menuju kamar mandi dan mencuci muka. Jika sudah begini Nata bingung ingin melakukan apa. Tak ada yang bisa dilakukan jam lima pagi, meskipun semua orang sudah bangun namun kebanyakan memilih untuk berdiam diri di kamar sedangkan Nata tidak bisa terus-terus an diam, aura nya tidak cocok untuk berdiam diri saja. Akhirnya Nata memutuskan untuk mencuci mukanya dan kembali terbeng

  • Ini Bukan Perjodohan Pangeran Biasa   1. Malam Pertunangan

    Malam ini aula Keraton Solo sedang mengadakan pesta jamuan untuk pertunangan Pangeran ke-3 mereka. Trah Ararya merupakan trah Jawa murni dengan status kasta tertinggi yang masih ada di jaman yang sudah serba modern ini. Trah ini jugalah yang sekarang meneruskan tahta Raja Solo. Berkembangnya kehidupan di luar kerajaan yang pesat lantas tak membuat budaya mereka terlihat kuno. Kerajaan kini dapat dengan baik beradaptasi meskipun masih menerapkan nilai-nilai budaya Jawa yang masih kental.Adinata Lingga Ararya atau yang biasa di panggil Nata itu tengah menenggak jus jeruk di hadapannya dengan tidak sabaran. Ia menatap kedua pasangan yang sedang ada di hadapan para sesepuh dan juga keluarga besar dengan tenang, semua orang setuju jika kakak sepupunya itu sangat serasi dengan tunangannya.Ketenangan Pangeran ke-4 trah Ararya itu justru mengundang banyak sekali tatapan keheranan dari pangeran-pangeran yang lain. Contohnya sekarang Byan si Pangeran ke-1 sedang memperhatikan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status